BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kontrol Diri
a. Pengertian Kontrol Diri
Menurut Borba kontrol diri merupakan kemampuan mengendalikan pikiran dan tindakan dalam menahan dorongan agar dapat mengambil tindakan yang tepat saat merespon suatu kejadian (Sekarningrum dkk, 2021). Thalib menyatakan kontrol diri merupakan kemampuan mengendalikan dorongan-dorongan baik dari dalam maupun luar diri (Fachrurrozi, 2018). Kemampuan mengendalikan pikiran dan tindakan agar bisa menahan dorongan yang berasal dari dalam maupun luar sehingga dapat bertindak dengan benar dan tidak melanggar norma yang berlaku dimasyarakat (Liswantianti dan Nugrahanta, 2021).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kontrol diri merupakan kemampuan seseorang mengendalikan tindakan dan pikiran dalam menahan dorongan yang berasal dari dalam maupun luar agar dapat mengambil tindakan dengan tepat.
b. Pentingnya Kontrol Diri
Kontrol diri membantu seseorang untuk mengendalikan perilaku agar dapat bertindak sesuai pikiran dan hati nurani dengan penuh pertimbangan (Sekarningrum & Nugrahanta, 2021).
Seseorang membutuhkan kontrol diri agar dapat membimbing,
mengarahkan, dan mengatur perilakunya ke arah yang positif melalui pertimbangan yang matang (Suherman, 2016). Kemampuan mengontrol diri yang baik bisa membantu setiap orang untuk menahan diri dari dorongan melakukan suatu penyimpangan (Yolanda dkk, 2019). Semakin tinggi kontrol diri seseorang maka semakin rendah perilaku negatifnya (Sari, 2017). Rendahnya kontrol diri seseorang menyebabkan ketidakmampuan individu dalam mengatur dan mengontrol perilakunya sehingga muncul tindakan tidak terkontrol (Yunita & Sholihah, 2021). Peran penting kontrol diri bagi seseorang yakni membatasi perhatian individu kepada orang lain, membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain, menghindari tingkah laku negatif, dan membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang.
c. Aspek-Aspek Kontrol Diri
Menurut Thalib (2010) mengemukakan bahwa kontrol diri mencakup tiga aspek, yaitu:
1) Kontrol perilaku
Kontrol perilaku merupakan kemampuan mengendalikan tindakan dalam menanggapi suatu kejadian.
Kemampuan mengontrol perilaku meliputi kemampuan mengambil tindakan nyata untuk mengurangi dampak negatif.
Komponen kontrol perilaku terdiri dari kemampuan mengatur pelaksanaan dan kemampuan mengatur stimulus. Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan untuk
menentukan siapa yang mengendalikan situasi. Sedangkan kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk menentukan bagaimana dan kapan situasi yang tidak dikehendaki terjadi.
2) Kontrol kognitif
Kontrol kognitif merupakan kemampuan mengendalikan pikiran ketika menghadapi suatu permasalahan.
Aspek kontrol kognitif memungkinkan seseorang untuk mengolah informasi yang tidak diinginkan, mengantisispasi, menafsirkan, dan menilai suatu peristiwa. Kontrol ini terdiri dari dua komponen yaitu mengantisipasi peristiwa dan menafsirkan peristiwa. Kemampuan mengantisipasi peristiwa bertumpu pada informasi seseorang mengenai keadaan tidak menyenangkan sehingga dapat diantisipasi dengan pertimbangan yang matang.
Sedangkan kemampuan menafsirkan peristiwa berarti penafsiran dan penilaian seseorang terhadap suatu keadaan dengan melihat dari sisi positif secara subjektif.
3) Kontrol keputusan
Kontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang unruk memilih suatu tindakan berdasarkan sesuatu yang diyakini ketika terdapat kesempatan atau kebebasan. Pilihan yang umum maupun alternatif dapat dipilih dalam suatu kesempatan.
Aspek kontrol diri juga diungkapkan oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (dalam Kurniasari, 2014) menjadi lima aspek sebagai berikut:
1) Kedisiplinan
Aspek ini menilai kedisiplinan seseorang saat melakukan sesuatu. Tingginya kedisiplinan seseorang membantu memfokuskan diri dan menahan diri dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi.
2) Kehati-hatian
Aspek ini menilai kecenderungan kehati-hatian seseorang saat melakukan sesuatu dengan pertimbangan matang.
Seseorang yang berhati-hati ketika melakukan sesuatu dapat bersifat tenang dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
3) Kebiasaan sehat
Kebiasaan sehat merupakan kemampuan seseorang dalam mengatur pola perilaku menyehatkan dan mampu menolak sesuatu yang dapat berdampak buruk. Seseorang dengan kebiasaan sehat mengutamakan hal-hal yang berdampak baik meski tidak diterima secara langsung.
4) Etika kerja
Aspek ini menilai aturan diri terkait etika seseorang dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Seseorang yang memiliki etika kerja baik mampu menyelesaikan tugas tanpa dipengaruhi hal-hal lain.
5) Konsisten
Aspek ini menilai tentang kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu dengan jangka waktu panjang. Seseorang yang konsisten dapat mengatur perilaku untuk mewujudkan rencananya.
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kontrol Diri
Secara sederhana, aspek kontrol diri dibagi menjadi dua yakni aspek internal dan eksternal (Safaria dkk, 2022). Aspek internal merupakan aspek yang berasal dari diri seseorang terkait karakteristik selama perkembangannya. Sedangkan aspek eksternal kontrol diri merupakan aspek yang berasal dari luar diri. Faktor tersebut diantaranya:
1) Faktor internal
a) Kecerdasan kognitif
Kecerdasan kognitif berperan penting dalam pengembangan kontrol diri. Wawasan dan pengetahuan yang luas dapat membantu individu untuk membedakan hal-hal yang seharusnya dilakukan atau tidak. Kecerdasan ini sebatas teori yang mungkin belum sepenuhnya bisa diterapkan oleh individu.
b) Kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional berpengaruh pada pengendalian diri individu karena pengelolaan emosi yang tidak baik dapat menyebabkan tindakan tidak terkontrol.
Kemampuan kecerdasan emosional yang baik dapat mengarahkan seseorang pada emosi positif. Rendahnya kecerdasan emosional dapat menghambat tumbuhnya emosi positif dan empati sehingga individu cenderung pada tindakan tanpa pertimbangan.
c) Usia
Individu dapat mengembangkan kemampuan kontrol diri seiring bertambahnya usia. Seiring bertambahnya usia, pengalaman individu dalam menghadapi berbagai situasi semakin banyak. Pengalaman tersebut menjadi pembelajaran dan bahan evaluasi untuk kedepannya sehingga bisa membantu individu dalam mengontrol diri dengan penuh pertimbangan dan matang.
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap individu. Perilaku individu terbentuk sesuai dengan kebiasaan dalam lingkungan keluarga. Apabila lingkungan keluarga tidak menciptakan kenyamanan maka individu cenderung tidak pendiam sehingga tidak terlatih mengendalikan diri dalam menghadapi situasi yang belum pernah ditemui.
b) Interaksi teman sebaya
Lingkungan kedua setelah keluarga adalah teman sebaya dimana lingkungan ini beranggotakan individu yang berusia hampir sama. Intensitas pertemuan yang tinggi menyebabkan individu harus mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya. Individu cenderung lebih nyaman berbagi cerita dengan teman sebaya daripada keluarga. Hal ini dapat mempengaruhi tindakan individu dalam menghadapi situasi sesuai dengan kebiasaan dan pola pikir kelompok teman sebaya.
c) Status ekonomi sosial
Status ekonomi dan sosial individu dapat mempengaruhi kemampuan kontrol diri. Apabila individu memiliki status ekonimi sosial yang lebih tinggi dibandingkan anggota kelompok dapat menyebabkan individu tersebut merasa berkuasa. Hal tersebut dapat memicu tindakan tidak terkontrol yang merugikan individu lain.
e. Indikator Kontrol Diri
Menurut Thalib (2010) indikator kontrol diri dapat dijabarkan dengan deskripsi sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Indikator Kontrol Diri
Aspek Indikator
Kontrol Perilaku 1. Mampu mengontrol perilaku 2. Mampu mengendalikan
situasi
Kontrol Kognitif 1. Mampu mengantisipasi
peristiwa melalui
pertimbangan
2. Mampu menilai peristiwa dengan memperhatikan sisi positif
Kontrol Keputusan 1. Mampu memilih tindakan berdasarkan apa yang diyakini
2. Mampu memiliki pilihan alternatif ketika menghadapi suatu peristiwa
Sumber : Thalib (2010)