• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

C. Seni Dendang

3. Macam-macam Jenis Seni Dendang

Seni Dendang memiliki beberapa jenis seni Dendang yang dapat diselenggarkan pada beberapa pergelaran acara yaitu diantaranya, pada saat acara pernikahan dan juga pada saat aqiqah. Namun, pada saat aqiqah rangkaian acaranya tidak sama dengan rangkaian acara pada pernikahan.

Tetapi, yang akan penulis teliti pada skripsi ini ialah pada seni Dendang pernikahan.

23 Pebrian Tarmizi, Fungsi Kesenian Dendang Dalam Upacara Adat Perk awinan Di Desa Gunung Ayu Bengk ulu Selatan, Jurnal penelitian UNIB, Vol. XVI, No. 1, (Januari 2010), hlm. 53.

Adapun penjelasannya ialah sebagai berikut : 1. Seni Dendang Pernikahan

Secara bahasa nikah artinya menghimpun. Nikah juga dapat diartikan juga halalnya antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk melakukan hubungan suami istri. Menurut ahli usul dan bahasa, bersetubuh itu sendiri merupakan makna majazi.

a) Pernikahan atau nikah ialah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga untuk berumah tangga yang bahagia. Menurut ulama fiqih bahwa pernikahan atau nikah dapat diartikan sebagai untuk menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban antara seorang pria dan perempuan yang belum muhrim. Oleh karenanya dengan adanya akad atau pernikahan maka telah sahnya disebut sebgai pasangan suami istri.24

Dalam Al-Qur‟an telah mengatur tentang pernikahan seperti dalam surah An-Nahl ayat 72 ialah sebagai berikut :

ُكَل َلَعَج ُ ّٰاللّ َو َيِّه ْنُكَقَش َز او ًةَدَفَحَو َيْيٌَِب ْنُكِجاَو ْشَا ْيِّه ْنُكَل َلَعَجاو ب ًجاَو ْشَا ْنُكِسُفًَْا ْيِّه ْن

َۙىْو ُسُفْكَي ْنُه ِ ّٰاللّ ِجَوْعٌِِب َو َىْىٌُِهْؤُي ِلِطبَبْلبِبَفَا ِِۗجٰبِّياطلا Artinya :

24 Muhammad Amin Summa, Huk um Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, (2005), hlm 42.

29

“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada dan mengingkari nikmat Allah. (Q.S An-Nahl : 72)”25

Dalam penafsiran Ibnu Katsir dalam ayat-ayat pernikahan termasuk salah satu surah An-Nahl ayat 72 ialah, Allah SWT telah menceritakan berbagai macam nikmatnya yang telah dikaruniakan kepada hamba-hambanya, yaitu dia menjadikan bagi mereka istri-istri dari jenis dan sosok mereka sendiri.

Seandainya dia memberikan istri dan jenis lain, niscaya tidak akan terujud keharmonisan, cinta dan kasih sayang. Kemudian berkat rahmat kasih sayang-Nya, dia juga menciptakan manusia terdiri atas laki-laki dan perempuan yang berpasang- pasangan. Kemudian Allah SWT menciptakan anak dan cucu dari pernikahan mereka. Karena setiap orang yang telah menikah tentu mengiginkan amak agar suasana suasana kehidupan berumah tangga menjadi bergembira dan berbahagia.26

25 Al-Quran surah An-Nahl : 72

26 Siti Khaezuran, Penafsiran Ibnu Katsir Ayat-Ayat Pernik ahan Surah An-Nahl Ayat 72, An- Nur Ayat 32, dan Ar-Rum Ayat 21, Skripsi (Program Studi Ilmu Al-quraan dan Tafsir Fakultas Ushuludin dan Studi Agama : Universitas Islam Negri Matram), (2019), hlm 27.

1. Tujuan Pernikahan

Menurut agama Islam pernikahan memiliki tujuan untuk memenuhi syariat agama untuk menciptkan keluarga yang bahagia, tentram, damai, harmonis dan sejahtera.

Dengan adanya pernikahan secara sah tujuannya untuk meneruskan keturunan, mendapatkan ketenangan hidup, dan juga ketentraman hidup dengan kasih sayang dan cinta yang ( Sakinah mawaddah wa rahmah).

Adapun ungkapan Sakinah mawaddah wa rahma diambil dari Al-quraan yang dicantumkan dalam surah Ar- Rum ayat 21 ialah sebagai berikut :

ٌُُكْسَخِّل ب ًجاَو ْشَا ْنُكِسُفًَْا ْيِّه ْنُكَل َقَلَخ ْىَا ٖٓ هِخ ٰي ٰا ْيِهَو ًةادَىاه ْنُكٌَْيَب َلَعَجَو بَهْيَلِا آْٖى

َٰلَّ َكِل ٰذ ْيِف اىِاِۗ ًتَوْحَز او َىْو ُساكَفَخاي ٍمْىَقِّل ٍجٰي

Artinya :

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran-Nya) ialah dia menciptkan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cendrung dan merasa tentram kepadanya, dan dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda

31

(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir (Q,S, Ar- Rum:21).”27

Dari kata sakinah dalam bahasa Arab memiliki arti tentram dan aman, sedangkan kata mawadah memiliki arti sebuah harapan, dan juga rahma dapat diartikan kasih sayang.

Seni Dendang pada pergelaran penikahan ini, di khususkan pada pemain anggota seni Dendang dalam membawakan pergelaran seni Dendang. Yang artinya, pemain anggota seni Dendang bebas dalam memilih syair-syair pantun yang akan dibawakan, yang sebelumnya telah disiapkan oleh pemain anggota seni Dendang.

C. Nilai-Nilai Islami Dalam Pantun Seni Dendang 1. Pengertian Nilai Islami

Nilai diartikan sebagai sutu konsep yang berkaitan penghargaan tinggi masyarakat terhadap beberapa pandangan hidup, sehingga menjadi acuan terhadap tingkah laku. Nilai juga merupakan sebagai sesuatu hal yang melekat pada diri manusia yang dianggap sebuah bentuk ukuran dan perbedaan untuk mampu memebedakan perbuatan yang baik dan buruk terhadap suatu tindakan manusia. Nilai juga merupakan sesuatu yang erat kaitanya dengan karakter atau sifat yang

27 Al-Quran surah Ar-Rum : 21

ada pada manusia sehingga sulit untuk dilepaskan dari kehidupan manusia.

Menurut para ahli, Chaib, ia menjelaskan bahwa nilai merupakan suatu sifat yang telah melekat pada diri manusia itu sendiri sehingga nilai ini menjadikan sesuatu yang bermanfaat dan berguna dalam hidup manusia sebagai bagahan pertimbangan terhadap tingkah laku seseorang untuk melakukan perbuatan baik secra perbuatan yang buruk mapun perbuatan yang buruk.28

Nilai Islami ialah sekumpulan dari prinsip-prinsip kehidupan manusia sebagai bahan ajaran tentang menjalani kehidupan yang lebih baik. Nilai islami dapat dibagi menjadi dua kategori secara normatif yaitu baik dan buruk, benar dan salah, dan juga diridhoi oleh Allah SWT. Sedangkan jika dilihat secara operatif, maka nilai Islami mengandung lima pengertian, yaitu diantaranya ialah sebagai berikut :

a. Wajib atau Fardu, ialah jika dikerjakan bila dikerjakan akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan maka akan mendapat dosa b. Sunah atau mustahab, ialah jika dikerjakan akan mendapat pahala

dan jika ditingalkan maka tidak akan mendapat apa-apa

c. Mubah atau Jaiz, ialah jika dikerjakan tidak akan disiksa dan tidak diberi pahala dan jika ditingalkan maka dan tidak pula diberi pahala d. Makruh, ialah jika dikerjakan tidak disiksa. Namun, tidak disukai

oleh Allah dan bila ditingalkan maka akan mendapat pahala

28 M.Chabib Thoha, Kapita Selek ta Pendidik an Islam, (Yogyakarta Pustaka Pelajar : 1996), Hlm 61.

33

e. Haram, ialah jiak dikerjakan akan mendapat siksa dan jika ditingalkan akan mendapat pahala29

2. Macam-Macam Nilai Islami Pantun Seni Dendang a. Nilai Saling Berbuat Baik

Nilai saling berbuat baik merupakan suatu kewajiban yang harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan saling berbuat baik dengan segala hal ataupun kepada siapapun. Nilai saling berbuat baik inilah yang menjadikan manusia menjadi pribadi yang lebih baik.

b. Nilai Tolong Menolong

Nilai tolong menolong ialah sikap yang dilakukan saling membantu ataupun meringankan ketika seseorang sedang mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan kepada seseorang yang dapat membantu hal tersebut. Adapun nilai tolong menolong pada pantun seni Dendang ialah biasanya sering dijumpai pada pantun nasehat, misalnya berupa saling tolong menolong sesama satu dengan yang lain membutuhkan pertolongan.

Adapun tolong menolong dijelaskan dalam Q.S Al-Maidah : 2, berbunyi ialah sebagai berikut :

َش َ االلّ اىِإ َ االلّ اىُقاحاَو ِىاَوْدُعْلاَو ِنْث ِ ْلْا ًَلَع اىًُ َوبَعَح َلَّ َو يَىْقاخلاَو ِّسِبْلا ًَلَع اىًُ َوبَعَح َو ِةبَقِعْلا ُديِد

Artinya :

29 Muhammad Fitriyanur, Nilai-nilai Islami Dalam Budaya Sinoman Di Desa Rungau Raya Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah, Skripsi : Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya (2017), hlm. 14

“Dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan takwah, dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah sangat berat siksaannya.(Q.S Al-Maidah : 2)”30

c. Nilai Mengerjakan Perintah Allah SWT

Nilai mengerjakan perintah Allah SWT adalah salah satu kewajiban yang harus dikerjakan bagi umat beragama, dalam pantun seni Dendang nilai mengerjakan perintah Allah SWT termasuk ke dalam pantun agama. Nilai ini berupaya untuk menjadikan pedoman untuk menjalani aktivitas kehidupan setiap hari.

d. Nilai Kerukuanan

Kata rukun berarti suatu sekolompok perkumpulan yang berdasarkan dalam arti rukun dalam berumah tangga, rukun dalam berkehidupan di masyarakat dan rukun antar kehidupan kegiatan aktivitas sehari-hari.

Adapun kerukunan di masyarakat ialah mengandung tiga unsur yang sangat penting yaitu : pertama, kesedian untuk menerima adanya perbedaan suatu pandangan. Kedua, kesedian untuk saling menghargai satu sama lain. Ketiga, kesedian untuk menciptakan suatu kehidupan yang damai dan tentram di masyarakat.

30 Al-Quran surah Al-Maidah: 2

35

Adapun kerukunan juga dijelaskan dalam Q.S Al-Hujarat (49) : 10, berbunyi ialah sebagai berikut :























Artinya :

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”( Q.S Al-Hujarat : 1031

e. Nilai Etika

Nilai etika diartikan sebagai suatu kebiasaan. Adaupun dalam nilai etika dibagi menjadi tiga ialah sebagai berikut yaitu pertama, suatu hal yang berupa dengan kebaikan, kedua, kumpulan asas atau nilai yang berkembang dengan akhlak serta perilaku, dan yang ketiga, nilai benar dan salah yang dianut dalam masyarakat.

Dalam pantun seni Dendang nilai etika termasuk pada pantun nasehat.

Adapun dalam beretika yang baik dijelaskan dalam Q.S Al- Asr (103) : 3, berbunyi ialah sebagai berikut :





















31 Al-Quran surah Al-Hujarat : 49

Artinya :

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (Q.S Al-Asr (103) : 3)”32

D. Suku Serawai di Bengkulu Selatan 1. Suku Serawai

Suku Serawai merupakan suku terbesar kedua di Provinsi Bengkulu. Secara geografis suku Serawai hampir berada di setiap Kabupaten Provinsi Bengkulu. Namun, masyarakat suku Serawai lebih banyak dominan dengan Kabupaten Seluma dan juga Bengkulu Selatan.

Dan tak hanya itu, suku Serawai telah bertransmigrasi ke salah satu Provinsi tetangga yaitu Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung. Suku Serawai memiliki ciri khas tradisi dan budaya tersendiri dan mempunyai nilai-nilai kebaikan.33

Mayoritas suku Serawai bertempat tinggal di Kabupaten Bengkulu Selatan. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku Serawai mempunyai adat istiadat yang dipegang dengan teguh, dan masyarakat suku Serawai menyadari bahwa adat istiadat masyarakat suku Serawai

32 Al-Quran surah Al-„Asr : 103

33 Dihamri, Budaya Daur Hidup (Sik lus Kehidupan) Suk u Serawai Di K abupaten Bengk ulu Selatan, Jurnal Geografflesia, Vol. 2 No.2, (2017), hlm 62.

37

ialah merupakan sumber kerukunan dan kententraman yang membawa masyarakatnya dalam kedamaian.34

2. Bahasa Serawai

Meskipun suku Serwai sama. Namun, dalam bahasa Serawai ada perbedaan yang membedakan dialek antara bahasa tersebut. Adapun dua dialek bahasa yang digunakan pada suku Serawai, yaitu pada masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan dialeknya bahasa Serawai mayoritas masyarakatnya lebih dominan di ujung bahasa dengan mengunakan au contohnya, Bahasa Indonesia dimana diartikan dalam bahasa Serawai Bengkulu Selatan dimanau. Sedangkan mayoritas Kabupaten Seluma lebih dominan di ujung bahasa dengan mengunakan o contohnya, Bahasa Indonesia dimana diartikan dalam bahasa Serawai Seluma dimano.

Pada umumnya, antara bahasa Serawai Bengkulu Selatan dan bahasa Serawai Seluma sebenarnya hampir sama. Namun ada beberapa dialek kata saja yang sedikit membedakan. Dan tak sedikit antara masyarakata suku Serawai bahasa Serawai Bengkulu Selatan dan bahasa Serawai Seluma saling mengerti apa yang dimaksudkan ketika kedua masyarakat bertemu antara sesama suku Serawai namun beda Kabupaten dan bahasa tersebut.35

34 Rohimin, Sukraini Ahmad, Idwal, Suhilman, Kontruk si sumpah Dan Pelak sanaanya Dalam Masyarak at Suk u serawai, Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Vol. 6 No. 1, (2021), hlm 70.

35 Irma Diani, Seraway Dalam Bingk ai Sejarah dan Linguistik, Jurnal Daun Lontar Vol.3 No. 5, (2017), hlm 88.

38 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian pada dasaranya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan pada kegunaan tertentu. Berdasarakan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.36

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang membahas tentang Pesan Islami Pantun Pada Seni Dendang Pernikahan Suku Serawai dengan mengunakan metode deskriftif dengan pendekatan jenis kualitatif. Dimana pada penelitian kulitataif ini ialah melibatkan mengenai unsur-unsur apa saja yang penting, seperti halnya mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber, mengumpulkan data-data secara spesifik dari partisipan, kemudian menganalisis data secara induktif dimana mulai dari tema-tema dan kemudian menaksirkan makana data.

Adapun pendekatan kualitatif adalah prosedur yang dilakukan pada penelitian yang nantinya akan menghasilkan data deskriptif yang mana, pada data deskriptif itu sendiri meliputi beberapa kata yang tertulis maupun tidak tertulis (lisan) di dalam perilaku individu ataupun kelompok sosial masyarakat yang kemudian diamati.37

36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta, (2018), hlm. 2

37 Ajat Rukajat, Pendek atan Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : CV Budi Utama, ( 2018), hlm. 6

39

Adapun penelitian kualitatif ini bertujuan agar peneliti lebih mengenal lingkungan penelitian langsung. Sehingga, peneliti dapat terjun langsung ke lapangan. Metode kualitatif ini digunakan karena metode ini lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, dan selain itu juga lebih dapat menyesuaikan diri terhadap pengaruh dan nilai-nilai yang sedang dihadapi.38

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang akan peneliti tulis ialah di Desa Padang Lebar Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan. Pada mulanya, peneliti telah melakukan observasi awal sampai ke tahap pembuatan proposal skripsi yaitu selama 2 bulan yaitu dari Maret sampai dengan Mei.

Adapun Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari turunnya surat izin penelitian pada tangal 18 November 2021 sampai dengan 18 Desember 2021 hingga sampai dengan siding skripsi sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanaan penelitian.

C. Subjek/Informan Penelitian

Informan merupakan orang yang memberikan informasi dalam penelitian. Pemilihan informan diambil dari dari teknik purposive sampling. Adapun Purposive sampling ialah teknik pengambilan informan atau sumber data dengan pertimbangan tertentu pada penentuan sampel.39 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi ini adalah yang

38 John W Creswell, Research Design (Pendek atan Kulitatif, Kuantitatif dan Mixed), Yogyakarta : Pustaka Belajar, (2014), hlm 5.

39 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta, (2019), hlm. 218.

mempunyai kaitan dengan penelitian ini, informan penelitan ini ialah ketua adat pemain seni Dendang, anggota pemain seni Dendang, tokoh agama dan juga beberapa masyarakat Desa Padang Lebar Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan.

Pada penelitian ini penulis menentukan informan menggunakan teknik purposive sampling. Dimana pada teknik sampling ini digunakan untuk peneliti sehingga menjadi pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan atau penentuan sampel pada penelitian ini.

Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ketua adat seni Dendang

2. Anggota pemain seni Dendang 3. Tokoh agama

4. Masyarakat

Dari kriteria diatas, maka yang layak dijadikan informan dalam penelitian ini adalah saru orang ketua adat seni Dendang, dua orang anggota seni Dendang, satu orang tokoh agama dan tiga orang masyarakat. Jadi, total informan berjumlah tujuh orang.

D. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer atau data utama dalam penelitian ini merupakan data yang dapat diperoleh pada pengumpulan data observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan wawancara yang telah dikumpulkan terlebih dahulu. Dan yang

41

menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah ketua adat seni Dendang, tokoh agama, anggota seni Dendang, serta ketua lembaga adat seni Dendang Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh oleh peneliti dengan melalui teknik pengumpulan data yang bersifat dokumentasi serta teks isi pantun. Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari buku, jurnal, dan skripsi yang telah dipublikasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan sebuah metode dalam penelitian.

Diamana pada teknik ini menentukan sesuai atau tidaknya sebuah penelitian yang diteliti. Maka dengan itu diperlukan sebuah pendekatan yang tepat dalam teknik pengumpulan data. Oleh karenanya, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya memalui beberapa data berdasarkan hasil data yang meliputi : observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Dan masing-masing metode dan teknik dapat dijelaskan ialah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi ialah suatu teknik yang digunakan untuk menggali data dari sumber yang mana meliputi, tempat, aktivitas, serta benda,

rekaman dan juga gambar dan dengan observasi dapat dilihat dan juga di tes kebenarannya atas suatu kejadian atau pristiwa tersebut.40

Maka dengan itu peneliti melakukan penelitian ini langsung terjun ke lapangan dengan cara mengamati secara detail beberapa serangkaian acara yang diadakan pada pergelaran acara seni dendang kemudian mengamati nilai-nilai Islami dan proses berpantun pada pantun pada seni Dendang yang telah di kumpulkan. Pada observasi ini penulis mengunakan teknik observasi dengan mengamati dan mengumpulkan beberapa pantun pada seni Dendang. Dan selain itu juga peneliti dapat melakukan observasi dengan mengamati terhadap pergelaran acara seni Dendang selama berlangsung. Sehingga, metode digunakan oleh penulis untuk meneliti isi dan juga proses berpantun pada seni Dendang.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses komunikasi tanya jawab yang terjadi antara peneliti dan informn atau subjek penelitian. Wawancara juga digunakan sebagai teknik pengumpulan data, dimana pada penelitian ini dimana penulis ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, maka dengan itu melakukan responden yang lebih mendalam.41

40 Dr Farida Nugrahani, M.Hum, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta : (2014) , hlm 135.

41 Rahardjo Mudjia, Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang : (2011), hlm 52.

43

Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan wawanacara yang dilakukan penulis terhadap informan penelitian dengan mengajukan beberapa pertanyaan guna untuk mencari data- data informasi dan fokus untuk tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan ketua adat seni Dendang, anggota seni Dendang, tokoh agama, dan juga masyarakat Desa Padang Lebar Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ialah suatu teknik yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data yang memberikan gambaran tentang siatuasi setemp atau social setting yang menjadi konteks penelitian yang mana berupa, foto-foto, rekaman video, catatan, buku, surat kabar dan wawancara.42

Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan adalah ada beberapa dokumentasi-dokumentasi yang dapat membantu kelengkapan dan kebenaran data yang berupa data-data yang benbentuk foto, rekaman video, beberapa catatan dan hasil wawancara yang telah penulis lakukan.

42 Dr. TJipto Subadi M,Si, Penelitian Kualitatif, Surakarta : Muhammadiyah University Press (2006), hal 66.

F. Teknik Keabsahan Data

Dalam menetapkan keabsahan data yang diperlukan pada teknik keabsahan data ialah teknik pemeriksaan. Pada pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Berdasarakan kriteria-kriteria tersebut memiliki beberapa macam kriteria, diantara ialah terdapat empat macam kriteria yang digunakan yaitu, derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transfer ability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Maka dengan itu, adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini diantaranya yaitu :

1. Ketekunanan Pengamatan

Ketekunanan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan. Adapun dalam penelitian ini ketekunan pengamatan digunakan penulis untuk mengetahui bagaimana saja yang terkandung pesan Islami dalam pantun seni Dendang.

Sebelum mengambil pembahasan penelitian, penulis telah melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun dengan upaya untuk menggali data ataupun informasi yang nantinya akan dijadikan objek penelitian dalam rangka memenuhi permasalahan yang menarik untuk di teliti, yaitu : Pesan Islami Pantun Pada Seni Dendang Pernikahan Di Desa Padang Lebar Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan.

45

Oleh karennya di dalam ketekunan pengamatan maka penulis dapat mengecek data-data yang sudah penulis temukan baik berupa data-data dokumen, rekaman hasil wawancara ataupun foto-foto maka penulis dapat melihat dan mengamati apakah data yang ditemukan benar atau salah.

2. Triagulasi

Triagulasi adalah teknik pemeriksaaan yang digunakan untuk keabsahan data, teknik triagulasi itu sendiri merupakan sebagai sumber untuk pengumpulan data. Triagulasi dengan sumber berarti membandingan dan mengecek balik terhadap tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berada dalam suatu penelitian kualitatif.43

Dengan demikin untuk melihat dan mencapai tingkat kepercayaan tersebut maka peneliti melakukan beberapa langkah diantaranya ialah:

a. Peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Peneliti membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu c. Peneliti membandingkan keadaan dan persfektif seseorang

dengan berbagai pendapat dan pandangan seseorang

43 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya (2016), hlm 330.

d. Peneliti membandingkan hasil wawancara dengan isi pada suatu dokumen yang berkaitan

3. Analisis Kasus Negatif

Analisis kasus negatif merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding dan kasus negatif juga digunakan untuk menjelaskan hipotesis kerja alternatif sebagai upaya meningkatkan argumentasi penemuan data pada penelitian.

Namun jika penulis menemukan data-data ataupun informasi yang masih bertentangan maka penelitian bisa saja berubah, akan tetapi jika tidak ada perbedaan atau perbandingan dengan data ataupun informasi yang lain maka data sudah dapat dipercaya.44

4. Mengunakan Bahan Referensi

Di dalam penelitian ini penulis mengunakan bahan referensi dengan tujuan untuk menunjukan bukti terhadap data-data yang telah ditemukan penulis, seperti diantaranya ialah sebagai berikut, data hasil wawancara yang berupa rekaman, serta video dan data yang berbetuk gambar seperti foto-foto dan dokumen.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deksriftif kualitatif.

Teknik analisisi data kualitatif digunakan untuk menganalisis data tentang

44 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya (2016), hlm 334.

Dokumen terkait