• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

juga memiliki hubungan linear yang positif dengan nilai signifikansi 0,092

> 0,05. Data dinyatakan normal dan linear sehingga dapat dilanjutkan pengujian hipotesis. Pembahasan uji hipotesis disajikan dalam pemaparan berikut:

1. Hubungan kecerdasan emosional dengan kontrol diri siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo

Hasil analisis uji hipotesis dengan menggunakan korelasi product moment antara kecerdasan emosional dengan kontrol diri diperoleh rhitung sebesar 0,630 yang lebih besar dibandingkan rtabel 0,187. Hal ini menunjukkan penerimaan Ha1 dan penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dan kontrol diri siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi kontrol diri.

Hubungan ini berada ditaraf kuat karena rhitung 0,630 berada pada interval 0,60 – 0,799. Kecerdasan emosional siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo berada di tingkat sedang dengan persentase 41,28%

sebanyak 45 siswa. Hal ini berarti kecerdasan emosional siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo tidak tinggi dan tidak rendah. indikator yang memiliki skor tertinggi yaitu sikap peduli dan toleran pada teman (aspek mengenali emosi orang lain) dan berusaha menyelesaikan masalah dengan teman (aspek membina hubungan) dengan persentase 76%. Sedangkan skor terendah dimiliki indikator sikap tanggung jawab saat bekerja sama (aspek memotivasi diri) dengan persentase 49%. Siswa yang mampu peduli dan

toleran kepada teman lebih dapat berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan. Hal ini dapat menghindarkan siswa dari perilaku tidak terkontrol dan menunjukkan kecerdasan emosional yang baik sehingga siswa dapat membina hubungan baik dengan setiap individu. Namun, siswa tidak bertanggung jawab saat bekerja sama sehingga menyebabkan kecerdasan emosionalnya kurang karena hal tersebut dapat memicu adanya kesalahpahaman dengan teman dan menunjukkan kurangnya motivasi diri.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenal, menguasai, dan mengendalikan emosi yang ada dalam diri (Mudarrisa, 2014). Apabila siswa memiliki kemampuan-kemampuan tersebut dengan baik, maka dapat membantu siswa dalam mengontrol diri. Perkembangan emosi yang baik berdampak pada kestabilan emosi dan pertumbuhan emosi positif. Kestabilan emosi mempengaruhi sikap seorang siswa dimana emosi dapat menjadi dasar individu dalam bersikap (Masruroh, 2014). Hal ini membuktikan bahwa kecerdasan emosional berperan pada kestabilan emosi untuk mengendalikan diri dengan baik.

Hal ini didukung dengan penelitian Khairunnisya & Zuraida (2020) yang menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara kecerdasan emosional dan pengendalian diri. Kecerdasan emosional yang baik dapat membantu seseorang untuk mengendalikan perilaku ke arah positif. Apabila seseorang berperilaku positif maka hal tersebut menunjukkan tingginya kemampuan kontrol diri yang dibekali dengan kecerdasan emosional (Haq dkk, 2022). Penelitian lain yang memperkuat adalah penelitian Imanudin (2017) yang menyatakan bahwa rendahnya kecerdasan emosional dapat

menghambat tumbuhnya emosi positif dan empati sehingga siswa cenderung pada tindakan tanpa pertimbangan. Kecerdasan emosional berpengaruh pada pengendalian diri siswa karena pengelolaan emosi yang tidak baik dapat menyebabkan tindakan tidak terkontrol.

Sejalan dengan penelitian Cahyani dan Siswati (2020) bahwa terdapat korelasi positif antara kecerdasan emosional dengan kontrol diri.

Kecerdasan emosional semakin tinggi maka semakin tinggi pula kontrol diri sehingga siswa dapat mengendalikan pikiran dan tindakan. Tingginya kecerdasan emosional dapat digunakan untuk membimbing pikiran dan tindakan sehingga berpengaruh dengan keputusan yang diambil.

2. Hubungan interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa SDIT Fatahillah Sukoharjo

Hasil uji hipotesis menggunakan korelasi product moment juga dilakukan antara variabel interaksi teman sebaya dengan kontrol diri yang memperoleh rhitung 0,736 yang lebih besar dibandingkan rtabel 0,187. Hal ini menunjukkan penerimaan Ha2 dan penolakan Ho sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023. Hal ini berarti semakin akrab interaksi teman sebaya maka semakin tinggi kontrol diri.

Hubungan tersebut berada pada interval 0,60 – 0,799 dan berada ditaraf kuat. Interaksi teman sebaya siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo berada di tingkat cukup akrab dengan persentase 39,45%

sebanyak 43 siswa. Hal ini berarti interaksi teman sebaya siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo tidak sangat akrab, namun masih dikatakan kurang akrab. Indikator yang memiliki skor tertinggi yaitu penerimaan individu dalam kelompok (aspek keterbukaan) 93%. Sedangkan skor terendah dimiliki indikator kesediaan membantu anggota kelompok (aspek kerjasama) dan intensitas bertemu dengan kelompok (aspek frekuensi hubungan) dengan persentase 73%. Penerimaan individu dengan baik menunjukkan adanya keterbukaan terhadap hal baru yang dapat menambah pengalaman siswa. Pengalaman tersebut dapat membantu siswa dalam menghadapi berbagai masalah. Namun, kurangnya kesediaan siswa dalam membantu kelompok menunjukkan adanya sikap kurang peduli dan membuktikan minimnya intensitas bertemu dalam kelompok.

Interaksi teman sebaya merupakan hubungan antara individu atau suatu kelompok dengan rata – rata usia yang hampir sama dan perbedaan kemampuan dalam memahami satu sama lain (Pierre dalam Hermansyahya, 2019). Hubungan timbal balik dalam proses berinteraksi memberi kesadaran untuk saling mengerti. Memahami dan mengerti satu sama lain ini membutuhkan kemampuan kontrol diri yang baik dengan berperilaku positif.

Sejalan dengan penelitian Regina, dkk (2016) yang menyimpulkan bahwa interaksi teman sebaya dan perilaku sosial anak memiliki hubungan yang signifikan. Kemampuan berperilaku sosial menjadi salah satu dasar dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Intensitas pertemuan yang tinggi menyebabkan besarnya peran teman sebaya terhadap

perilaku anak. Interaksi sosial yang baik dapat membantu anak untuk berperilaku positif dimana hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya kemampuan anak mengontrol diri.

Hubungan ini diperkuat dengan penelitian Yunita dan Sholihah (2021) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa. Siswa yang mampu mengontrol dirinya dengan baik, tidak mengalami hambatan saat berinteraksi dengan teman sebaya. Sedangkan siswa yang cenderung pendiam dan terhambat dalam interaksi dengan teman sebaya tidak dapat mengembangkan kemampuan kontrol diri sehingga seringkali memiliki pikiran diluar kendali dan melakukan tindakan tidak terkontrol (Fathonah, 2018).

3. Hubungan kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa SDIT Fatahillah Sukoharjo

Kuatnya kedua hubungan korelasi product moment menguatkan hubungan korelasi ganda. Hal tersebut diperkuat dengan hasil uji hipotesis korelasi ganda pada penelitian ini. Hasil uji hipotesis korelasi ganda menghasilkan rhitung 0,786 yang lebih besar dari rtabel 0,187. Hal ini menunjukkan penerimaan Ha3 dan penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023. Hubungan ini merupakan hubungan positif dengan Rhitung yang positif sebesar 0,786. Artinya tingginya kecerdasan emosional

dan interaksi teman sebaya secara bersama-sama berhubungan dengan kontrol diri yang tinggi.

Hubungan ini berada ditaraf kuat karena berada pada interval 0,60 – 0,799. Hal ini diperkuat dengan persentase aspek dan indikator paling tinggi dari masing-masing variabel. Penerimaan individu dalam kelompok yang baik dapat membantu siswa untuk membina hubungan baik dengan individu lain. Membina hubungan baik juga dapat dilakukan dengan dukungan adanya sikap peduli dan toleran kepada teman. Apabila siswa memiliki sikap peduli dan toleran maka siswa dapat berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dengan teman tanpa ada perkelahian. Hal tersebut dapat menghindari tindakan tidak terkontrol dan melatih siswa untuk melihat setiap peristiwa dr sisi positif.

Apabila siswa menerapkan kecerdasan emosional yang baik dalam berinteraksi dengan teman sebaya, maka siswa dapat mengontrol diri dengan baik. Siswa yang tidak dapat mengontrol diri menunjukkan rendahnya kecerdasan emosional dan menimbulkan rasa tidak nyaman dalam kelompok sehingga siswa tersebut mengalami hambatan dalam berinteraksi (Patty dkk, 2016). Tindakan maupun kegiatan negatif anak yang mendominasi pikiran berdampak pada ketidakmampuan anak dalam mengontrol diri sehingga tidak dapat mengembangkan kecerdasan emosional dan cenderung memilih menyendiri atau diam daripada berinteraksi dengan teman sebaya (Jannah dkk, 2022).

85 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai hubungan kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kontrol diri siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023 yang dibuktikan rhitung 0,630 > rtabel 0,137 dan signifikansi 0,000 < 0,05.

Hubungan ini merupakan hubungan positif dengan angka korelasi pearson yang positif sebesar 0,630 dan hasil uji linearitas yang memperlihatkan pola hubungan menyebar mengikuti garis positif.

Semakin tinggi kecerdasan emosional siswa maka semakin tinggi kontrol diri siswa, begitu juga sebaliknya. Hubungan ini berada pada taraf kuat.

2. Terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023 yang dibuktikan rhitung 0, 736 > rtabel 0,187 dan signifikansi 0,000 < 0,05.

Hubungan ini merupakan hubungan positif dengan angka korelasi pearson yang positif sebesar 0,736 dan hasil uji linearitas yang memperlihatkan pola hubungan menyebar mengikuti garis positif. Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan

teman sebaya, maka semakin tinggi pula kemampuan kontrol dirinya.

Hubungan ini berada pada taraf kuat.

3. Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023. Hasil rhitung sebesar 0,786 > rtabel 0,187 berarti kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya memiliki hubungan yang dalam taraf kuat. Hubungan ini merupakan hubungan positif dengan Rhitung yang positif sebesar 0,786.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dirumuskan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya memiliki hubungan dengan taraf kuat dalam kemampuan kontrol diri siswa. Guru perlu meningkatkan kecerdasan emosional siswa, tidak hanya terfokus pada kecerdasan kognitif saja.

Siswa juga harus dibimbing dan difasilitasi ketika mendapat masalah dengan teman sebaya sehingga tidak mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan teman. Hal tersebut diharapkan mampu membantu siswa meningkatkan kemampuan mengontrol diri.

2. Bagi Siswa

Siswa kelas atas diharapkan lebih bisa menumbuhkan kecerdasan emosional dan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya sehingga dapat mengontrol diri lebih baik.

3. Bagi Peneliti Lain

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan. emosional dan interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa sehingga peneliti lain bisa melakukan eksplorasi lebih mendalam untuk meningkatkan masing – masing variabel demi kemampuan kontrol diri siswa yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad & Nurjanah. (2016). Hubungan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Kecerdasan Emosional Siswa. Jurnal Al-hikmah. 13 (1): 1- 17.

Alaydrus, Ragwan Mohsen. (2016). Membangun Kontrol Diri Remaja melalui Pendekatan Islam dan Neuroscience. Psikologika. 22 (1): 15-27.

Anisah, dkk. (2021). Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Sikap Sosial pada Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Universitas Garut. 15 (1): 434-443.

Arikunto, Suharsimi. (2018). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asiah, dkk. Faktor Kecanduan Gadget terhadap Perilaku Sosial Peserta didik Kelas V. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan. 8 (17): 465-474.

Asrori, Ahmad. (2009). Hubungan Kecerdasan Emosi dan Interaksi Teman Sebaya dengan Penyesuaian Sosial pada Siswa Kelas VIII Program Akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta. Skripsi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Auliya & Nurwidawati. (2014). Hubungan Kontrol Diri dengan Perilaku Agresi pada Siswa SMA Negeri 1 Padangan Bojonegoro. Character. 2 (3): 1-6.

Baktio, Hari. (2013). Kecerdasan Emosi. Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Aparatur Pemerintahan Tingkat IV. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Borba, Terj. Jusuf. (2008). Membangun Kecerdasan Emosional Tujuh Kebijakan Utama untuk Membentuk Anak Bermoral Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Cahyani & Siswati. (2020). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kontrol Diri pada Remaja Pria Atlet Sepak Bola di Kota Pati. Jurnal Empati. 9 (5): 423-430.

Damayanti & Haryanto. (2017). Kecerdasan Emosional dan Kualitas Hubungan Persahabatan. Gajah Mada Journal of Psychology. Vol. 3 (2) : 86-97.

Daulay, Warda. (2019). Hubungan Interaksi Teman Sebaya dengan Percaya Diri Anak Usia 5-6 Tahun di TK Kelurahan Pondok Cabe Ilir. Skripsi. Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Diantika, Elza. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Kualitas Persahabatan pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi. 10 (2): 167-173.

Djihadah, Nuryati. (2020). Kecerdasan Emosional dan Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Aplikasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Madrasah. Jurnal Pendidikan Madrasah. 5 (1): 1-10.

Ekasari & Yuliyana. (2012). Kontrol Diri dan Dukungan teman Sebaya dengan Coping Stress pada Remaja. Jurnal Soul. 5 (2): 55-66.

Ernilah, dkk. (2022). Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Kontekstual.

3 (2): 158-166.

Fachrurrozi, dkk. (2018). Hubungan Kontrol Diri dengan Disiplin Siswa dalam Belajar. Jurnal Neo Konseling. 1 (1): 1-6.

Fadhilah & Mukhlis. (2021). Hubungan Lingkungan Keluarga, Interaksi Teman Sebaya, dan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan. Vol. 22 (1) : 15-31.

Fadly, Rendy Tubagus. (2015). Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Perilaku Merokok pada Pengurus Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep-Madura.

Skripsi. Sumenep: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Fathonah, Dina Nurul. (2018). Pengaruh Kontrol Diri, Teman Sebaya, dan Iklim Sekolah terhadap Intensi Perilaku Membolos Siswa. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Fitriani. (2020). Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif melalui Kontrol Diri Siswa di SMA YLPI Pekanbaru. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro. 8 (1): 1-8.

Hanifa & Lestari. (2021). Pengaruh Teman Sebaya terhadap Perkembangan Emosional Anak. Jurnal Pendidikan Tembusai. Vol. 5 (1) : 1429-1433.

Haq, dkk. (2023). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Self-Control pada Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Bandung. Vol. 3 (1):

176-191.

Hermansyahya. (2021). Pengaruh Interaksi Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Siswa MTsS Ulumul Qur’an. Skripsi. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Ilhami, dkk. (2022). Psikologi Perkembangan: Teori dan Stimulasi. Sukabumi: CV Jejak.

Imanudin.(2017) Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kontrol Diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Pandeglang. Skripsi. Banten: UIN Sultan Maulana Hasanudiddin.

Jamilah, Delvi Hayati. (2021). Hubungan Interaksi Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bangkinang Kota Kabupaten Kampar. Skripsi.

Pekanbaru : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Jannah, dkk. (2022). Hubungan Interaksi Teman Sebaya dan Self Control dengan Kecanduan Game Online pada Anak Usia Sekolah. JOM FKp. Vol. 9 (1) : 21 – 29.

Khairunnisya & Zuraida. (2020). Kecerdasan Emosional dengan Pengendalian Diri pada Mahasiswa Psikologi Universitas Potensi Utama. Jurnal FPsi. Vol.

1 (1) : 71-88.

Khasanah. (2013). Kecerdasan Emosional Pendidik dalam Al-Qur`an. Jurnal Pendidikan. Vol. 1 (2) : 33-42.

Lana & Indrawati. (2021). Peranan Kualitas Persahabatan dan Kecerdasan Emosional pada Kebahagiaan Remaja. Jurnal Psikologi Udayana. Vol. 8 (1) : 95-108.

Lesminda & Rochmawati. (2021). Pengaruh Uang Saku, Teman Sebaya, Lingkungan Sekitar Terhadap Pengendalian Diri Mahasiswa dalam Pengelolaan Keuangan di Era Covid-19. Jurnal Pendidikan Akuntansi. 9 (2): 158-167.

Liswantiani & Nugrahanta. (2021). Mengoptimalkan Karakter Kontrol Diri Anak dengan Sarana Permainan Tradisional. Yogyakarta: CV Resitasi Pustaka.

Manizar, Aly. (2016). Mengelola Kecerdasan Emosi. Tadrib. 2 (2): 1-16.

Masela, Minggus Salvinus. (2019). Pengaruh Antara Konsep Diri dan Kecerdasan Emosi terhadap Perilaku Prososial pada Remaja. Psikovidya. 23 (2): 214- 224.

Mashar. (2015). Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta:

Kencana.

Masruroh, Ratna N. (2019). Pengaruh Kontrol Diri dan Pengelolaan Kelas Terhadap Disiplin Belajar Siswa Kelas IV SD Se-Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 8 (9):

860-869.

Munir, Humaerah. (2019). Upaya Penanggulangan Dampak Negatif Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Peserta Didik Kelas X MAN 2 Kota Parepare dalam Perspektif Pendidikan Islam. Istiqra`. 7 (1): 1-9.

Ningsih & Susilawati. (2019). Peran Kecerdasan Emosi dan Self-Control pada Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Siswa SMPN di Bali. 12 (23):

12-23.

Patty, dkk. (2016). Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya, Kontrol Diri, dan Jenis Kelamin dengan Prestasi Belajar Siswa di SMA Kristen YPKPM Ambon. Psikomedia. 15 (2): 204-235.

Pramiswari, Santi Eka. (2020). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar PPKN Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Jabung Tahun Ajaran 2019/2020. Jenius: Jurnal of Education Policy and Elementary Education Issues. Vol. 1 (1) : 7-15.

Pratama, dkk. (2021). Metode Analisis Isi (Metode Penelitian Populer Ilmu-Ilmu Sosial). Malang: Unisma Press.

Putra, Aji. (2022). Bocah SD di OKU jadi Korban “BULLY” Teman Satu Kelas, Kepsek hingga Dewan Guru Terancam Dicopot.

(https://regional.kompas.com/) diakses pada 20 Desember 2022.

Regina, dkk. (2016). Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya dengan Perilaku Sosial Anak di Pendidikan Usia Dini Sentosa Pontianak Kota. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini. Vol. 4 (2) : 136 – 142.

Safaria, dkk. (2022). Nomophobia: Riset Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

UAD Press.

Sari, Syska Purnama. (2017). Teknik Psikodrama dalam Mengembangkan Kontrol Diri Siswa. Jurnal Fokus Konseling. 3 (2): 123-137.

Sekarningrum & Nugrahanta. (2021). Menumbuhkan Karakter Kontrol Diri Anak Melalui Permainan Tradisional. Yogyakarta: CV Resitasi Pustaka.

Sekarningrum, dkk. Pengembangan Modul Permainan Tradisional untuk Karakter Kontrol Diri Anak Usia 6-8 Tahun. Elementary School 8. 8 (2): 207-218.

Setyaningrum, dkk. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Jasa Raharja Cabang Jawa Timur). Jurnal Administrasi Bisnis. 26 (1): 211-220.

Sugiyono. (2019). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Maya Masyita. (2016). Efektivitas Strategi Permainan dalam Mengembangkan Self-Control Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. 16 (2): 194-201.

Supinah. (2002). Ketahanan Emosional Kemampuan yang harus dimiliki. Lombok Tengah: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia.

Susilo. (2019). Terapi Depresi: Teknik Kilat Melepaskan Masalah dan Emosi Menggunakan Metode Sederhana EFT. Yogyakarta: Psikologi Corner.

Syifa, dkk. Dampak Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Psikologi pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. 3 (4): 527-533.

Taufik & Halimah. (2019). Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.

Thaib, Eva Nauli. (2013). Hubungan Antara Prestasi Belajar dengan Kecerdasan Emosional. Jurnal ilmiah DIDAKTIKA. 13 (2): 384-399.

Thalib. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta:

Kencana 2010.

Tridhonanto. (2009). Melejitkan Emosi (EQ) Buah Hati. Jakartra: PT Elex Media Komputindo.

Tridhonanto. (2010). Meraih Sukses dengan Kecerdasan Emosional. Jakartra: PT Elex Media Komputindo.

Wagiran. (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan (Teori dan Implementasi).

Yogyakarta: Deepublish.

Winarsunu. (2015). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:

UMM Press.

Yolanda, dkk. (2018). Hubungan Antara Kualitas Kelekatan Orang Tua dan Kontrol Diri dengan Perilaku Agresif pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Kendalrejo Surakarta. Jurnal Wacana. 10 (2): 1-11.

Yunita & Sholihah. (2021). Peran Hubungan Teman Sebaya dan Kontrol Diri dengan Penyesuaian Diri Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 11 Kota Bengkulu. Jurnal Consilia. 4 (1): 94-107.

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Angket Uji Coba Variabel Kecerdasan Emosional

ANGKET PENELITIAN

KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

Nama : ...

No. Absen : ...

Kelas : ...

PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah baik-baik setiap butir pernyataan dan pilihan jawaban.

2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pendapat dan keadaan anda.

3. Beri tanda (✔) pada jawaban yang anda pilih.

4. Jawablah semua pernyataan yang disediakan dan jangan sampai ada yang terlewatkan.

5. Pilihan jawaban terdiri dari:

S : selalu SR : sering

KK : kadang-kadang TP : tidak pernah

No Pernyataan S SR KK TP

1. Saya tahu penyebab kemarahan saya.

2. Saya bingung antara merasa senang atau sedih ketika berbohong.

3. Saya merasa sedih apabila melakukan tindakan negatif.

4. Saya tahu hal positif apa saja yang membuat saya merasa senang.

5. Saya tidak berpikiran untuk berkelahi saat merasa jengkel dengan teman saya.

6. Saya takut saat akan melakukan hal negatif.

No Pernyataan S SR KK TP 7. Saya melakukan sesuatu tanpa

pertimbangan ketika teman menghina saya.

8. Saya membalas perlakuan tidak baik dan tidak tahu alasan mengapa saya melakukannya.

9. Saya mampu menegur teman tanpa kemarahan saat teman saya berbuat salah.

10. Saya marah ketika keinginan saya tidak terpenuhi.

11. Saya bersikap tenang ketika ada yang menghina.

12. Saya melampiaskan kemarahan kepada orang lain.

13. Saya tidak percaya kepada teman lagi setelah ia berbuat kesalahan.

14. Saya mampu bersikap baik kepada teman meskipun punya masalah.

15. Saya terburu-buru ketika bertindak.

16. Saya tidak suka berlarut-larut dalam kesedihan.

17. Saya menyelesaikan tugas kelompok dengan maksimal.

18. Saya senang menunda-nunda sesuatu.

19. Saya tidak membantu teman yang kesulitan mengerjakan bagian tugasnya saat berkelompok.

20. Saya bersemangat ketika belajar di sekolah.

21. Saya merasa sedih ketika gagal.

22. Saya percaya dengan cita-cita saya

meskipun banyak orang

meragukannya.

23. Saya berusaha mencari berbagai cara untuk menyelesaikan tugas.

24. Saya mudah menyerah ketika tidak bisa mengerjakan sesuatu.

25. Saya senang mengejek teman ketika menangis.

26. Saya merasa jenuh ketika teman bercerita tentang kesedihannya.

27. Saya membantu teman ketika terkena musibah.

28. Saya tidak memberi saran kepada teman ketika ia mempunyai masalah.

No Pernyataan S SR KK TP 29. Saya memberi nasihat ketika teman

melakukan kesalahan.

30. Saya tidak bisa memahami ketika teman menceritakan masalahnya.

31. Saya dapat menerima pendapat orang lain walaupun berbeda pendapat.

32. Saya senang menghibur teman ketika sedang bersedih.

33. Saya melapor kepada guru untuk membantu menyelesaikan masalah dengan teman.

34. Saya tidak senang dikritik.

35. Saya mampu meminta maaf terlebih dahulu meskipun tidak sepenuhnya salah.

36. Saya mendiamkan teman yang memiliki masalah dengan saya.

37. Saya senang ikut gotong royong di lingkungan sekolah.

38. Saya lebih senang menyendiri daripada bermain dengan teman.

39. Saya hanya melihat dan tidak ikut membantu teman piket.

40. Saya menyapa teman ketika bertemu di luar sekolah.

LAMPIRAN 2: Angket Uji Coba Variabel Interaksi Teman Sebaya ANGKET PENELITIAN

INTERAKSI TEMAN SEBAYA SISWA Nama : ...

No. Absen : ...

Kelas : ...

PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah baik-baik setiap butir pernyataan dan pilihan jawaban.

2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pendapat dan keadaan anda.

3. Beri tanda (✔) pada jawaban yang anda pilih.

4. Jawablah semua pernyataan yang disediakan dan jangan sampai ada yang terlewatkan.

5. Pilihan jawaban terdiri dari:

S : selalu SR : sering

KK : kadang-kadang TP : tidak pernah

No Pernyataan S SR KK TP

1. Saya berani memperkenalkan diri di lingkungan baru.

2. Saya merasa tidak nyaman ketika berada di lingkungan baru.

3. Saya tidak akrab dengan teman satu kelas.

4. Saya mampu mengakrabkan diri dengan teman dari kelas yang berbeda.

5. Saya tidak keberatan saat dikelompokkan dengan siapapun.

6. Saya merasa jengkel ketika satu kelompok dengan teman yang tidak saya sukai.

7. Saya bisa menegur teman ketika melakukan kesalahan.

8. Saya berani mengatakan kesalahan teman secara langsung.

9. Saya hanya diam ketika melihat teman melakukan kesalahan.

Dokumen terkait