• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kredit Komersial dan UKM

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2017 (Halaman 123-127)

10,3% dan kualitas kredit tetap terjaga pada level yang sehat, dan dalam batasan risk appetite BCA.

Untuk memfasilitasi pengelolaan posisi kas yang lebih baik bagi para nasabah di segmen komersial dan UKM, BCA terus memperkuat layanan cash management yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah melalui pemanfaatan teknologi

terkini. Di dukung jaringan cabang yang tersebar luas dan berlokasi strategis di sentra-sentra perdagangan utama di Indonesia, BCA berada pada posisi yang solid dalam menyalurkan kredit modal kerja dan kredit investasi serta menyediakan layanan cash management bagi segmen nasabah komersial dan UKM.

Kredit Komersial dan UKM

Kredit modal kerja dan investasi pada segmen komersial dan UKM disalurkan bagi perusahaan-perusahaan dan pedagang berskala kecil dan menengah terutama yang bergerak di sektor manufaktur skala kecil, perdagangan maupun sektor distribusi.

BCA menyesuaikan batasan fasilitas kredit komersial menjadi di atas Rp 15 miliar sampai dengan Rp 500 miliar (sebelumnya di atas Rp 10 miliar sampai dengan Rp 350 miliar). Sedangkan batasan fasilitas kredit UKM disesuaikan menjadi di bawah Rp 15 miliar (sebelumnya Rp 10 miliar).

Pada tahun 2017 secara umum para pengusaha cenderung berhati-hati dalam pengelolaan usahanya termasuk dalam perencanaan modal kerja dan kegiatan investasi. Hal ini menyebabkan jumlah permintaan kredit relatif datar di sepanjang tahun, kecuali periode menjelang hari raya Idul Fitri dan akhir tahun. Rendahnya tingkat permintaan kredit sejalan dengan inisiatif para nasabah yang menerapkan efisiensi dengan mengendalikan biaya pokok produksi maupun biaya tenaga kerja serta menekan beban bunga melalui pemanfaatan fasilitas kredit yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Selain itu, dana milik nasabah pada program tax amnesty dapat dialokasikan sebagai perputaran pendanaan untuk keperluan usaha dan mengurangi permintaan kredit usaha. Meskipun permintaan kredit masih relatif lemah, dengan basis penyaluran kredit yang tersebar luas, BCA berhasil membukukan pertumbuhan kredit komersial dan UKM. Pada tahun 2017 BCA mencatat peningkatan portofolio kredit komersial dan UKM sebesar 10,3% menjadi Rp 164,7 triliun.

BCA terus menawarkan suku bunga yang kompetitif sesuai permintaan pasar dan sejalan dengan penurunan suku bunga acuan sehingga penyaluran kredit dapat dilakukan secara maksimal. Untuk meminimalkan risiko, BCA berupaya menyalurkan kredit ke berbagai sektor yang memiliki potensi pertumbuhan dan ketahanan bisnis.

Untuk segmen komersial, BCA terus memperkuat infrastruktur dengan meningkatkan peranan sentra bisnis komersial, menyempurnakan proses pengolahan kredit, serta mengembangkan kapabilitas account officer. Pada akhir tahun 2017, sentra bisnis komersial tersedia sebanyak 14 sentra yang berlokasi di kota-kota pusat bisnis dan perdagangan di Indonesia, seperti Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya dan Malang maupun di kota-kota luar Jawa seperti Medan, Palembang, Lampung, Makassar, Denpasar, dan Balikpapan.

BCA membukukan portofolio kredit komersial sebesar Rp 98,8 triliun pada tahun 2017, meningkat 1,7% dibandingkan tahun sebelumnya, dan berkontribusi 60,0% terhadap total portofolio kredit komersial dan UKM. Perubahan batasan fasilitas kredit komersial dan UKM turut menyebabkan pertumbuhan kredit komersial yang relatif flat, sejalan dengan perpindahan sebagian kredit komersial ke kategori UKM.

Kenaikan portofolio kredit komersial di tahun 2017 terutama berasal dari sektor industri logam dasar & sejenisnya, packaging, serta distributor, retailer & toserba.

Di segmen UKM, sebagian besar nasabah UKM BCA terdiri dari pemilik usaha keluarga, pemilik toko dan restoran serta pemilik pabrik berskala kecil. BCA memanfaatkan jaringan cabang yang tersebar secara strategis di pusat-pusat perdagangan di berbagai kota di Indonesia untuk menyalurkan kredit UKM. Dalam meningkatkan kapabilitas dan daya saing dalam penyaluran kredit UKM, BCA mengembangkan produk- produk dan skema kredit khusus, seperti program kredit area perdagangan, komunitas usaha (skema showroom financing), kepemilikan gudang, kredit tempat usaha dan penyaluran kredit usaha rakyat. BCA menerapkan sistem analisa aplikasi pengajuan kredit serta manajemen risiko secara online dan tersentralisasi sehingga pengawasan risiko dapat mendukung upaya deteksi dini potensi kredit bermasalah.

Dalam mengembangkan kredit UKM untuk fasilitas kredit di bawah Rp 500 juta, BCA juga melakukan kerja sama strategis dengan pihak ketiga yang memiliki infrastruktur mapan dalam menjangkau segmen tersebut. BCA menjalin kerja sama dengan beberapa mitra institusi, seperti bank perkreditan rakyat dan koperasi untuk memberikan fasilitas pinjaman secara langsung melalui program channeling serta pinjaman secara tidak langsung. Hal ini dilakukan guna mendukung penyaluran kredit UKM yang tidak mudah dijangkau oleh jaringan cabang BCA. Disamping itu, BCA juga bekerja sama dengan entitas anak, BCA Syariah, dalam pengembangan

Perbankan Komersial dan UKM

Tinjauan Bisnis

Pada akhir tahun 2017, kredit UKM BCA meningkat 26,2%

menjadi Rp 65,9 triliun dan berkontribusi 40,0% terhadap total portofolio komersial dan UKM. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari reklasifikasi produk kredit tempat usaha, sebesar Rp 5,4 triliun yang sebelumnya dikategorikan sebagai kredit konsumer. Pertumbuhan kredit UKM terutama berasal dari sektor distribusi, retailer dan toserba; bahan bangunan

& besi konstruksi lainnya; serta tekstil dan produk-produk turunannya. Sementara itu, kredit UKM yang dibukukan oleh BCA Syariah adalah sebesar Rp 927 miliar, meningkat 10,0%.

BCA menghadapi kompetisi yang sangat ketat di segmen komersial dan UKM dibandingkan segmen-segmen kredit lainnya. Seluruh bank di Indonesia dari skala kecil hingga besar menggarap segmen ini. Bank skala kecil hingga menengah fokus di segmen komersial dan UKM mengingat keterbatasan likuiditas maupun permodalan untuk menyalurkan kredit ke segmen korporasi. Dengan struktur biaya pendanaan yang tinggi, bank-bank skala kecil menengah tersebut memiliki keterbatasan untuk bersaing dalam memberikan tingkat suku bunga yang kompetitif untuk masuk ke segmen konsumer.

Merespon situasi tersebut, BCA berupaya meningkatkan kapabilitas melalui berbagai inisiatif. Selain terus memperkuat sentra bisnis komersial yang telah dikembangkan sebelumnya, BCA melakukan proyek percontohan dengan membuka sentra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di beberapa wilayah. Melalui sentra UMKM ini diharapkan BCA dapat

mengakuisisi debitur-debitur baru dengan tetap menjaga kualitas kredit yang diberikan. Sentra UMKM merupakan suatu pengolahan kredit terpusat yang menjalankan proses akuisisi nasabah menggunakan data analytics dan mendukung pengolahan kredit sampai dengan realisasi kredit.

Dengan adanya Sentra UMKM, kantor cabang juga dapat lebih fokus dalam meningkatkan hubungan dengan debitur di segmen yang memiliki eksposur lebih besar. Dari aspek sumber daya manusia, BCA berupaya mengarahkan para account officer dan relationship officer agar lebih berorientasi dalam membangun hubungan dengan nasabah. BCA menambah jumlah account officer dan relationship officer agar tetap memadai untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank.

BCA juga terus meningkatkan kualitas para account officer dan relationship officer agar dapat terus beradaptasi terhadap perubahan kondisi usaha, dengan dibekali pengetahuan perkreditan, evaluasi bisnis, dan kemampuan menjalin hubungan dengan nasabah. BCA juga terus mengembangkan analytical dan supporting tools diantaranya berupa piranti mobile untuk memudahkan para account officer dan relationship officer dalam memperoleh informasi mengenai nasabah guna

penyediaan layanan yang tepat. Perbankan Komersial dan UKM melakukan kolaborasi dengan tim Perbankan Korporasi BCA untuk mengembangkan inisiatif bisnis value chain di berbagai industri, seperti pada komunitas pasar modal, pasar berjangka, migas, telekomunikasi, modern market, layanan penerbangan dan pelayanan masyarakat umum.

Cash Management

Layanan cash management berperan penting untuk memfasilitasi nasabah dalam pengelolaan dana transaksi bisnis. Melalui cash management, BCA melayani transaksi perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor industri yang melakukan transaksi dalam bentuk Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer (B2C). Layanan cash management BCA didukung dengan teknologi yang canggih, jaringan yang luas, produk yang beragam yang dikembangkan sesuai kebutuhan nasabah serta pelayanan yang prima. Target bisnis utama layanan ini adalah segmen korporasi dan komersial serta perusahaan skala UKM yang berada dalam rantai bisnis segmen tersebut. Pada tahun 2017 jumlah perusahaan skala komersial dan UKM yang menggunakan solusi cash management BCA telah mencapai lebih dari 130 ribu.

Penggunaan layanan virtual account BCA tetap menjadi salah satu fitur penting cash management. Bank menyediakan solusi virtual account dan notifikasi yang dapat menginformasikan pergerakan dana secara real-time sehingga dapat mempercepat proses informasi pembayaran pelanggan dan mempermudah proses rekonsiliasi transaksi. Jumlah pengguna layanan virtual account telah mencapai lebih dari 3.500 perusahaan pada tahun 2017.

Salah satu fokus layanan cash management BCA adalah memberikan solusi pada komunitas nasabah dalam suatu rantai bisnis yang akan membantu mereka terhubung satu sama lain. Beberapa komunitas yang telah dikelola antara lain: komunitas pasar modal, komunitas pasar berjangka, komunitas migas, komunitas telekomunikasi dan komunitas modern market. Berbagai kegiatan diselenggarakan BCA

untuk meningkatkan hubungan yang erat dengan anggota komunitas seperti melalui benchmarking trip, workshop, sosialisasi dan update solusi bisnis terbaru, capital market expo, dan business gathering yang dapat meningkatkan wawasan dan pengalaman serta mempererat hubungan antar anggota komunitas.

Pada komunitas pasar modal, BCA telah melakukan kerja sama Pembukaan Rekening Dana Nasabah terhadap 80 perusahaan efek dengan total Rekening Dana Nasabah mencapai hampir 300 ribu rekening, dimana pangsa pasar rekening mencapai hampir 50%. Pada komunitas migas, khususnya SPBU, lebih dari 80% SPBU di Jakarta telah menjadi merchant BCA dan sebagian besar melakukan pembayaran atas pembelian produk ke prinsipal melalui sistem BCA. Pada sektor industri pelayanan masyarakat umum, BCA juga bekerja sama dengan partner strategis untuk pembayaran BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Pada akhir tahun 2017, lebih dari 25 ribu nasabah menggunakan fasilitas layanan pembayaran BPJS Ketenagakerjaan dan lebih dari 50 ribu nasabah individu dan perusahaan menggunakan fasilitas layanan pembayaran BPJS Kesehatan melalui BCA.

Di tengah pertumbuhan pesat bisnis e-commerce dan perusahaan fin-tech startup di Indonesia, BCA mengembangkan Application Programming Interface (API) platform yang memungkinkan para pelaku fin-tech ataupun e-commerce terhubung dengan layanan perbankan BCA untuk melayani kebutuhan transaksi keuangannya.

Salah satu solusi cash management yang diberikan mencakup solusi pembiayaan bagi nasabah segmen non korporasi dengan melibatkan Perbankan Komersial dan UKM untuk memberikan fasilitas kredit jangka pendek yang dapat memperlancar arus kas perusahaan. Selain itu, sebagai bentuk pemberian layanan cash management yang komprehensif kepada nasabah komunitas tertentu, sering kali diperlukan juga kustomisasi sistem, produk dan layanan guna menyesuaikan dengan kebutuhan keuangan mereka.

Perbankan Komersial dan UKM

Tinjauan Bisnis

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2017 (Halaman 123-127)