• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Kerangka SNSE

Dalam dokumen SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA 2016 (Halaman 38-42)

BAB II. PEMAHAMAN TENTANG SNSE

2.4. Manfaat Kerangka SNSE

p. Penyesuaian untuk perubahan hak pensiun adalah perubahan ekuitas bersih rumah tangga di dana pensiun. Perubahan ekuitas bersih rumah tangga yang terjadi antara awal dan akhir periode akuntansi dan sebagai akibat dari keuntungan atau kerugian kepemilikan nominal atas cadangan dana pensiun yang diinvestasikan dicatat dalam akun revaluasi dan tidak termasuk dalam akun keuangan.

q. Tabungan bruto adalah item penyeimbang di kedua neraca penggunaan pendapatan. Nilainya sama, baik yang diturunkan dari pendapatan disposabel kurang pengeluaran konsumsi akhir atau dari pendapatan disposabel adjusted kurang konsumsi akhir aktual (pada kedua kasus, berlaku setelah dilakukan penyesuaian pada perubahan atas hak pensiun).

r. Transfer modal adalah transfer tak-berbalas di mana kedua belah pihak yang membuat transfer, merealisasi dana yang terkait dengan pelepasan aset (selain uang tunai atau inventori), relinquishing klaim finansial (selain akun penerimaan); atau pihak yang menerima transfer wajib mendapat aset (selain uang tunai); atau kondisi keduanya terjadi.

s. Lending dan borrowing dihitung sebagai saldo operasi kurang perolehan aset nonfinansial atau total pendapatan kurang total pembiayaan. Hal ini menunjukkan jumlah yang tersedia bagi pemerintah untuk meminjamkan atau yang harus dipinjam untuk membiayai operasi nonfinansial.

Selain itu, SNSE dapat digunakan untuk melihat multiplier suatu sektor institusi terhadap kegiatan ekonomi. Untuk memudahkan analisis, struktur penerimaan dan struktur pengeluaran pada SNSE dapat dibagi menjadi neraca endogen dan eksogen sesuai dengan tujuan penelitian.

1. tingkat dan struktur ekonomi (PDB) menurut lapangan usaha (industry), menurut komponen pengeluaran (konsumsi, investasi, ekspor), dan menurut permintaan (konsumsi antara dan konsumsi akhir)

2. tingkat dan struktur investasi menurut jenis barang modal maupun menurut sumber investasi (tabungan, penyusutan, dan transfer modal);

b. Distribusi ketenagakerjaan menurut industri dan kompensasi tenaga kerja;

c. Distribusi pendapatan rumah tangga menurut faktor produksi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja;

d. Distribusi pendapatan rumah tangga menurut sumber pendapatan rumah tangga di luar aktivitas produksi (pendapatan kepemilikan dan transfer);

e. Pola pengeluaran rumah tangga menurut golongan rumah tangga dan komoditas.

Disamping itu, perangkat SNSE juga dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam membangun model ekonomi dan melakukan analisis keseimbangan perekonomian, baik keseimbangan secara parsial (partial equiblirium) maupun keseimbangan umum (general equiblirium).

2.4.1 Kinerja perekonomian nasional

Kinerja ekonomi nasional dapat ditunjukkan melalui submatrik nilai tambah bruto atas harga dasar. Submatrik ini menggambarkan besarnya nilai tambah yang diciptakan di berbagai lapangan usaha (catagory atau industry). Kinerja ekonomi nasional juga dapat ditunjukkan melalui submatrik pengeluaran konsumsi akhir, pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori, serta ekspor dan impor barang dan jasa. Submatrik-submatrik tersebut menggambarkan penggunaan pendapatan oleh sektor institusi untuk melakukan aktivitas konsumsi, investasi, ekspor neto barang dan jasa (final consumption expenditure).

Apabila submatrik pengeluaran konsumsi akhir digabung dengan submatrik pengeluaran konsumsi antara (intermediate consumption expenditure), maka kedua submatrik tersebut menggambarkan kinerja ekonomi nasional dari sisi permintaan

https://www.bps.go.id

(demand side). Sedangkan kinerja ekonomi dari sisi penyediaan (supply side) dapat ditunjukkan melalui submatrik output, margin perdagangan dan transportasi, pajak atas produk minus subsidi, serta submatrik impor barang dan jasa.

2.4.2 Distribusi ketenagakerjaan

Gambaran tentang distribusi ketenagakerjaan terutama didasarkan pada sub- matrik nilai tambah bruto atas harga dasar menurut industri. Sebagaimana dimaklumi bahwa salah satu bentuk nilai tambah yang tercipta di berbagai industri adalah nilai kompensasi tenaga kerja (upah dan gaji) yang dibayarkan pada pekerja. Di sisi lain, kompensasi ini merupakan satu sumber pendapatan rumah tangga sebagai penyedia dari faktor produksi tenaga kerja. Bila kompensasi tenaga kerja di masing-masing industri dijumlahkan, maka itulah yang dikenal sebagai alokasi nilai tambah faktor produksi tenaga kerja menurut industri.

Dengan demikian, dari submatriks tersebut akan diperoleh informasi tentang kompensasi tenaga kerja yang bekerja di masing-masing industri. Untuk kepentingan analisis lanjutan tentang tenaga kerja, maka akan lebih bermanfaat jika disajikan pula data tentang jumlah tenaga kerja beserta karakteristiknya menurut industri sebagai informasi pendukung dalam kajian bidang ketenagakerjaan.

2.4.3 Distribusi Pendapatan Faktorial

Distribusi pendapatan rumah tangga menurut faktor produksi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja (pendapatan faktorial), terutama ditunjukkan melalui submatrik pendapatan atas harga dasar dan submatrik pendapatan kepemilikan.

Pendapatan faktorial diterima oleh rumah tangga sebagai balas jasa penggunaan faktor produksi yang dimiliki rumah tangga. Upah dan gaji adalah balas jasa faktor produksi tenaga kerja; sedangkan keuntungan adalah balas jasa faktor produksi bukan tenaga kerja. Bila pendapatan faktorial tersebut ditambah dengan pendapatan faktorial yang diterima rumah tangga dari luar negeri, maka keduanya

https://www.bps.go.id

menunjukkan total pendapatan faktorial yang diterima oleh sektor atau institusi rumah tangga.

2.4.4 Distribusi Pendapatan Rumah tangga

Distribusi pendapatan rumah tangga ditunjukkan melalui submatrik yang terkait dengan sumber-sumber pendapatan rumah tangga. Submatrik total pendapatan faktorial menggambarkan pendapatan yang berasal dari balas jasa faktor produksi. Sedangkan submatrik pendapatan transfer menggambarkan pendapatan yang berasal dari aktivitas atau transaksi transfer.

Transaksi transfer merupakan bentuk redistribusi pendapatan faktor produksi ke pihak lain. Submatrik transfer menunjukkan lalu lintas transfer antar institusi seperti subsidi pemerintah pada perusahaan, pemberian bantuan sosial pemerintah pada rumah tangga, ataupun pemberian transfer dari rumah tangga ke rumah tangga lain.

Submatrik transfer juga menunjukkan penerimaan transfer ketiga institusi itu dari luar negeri. Jumlah ketiga submatrik tersebut untuk institusi rumah tangga menggambarkan distribusi penerimaan rumah tangga yang berasal dari proses distribusi dan redistribusi pendapatan (faktorial).

2.4.5 Pola Pengeluaran Rumah tangga

Pola pengeluaran rumah tangga menurut golongan rumah tangga ditunjukkan melalui submatrik pengeluaran konsumsi akhir dan submatrik pengeluaran transfer.

Dari submatrik pengeluaran konsumsi akhir dapat diperoleh informasi tentang struktur pengeluaran rumah tangga menurut jenis komoditas.

Dari pola pengeluaran rumah tangga ini juga diperlihatkan besarnya tabungan sektor rumah tangga, yang merupakan selisih antara total penerimaan dan pengeluaran rumah tangga menurut masing-masing golongan rumah tangga.

https://www.bps.go.id

Dalam dokumen SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA 2016 (Halaman 38-42)

Dokumen terkait