BAB III METODOLOGI PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel rhitung rtabel Keterangan Kecerdasan Emosional 0,756 0,361 Reliabel Interaksi Teman Sebaya 0,870 0,361 Reliabel
Kontrol Diri 0,873 0,361 Reliabel
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas ketiga variabel diperoleh rhitung variabel kecerdasan emosional sebesar 0,756, rhitung variabel interaksi teman sebaya sebesar 0,870, dan rhitung variabel kontrol diri sebesar 0,873. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan rtabel sebesar 0,361.
Ketiga variabel memiliki rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa angket kecerdasan emosional, interaksi teman sebaya, dan kontrol diri dikatakan reliabel.
F. Teknik Analisis Data
∑ 𝑋 = Jumlah nilai x ke i sampai ke n 𝑁 = Jumlah individu
b. Median
Median merupakan suatu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan nilai tengah pada kelompok (Sugiyono, 2019). Menurut Arikunto (2018) median diperoleh dengan menentukan titik tengah setelah mengurutkan data dari terkecil hingga terbesar atau sebaliknya.
c. Standar Deviasi
Standar Deviasi merupakan nilai yang menunjukkan tingkatan variasi kelompok data dari nilai rata-ratanya. Rumus standar deviasi sebagai berikut:
𝑆 = √∑ 𝑓𝑖 (𝑥 − 𝑥̅)2 (𝑛 − 1)
Keterangan:
S = Standar Deviasi
fi = Frekuensi untuk variabel xi = Tanda kelas interval variabel 𝑥̅ = Rata-rata
𝑛 = Jumlah Sampel d. Kategori
Data masing-masing variabel dikategorikan sesuai dengan ketentuan berikut:
Tabel 3.13 Ketentuan Kategori Data
Kategori Ketentuan
Sangat Rendah X < M - 1,5 SD
Rendah M-1,5 SD <X ≤ M - 0,5 SD
Sedang M-0,5SD < X ≤ M+0,5 SD
Tinggi M+0,5 SD < X ≤ M +1,5 SD
Sangat Tinggi M+1,5 SD < M
Keterangan:
X : jumlah nilai angket setiap responden M : mean
SD : standar deviasi 2. Uji Prasyarat Analisis Statistik
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data dari populasi berdistribusi normal atau tidak (Wagiran, 2015). Penelitian ini menggunakan teknik analisis uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS 25 for windows. Distribusi normal memiliki kriteria apabila signifikansi > 5%.
b. Uji linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menentukan apakah variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang linear atau tidak (Wagiran, 2015). Menurut Sugiyono (2019) uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah ketiga variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah apabila tingkat signifikansi > 0,05 berarti hubungan kedua variabel linear, begitu juga sebaliknya. Uji linearitas dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS versi 25.
3. Uji Hipotesis
1. Korelasi Pearson Product Moment
Korelasi pearson product moment digunakan untuk mencari dan membuktikan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dari data yang berbentuk interval atau rasio (Sugiyono, 2019).
Teknik analisis korelasi pearson product moment pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kontrol diri siswa dan apakah terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa melalui bantuan SPSS versi 25. Rumus korelasi pearson product moment (Sugiyono, 2019) sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦= 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2} Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑ 𝑋 = Jumlah skor X
∑ 𝑌 = Jumlah skor Y
∑ 𝑋𝑌 = Jumlah perkalian X dan Y
Dasar pengambilan keputusan statistik, yakni:
1) Jika rhitung < rtabel maka Ho diterima dan Ha ditolak 2) Jika rhitung > rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Apabila hubungan positif berarti variabel X dan Y berbanding lurus, jika variabel X tinggi maka variabel Y juga tinggi dan sebaliknya.
Namun, apabila hubungan negatif berarti semakin tinggi salah satu variabel maka semakin rendah variabel yang lain. Kemudian
hubungan tersebut diinterpretasikan sesuai dengan ketentuan pada Tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14 Pedoman Interpretasi Koefisien Hubungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2019) 2. Korelasi Ganda
Menurut Winarsunu (2015) korelasi ganda merupakan analisis yang digunakan untuk menguji korelasi antara satu variabel terikat dengan sekelompok variabel bebas sebagai suatu kesatuan variabel.
Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama- sama dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2019). Teknik korelasi ganda pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa. Uji hipotesis ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 25. Rumus korelasi ganda (Sugiyono, 2019) sebagai berikut:
𝑅𝑦𝑥1𝑥2 = √𝑟2𝑦𝑥1+ 𝑟2𝑦𝑥2− 2𝑟𝑦𝑥1𝑟𝑦𝑥2𝑟𝑥1𝑥2 1 − 𝑟2𝑥1𝑥2
Keterangan:
𝑅𝑦𝑥1𝑥2 = Korelasi Ganda
𝑟𝑦𝑥1 = Korelasi product moment X1 dan Y
𝑟𝑦𝑥2 = Korelasi product moment X2 dan Y 𝑟𝑥1𝑥2 = Korelasi product moment X1 dan X2
Dasar pengambilan keputusan statistik, yakni:
1) Jika rhitung < rtabel atau signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2) Jika rhitung > rtabel atau signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
63 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SDIT Fatahillah Sukoharjo mulai bulan Desember 2022 sampai dengan Juni 2023. Tujuan dari penelitian ini, pertama untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan kontrol diri siswa. Kedua, untuk mengetahui hubungan interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa. Ketiga, untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya secara bersama-sama dengan kontrol diri siswa. Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan jumlah 148 siswa sebagai populasi dan 109 siswa sebagai sampel. Berikut ini hasil pengolahan data mengenai variabel yang diteliti secara lengkap:
1. Analisis Unit
Analisis unit digunakan untuk mengetahui rincian atau bagian data masing-masing variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis unit berupa mean, median, dan standar deviasi dengan bantuan SPSS versi 25.
a. Data kecerdasan emosional siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo tahun pelajaran 2022/2023
Data kecerdasan emosional pada penelitian ini diukur dengan angket yang disusun dari 10 indikator dalam 31 pernyataan. Setiap
pernyataan diberi 4 alternatif jawaban baik dalam pernyataan positif maupun negatif. Data yang sudah diolah disajikan dalam Tabel 4.1:
Tabel 4.1 Hasil Analisis Unit Variabel Kecerdasan Emosional Variabel Min Maks Mean Median Standar
Deviasi Kecerdasan emosional 75 109 96,229 97 6,124
Selanjutnya data dikelompokkan ke dalam lima kategori yang disajikan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Kategori Data Variabel Kecerdasan Emosional
Kategori Ketentuan Kriteria F %
Sangat Rendah X < M - 1,5 SD X < 87.042 10 9,17 Rendah M-1,5 SD <X ≤
M - 0,5 SD
87.042 < X ≤ 93.617
21 19,27 Sedang M-0,5SD < X ≤
M+0,5 SD
93.617 < X ≤ 99.29
45 41,28 Tinggi M+0,5 SD < X
≤ M +1,5 SD
99.29 < X ≤ 105.416
29 26,61 Sangat Tinggi M+1,5 SD < M 105.416 < X 4 3,67
JUMLAH 109
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 41,28% yang terdiri dari 45 siswa dan berada pada kriteria 93.617 < X ≤ 99.29. Tabel 4.2 divisualisasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Selanjutnya dilakukan penskoran masing-masing sampel dilakukan untuk masing-masing indikator dari variabel kecerdasan emosional. Hasil dari penskoran tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.3 Skor Indikator Variabel Kecerdasan Emosional
Indikator Maks Mean %
Kemampuan mengenal emosi yang sedang dirasakan
12 9 72
Kesadaran diri terkait apa yang dirasakan sebelum melakukan sesuatu
12
9 72
Kemampuan mengungkapkan amarah kepada orang lain tanpa perilaku agresif
16
12 75
Sikap toleran ketika memiliki masalah
12 9,3 75
Sikap tanggung jawab saat bekerja sama
12 6,1 49
Kemampuan untuk berusaha dan tidak menyerah
12 9,2 74
Menolong teman saat membutuhkan bantuan
12 9,3 75
Sikap peduli dan toleran kepada teman
12 9,5 76
Berusaha menyelesaikan masalah dengan teman
12 9,5 76
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kecerdasan Emosional
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Membangun hubungan yang baik dengan seluruh anggota sekolah
16 13 75,61
Berdasarkan Tabel 4.3, indikator yang memiliki skor tertinggi yaitu sikap peduli dan toleran pada teman (aspek mengenali emosi orang lain) dan berusaha menyelesaikan masalah dengan teman (aspek membina hubungan) dengan persentase 76%.
Sedangkan skor terendah dimiliki indikator sikap tanggung jawab saat bekerja sama (aspek memotivasi diri) dengan persentase 49%.
b. Data interaksi teman sebaya siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo tahun pelajaran 2022/2023
Data interaksi teman sebaya pada penelitian ini diukur dengan angket yang disusun dari 7 indikator dalam 30 pernyataan.
Setiap pernyataan diberi 4 alternatif jawaban baik dalam pernyataan positif maupun negatif. Data yang sudah diolah disajikan dalam Tabel 4.4:
Tabel 4.4 Hasil Analisis Unit Variabel Interaksi Teman Sebaya Variabel Min Maks Mean Median Standar
Deviasi Interaksi
Teman Sebaya
78 103 92,908 94 4,655
Selanjutnya data dikelompokkan ke dalam lima kategori yang disajikan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Kategori Data Variabel Interaksi Teman Sebaya
Kategori Ketentuan Kriteria F %
Sangat Tidak Akrab
X < M - 1,5 SD X < 85.925 7 6,42 Tidak Akrab M-1,5 SD <X ≤
M - 0,5 SD
85.925 < X ≤ 90.580
26 23,85
Cukup Akrab M-0,5SD < X ≤ M+0,5 SD
90.580 < X ≤ 95.236
43 39,45 Akrab M+0,5 SD < X
≤ M +1,5 SD 95.236 < X ≤ 99.892
24 22,02 Sangat Akrab M+1,5 SD < M 99.892 < X 9 8,26
JUMLAH 109
Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa interaksi teman sebaya siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 39,45% yang terdiri dari 43 siswa dan berada pada kriteria 90.580 < X ≤ 95.236. Tabel 4.5 divisualisasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Interaksi Teman Sebaya Selanjutnya dilakukan penskoran masing-masing sampel dilakukan untuk masing-masing indikator dari variabel interaksi teman sebaya. Hasil dari penskoran tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.6 Skor Indikator Variabel Interaksi Teman Sebaya
Indikator Maks Mean %
Penerimaan individu dalam kelompok
12 12 93
Kejujuran 12 12 91
0 10 20 30 40 50
Interaksi Teman Sebaya
Sangat Tidak Akrab Tidak Akrab Cukup Akrab Akrab Sangat Akrab
Keterlibatan individu dalam kelompok
16 15 89
Kesediaan membantu anggota kelompok
16 13 73
Mampu memberikan ide bagi kemajuan kelompok
16 12,7 74
Intensitas bertemu dengan individu atau kelompok
20 16 73
Komunikasi dengan anggota kelompok
16 12,7 74
Berdasarkan Tabel 4.6, indikator yang memiliki skor tertinggi yaitu penerimaan individu dalam kelompok (aspek keterbukaan) 93%. Sedangkan skor terendah dimiliki indikator kesediaan membantu anggota kelompok (aspek kerjasama) dan intensitas bertemu dengan kelompok (aspek frekuensi hubungan) dengan persentase 73%.
c. Data kontrol diri siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo tahun pelajaran 2022/2023
Data kontrol diri pada penelitian ini diukur dengan angket yang disusun dari 6 indikator dalam 30 pernyataan. Setiap pernyataan diberi 4 alternatif jawaban baik dalam pernyataan positif maupun negatif. Data yang sudah diolah disajikan dalam Tabel 4.7:
Tabel 4.7 Hasil Analisis Unit Variabel Kontrol Diri
Variabel Min Maks Mean Median Standar Deviasi Kontrol Diri 78 108 93,715 93 4,544
Selanjutnya data dikelompokkan ke dalam lima kategori yang disajikan pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Kategori Data Variabel Kontrol Diri
Kategori Ketentuan Kriteria F %
Sangat Rendah X < M - 1,5 SD X < 86.899 5 4,59 Rendah M-1,5 SD <X ≤
M - 0,5 SD
86.899 < X ≤ 91.443
25 22,94 Sedang M-0,5SD < X ≤
M+0,5 SD
91.443 < X ≤ 95.988
46 42,20 Tinggi M+0,5 SD < X
≤ M +1,5 SD 95.988 < X ≤ 100.532
26 23,85 Sangat Tinggi M+1,5 SD < M 100.532 < X 7 6,42
JUMLAH 109
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa interaksi teman sebaya siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 42,20% yang terdiri dari 46 siswa dan berada pada kriteria 91.443 < X ≤ 95.988. Tabel 4.8 divisualisasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Kontrol Diri
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kontrol Diri
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Selanjutnya dilakukan penskoran masing-masing sampel dilakukan untuk masing-masing indikator dari variabel interaksi teman sebaya. Hasil dari penskoran tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.9 Skor Indikator Variabel Kontrol Diri
Indikator Maks Mean %
Mampu mengontrol perilaku 20 16 74
Mampu mengendalikan situasi 24 19 73 Mampu mengantisipasi peristiwa
tanpa pertimbangan
16 12 71
Mampu menilai peristiwa dengan memperhatikan sisi positif
24 19 75
Mampu memilih tindakan berdasarkan apa yang diyakini
16 12 73
Mampu memiliki pilihan alternatif ketika menghadapi suatu peristiwa
20 16 73
Berdasarkan Tabel 4.9, indikator yang memiliki skor tertinggi yaitu mampu menilai peristiwa dengan memperhatikan sisi positif (aspek kontrol kognitif) dengan persentase 75%. Sedangkan skor terendah dimiliki indikator mampu mengantisipasi peristiwa melalui pertimbangan (aspek kontrol kognitif) dengan persentase 71%.
2. Uji Prasyarat Analisis Statistik a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan teknik analisis uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS versi 25. Suatu data dapat dikatakan normal apabila mempunyai signifikasi atau α > 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.10
Tabel 4.10 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Variabel Tingkat
Signifikansi
Kriteria Uji
Minimal Keputusan
Kecerdasan Emosional 0,200 0,05 Normal
Interaksi Teman Sebaya 0,200 0,05 Normal
Kontrol Diri 0,200 0,05 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS versi 25 diketahui bahwa variabel kecerdasan emosional, interaksi teman sebaya, dan kontrol diri memiliki tingkat signifikansi yang sama sebesar 0,200. Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai uji minimal sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa 0,200 > 0,05. Ketiga variabel memiliki data berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antar variabel bersifat linear atau tidak. Penelitian ini melakukan dua uji linearitas yaitu uji linearitas variabel kecerdasan emosional (X1) dengan kontrol diri (Y) dan variabel interaksi teman sebaya (X2) dengan kontrol diri (Y). Berikut hasil pengujian linearitas antara variabel kecerdasan emosional (X1) dengan kontrol diri (Y):
Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas Kecerdasan Emosional dengan Kontrol Diri
Jumlah derajat
dk Rataan Kuadrat
F Sig.
Kontrol Diri * Kecerdasan Emosional
Between Groups
(combined) 548,847 27 20,328 ,979 ,505 Linearity 6,407 1 6,407 ,309 ,580 Deviation
from Liniarity
542,440 26 20,863 1,005 ,472
Within Groups
1681,337 81 20,757
Total 2230,183 108
Ditinjau dari Tabel 4.11 diketahui bahwa signifikansi hasil perhitungan linearitas sebesar 0,472. Hasil tersebut menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional dan kontrol diri memiliki hubungan yang linear. Penyebaran data tersebut dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.4 Diagram Titik Linearitas Kecerdasan Emosional dan Kontrol Diri
Berdasarkan Gambar 4.4 diketahui bahwa pola hubungan antara kedua variabel menyebar mengikuti pola garis lurus dari kiri bawah naik ke kanan atas. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang linear ke arah positif antara kecerdasan emosional dan kontrol diri. Diagram titik pada Gambar 4.4 membuktikan bahwa terdapat kesesuaian antara hasil pengujian linearitas secara statistika dan hasil analisis dengan diagram titik. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada pengujian linearitas kedua pada penelitian ini.
Pengujian linearitas kedua dilakukan pada variabel interaksi teman sebaya (X2) dengan kontrol diri (Y). Berikut hasil uji linearitas antara kedua variabel tersebut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Linearitas Interaksi Teman Sebaya dengan Kontrol Diri
Jumlah derajat
dk Rataan Kuadrat
F Sig.
Kontrol Diri * Interaksi Teman Sebaya
Between Groups
(combined) 644,807 21 30,705 1,685 ,049 Linearity 87,329 1 87,329 4,792 ,031 Deviation
from Liniarity
557,478 20 27,874 1,530 ,092
Within Groups
1585,377 87 18,223
Total 2230,183 108
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa signifikansi linearitas kedua variabel sebesar 0,92. Hasil ini dibandingkan dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel interaksi teman sebaya dan kontrol diri memiliki hubungan yang linear.
Penyebaran data tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5
Gambar 4.5 Diagram Titik Linearitas Interaksi Teman Sebaya dan Kontrol Diri
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa pola hubungan antara dua variabel menyebar mengikuti pola garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Hal ini menunjukkan adanya hubungan linear yang positif antara kecerdasan emosional dan kontrol diri. Diagram titik pada Gambar 4.5 membuktikan bahwa terdapat kesesuaian antara hasil pengujian linearitas secara statistika dan hasil analisis dengan diagram titik.
B. Uji Hipotesis
1. Korelasi Pearson Product Moment
Korelasi pearson product moment digunakan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Terdapat dua pengujian korelasi pearson product moment pada penelitian ini yaitu pengujian korelasi variabel kecerdasan emosional dengan kontrol diri dan pengujian korelasi variabel interaksi teman sebaya dengan kontrol diri.
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment Kecerdasan Emosional dengan Kontrol Diri
Kecerdasan Emosional
Kontrol Diri Kecerdasan
Emosional
Korelasi Pearson 1 0,630
Sig. (2-tailed) 0,000
N 109 109
Kontrol Diri
Korelasi Pearson 0,630 1 Sig. (2-tailed) 0,000
N 109 109
Berdasarkan hasil uji korelasi pearson product moment pada Tabel 4.13 diperoleh bahwa nilai rhitung sebesar 0,630. Hasil tersebut dibandingkan dengan rtabel sebesar 0,187 sehingga rhitung 0,630 > rtabel
0,187 yang diperkuat dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih besar dari 0,05 maka dapat diketahui bahwa Ha1 diterima dan Hoditolak.
Kesimpulan hasil perhitungan ini adalah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kontrol diri siswa kelas atas di SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023. Hubungan hasil uji hipotesis ini merupakan hubungan positif yang ditunjukkan hasil korelasi pearson dengan nilai positif 0,630 dan hasil uji linearitas yang memperlihatkan pola hubungan menyebar mengikuti garis positif.
Pengujian korelasi pearson product moment juga dilakukan untuk variabel interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa. Hasil uji tersebut terdapat pada Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment Interaksi Teman Sebaya dengan Kontrol Diri
Interaksi Teman Sebaya
Kontrol Diri Interaksi
Teman Sebaya
Korelasi Pearson 1 0,736
Sig. (2-tailed) 0,000
N 109 109 Kontrol Diri Korelasi Pearson 0,736 1
Sig. (2-tailed) 0,000
N 109 109
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa uji korelasi pearson product moment variabel interaksi teman sebaya dengan kontrol diri memiliki rhitung 0,736. Hasil tersebut dibandingkan dengan rtabel 0,187 sehingga rhitung 0,736 > rtabel 0,187 maka Ha2 diterima dan Ho ditolak. Signifikansi menunjukkan angka 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga memperkuat penerimaan Ha2. Kesimpulan hasil perhitungan ini adalah terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa kelas atas di SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023. Hubungan antara X2 dan Y merupakan hubungan positif yang didukung hasil korelasi pearson dengan nilai positif sebesar 0,736 dan hasil uji linearitas yang memperlihatkan pola hubungan menyebar mengikuti garis positif.
Kedua hasil pengujian korelasi kemudian diinterpretasikan pada tingkat hubungan dengan menggunakan pedoman berikut ini:
Tabel 4.15 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2019)
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa hubungan variabel kecerdasan emosional dengan kontrol diri berada pada tingkat kuat karena rhitung sebesar 0,630 berada diinterval kuat yaitu 0,60 – 0,799. Hubungan yang kuat juga diperoleh untuk variabel interaksi teman sebaya dengan kontrol diri dengan rhitung 0,736 dan berada diinterval 0,60 – 0,799.
2. Korelasi Ganda
Korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama dengan satu variabel dependen. Penelitian ini menggunakan korelasi ganda untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya secara bersama-sama dengan kontrol diri. Hasil uji korelasi ganda sebagai berikut:
Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis Korelasi Ganda
Variabel X Variabel Y R Sig. F Change
Kecerdasan Emosional
Kontrol Diri 0,786 0,000
Interaksi Teman Sebaya
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.16, dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa Ha3 diterima dan Ho ditolak. Penerimaan Ha3
juga didukung dengan rhitung 0,786 > rtabel 0,187. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kecerdasan emosional dan interaksi teman sebaya dengan kontrol diri siswa. Dilihat dari rhitung sebesar 0,786 hubungan tersebut berada pada tingkat kuat.
C. Pembahasan
Penelitian ini diawali dengan menyusun instrumen dan butir pernyataan angket yang disesuaikan indikator. Angket yang telah disusun diserahkan kepada validator ahli untuk divalidasi isi. Setelah direvisi, validator ahli memberikan validasi pada 40 butir pernyataan untuk masing- masing variabel. Kemudian uji coba angket dilakukan kepada 30 siswa kelas atas untuk memenuhi validitas empiris. Berdasarkan uji coba, diperoleh beberapa pernyataan tidak valid yaitu variabel kecerdasan emosional mempunyai 9 butir pernyataan tidak valid, sedangkan variabel interaksi teman sebaya dan kontrol diri memiliki 10 butir pernyataan tidak valid.
Kemudian dilakukan uji relibilitas yang menunjukkan bahwa ketida variabel reliabel. Ketiga angket dengan item valid dan reliabel kemudian disebarkan untuk mengambil data penelitian yang diolah dengan uji prasyarat dan uji hipotesis.
Uji prasyarat dibagi menjadi dua tahap yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Berdasarkan hasil analisis uji normalitas Kolmogorov- Smirnov, variabel kecerdasan emosional, interaksi teman sebaya, dan kontrol diri memperoleh tingkat signifikansi yang sama sebesar 0,200. Hasil uji ketiga variabel tersebut lebih besar dari taraf signifikansinya yaitu 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga data berdistribusi normal. Setelah uji normalitas dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan uji linearitas.
Uji linearitas yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan kontrol diri memiliki hubungan linear yang positif dengan nilai signifikansi 0,472 > 0,05. Variabel interaksi teman sebaya dan kontrol diri
juga memiliki hubungan linear yang positif dengan nilai signifikansi 0,092
> 0,05. Data dinyatakan normal dan linear sehingga dapat dilanjutkan pengujian hipotesis. Pembahasan uji hipotesis disajikan dalam pemaparan berikut:
1. Hubungan kecerdasan emosional dengan kontrol diri siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo
Hasil analisis uji hipotesis dengan menggunakan korelasi product moment antara kecerdasan emosional dengan kontrol diri diperoleh rhitung sebesar 0,630 yang lebih besar dibandingkan rtabel 0,187. Hal ini menunjukkan penerimaan Ha1 dan penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dan kontrol diri siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi kontrol diri.
Hubungan ini berada ditaraf kuat karena rhitung 0,630 berada pada interval 0,60 – 0,799. Kecerdasan emosional siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo berada di tingkat sedang dengan persentase 41,28%
sebanyak 45 siswa. Hal ini berarti kecerdasan emosional siswa kelas atas SDIT Fatahillah Sukoharjo tidak tinggi dan tidak rendah. indikator yang memiliki skor tertinggi yaitu sikap peduli dan toleran pada teman (aspek mengenali emosi orang lain) dan berusaha menyelesaikan masalah dengan teman (aspek membina hubungan) dengan persentase 76%. Sedangkan skor terendah dimiliki indikator sikap tanggung jawab saat bekerja sama (aspek memotivasi diri) dengan persentase 49%. Siswa yang mampu peduli dan
toleran kepada teman lebih dapat berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan. Hal ini dapat menghindarkan siswa dari perilaku tidak terkontrol dan menunjukkan kecerdasan emosional yang baik sehingga siswa dapat membina hubungan baik dengan setiap individu. Namun, siswa tidak bertanggung jawab saat bekerja sama sehingga menyebabkan kecerdasan emosionalnya kurang karena hal tersebut dapat memicu adanya kesalahpahaman dengan teman dan menunjukkan kurangnya motivasi diri.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenal, menguasai, dan mengendalikan emosi yang ada dalam diri (Mudarrisa, 2014). Apabila siswa memiliki kemampuan-kemampuan tersebut dengan baik, maka dapat membantu siswa dalam mengontrol diri. Perkembangan emosi yang baik berdampak pada kestabilan emosi dan pertumbuhan emosi positif. Kestabilan emosi mempengaruhi sikap seorang siswa dimana emosi dapat menjadi dasar individu dalam bersikap (Masruroh, 2014). Hal ini membuktikan bahwa kecerdasan emosional berperan pada kestabilan emosi untuk mengendalikan diri dengan baik.
Hal ini didukung dengan penelitian Khairunnisya & Zuraida (2020) yang menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara kecerdasan emosional dan pengendalian diri. Kecerdasan emosional yang baik dapat membantu seseorang untuk mengendalikan perilaku ke arah positif. Apabila seseorang berperilaku positif maka hal tersebut menunjukkan tingginya kemampuan kontrol diri yang dibekali dengan kecerdasan emosional (Haq dkk, 2022). Penelitian lain yang memperkuat adalah penelitian Imanudin (2017) yang menyatakan bahwa rendahnya kecerdasan emosional dapat