• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis yang berhubungan dengan teori SOP agar bisa memberikan dasar yang kuat untuk efisiensi operasional kitchen dan mampu memberikan konsistensi dalam penyajian dan kualitas hidangan.

2. Manfaat Praktis

Dalam konteks praktis penelitian ini dapat meningkatkan produktivitas kitchen dengan menyusun prosedur yang efisien dan meminimalkan resiko kecelakaan.

a. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis dalam menuangkan ilmu selama masa perkuliahan dan dapat memberikan wawasan bagi penulis dan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Pariwisata.

b. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai sumber bacaan serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk memberi informasi kepada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Hotel Pendidikan Poliwangi Jinggo khususnya terkait Perancangan Standard Operating Proce- dure.

c. Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan pihak pengelola dalam pe-

1.5 Batasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini terfokus dan tidak terlalu meluas, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Perancangan SOP Kitchen difokuskan sebatas penyusunan yang dilakukan hingga tahap verifikasi dan validasi data hingga menjadi sebuah SOP yang valid dan telah diresmikan oleh Kampus Hotel Pendidikan Poliwangi Jinggo Banyuwangi.

2. Konfirmasi kesesuaian kebutuhan data SOP (Standard Operating Procedure) Departmen Kitchen dilakukan dengan tahap simulasi serta uji coba dilakukan oleh peneliti.

3. Dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pada personal hygine kitchen Hotel Pendidikan Poliwangi Jinggo Banyuwangi.

---Halaman ini sengaja dikosongkan---

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori yang relevan digunakan untuk menjelaskan variabel penelitian sebagai dasar untuk merumuskan dasar hasil analisis dari rumusan masalah.

Adapun landasan teori yang akan diuraikan untuk mendasari dan mendukung penelitian yaitu sebagai berikut :

2.1.1 Hotel

Pengertian hotel menurut para 2 ahli, Menurut Sulastiyono di dalam (Derianto &

Kristiutami, 2015) menyatakan bahwa, hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus, pada kesimpulan di atas hotel merupakan suatu akomodasi yang di peruntukan bagi orang yang melakukan perjalanan serta di kelolas secara komersial. Sedangkan Menurut Sujatno di dalam (Widyarini et al., 2022) hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makanan dan minuman serta lainnya bagi setiap orang yang menginap di hotel.

Tipe dan Klasifikasi Hotel Menurut Arief, di dalam (Derianto & Kristiutami, 2015) pengelompokan menurut ukuran besar atau kecilnya hotel, yaitu dapat dibagi atas 4 golongan yaitu:

1. Small Size Hotel (hotel kecil) yaitu jumlah kamarnya yang kurang 26 kamar tamu.

2. Small Average Size Hotel (hotel sedang) yaitu jumlah kamar 26 sampai 99 kamar tamu.

3. Medium Average Size Hotel (hotel diatas rata-rata) yaitu jumlah kamar 100 sampai 299 kamar tamu.

4. Large Size Hotel (hotel besar) yaitu jumlah kamar 300 sampai 3000 kamar tamu 2.1.2 Kitchen

Kitchen adalah sebuah tempat yang digunakan untuk mengolah makanan. Kitchen harus selalu terjaga kebersihannya setiap hari. Ruangan kitchen harus mendapat perhatian khusus, untuk itu para ahli merancang ruangan kitchen agar saat bekerja di kitchen merasa nyaman. Menurut (Aprilia, di dalam Durrotunnisa & Nur, 2020) kitchen merupakan salah satu tempat dimana para cheff menyiapkan dan membuat makanan yang akan dijual kepada tamu lewat restorant di hotel ekselusif layanan kamar. Syarat-Syarat Kitchen

Hotel Internasional Untuk menunjang kebutuhan kitchen hotel yang baik maka diperlukan standard untuk kitchen hotel. Kitchen hotel sendiri memiliki beberapa syarat yang dijadikan sebagai standard.

1. Cukup ventilasi pertukaran udara sangat penting di kitchen, agar sisa pembakaran di kitchen dapat keluar dengan sempurna misalnya dibuat jendela/ventilasi atau corong asap/penyedot diatas kompor untuk mengeluarkan sisa pembakaran. Selain itu untuk pertukaran udara, ventilasi juga berguna untuk menghilangkan bau makanan.

2. Penerangan kitchen harus cukup sinar matahari, kitchen yang gelap dan lembab akan menimbulkan bau, mempercepat kuman-kuman berkembang, dan menjadi sarang binatang seperti kecoa, lalat, semut, dan tikus. Pada malam dan siang hari.

3. Lantai dan dinding sebaiknya yang bertanggul, agar lebih mudah dibersihkan dari kotoran dan lemak. Dinding sebaiknya dari bahan yang tidak mudah terbakar.

Dinding warna putih memberi kesan bersih dan ruangan menjadi terang atau warna hijau (muda) karena warna itu tidak disukai lalat.

2.1.3 Klasifikasi dan Jenis-jenis Kitchen

Untuk mempelancar operasional di kitchen departement harus dibuat section sesuai fungsinya masing-masing. Hal ini dibuat agar tercapainya dan terpenuhinya proses pengolahan makanan, serta terjaminnya kualitas makanan tersebut. Secara garis besar kitchen dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu Conventional Kitchen, combinated preparation & Finishing kitchen, Seperated Preparation & Finishing kitchen serta Conivenience Kitchen.

1. Conventional Kitchen Merupakan performance kitchen biasa dimana pada umumnya terdapat pada perusahaan jasa pelayanan makanan dalam ukuran atau terdapat pada hotel- hotel kecil.

2. Combinated Preparation & Finishing Kitchen Bentuk kitcehn ini sangat berbeda dengan bentuk kitchenconventional karena disini tempat pemisahan antara bagian yang mempersiapkan dengan bagian yang mengolah makanan.

3. Patisserie bagian patisserie mempunyai fungsi dan ruang lingkup pekerjaan mempersiapkan serta membuat bermacam-macam kue, roti, manisan, eskrim dan makanan (dessert) lainnya.

4. Convenience kitchen, kitcehn ini dipersiapkan khusus untuk membuat makanan jadi (pelayanan makanan jadi) sehingga tidak memerlukan suatu ruangan pendingin,

2.1.4 Standard Operating Procedure (SOP)

Penyusunan SOP memiliki standard desain template dan peraturan penyusunan yang harus diterapkan, sehingga terdapat keseragaman isi dan bentuk SOP dalam satu departemen. Format penyusunan SOP yang digunakan adalah flowchart yang digambarkan melalui template kemudian menjadi draft. Draft SOP dibuat untuk dijadikan panduan pembuatan SOP yang standard di Kitchen Hotel Pendidikan Poliwangi Jinggo.

Menurut Insani didalam (Sinaga, 2017) Standard Operating Procedure (SOP) adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan. Atmoko mengemukakan di dalam (Sinaga, 2017): “Standard Operating Procedure (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator- indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan”.

Menurut pendapat tersebut, maka SOP merupakan bagian dari peraturan tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku anggota organisasi. SOP mengatur cara pekerja untuk melakukan peran keorganisasiannya secara terus menerus dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasi.

Pengertian SOP menurut Tambunan di dalam (Dewi et al., 2019) SOP adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur standard operating yang ada di dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi yang merupakan anggota organisasi dapat berjalan efektif, konsisten, standard, dan sistematis. Menurut Soemohadiwidjojo (Setiawan & Rahmawati, 2020) standard operating procedure adalah panduan yang digunakan untuk memastikan seluruh kegiatan operasional berjalan secara konsisten, efektif, dan efisien. Budiharjo, berpendapat di dalam (Dewi et al., 2019) standard operating procedure adalah suatu prosedur kerja yang bersifat tetap dan tidak berubah ubah yang ditetapkan kedalam sebuah dokumen tertulis.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Standard Operating Procedure merupakan serangkaian instruksi tertulis yang menjadi pedoman untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

2.1.5 Unsur-unsur Standard Operating Procedure (SOP)

Unsur-unsur dalam Stadard Operating Procedure sangat menentukan dalam efektifitas penyusunan dan penerapan SOP itu sendiri. Ketika unsur-unsur SOP diabaikan dalam suatu organisasi, maka pelaksanaan SOP itu sendiri tidak bermanfaat bagi organisasi. Unsur-unsur SOP tidak hanya bermanfaat untuk menjadi rujukan penyusunan, akan tetapi juga berguna sebagai senjata kontrol pelaksanaan penyusunan SOP, yaitu untuk melihat apakah SOP yang disusun telah lengkap atau tidak. Dalam SOP itu sendiri, unsur-unsur tersebut tidak selalu merupakan urutan-urutan yang harus dipenuhi secara lengkap, karena setiap penyusunan SOP mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam setiap organisasi. Adapun unsur-unsur SOP yang bisa digunakan sebagai acuan dalam mengimplementasikan SOP menurut Tambunan di dalam (Dewi et al., 2019)) antara lain sebagai berikut:

1. Tujuan pada dasarnya penyusunan SOP harus mempunyai tujuan. Tujuan penyusunan SOP harus dinyatakan jelas agar bisa menjadi landasan setiap prosedur serta langkah kegiatan yang ada di dalam SOP, termasuk keputusan-keputusan yang diambil pada saat melaksanakan suatu prosedur dan kegiatan.

2. Kebijakan pedoman SOP harus dilengkapi dengan pernyataan kebijakan yang terkait, yang bertujuan mendukung pelaksanaan prosedur secara efektif dan efisien.

Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan prosedur operasional standar bersifat spesifik untuk masing-masing prosedur.

3. Petunjuk operasional yang dimaksud petunjuk operasional dari prosedur adalah bagaimana pengguna akan membaca panduan prosedur operasional tersebut dengan cara benar. Bagian ini sangat penting untuk mengarahkan pengguna dalam memahami berbagai bentuk tampilan serta simbol-simbol yang digunakan didalam prosedur yang bersangkutan. Petunjuk operasional hanya disajikan pada awal pedoman, dan tidak disajikan berulang-ulang pada setiap prosedur. Petunjuk operasional harus dinyatakan secara lengkap, konsisten, dan bahasa yang jelas.

Sehingga petunjuk operasional menjadi lebih bermanfaat.

4. Pihak yang terlibat hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu prosedur adalah pihak atau fungsi yang terlibat di dalam prosedur yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan prosedur, lebih baik menggunakan fungsi sebagai representasi dari pihak yang terlibat, daripada menggunakan nama bagian atau unit, departement atau juga nama jabatan dan orang yang rentan terhadap perubahan atau

menjalankan prosedur tertentu sebagai media yang menghubungkan tiap keputusan dan kegiatan yang dilakukan oleh setiap pihak yang terlibat di dalam prosedur tersebut. Di dalam SOP, formulir atau blanko atau dokumen, merupakan media validasi dan kontrol prosedur. Karena keberadaan formulir atau blanko atau dokumen di dalam suatu prosedur memiliki fungsi sebagai sumber terpenting untuk kontrol dan pelaksanaan audit, tidak hanya berfungsi sebagai media agar terlaksana relasi keputusan dan kegiatan antar pihak-pihak yang terlibat dalam prosedur. Oleh karena itu, di dalam pedoman SOP, dalam setiap prosedur, harus pula dijelaskan dengan tepat bagaimana cara pengisian setiap formulir yang digunakan dalam prosedur yang bersangkutan.

6. Masukan Setelah formulir sebagai media masukan disiapkan, maka kegiatan di dalam sistem dapat dilakukan, dengan asumsi bahwa kualitas data sudah memenuhi persyaratan sesuai yang dinyatakan dalam kebijakan ataupun syarat prosedur.

7. Proses adalah tahapan lanjutan setelah tahapan masukan dalam prosedur. Proses dapat terdiri dari satu atau lebih sub proses. Hal ini juga dapat terjadi pada prosedur suatu organisasi. Proses (dan sub proses) adalah kegiatan yang bertujuan mengubah masukan menjadi keluaran. Data dan informasi di dalam masukan diubah menjadi informasi dan knowledge yang dibutuhkan oleh organisasi untuk pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

8. Laporan yang dimaksud dalam SOP harus dibedakan dengan formulir, blanko, atau dokumen. Laporan dalam suatu prosedur, biasanya sangat spesifik dan tidak akan sama dengan laporan yang di produksi di dalam prosedur lainnya.

9. Validasi adalah bagian yang penting dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi. Tujuan dari melakukan validasi adalah untuk memastikan bahwa semua keputusan yang diambil dan kegiatan yang dilakukan telah sah (valid).

10. Kontrol dapat dibagi dengan berbagai cara. Ada yang menurut spesifikasinya, prosedur, kepatuhannya, dan sebagainya. Untuk dapat menerapkan SOP dan prosedur-prosedur, maka kontrol yang diterapkan harus mencakup semua bentuk kontrol tersebut.”

2.1.6 Format Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP)

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.01 MEN 1 2011, penyusunan SOP harus memperhatikan format SOP, sehingga mempermudah pengorganisasiannya dan memudahkan bagi para pengguna

dalam memahami isi SOP tersebut. Format SOP ini dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu format SOP secara umum dan format SOP administrasi pemerintahan.

Ada dua faktor yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan format penyusunan SOP, yaitu:

a. Berapa banyak langkah dan sub langkah yang diperlukan dalam suatu prosedur.

b. Berapa banyak keputusan yang akan dibuat dalam suatu prosedur. Secara umum, format SOP dapat dikategorikan menjadi empat jenis, antara lain:

1. Langkah sederhana (simple steps)

SOP paling sederhana yang berisi sedikit kegiatan kegiatan dan keputusan yang ditujukan bagi beberapa orang yang melaksanakan prosedur. Biasanya proses yang dilakukan cenderung pendek dan umumnya kurang dari sepuluh langkah. Selain itu, anggota yang terlibat dalam pelaksanaan Standar Operasional Prosedur hanya beberapa orang saja.

2. Tahapan berurutan (hierarchical steps)

Format yang di gunakan apabila prosedur yang di susun relative panjang, lebih dari sepuluh langka, dan membutuhkan informasi lebih detail. Format hierarchical steps merupakan format pengembangan dari simple steps, karena membutuhkan sedikit pengamabilan keputusan. Dalam format ini, langkah yang diidentifikasi di jabarkan ke dalam sub-sub langkah secara terperinci

3. Grafik (graphic)

Format ini digunakan apabila prosedur yang disusun memiliki kegiatan yang pan- jang dan spesifik dalam format ini, langkah-langkah dijabarkan ke dalam sub proses yang lebih pendek dan hanya berisi beberapa langkah. Format ini digunakan apabila prosedur membutuhkan gambaran foto atau diagram.

4. Diagram alır (flowcart)

Diagram alir merupakan alat pemetaan sederhana yang menunjukkan urutan tin- dakan suatu proses Diagram ini menggunakan konotasi bidang geometri untuk menggambarkan alıran proses prosedur. Diagram alir dibuat pada setiap awal sebuah proses untuk kemudian dilakukan revisi dan dikembangkan sesuai keburuhan berdasarkan hasıl diskusi dan wawancara dengan pengguna dan pihak yang terlibat di dalamnya sebelum digunakan sebagai acuan.

2.1.7 Tahapan Penyusunan (SOP) Standard Operating Procedure

Setelah mempelajari pihak mana saja yang terlibat dalam penyusunan Standar Op- erasional Prosedur (SOP), setelah itu mengembangkan penyusunan suatu Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan tim yang ditunjuk.

2. Identifikasi kebutuhan

Proses identifikasi kebutuhan ini melalui penilaian beberapa aspek, yakni:

a) Peraturan perundangan terkait.

b) Lingkungan operasional tempat organisasi melaksanakan kegiatannya.

c) Kebijakan perusahaan dan kebutuhan organisasi dan pemegang saham.

3. Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dapat didapatkan dengan melakukan kegiatan wawancara kepada subjek penelitian, survei untuk mendapatkan infomasi dari beberapa pihak, dan biasanya ketika pihak pengumpulan data belum memiliki informasi yang cukup maka akan dilakukan kegiatan analisis

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transimigrasi Republik Indonesia nomor PER.01/MEN/1/2011. SOP harus dilengkapi dengan identitas dengan hal- hal sebagai berikut:

1. Nama SOP, yaitu nama prosedur yang di SOP kan sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki

2. Satuan kerja, yaitu nomenkaltur satuan kerja

3. Nomor dokumen, yaitu nomor sesuai dengan tata naskah dinas yang berlaku di kementrian 19.

4. Tanggal pembuatan, yaitu tanggal selesainya SOP dibuat bulan dan tanggal dimulainya pembuatan

5. Tanggal revisi, yaitu tanggal SOP direvisi atau ditinjau ulang 6. Tanggal efektif, yaitu tanggal mulai diberlakukan

7. Pengesahan oleh pejabat yang berkompeten pada tingkat satuan kerja, yaitu berisi nama jabatan, tandatangan, nama pejabat disertai dengan NIP

8. Dasar hukum, yaitu berupa peraturan perundang- undangan yang mendasari SOP beserta aturan pelaksanaanya.

9. Keterkaitan, yaitu prosedur SOP yang dibuat dengan prosedur lain yang distandarkan (SOP lain yang terkait secara langsung dalam aktivitas)

10. Peringatan memberikan indikasi berbagai permasalahan yang muncul baik berada didalam maupun diluar kendali. Umumnya menggunakan kata peringatan, yaitu jika/

apabila.

Monitoring Evaluasi Perencanaan penerapan

Pemberitahuan Distribusi dan aksibilitas Pelatihan pemahaman Pengumpulan informasi dan identifikasi alternatif

Analisisi dan pemilihan alternatif penulisan SOP Pengujian dan Reviu

Pengesahan SOP Menyusun rencana tindak penilaian kebutuhan Melakukan penilaian kebutuhan

Membuat sebuah daftar mengenai SOP yang akan dikembangkan Membuat dokumen penilaian kebutuhan SOP

Membentuk tim dan kelengkapannya

Melakukan pelatihan- pelatihan bagi anggota tim

Memberitahukan kepada seluruh unit tentang kegiatan penyusunan SOP

Monitoring Dan Evaluasi Integrasi dalam Manajemen

Pengembangan Penilaian Kebutuhan

Persiapan

Gambar 2. 1 Tahapan Penyusunan SOP

11. Kualifikasi pelaksana, yaitu yang dibutuhkan dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang distandarkan. SOP administrasi dilakukan oleh lebih dari satu aktor 22 pelaksana. Oleh sebab itu maka kualifikasi yang dimaksud adalah berupa kompetensi (keahlian) bersifat menyeluruh untuk semua aktor dan bukan bersifat individu, yang diperlukan untuk dapat melaksanakan SOP secara optimal.

12. Peralatan dan perlengkapan, yaitu daftar peralatan utama (pokok) dan perlengkapan yang dibutuhkan yang terkait secara langsung dengan prosedur yang di SOP kan.

13. Pencatatan, yaitu memuat berbagai hal yang perlu ditata dan dicatat oleh setiap pegawai yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang telah distandarkan. Dalam kaitan ini, perlu dibuat formulir- formulir tertentu yang akan diisi oleh setiap pegawai yang terlibat dalam proses, misalnya formulir yang menunjukkan perjalanan sebuah proses pengolahan dokumen pelayan perizinan.

Secara rinci tahapan siklus penyusunan SOP melalui proses sebagai berikut:

1. Persiapan

2. Penilaian kebutuhan SOP 3. Pengembangan SOP 4. Penerapan SOP

5. Monitoring dan evaluasi SOP

2.1.8 GAP Analisis

Maren dan Frankin (2006), menuturkan bahwa GAP Analysis adalah suatu proses

digunakan untuk mengetahui mengenai kondisi aktual yang sedang berjalan disuatu pe- rusahaan, untuk kemudian diperbandingkan dengan sumber daya perusahaan tersebut den- gan tujuan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan sudah bergerak diproses bisnisnya secara optimal untuk memaksimalkan kinerja perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Prakash dan Patukar (2011), Fit / GAP Analysis adalah suatu metodologi yang di gunakan dalam membandingkan dan mengevaluasi proses perusahaan dengan fungsi sisitem untuk memperlihatkan kecocokan (fit) dan ketidak cocokan (gap) diantaranya. Dari beberapa penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa GAP Analysis adalah suatu metode yang di gunakan oleh perusahaan untuk mengetahui kondisi saat ini (Actual Condition).

Gap analysis memungkinkan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara situasi saat ini dan tujuan atau standar yang diinginkan dan bisa mencakup penilaian terhadap mana- mana kesenjangan yang memiliki dampak terbesar atau yang memerlukan penyelesaian segera, gap analysis biasanya diikuti dengan penentuan rencana tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan tersebut. Kesimpulan dari analisis ini dapat mengarah pada rencana tindakan yang spesifik untuk mencapai tujuan yang diinginkan, juga gap analysis dapat melibatkan pengukuran kinerja secara teratur untuk memantau kemajuan dalam mengurangi kesenjangan antara situasi saat ini dan yang diinginkan, selain memperbaiki kekurangan, gap analysis juga dapat mengidentifikasi peluang untuk perbaikan atau pertumbuhan lebih lanjut. Kesimpulan dari analisis ini mungkin termasuk rekomendasi untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut.

2.2 Tujuan Standard Operating Procedure (SOP)

Standard Operating Prosedur (SOP) disusun dan disajikan untuk tujuan sebagai berikut:

1. Menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan organisasi sesuai dengan kebijakan dan ketentuan organisasi secara efektif dan efisien.

2. Menjamin keandalan pemprosesan dan produksi laporan yang dibutuhkan organisasi.

3. Menjamin kelancaran proses pengambilan keputusan organisasi secara efektif dan efisien.

4. Menjamin terlaksananya aspek kontrol kegiatan yang dapat mencegah terjadinya penyelewengan maupun penggelapan oleh anggota organisasi maupun pihak-pihak lain. Tambunan di dalam (Dewi et al., 2019)

2.3 Manfaat Standard Operating Procedure (SOP)

Menurut (Operasional & Di, 2022) Manfaat Standard Operating Procedure adalah ada- pat digunakan sebagai dasar atau atau pedoman dalam melaksanakan tugas, sebagai alat ukur kinerja dan juga untuk memberikan kepercayaan diri pegawai dalam setiap langkah kerja.

(SOP) Standard Operating Procedure (SOP) digunakan sebagai pedoman yang berperan dalan memberikan acuan terkait dengan kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam perusahaan agar berjalan efektif, sehingga membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Fatirnah di dalam (Rakhman, 2023), manfaat SOP sebagai pedoman dalam suatu perusahaan diantara lain:

1. Meminimalisir kesalahan dalam melakukan pekerjaan

2. Mempermudah serta menghemat waktu dan tenaga dalam program training karyawan.

3. Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pelaksanaan suatu pekerjaan 4. Menjadi acuan dalam melakukan penilaian terhadap proses layanan

5. Memudahkan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai konsumen.

6. Karyawan menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada entervensi manajemen.

7. Mengurangi beban kerja serta dapat meningkatkan comparability, credibility, dan defanstbtitry.

8. Menjadi alat komunakasi antara pelaksana dan pengawas, serta membuat pekerjaan diselesaikan secara konsisten.

9. Membantu dalam melakukan evaluasi dan penilaian terhadap setiap proes opera- sional perusahaan.

10. Membantu mengendalikan dan mengantisipasi apabila terdapat suatu perubahan kebijakan.

11. Mempertahankan kualitas perusahaan melalui konsastensa kerja karena perusahaan telah memiliki sistem kerja yang sudah jelas dan terstruktur secara sistematis.

12. Menjadi dokumen aktivitas proses bisnis perusahaan.

2.4 Standard Operating Procedure (SOP) Kitchen Hygiene

Sebelum melakukkan aktivitas atau kegitan kerja, ada hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan yakni kebersihan dan kesehatan dari seorang pekerja (pembuat/penjamah makanan), seorang pekerja harus selalu memeperhatikan hal-hal ini sebagai seorang pekerja pembuat /penjamah makanan harus memperhatikan kebersihan badan, artinya seorang pekerja jasa boga harus berbadan sehat tidak mengidap penyakit menular seperti tifus, kolera atau tu- berculosis mengenakan seragam kerja dan tutup kepala yang bersih.

Dokumen terkait