Bab 3 PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN
C. Pendekatan Sistem
Pendekatan yang ketiga dalam pengembangan karikulum adalah pendekatan sistem. Dengan pendekatan sistem maka unsur- unsur kurikulum dapat dianalisis lebih detail, dan jelas tampak hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya.
1. Pengertian Sistem
Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang saling terkait satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Bila kita mengkaji persoalan dengan pendekatan sistem, maka terlebih dahulu harus dikaji apakah yang menjadi tujuan, kemudian baru dikaji pula bagaimana hubungan timbal balik antara unsur-unsur sistem itu. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan dihasilkannya suatu keputusan yang rasional, tentang upaya pencapaian tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa analisis atau kajian sistem pada dasarya semacam metode berpikir untuk memecahkan suatu masalah.
Kajian tentang suatu sistem setidak-tidaknya harus dilakukan terhadap tiga komponen, yaitu masukan, proses, dan output (keluaran). Hubungan antara komponen-komponen itu dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Bagan: Dasar analisis sistem
Masukan atau input adalah bahan mentah yang akan diolah.
Proses adalah kegiatan-kegiatan dalam mengolah masukan sehingga
diperoleh hasil tertentu. Keluaran adalah hasil yang diperoleh sebagaimana direncanakan sesuai dengan tujuan. Hasil yang diperoleh dapat menjadi balikan, sebagai dasar untuk perbaikan, baik pada masukan maupun pada proses.
Berdasarkan bagan di atas, selanjutnya dapat dilakukan kajian dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Apakah tujuan yang hendak dicapai?
b. Apakah yang akan menjadi masukan?
c. Bagaimana prosesnya, terutama berkenaan dengan; bahan apa yang akan diberikan kepada masukan?
d. Bagaimana cara mengolah atau menanganinya? Alat-alat apa yang diperlukan?
e. Bagaimana menilai keberhasilan keluaran?
f. Bagaimana melakukan perbaikan sistem?
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu sistem. Analisis sistem sebagaimana digambarkan di atas dapat diterapkan pada bidang kurikulum. Analisis ini dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:
Bagan: Penerapan analisis sistem dalam kurikulum
Berdasarkan bagan di atas, analisis sistem dapat diterapkan dalam mengkaji kurikulum. Bagan tersebut menggambarkan tentang komponen- komponen masukan, yaitu anak sebelum mengalami proses pendidikan, proses yaitu implementasi kurikulum, dan keluaran yaitu anak setelah mengalami proses pendidikan. Kajian lebih lanjut tentang penerapan analisis sistem dalam kurikulum dapat dilakukan berdasarkan atas kajian terhadap komponen -komponen kurikulum itu sendiri, yaitu tujuan, isi, proses, dan evaluasi. Untuk memperoleh hasil, baik yang berupa kurikulum mikro, kurikulum bidang studi, ataupun kurikulum makro perlu dirumuskan terlebih dahulu rancang bangun sistem untuk penyusunan maupun rekayasa kurikulum.
2. Ciri-Ciri Sistem
Suatu sistem pada dasarnya ditandai dengan ciri-ciri tertentu sebagaimana diuraikan berikut ini:
a. Tujuan
Setiap sistem selalu mempunyai tujuan. Misalnya, tujuan suatu lembaga pendidikan adalah untuk memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkannya.
b. Fungsi-fungsi
Adanya tujuan yang harus dicapai suatu sistem menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha tercapainya tujuan tersebut.
c. Komponen-komponen
Demi terlaksananya masing-masing fungsi yang menunjang usaha tercapai nya tujuan, di dalam suatu sistem diperlukan adanya komponen-komponen yang melaksanakan masing- masing fungsi tersebut.
d. Interaksi dan saling bergantung
Komponen-komponen dalam suatu sistem saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain. Kemacetan pada suatu
komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain dan sistem secara keseluruhan.
e. Dikelilingi oleh sistem-sistem yang lain
Suatu sistem tidak berdiri sendiri. Suatu sistem menerima masukan dari sistem-sistem lain tersebut dan pada gilirannya sistem-sistem tersebut menerima keluaran yang dihasilkan oleh sistem tadi.
f. Proses transformasi
Setiap sistem mempunyai misi untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Proses ini disebut proses transformasi.
g. Efek sinergestik
Setiap sistem memiliki efek sinergestik (pengaruh keterpaduan) yang diper oleh melalui perpaduan yang kokoh dan serasi antara komponen-komponen yang saling menunjang.
h. Mekanisme umpan balik
Setiap sistem memiliki mekanisme umpan balik sebagai fungsi kontrolnya, dan untuk menjaga mutu sistem itu sendiri.
i. Bersifat relatif
Suatu sistem bersifat relatif, sebab tergantung situasi atau lingkup cara pandangnya. Sebuah sistem bisa dipandang sebagai subsistem; bisa pula dilihat sebagai suatu sistem; atau bahkan supra sistem.
3. Rancang Bangun Sistem Dalam Pengembangan Kurikulum Rancang bangun kurikulum adalah pola umum yang memetakan komponen-komponen kurikulum berdasarkan pola pikir penyusunannya. Rancang bangun yang memetakan hubungan timbal balik komponen-komponen kurikulum memungkinkan kita mengenali semua komponen dan kesesuaiannya satu sama lain dalam upaya memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi, melalui penciptaan program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat atau program yang berhasil guna dan tepat guna. Setiap
bentuk kurikulum menekankan pada komponen tertentu dalam rancang bangunnya.
Rancang-bangun sistem merupakan suatu rancangan atau pola umum dalam mengembangkan suatu sistem. Pada hakikatnya, rancang-bangun sistem merupakan pola pikir kita dalam menganalisis suatu sistem sehingga menghasilkan sistem baru.
Dalam penyusunan maupun pengembangan kurikulum, rancang- bangun sistem berarti pola umum yang digunakan sebagai dasar analisis.
Rancang bangun sistem dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum bertolak dari pengertian sistem dengan melakukan kajian terhadap komponen-komponen kurikulum yang dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Analisis Pengalaman Belajar Organisasi Pengalaman Belajar
Analisis Kegiatan Belajar Metode Belajar
Mengajar Alat-Alat
Pelajaran
Rencana Evaluasi Kurikulum dan Analisis Kebutuhan,
Tuntutan, dan Harapan Analisis Tujuan
Kurikulum
Pelaksanaan Evaluasi
Bagan: Rancang-bangun sistem dalam penyusunan kurikulum Pada gambar di atas, garis menunjukkan arah alur kegiatan, sedangkan garis …… menunjukkan arah balikan. Permulaan kegiatan dalam penyusunan kurikulum (pada level makro) adalah menganalisis kebutuhan, tuntutan dan harapan dari diselenggarakannya pendidikan. Berdasarkan analisis kebutuhan ini maka dirumuskan tujuan.
Pada level makro, yaitu dalam pengembangan kurikulum bidang studi, tujuan dapat langsung dijabarkan dari tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum resmi. Jadi, pengembang kurikulum tinggal menjabarkan tujuan-tujuan itu ke dalam bentuk tujuan yang lebih operasional.
Berdasarkan tujuan yang dirumuskan, selanjutnya dilakukan analisis pengalaman belajar, dan bagaimana pengalaman belajar tersebut diorganisasi. Dalam pengembangan kurikulum, inipun tinggal menjabarkan dari kurikulum resmi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor terutama yang menyangkut faktor kemasyarakatan. Tujuan kurikulum juga dijadikan dasar dalam merumuskan rencana evaluasi dan pelaksanaannya, serta analisis kegiatan belajar yang menyangkut metode dan alat.
Sebagaimana terlihat dalam gambar, hasil evaluasi merupakan balikan untuk meninjau kembali tujuan, pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, serta kegiatan belajar mengajar untuk kepentingan revisi atau perbaikan.
Sedangkan Moore, Alex (2003) mengajukan model alternatif dalam pengembangan kurikulum yang meliputi:
Pengembangan kurikulum hendaknya dimulai dengan
• pengalaman peserta didik itu sendiri, justeru bukannya dimulai dengan ilmu pengetahuan dan keterampuilan yang sudah mapan terbangun selama ini,
Pengembangan kurikulum menekankan pada kreativitas,
• keterampilan berkomunikasi dan rasa menghargai,
Pengembangan kurikulum dimulai dari tujuan pendidikan itu
• sendiri.
IKHTISAR
1. Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum adalah pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran, pendekatan yang berorientasi pada tujuan dan pendekatan sistem.
2. Pendekatan yang berorientasi pada bahan memandang bahwa pendekatan kurikulum yang akan diterapkan di kelas mengacu pada bahan pelajaran. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan adalah pengembangan kurikulum lebih mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan yang mengacu kepada keseluruhan komponen dalam pengembangan kurikulum.
3. Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang saling terkait satu sama lain untuk mencapai tujuan.
4. Sistem memiliki ciri-ciri berikut; tujuan, fungsi-fungsi, komponen-komponen, interaksi dan saling bergantung, dikelilingi oleh sistem-sistem yang lain, proses transformasi, efek sinergestik, mekanisme umpan balik, dan bersifat relatif.
5. Tujuan setiap sistem selalu mempunyai tujuan. Fungsi- fungsi; tujuan menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan. Komponen-komponen; dalam sistem diperlukan komponen-komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Interaksi dan saling bergantung; komponen- komponen dalam sistem saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain. Dikelilingi oleh sistem-sistem yang lain; suatu sistem tidak berdiri sendiri. Proses transformasi; setiap sistem mempunyai misi untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
Mekanisme umpan balik; setiap sistem memiliki mekanisme umpan balik sebagai fungsi kontrolnya, untuk menjaga sistem.
Bersifat relatif; suatu sistem bersifat relatif, sebab tergantung situasi atau lingkup serta cara memandangnya.
6. Rancang-bangun sistem merupakan suatu rancangan atau pola umum dalam mengembangkan suatu sistem pada hakikatnya.
Rancang bangun sistem merupakan pola pikir kita dalam menganalisis suatu sistem sehingga menghasilkan sistem baru.
DAFTAR RUJUKAN
Moore, Alex. 2003. Teaching and Learning: Pedagogy, Curriculum and Culture. Taylor & Francis e-Library.
Ali, Muhammad. 1992. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung:
Penerbit Sinar Baru. Bab 3, hal. 50-68.
Soeharto, Karti, dkk. 1995. Teknologi Pembelajaran: Pendekatan Sistem, Konsepsi dan Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media.
Surabaya: Penerbit “SIC”. Bab 1, hal. 5-16.
Subandijah. 1993. Pengembangan dan lnovasi Kurikulum. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. Bab 2, hal. 55-63.
Wiles, J dan Bondi, J. 1989. Curriculum Development: A Guide to Practice.
Colombus, Ohio: Merril Publishing Company. Bab I, hal. 99- 103.
Bab 4
DASAR-DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
B
agian ini secara khusus membahas tentang dasar-dasar pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam.Dasar-dasar tersebut pada hakekatnya adalah faktor- faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum pendidikan Agama Islam ketika mereka hendak mengembangkan atau merencanakan suatu kurikulum lembaga pendidikan, baik madrasah/sekolah maupun lembaga pendidikan luar madrasah/sekolah.
Dasar-dasar tersebut adalah: 1) Al-Qur’an dan Sunnah, 2) falsafah dan tujuan kurikulum, 3) kemasyarakatan, 4) kebudayaan atau sosial kultural, 5) psikologi belajar serta pertumbuhan dan perkembangan pebelajar (Hamalik, 1990), dan 6) isi bidang studi.