Pendahuluan
Untuk mewujudkan generasi yang berkualitas dalam kelangsungan hidupnya melalui peningkatan derajat kesehatan.
Pelaksanaan Skrining bayi baru lahir PJB kritis dan Hipotiroid Kongenital sebagai salah satu upaya deteksi dini sehingga mendapatkan tata laksana optimal pencegahan terhadap peningkatan kesakitan dan kematian anak. Pelaksanaan skrining PJB Kritis dan Hipotiroid Kongenital memerlukan dukungan dari pihak pihak yang ada beserta adanya peralatan medis maupun bahan habis pakai dalam pelaksanaan skrining. Ketersediaan peralatan dan daya dukung merupakan bagian dari strategik logistik skrining PJB Kritis dan Hipotiroid Kongenital.
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pokok ini, peserta dapat menjelaskan
Uraian Materi Pokok 3
Apa yang Anda ketahui tentang logistik skrining PJB dan SHK ? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang logistik skrining PJB dan SHK silahkan kita pahami bersama materi dibawah ini ya, yuk semangat
A. Logistik Skrining PJB
Logistik skrining hipotiroid kongenital meliputi peralatan pulse oksimeter beserta bahan habis pakai dan pendukung dalam pelayanan skrining PJB Kritis di fasilitas pelayanan kesehatan.
Berikut peralatan yang digunakan : 1. Pulse oksimeter bayi
2. Alat penghitung waktu (timer, HP, Jam Tangan, Jam Dinding) 3. Bagan Pemeriksaan PJB Kritis
4. Form Pencatatan dan peralatan tulis
Adanya logistik tersebut sebagai dukungan sarana dalam layanan kesehatan untuk pemeriksaan skrining PJB Kritis.
Nah, sekarang Anda telah mengetahui tentang logistik skrining PJB Materi selanjutnya akan membahas tentang
logistik Skrining HK
B. Logistik skrining hipotiroid kongenital
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dibutuhkan Ketersediaan peralatan kesehatan
sebagai bagian dari logistik.
Mari kita pahami terkait logistik skrining hipotiroid kongenital.
Logistik skrining hipotiroid kongenital meliputi obat dan alat kesehatan serta sarana penunjang yang dibutuhkan dalam melaksanakan skrining hipotiroid kongenital di fasilitas pelayanan kesehatan. Obat dan Alat kesehatan yang dipergunakan dalam skrining hipotiroid kongenital adalah :
1. Kertas saring dengan plastik zip lock -5 2. Lanset,
3. Kapas alkohol 70%, alcohol swab 4. Kasa steril
5. Sarung tangan
6. Rak pengering spesimen darah 7. safety box/kotak limbah tajam
Adapun Sarana penunjang untuk skrining hipotiroid kongenital adalah:
a. Amplop untuk mengirim spesimen darah b. Formulir pencatatan dan pelaporan
Untuk menjamin ketersediaan logistik SHK diperlukan kegiatan pengelolaan yang terstruktur. Pengelolaan tersebut adalah perencanaan kebutuhan, pemeliharaan, pemantauan, pencatatan, dan evaluasi penggunaannya.
Secara singkat bisa kita pahami sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan logistik dilaksanakan sesuai dengan sifat logistik, termasuk dalam barang habis pakai atau dapat digunakan dalam jangka panjang. Untuk logistik yang masuk dalam kriteria barang habis pakai maka penghitungan kebutuhan dilakukan sesuai dengan jumlah sasaran bayi baru lahir di fasilitas pelayanan kesehatan ditambah dengan sejumlah 10% sebagai cadangan.
Cadangan diperhitungkan berdasarkan peluang kemungkinan kerusakan kertas saring/alat akibat kesalahan/kegagalan dalam pengambilan spesimen darah.
Kebutuhan kertas saring, dan lancet dalam satu tahun dihitung dengan rumus :
A= B+ (10%*B)
A= Jumlah kertas saring dan lancet
B= Jumlah target sasaran bayi akan dilakukan skrining di fasilitas pelayanan kesehatan dalam satu tahun.
Target sasaran bayi yang akan dilakukan skrining dalam satu tahun di fasilitas pelayanan kesehatan dihitung berdasarkan rata rata bayi yang diskrining dalam satu tahun di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, dalam tiga tahun terakhir.
Contoh : jumlah bayi baru lahir pada tahun 2020 di fasyankes A adalah 75 orang, tahun 2021 adalah 69 orang dan tahun 2022 adalah 88 orang.
Maka target sasaran bayi baru lahir fasyankes A tahun 2023 adalah(75 + 69 + 88) : 3 = 77,3. Karena hasil rata-rata adalah pecahan, maka dilakukan pembulatan ke atas. Sehingga target sasaran fasyankes adalah 74 orang.
Masa Kadaluarsa
Perhitungan kebutuhan juga memperhatikan jumlah kertas saring dan lancet yang masih bersisa dari tahun sebelumnya.dan masa pakai (kadaluarsa) alat kesehatan.
Masa kadaluarsa kertas saring dan lancet rata-rata dua tahun Misalnya :kertas saring yang tersisa dari tahun 2022 adalah sebanyak 12 dengan masa kadaluarsa masih 3 bulan kedepan. Maka penghitungan jumlah kebutuhan kertas saring tahun 2023 bila memperhatikan sisa kertas saring tahun 2022 adalah 74 – 12 = 62 buah. Namun bila memperhatikan kadaluarsa sisa kertas saring, maka harus dihitung pula kemungkinan sisa kertas saring tersebut dapat dipergunakan sebelum habis masa pakainya.Yaitu dengan menghitung rata-rata bulanan penggunaan kertas saring = 74 : 12 = 6,16.
Jadi penggunaan rata-rata kertas saring perbulan 6-7 buah.
Bila masa kadaluarsa masih 3 bulan kedepan maka ke 12 kertas saring tersebut masih tetap dapat dipergunakan sebelum habis masa pakai apabila dalam penggunaan kertas saring dengan menggunakan prinsip “First In First Out dan Early Expired First Out” (FIFO dan EEFO). Yang lebih dulu masuk dan lebih dulu kadaluarsa, lebih dulu dipergunakan.
Kapas alkohol, kassa steril dan sarung tangan dihitung sesuai dengan pedoman penghitungan kebutuhan alat kesehatan.
Rak pengering specimen darah, termasuk dalam alat yang dapat dipergunakan dalam jangka waktu lama. Maka penghitungan kebutuhannya sesuai dengan rata-rata masa pakai, yaitu 1 tahun. Rak pengering dapat dipergunakan untuk mengeringkan specimen darah secara bersamaan sebanyak 10 specimen darah. Kebutuhan rak pengering dihitung berdasarkan jumlah kelahiran di fasyankes dengan memperhatikan maksimal jumlah kertas saring di dalam rak pengering Kantong plastik pembungkus specimen darah dibutuhkan untuk mengirim specimen darah kelaboratorium SHK, agar tidak rusak bila terkena air/cairan saat proses transportasi.
Jumlah kebutuhan kantong plastik sama dengan jumlah kebutuhan amplop pengirim specimen darah. Satu amplop untuk satu kali pengiriman berisi paling banyak 10 kertas saring.
2. Formulir Pencatatan Dan Pelaporan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan SHK membutuhkan formulir berupa :
1) Register bayi yang mendapat pelayanan SHK 2) Data individu, hasil SHK, tindak lanjut
3) Pencatatan logistik
4) Jumlah stok, pemakaian, sisa, masa kadaluarsa 5) Laporan penyelenggaraan SHK ke Dinas Kesehatan.