• Tidak ada hasil yang ditemukan

Para Pemegang Saham yang kami hormati,

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2017 (Halaman 37-43)

Sepanjang tahun 2017 kami melihat Pemerintah dan regulator menerapkan kebijakan-kebijakan untuk menstimulasi pemulihan ekonomi nasional serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Pembangunan proyek-proyek infrastruktur terus menjadi fokus Pemerintah yang akan mendorong laju perputaran roda ekonomi Indonesia terutama pada saat beberapa infrastruktur utama telah terselesaikan. Arus investasi menunjukkan tren membaik dan turut menopang berbagai aktivitas bisnis. Sementara itu, kinerja ekspor nasional telah menunjukkan peningkatan sejalan dengan perbaikan harga komoditas-komoditas unggulan Indonesia dari harga terendahnya.

Perkembangan ekonomi Indonesia tidak lepas dari pengaruh perekonomian global yang menunjukan tren perbaikan meskipun proses pemulihannya berjalan lebih lambat dari yang diperkirakan. Satu hal positif yang menarik perhatian adalah pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat yang menunjukkan beberapa indikator positif seperti meningkatnya konsumsi domestik dan menurunnya tingkat pengangguran. Hal positif ini mempengaruhi arah tingkat suku bunga the FED yang telah mengalami beberapa kali peningkatan dan diperkirakan masih terdapat penyesuaian dalam beberapa waktu ke depan. Sementara itu, perekonomian Tiongkok bergerak menuju ekuilibrium baru dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah di kisaran 6,7%-6,9% disertai dengan risiko tingkat hutang korporasi Tiongkok yang cukup tinggi. Perlambatan ekonomi Tiongkok turut mempengaruhi perekonomian global, terutama negara- negara yang menjadi mitra dagang Tiongkok, termasuk Indonesia.

Sejauh ini, proses rebalancing dan deleveraging Tiongkok berjalan terkendali dan koreksi pertumbuhan ekonomi berlangsung secara bertahap. Sementara itu di zona Eropa, roda perekonomian mulai menunjukan kinerja yang semakin positif dan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi global.

Anggota Dewan Komisaris

Tonny Kusnadi Komisaris Sumantri Slamet

Komisaris Independen

Raden Pardede Komisaris Independen

kebijakan makroekonomi domestik yang terarah mampu menopang parameter-parameter makro penting. Nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar relatif stabil pada tahun 2017, meskipun sempat mengalami tekanan pada awal semester II 2017. Nilai tukar Rupiah ditutup pada Rp 13.555 per 1 US Dollar di akhir tahun 2017, dibandingkan Rp 13.473 per 1 US Dollar di akhir tahun 2016. Sementara itu, inflasi masih berada dalam kisaran sasaran Pemerintah dan tercatat pada level 3,6% pada tahun 2017 dibandingkan 3,0% pada tahun 2016.

Di tahun 2017 perekonomian nasional meraih beberapa pencapaian positif yang menjadi pijakan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dimulai pada bulan Juli 2016 dan diterapkan secara bertahap sampai akhir bulan Maret 2017, program tax amnesty Indonesia mencatat setoran uang tebusan sebesar 1,1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan total deklarasi harta terhadap PDB mencapai 39,3%. Program tax amnesty tersebut menjadi program yang tersukses di dunia, mengingat rasio setoran uang tebusan tax amnesty di Indonesia terhadap PDB merupakan yang tertinggi dibandingkan negara- negara lain yang pernah menerapkan kebijakan serupa. Melihat kondisi fiskal dan moneter Indonesia yang stabil, di tahun 2017, Standard & Poor’s meningkatkan peringkat hutang negara Indonesia menjadi investment grade, sedangkan Fitch Ratings meningkatkan peringkat hutang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Sementara itu, outlook peringkat investment grade Indonesia dari Moody’s dinaikkan menjadi positif dimana sebelumnya stabil.

Dari aspek kebijakan moneter, Bank Indonesia berupaya menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan mengeluarkan beberapa kebijakan termasuk melakukan penurunan tingkat suku bunga. Pada semester II tahun 2017, Bank Indonesia menurunkan suku bunga 7-day reverse repo rate masing-masing sebesar 25 basis point pada Agustus dan September sehingga tercatat sebesar 4,25% pada akhir tahun. Kebijakan tersebut diterapkan dengan mempertimbangkan kestabilan tingkat inflasi, nilai tukar Rupiah dan arus investasi. Suku bunga di Indonesia berada pada tingkat yang relatif rendah dibandingkan data historis jangka panjangnya. Meskipun demikian, perbankan nasional perlu mewaspadai arah tingkat suku bunga global khususnya terhadap dampak peningkatan suku bunga the FED di Amerika Serikat dan rencana pengurangan stimulus di zona Eropa oleh European Central Bank (ECB). Normalisasi suku bunga the FED baik dari segi besarnya maupun dari sisi jadwal penerapannya akan berdampak pada negara-negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia.

Sementara itu, laju pengurangan stimulus moneter ECB akan bergantung kepada tahapan pemulihan ekonomi negara-negara Eropa. Kondisi terkini makroekonomi di berbagai negara besar akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan moneter dari berbagai

sepenuhnya, kinerja sektor perbankan pada tahun 2017 relatif moderat dengan pertumbuhan kredit sektor tercatat sebesar 8,2%. Adapun dana pihak ketiga sektor perbankan tumbuh lebih tinggi menjadi sebesar 9,3%. Di sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loans - NPL) perbankan membaik menjadi 2,6% pada akhir tahun 2017, dibandingkan 2,9% pada akhir tahun 2016. Laba bersih sektor perbankan tumbuh 23,1%

sejalan dengan meredanya tekanan terhadap kualitas kredit bermasalah. Selanjutnya, marjin bunga bersih (Net Interest Margin - NIM) perbankan bergerak turun pada tahun 2017 menjadi 5,3%

dibandingkan 5,6% pada tahun 2016. Tren penurunan NIM sejalan dengan tingkat suku bunga domestik yang menurun di 2017.

Secara keseluruhan, stabilitas sistem keuangan terjaga dengan baik dimana permodalan perbankan (Capital Adequacy Ratio – CAR per akhir Desember 2017: 23,2%) dan likuiditas (Loan to Deposit Ratio – LDR per akhir Desember 2017: 90,0%) berada pada posisi yang cukup solid.

Penilaian atas Kinerja Direksi dan Dasar Penilaian

Penilaian Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi pada tahun 2017 adalah berdasarkan rencana kerja tahunan yang disampaikan oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris memandang bahwa secara keseluruhan Direksi telah menunjukkan kinerja yang baik dalam pengelolaan BCA di sepanjang tahun 2017 di tengah moderasi perekonomian Indonesia.

Dewan Komisaris dan Direksi memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan suatu organisasi yang transparan, akuntabel, bertanggung jawab, wajar, dan independen. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik, manajemen risiko dan audit internal yang kokoh merupakan pondasi untuk mendukung kinerja bisnis dan menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan yang berkesinambungan. Kami melihat bahwa organisasi dan sistem yang mengacu kepada tata kelola perusahaan telah dijalankan dan diterapkan dengan baik oleh Direksi.

Kami melaporkan bahwa pada tahun 2017 BCA berhasil mempertahankan kinerja usaha yang sehat dan membukukan peningkatan laba bersih sebesar 13,1% menjadi Rp 23,3 triliun.

Portofolio kredit tumbuh 12,4% menjadi Rp 467,5 triliun dan dana pihak ketiga meningkat 9,6% menjadi Rp 581,1 triliun. Tingkat pengembalian atas aset dan ekuitas (Return on Assets – ROA dan Return on Equity – ROE) tercatat lebih baik dibandingkan target yang telah diestimasikan sebelumnya. BCA juga mempertahankan posisi permodalan dan likuiditas yang kokoh, tercermin pada posisi Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Funding Ratio (LFR) dan Liquidity Coverage Ratio (LCR).

Pencapaian kinerja BCA yang cukup solid tersebut tidak terlepas dari pengelolaan risiko yang prudent terutama mencakup risiko kredit, pasar dan operasional. Kualitas kredit BCA tetap terjaga dengan rasio NPL tercatat sebesar 1,5% pada tahun 2017. Rasio NPL BCA berada pada tingkat yang lebih rendah dari rata-rata sektor perbankan Indonesia. Sedangkan risiko-risiko lainnya, termasuk risiko operasional BCA, terkelola dengan baik didukung oleh kerangka manajemen risiko terintegrasi yang mencakup strategi, organisasi, kebijakan dan prosedur, serta infrastruktur manajemen risiko sehingga risiko-risiko yang dihadapi BCA dapat dikenali, diukur, dikendalikan dan dilaporkan dengan tepat.

Tingkat kerugian operasional BCA berada jauh di bawah capital charge yang ditetapkan secara standar oleh regulator.

Dewan Komisaris sependapat dengan langkah Direksi untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian guna beradaptasi dengan perubahan kebutuhan nasabah dan tren perbankan terkini.

Direksi mengarahkan Bank untuk memanfaatkan teknologi dan meningkatkan layanan digital di era perkembangan teknologi digital yang semakin cepat. BCA menggunakan teknologi untuk merespon preferensi nasabah kepada layanan digital dan meningkatkan otomasi untuk mendukung efisiensi operasional, dan pada akhirnya memajukan bisnis perbankan khususnya perbankan transaksi sebagai penggerak pendanaan rekening transaksional giro dan tabungan (Current Accounts and Savings Accounts - CASA). Merespon kehadiran berbagai perusahaan start-up di bidang fin-tech dan e-commerce, pada tahun 2017 BCA mendirikan PT Central Capital Ventura, entitas anak berupa perusahaan modal ventura yang dapat melakukan investasi pada perusahaan-perusahaan fin-tech. Entitas anak modal ventura ini diharapkan mampu bersinergi dan mendukung ekosistem bisnis BCA dan para entitas anak, agar BCA senantiasa beradaptasi terhadap perubahan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan nasabah.

Pengawasan terhadap Implementasi Strategi BCA

Berdasarkan hasil pengawasan Dewan Komisaris, pengelolaan Bank telah dijalankan oleh Direksi sesuai dengan rencana kerja tahunan, visi dan misi serta arah strategis Bank. Menurut hemat kami, Direksi BCA telah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk beradaptasi terhadap kompetisi sektor perbankan yang semakin ketat dan tren perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan kapabilitasnya untuk terus bertumbuh.

Pada tahun 2017 BCA terus memperkuat bisnis intinya dalam perbankan transaksi. Keunggulan BCA dalam perbankan transaksi,

serta upaya BCA yang berkelanjutan dalam menjaga basis nasabah yang saling terhubung dengan sistem pembayaran BCA telah mendukung penghimpunan dana CASA.

BCA memanfaatkan teknologi digital untuk menyediakan produk dan layanan sesuai kebutuhan nasabah serta guna meningkatkan efisiensi operasional. Investasi senantiasa dilakukan dalam pengembangan layanan internet banking, mobile banking dan layanan berbasis aplikasi. BCA juga melanjutkan investasi pada program-program yang berorientasi pada peningkatan efisiensi, termasuk pengembangan mesin ATM berbasis Cash Recycling Machines (CRM). Langkah-langkah tersebut membuahkan hasil positif dimana preferensi nasabah mulai beralih ke layanan berbasis digital. Saat ini jumlah transaksi melalui internet, mobile dan ATM mencapai 97% dari total transaksi nasabah yang diproses oleh BCA. Lebih lanjut, BCA tetap melakukan ekspansi jaringan kantor cabang secara terukur mengingat dari segi nominal, transaksi di cabang masih cukup signifikan. Disamping melakukan ekspansi, BCA menerapkan berbagai otomasi pada aktivitas jaringan kantor cabang dan mengembangkan format kantor cabang yang lebih ringkas.

Dengan fokus BCA pada pengembangan franchise perbankan transaksi, dana CASA terus bertumbuh bahkan di tengah fase pemulihan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2017, dana CASA tumbuh 8,7% menjadi menjadi Rp 443,7 triliun. Porsi dana CASA mencapai 76,3% dari total dana pihak ketiga yang tercatat sebesar Rp 581,1 triliun. Aktivitas tax amnesty turut mendukung perputaran dana CASA. Pada tahun 2017 BCA juga memfasilitasi para nasabah yang ingin melakukan pembayaran uang tebusan tax amnesty dan sebagai salah satu Bank penyimpan dana repatriasi. BCA mendukung program tax amnesty Pemerintah dengan memfasilitasi edukasi program tersebut kepada para nasabah.

Sejalan dengan posisi likuiditas perbankan nasional yang relatif melonggar di tahun 2017, Dewan Komisaris memandang langkah Direksi tepat dalam menurunkan suku bunga deposito secara bertahap. Penyesuaian suku bunga tersebut menjaga tingkat beban dana (cost of funds) BCA tetap rendah.

Di sisi penyaluran kredit, Dewan Komisaris mengapresiasi langkah Direksi dalam penerapan prinsip manajemen risiko yang prudent dan disiplin. Penyaluran kredit dilakukan secara terdiversifikasi ke berbagai sektor yang potensial. Portofolio kredit BCA tumbuh dengan tingkat NPL dan jumlah restrukturisasi kredit yang relatif

BCA senantiasa melakukan pemantauan terhadap kondisi usaha debitur agar dapat secara proaktif memberikan solusi apabila debitur mengalami kesulitan finansial.

Pada tahun 2017 portofolio kredit mencapai Rp 467,5 triliun, meningkat 12,4% dibandingkan posisi tahun sebelumnya. Bank melihat adanya peningkatan kebutuhan kredit pada segmen korporasi dan berhasil meraih peluang penyaluran kredit kepada para debitur utama dengan track record yang baik. Sementara itu, pada segmen kredit konsumer, BCA menerapkan strategi pengembangan produk kredit yang menarik dengan suku bunga yang rendah, terutama pada produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Strategi ini berhasil meningkatkan pertumbuhan KPR yang cukup signifikan. Sementara itu, pada segmen komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM), BCA berupaya melakukan berbagai upaya penetrasi di tengah tingkat kompetisi yang sangat ketat dibandingkan segmen-segmen kredit lainnya.

Dewan Komisaris sependapat dengan langkah strategis yang telah dilakukan oleh Direksi dalam memperkuat kapabilitas para entitas anak BCA. Peran entitas anak adalah melengkapi bisnis perbankan BCA untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beragam. Pada tahun 2017, BCA meningkatkan kepemilikan dan pengendalian terhadap entitas anak BCA Life, BCA Sekuritas dan CS Finance. Kami meyakini bahwa masih terdapat potensi bisnis yang cukup besar bagi anak-anak usaha untuk bertumbuh di bidangnya masing-masing. Pada tahun-tahun mendatang, BCA akan terus mendukung pertumbuhan bisnis dan meningkatkan sinergi bisnis antar masing-masing entitas anak dengan bisnis utama Bank.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

BCA meyakini bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance – GCG) berperan penting dalam menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan dan bagi kelangsungan usaha Bank. Oleh karena itu, Dewan Komisaris senantiasa memantau terselenggaranya prinsip dan praktik GCG pada seluruh jenjang organisasi. Penerapan praktik- praktik GCG di BCA sejalan dengan peraturan-peraturan yang berlaku termasuk peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan, ketentuan ASEAN Corporate Governance Scorecard, sesuai Anggaran Dasar BCA dan sejalan dengan international best practices.

telah sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku, BCA secara berkala melakukan self-assessment terhadap pelaksanaan GCG baik secara individu maupun secara terintegrasi bersama- sama dengan entitas-entitas anak. Pada tahun 2017, hasil self- assessment terhadap pelaksanaan GCG di BCA menghasilkan peringkat komposit dengan predikat ‘Sangat Baik’ baik secara individu maupun secara terintegrasi.

BCA secara konsisten terus meningkatkan kualitas penerapan tata kelola terintegrasi. Dalam upaya meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi, pada tahun 2017 BCA mengangkat Komisaris Independen BCA Sekuritas sebagai salah satu anggota Komite tersebut. Dalam rangka penerapan GCG, kami melihat jajaran Direksi BCA secara rutin telah melakukan berbagai pertemuan dan membangun komunikasi aktif dengan para pemangku kepentingan.

Pandangan dan Peran Dewan Komisaris dalam Whistleblowing System

Dewan Komisaris memandang whistleblowing system berperan penting dalam meningkatkan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Dewan Komisaris memberikan arahan dalam penyusunan dan melakukan pengawasan penerapan sistem tersebut di Bank.

Whistleblowing system merupakan bagian dari pemeliharaan budaya dan kepedulian atas anti fraud di jajaran organisasi Bank.

BCA memiliki unit kerja yang bertugas menangani efektivitas penerapan whistleblowing system, yang bertanggung jawab kepada Presiden Direktur serta memiliki hubungan komunikasi dan pelaporan secara langsung kepada Dewan Komisaris. Sejak tahun 2016 BCA menerapkan modul e-learning terkait penerapan sistem tersebut yang wajib dipelajari oleh para karyawan.

Fungsi Pengawasan dan Rekomendasi kepada Direksi Sepanjang tahun 2017, Dewan Komisaris membangun komunikasi yang konstruktif dalam memberikan saran kepada Direksi terkait kebijakan dan penentuan strategi BCA. Rekomendasi dan nasihat Dewan Komisaris disampaikan kepada Direksi melalui mekanisme rapat, termasuk Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.

Pada tahun 2017 Dewan Komisaris menyelenggarakan 49 Rapat Dewan Komisaris dan 18 Rapat Gabungan Dewan Komisaris – Direksi. Disamping pertemuan rutin, Dewan Komisaris juga menyelenggarakan pertemuan khusus atau ad-hoc saat diperlukan.

Berikut beberapa ringkasan rekomendasi dan nasihat utama Dewan Komisaris kepada Direksi.

Topik Ringkasan

Strategi dan Pengelolaan Bisnis • Mereview kembali limit wewenang Direksi dalam keputusan kredit sesuai dengan permodalan BCA yang terus berkembang.

• Memberikan nasihat dan arahan terkait dengan kerjasama-kerjasama strategis, termasuk pembaharuan perjanjian bancassurance dengan PT AIA Financial (AIA Indonesia).

• Memberi rekomendasi terkait dengan penyertaan pada entitas-entitas anak.

• Memberi rekomendasi terkait adaptasi terhadap perubahan lingkungan usaha, termasuk dengan penyesuaian kebijakan sumber daya manusia.

• Memberi saran mengenai adanya unit kerja yang dapat mengelola kegiatan BCA dalam mendukung program Pemerintah terkait inklusi keuangan.

Manajemen Risiko • Melakukan kajian yang lebih mendalam terhadap segmen atau sektor usaha dengan risiko konsentrasi yang lebih tinggi.

• Memberikan pandangan terhadap rekomendasi penyaluran kredit infrastruktur.

• Perlu mewaspadai pengaruh banyaknya kredit bermasalah di bank lain terhadap kualitas kredit debitur BCA.

• Memberikan pandangan terhadap recovery plan, cakupan business continuity plan dan menelaah protokol-protokol penanganan krisis.

• Memperkuat keamanan dan keandalan sistem operasional, termasuk deteksi dini apabila terdapat kesalahan pada sistem.

• Agar dapat dilakukan identifikasi risiko-risiko yang dapat berdampak pada konglomerasi keuangan BCA.

Audit dan Kepatuhan • Meminta Direksi untuk memastikan bahwa standar pengendalian internal telah dipenuhi dalam kebijakan dan prosedur operasional serta kecukupan organisasi BCA.

• Meminta Direksi untuk melakukan pengawasan cermat terhadap sistem teknologi informasi

• Meminta Direksi untuk mengkaji lebih mendalam terhadap proyek untuk pemenuhan program regulator.

• Meminta Direksi untuk mempersiapkan proses seleksi untuk penunjukkan kantor akuntan publik yang akan melakukan proses audit untuk tahun 2017.

Pemantau Risiko menyelenggarakan 12 kali rapat sepanjang tahun 2017, termasuk untuk melakukan kajian terhadap risiko kredit, likuiditas, reputasi dan operasional; crisis management dan business continuity plan; serta kajian atas penyusunan recovery plan.

Komite Remunerasi dan Nominasi telah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam kebijakan remunerasi Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Senior dan karyawan secara keseluruhan.

Sementara itu, Komite Tata Kelola Terintegrasi membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas tata penerapan tata kelola di BCA dan para entitas anak secara terintegrasi. Pada tahun 2017 Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite Tata Kelola Terintegrasi masing-masing menyelenggarakan 5 rapat.

Perubahan Komposisi Dewan Komisaris

Pada tahun 2017 tidak terdapat perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris. Profil Dewan Komisaris dapat dilihat pada bagian Profil Perusahaan, halaman 68–71 pada Laporan Tahunan ini. Masing-masing anggota Dewan Komisaris memiliki Penilaian Kinerja Komite di Bawah Dewan Komisaris

Guna mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, serta Komite Tata Kelola Terintegrasi. Atas kinerja di tahun 2017, Dewan Komisaris memandang bahwa seluruh komite tersebut telah bekerja dengan menjunjung standar kompetensi dan kualitas yang baik.

Komite Audit secara efektif telah membantu Dewan Komisaris dalam pengawasan atas pelaksanaan fungsi audit internal dan eksternal, implementasi tata kelola perusahaan dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada tahun 2017, dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit telah mengadakan rapat sebanyak 21 kali, melakukan pertemuan dengan Divisi Audit Internal sebanyak 8 kali, dan telah mengkaji lebih dari 150 laporan hasil audit internal.

Dalam memastikan bahwa sistem manajemen risiko memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko yang dihadapi BCA, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Pemantau

serta Dasar Pertimbangan

Dewan Komisaris sependapat dengan Direksi bahwa perekonomian Indonesia dan perbankan nasional memiliki prospek yang positif dalam jangka panjang. Meskipun masih memerlukan waktu untuk dapat kembali ke pertumbuhan di atas 6%, proses pemulihan ekonomi terus berlangsung sejalan dengan penerapan stimulus- stimulus pertumbuhan ekonomi dan kemajuan pembangunan program-program infrastruktur yang diharapkan dapat mempercepat perputaran roda perekonomian.

Berdasarkan rencana kerja tahunan yang disampaikan oleh Direksi, Dewan Komisaris sependapat dengan target pertumbuhan bisnis yang moderat dengan mempertimbangkan bahwa perekonomian Indonesia belum pulih sepenuhnya dan kondisi ekonomi global yang perlu tetap diwaspadai. Direksi telah menyusun rencana bisnis yang tepat dengan berfokus pada penguatan payment settlement sebagai penggerak pendanaan CASA melalui pengembangan ragam produk dan fitur-fitur payment settlement di berbagai channel sejalan dengan perkembangan teknologi terkini. Selanjutnya, BCA terus melakukan pengembangan fungsi intermediasi, mengedepankan pertumbuhan kredit yang berkualitas dengan melihat peluang dan memanfaatkan kapasitas bisnis yang ada.

Mempertimbangkan perkembangan teknologi informasi, perubahan perilaku dan preferensi nasabah, Dewan Komisaris memandang langkah strategis Direksi tepat dalam melakukan adaptasi sejalan dengan perkembangan tersebut. BCA akan melakukan investasi yang terukur pada pengembangan produk dan layanan digital, prasarana teknologi informasi serta memperkuat jaringan multi-channel. Penyediaan layanan transaksi yang andal, aman dan nyaman akan mendukung BCA dalam mempertahankan pertumbuhan CASA secara berkesinambungan.

Dewan Komisaris mendukung langkah strategis yang disusun Direksi dalam menyempurnakan infrastruktur pendukung perkreditan untuk meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah.

Beberapa program kerja akan dilanjutkan guna menyederhanakan proses perkreditan. Direksi mentargetkan untuk terus menangkap berbagai peluang di pasar kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, pinjaman kartu kredit dan segmen kredit

mengoperasionalkan sentra-sentra bisnis komersial dan sentra- sentra UKM pada wilayah yang potensial untuk meningkatkan portofolio komersial dan UKM.

Mengingat kebutuhan nasabah terus berkembang, Dewan Komisaris mendukung upaya Direksi dalam memperkuat sinergi antara Bank dengan para entitas anak guna menyediakan produk dan layanan keuangan yang komprehensif bagi nasabah.

Secara keseluruhan, Dewan Komisaris menilai bahwa rencana kerja BCA telah mempertimbangkan berbagai peluang usaha sekaligus risiko-risiko yang ada. Dewan Komisaris sejalan dengan pandangan Direksi untuk senantiasa mengedepankan posisi neraca yang sehat, kondisi permodalan dan likuiditas yang solid serta kualitas kredit yang terjaga dalam menjaga kesinambungan usaha dan mempertahankan kinerja keuangan yang positif secara berkelanjutan.

Apresiasi kepada Seluruh Pemangku Kepentingan

Atas nama Dewan Komisaris, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pemegang saham, nasabah, mitra bisnis, karyawan dan seluruh pemangku kepentingan. Keberhasilan yang dicapai oleh BCA pada tahun 2017 tidak mungkin terwujud tanpa dukungan yang berkesinambungan dari berbagai pihak tersebut.

Dewan Komisaris menghargai kerja keras dan efektivitas manajemen BCA, sehingga BCA dapat mempertahankan stabilitas dan kinerja keuangan yang kuat sepanjang tahun 2017. Dewan Komisaris juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh entitas anak atas peran penting mereka dalam memberikan kontribusi mereka terhadap pengembangan BCA secara keseluruhan.

Kami berterima kasih kepada regulator, terutama Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia, atas arahan dan dukungan yang telah diberikan kepada BCA dan industri perbankan Indonesia.

Kami yakin bahwa dengan komitmen tanpa henti dari semua pemangku kepentingan, BCA mampu meningkatkan kinerjanya serta terus memberikan nilai tambah dan manfaat bagi nasabah dan pemegang saham, serta masyarakat Indonesia.

Djohan Emir Setijoso

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2017 (Halaman 37-43)