Algoritma kerja skrining bayi baru lahir
2. Skrining
a. Lengkapi kertas saring dengan identitas Bayi
Pengisian data lengkap dengan pulpen warna biru /hitam huruf kapital. Penulisan tanggal bulan dan tahun dengan 2 digit. (contoh 1 September 2023 ditulis 01/09/23). Hindari pencemaran di kertas saring dari kotoran/ cairan sehingga basah. Lihat detil di gambar 4.
Gambar 4. Kertas Saring
b. Pemeriksaan SHK untuk bayi baru lahir usia 48-72 jam untuk selanjutnya diperiksa hormon pemeriksaan thyroid stimulating hormone (TSH) di laboratorium. Catatan untuk bayi Berat badan <
2000 gram dilakukan pemeriksaan ulangan 1 bulan setelah lahir karena pemeriksaan pertama bisa memberikan hasil negatif palsu.
c. Lokasi pengambilan darah untuk SHK. Teknik pengambilan darah adalah melalui metode heel prick (tumit bayi) pada sisi lateral kanan atau kiri tumit bayi. Darah yang keluar diteteskan pada kertas saring sampai bulatan penuh terisi darah.
Gambar 5. Lokasi pegambilan specimen darah (heel prick)
d. Prosedur Langkah Pengambilan specimen
1. Pemeriksa skrining mencuci tangan di bawah air bersih mengalir dan menggunakan sarung tangan 2. Posisikan bayi dengan posisi kaki lebih rendah
daripada kepala bayi
3. Tumit bayi yang akan ditusuk dihangatkan terlebih dahulu dengan cara menggosok-gosok dengan jari atau bayi diletakkan di tempat penghangat bayi/infant warmer
4. Tentukan lokasi penusukan yaitu bagian lateral kanan atau kiri dari tumit bayi
5. Lokasi yang akan ditusuk dibersihkan dengan alcohol swab atau kapas alkohol 70%, tunggu sampai kering
6. Tusuk tumit dengan lanset steril sekali pakai dengan ukuran kedalaman 2 mm
Gambar 6. Antiseptik dengan alcohol swab dan penusukan dengan lanset
7. Setelah tumit ditusuk, usap tetes darah pertama dengan kassa steril
8. Lakukan pijatan lembut hingga terbentuk tetes darah yang cukup besar (Hindari gerakan memeras karena dapat menyebabkan hemolisis atau darah tercampur cairan jaringan)
9. Teteskan ke tengah bulatan kertas saring sampai bulatan terisi penuh dan tembus kedua sisi. Ulangi menetekaskan darah ke atas bulatan lain. Jika darah tidak cukup, dapat dilakukan penusukan di tempat terpisah dengan lanset baru
Gambar 7. Meneteskan darah ke bulatan kertas saring
10. Setelah seluruh bulatan kertas saring terisi penuh, tekan bekas tusukan dengan kassa steril sambil mengangkat tumit bayi sampai berada diatas kepala bayi.
Gambar 8. Contoh spesimen yang benar
11. Pengeringan specimen darah di kertas saring, segera diletakkan di rak pengering dengan posisi horizontal atau diletakkan di permukaan datar yang kering, disusun berselang seling. Spesimen dibiarkan mengering selama 3-4 jam sampai warna darah merah gelap. Spesimen harus diletakkan di tempat yang tidak langsung terpapar matahari dan jangan letakkan pengering dengan bahan yang mengeluarkan uap seperti cat atau aerosol.
Gambar 9. Proses pengeringan spesimen pada rak pengeringan
Perhatikan Spesimen yang Salah
Berikut merupakan contoh dari spesimen yang salah.
Spesimen tidak baik Penyebab
Tetes darah kurang
Meneteskan darah dengan tabung kapiler
Kertas tersentuh tangan/sarung tangan
Kertas rusak
Meneteskan darah dengan tabung kapiler
Mengisim spesimen sebelum kering
Meneteskan terlalu banyak darah
Meneteskan darah di kedua sisi bulatan kertas
Darah diperas dari tempat tusukan
Kontaminasi
Terpapar panas
Alkohol tidak dikeringkan
Darah diperas
Pengeringan tidak baik Gambar 10. Spesimen yang salah
Jika terjadi kesalahan spesimen, maka harus dilakukan pengambilan spesimen ulang sebelum dikirim ke laboratorium SHK.
3. Pengiriman Spesimen
1. Setelah spesimen kering dan siap untuk dikirim, spesimen perlu dimasukkan ke dalam plastik zip lock. Satu plastik zip lock hanya untuk satu lembar kertas saring.
2. Masukkan plastik kerisi kertas saring ke dalam amplop dan sertakan daftar spesimen yang dikirim. Amplop kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik agar tidak tertembus cairan selama perjalanan.
3. Pengiriman dapat dilakukan oleh petugas yang mengambil spesimen atau dikirim melalui layanan jasa pengiriman. Tujuan pengiriman adalah laboratorium SHK yang sudah ditentukan oleh kementerian kesehatan.
4. Pengiriman tidak boleh lebih dari 7 hari sejak spesimen diambil dan perjalanan pengiriman tidak boleh lebih dari 3 hari.
Nah, sekarang Anda telah mengetahui tentang algoritme kerja skrining PJB Kritis dan SHK. Materi selanjutnya akan membahas tentang mekanisme jejaring kerja skrining PJB
kritis dan SHK. Tetap semangat ya....
1. Algoritme kerja skrining PJB kritis di awali penyampaian informasi kepada orang tua tentang pemeriksaan dengan pulse oksimeter bayi. Pemeriksaan dilaksanakan pada bayi yang tenang sesuai dengan SOP. Hasil skrining yakni lolos, ulang dan rujuk sesuai hasil saturasi pemeriksaaan pulse oksimeter.
2. Algoritme kerja skrining hipotiroid kongenital kritis di awali adanya pemberitahuan kepada orang tua melalui lembar persetujuan pemeriksaan dan tindakan medis. Pemeriksaan darah di tumit bayi untuk di letakkan di kertas saring SHK.
Proses pengeringan specimen darah dengan di anginkan pada tempat tersedia dan disimpan dalam plastic zip untuk selanjutnya di kirim ke laboratorim Kesehatan yang di tunjuk kemenkes RI
SEKARANG SAYA TAHU
Pendahuluan
Pelaksanaan skrining bayi baru lahir merupakan deteksi dini terhadap kelainan yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir. Bila hasil skrining menunjukkan adanya kelainan tindak lanjut dan tata laksana akan segera di ambil untuk perbaikan tumbuh kembang anak. Sebagai informasi terkait PJB Kritis. Angka kematian neonatal akibat PJB kritis di RSUP Dr.Sardjito yaitu 35,6%, sedikit lebih tinggi dari angka kematian PJB kritis di Malaysia yaitu 34,8%. Kematian PJB kritis didapatkan lebih tinggi pada kelompok yang terlambat didiagnosis dibandingkan yang didiagnosis awal.
Pencegahan melalui deteksi dini tidak mungkin bisa dilaksanakan bila mengabaikan para pihak yang terlibat untuk pelaksanaan skrining bayi baru lahir..Terdapat Lebih dari 95 % bayi dengan HK tidak memperlihatkan gejala saat dilahirkan.
Kalaupun ada sangat samar dan tidak khas. Untuk itu salah satu kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah deteksi dini dan pengobatan sebelum anak berumur 1- 3 bulan.
Merujuk kelompok kerja Nasional Program Skrining Bayi baru Lahir yang tertuang pada Kepmenkes No.