• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Kajian Pustaka

1. Meditasi

dan nikmatnya bermunajat kepada-Nya. Selain itu, faedah lainnya ialah dapat mengistirahatkan hati, pikiran dan akal dari aktivitas-aktivitas kehidupan yang datang silih berganti.58

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa khalwat merupakan proses mengasingkan diri dari bentuk-bentuk eksistensial dan merupakan perjalanan ruhani dari nafsu menuju penjernihan hati dengan meninggalkan keduniawian yang dapat melalaikan ibadah kepada Allah serta diniatkan untuk menjaga keselamatan orang lain dari perangai buruk diri sendiri dengan terus melanggengkan asma dan sifat Allah kedalam jiwa, hati dan pikiran sehingga seluruh organ tubuh termasuk panca indra akan digerakkan untuk mengharap ridha Allah. Maka dari itu khalwat diharapkan dapat menjadi air penyejuk bagi jiwa yang kehausan akan petunjuk dari Allah. Di dalam jiwa manusia juga terdapat metafisik Tuhan yang tertanam sebab pengamalan khalwat.

merenungkan beberapa kebenaran, misteri atau objek penghormatan yang bersifat keagamaan sebagai latihan ibadah.60 Dalam agama Budha, kata meditasi dipergunakan sebagai sinonim dari samadhi dan pengembangan batin (bhavana). Meditasi dinamakan sebagai samadhi karena terdapat pemusatan pikiran pada satu objek yang tunggal.

Dinamakan bhavana karena meditasi dapat digunakan sebagai metode atau cara dalam mengembangkan batin61

Meditasi adalah pendekatan psikologis untuk pengembangan, pelatihan, dan pemurnian pikiran. Dalam hal berdoa, umat Budha mempraktekkan meditasi untuk pelatihan batin dan pengembangan spiritual. Secara alamiah, batin yang tak terlatih sangat sukar untuk dikendalikan. Khayalan dan emosi selalu menyesatkan manusia jika batin tidak dilatih dengan benar. Seseorang yang tahu bagaimana cara bermeditasi dapat mengendalikan batinnya.62 Istilah meditasi dalam agama Budha, sebagaimana diterangkan di dalam sutta-sutta, adalah keadaan pikiran yang ditujukan pada suatu objek dalam arti kata yang luas. Selain itu, meditasi juga diartikan sebagai suatu tingkat tertentu dari pemusatan pikiran dan bersatu yang tidak dapat dipisahkan sama sekali dengan unsur-unsur kesadaran.63

Meditasi Budhis yang dimaksudkan di sini adalah meditasi yang benar. Meditasi yang benar adalah pemusatan pikiran pada objek yang dapat menghilangkan kotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang baik. Sedangkan meditasi yang salah adalah sebagai pemusatan pikiran pada objek yang dapat menimbulkan kotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-

60 Soraya Susan Behbani, The Messenger Within, Terj. Cecep Ramli, Ada Nabi Dalam Diri, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), h. 26.

61 Teja S.M. Rasyid, Samadhi, Materi Pokok Program Penyetaraan D II GBAB-SD DEPAG, (Jakarta: Ditjen Bimas Hindu dan Budha dan Universitas Terbuka, 1993), h. 6.

62 Dr. Sri Dhammananda, Keyakinan Umat Buddha (Jakarta Barat : Ehipassiko Foundation, 2012), hal. 288.

63 Somdet Phra Buddhagosacariya, Mahasatipathanasutta dan Girimananda Sutta, Terj. Goey Tek Jong, Samadhi, (Jakarta: Metta Youth, 2002), h. 13.

bentuk karma yang tidak baik.64 Meditasi adalah kumpulan atau pemusatan pada objek tertentu. Meditasi dikenal sebagai disiplin spiritual terhadap latihan-latihan fisik selama beribu-ribu tahun yang lalu. Meditasi merupakan sejenis konsentrasi yang langsung berfokus pada pencapaian supra kesadaran.65

Meditasi pada umumnya bertujuan untuk menenangkan jiwa atau batin. Meditasi pada umumnya mengarahkan orang untuk apa yang direnungkan. Tidaklah berlebihan jika meditasi itu perenungan yang Khusyu tentang makna kehidupan yang mendalam, mendengarkan suara Yang Ilahi dengan jiwa. Itulah cara umum yang dijalankan dan dinilai tinggi di antara jalan rohani dalam pencarian kekuatan, ketenangan dan ilham.66 Meditasi juga diartikan sebagai suatu cara untuk melatih diri kita agar memiliki keadaan cita atau sikap yang lebih bermanfaat. Ini dilakukan dengan berulang kali membangkitkan suatu keadaan batin tertentu untuk membuat diri kita terbiasa dengannya dan menjadikannya sebagai kebiasaan tertentu.67

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa meditasi adalah salah satu bentuk teknik relaksasi yang dilakukan dengan cara melatih konsentrasi dan fokus pikiran untuk menciptakan perasaan tenang dan damai. Saat bermeditasi, kita dilatih untuk mengesampingkan berbagai pikiran negatif yang memicu datangnya stress, memotivasi diri, dan membuat tubuh menjadi lebih tenang dan nyaman.

b. Macam-macam Meditasi

Secara umum, ada berbagai macam meditasi. Pasalnya, terdapat ratusan jenis meditasi yang terdapat di dunia ini.

64 Mettadewi w., Bhavana (Pengembangan Batin), (Jakarta: Aklademi Buddhis Nalanda, 1984), h.

4.

65 Michael Keene, Agama-agama Dunia (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hal. 33.

66 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hal. 263.

67 Dr. Alexander Berzin, Anlyitical Meditation and Stabilizing Meditation, p. 1, (berzinarchives.com). Diakses tanggal 27 Maret 2023 jam 20.35.

Meskipun barangkali secara spiritual meditasi yang sebenarnya adalah suatu teknik yang mengarah pada peningkatan kesadaran ataupun penyatuan dengan Yang ilahi.68 Jones dan Barlett dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Stres” membedakan meditasi berdasarkan falsafah Timur. Mereka membagi meditasi menjadi dua cabang, yaitu: Eksklusif (meditasi terbatas) dan Inklusif (meditasi terbuka).69 Meskipun gaya dan formatnya berbeda, tetapi menghasilkan hasil akhir yang sama. Yakni penjernihan pikiran yang dapat menciptakan suatu sensasi yang terbaik digambarkan sebagai “ketenangan batin”.

Meditasi eksklusif, meditasi ini dikenal sebagai meditasi konsentrasi yang mengharuskan seseorang untuk membatasi perhatian hanya pada satu pikiran. Pikiran tunggal ini menjadi alat untuk mengusir semua pikiran lain dari benak yang ada. Pikiran tunggal layaknya seperti angin bertiup yang menghembuskan awan, menjadikan langit biru yang jernih. Kekuatan pikiran tunggal ini adalah pengulangannya, yang memecah pikiran lain untuk keluar.70 Proses meditasi eksklusif mengharuskan untuk menutup pikiran terhadap semua sensasi dan rangsangan yang datang dari luar, kemudian mengarahkan fokus pada pikiran batin.

Pada kebanyakan kasus, meditasi eksklusif ini dipraktikan dengan mata terpejam untuk mencegah teralihnya pikiran akibat penglihatan.71

Meditasi inklusif, jenis meditasi kedua ini disebut juga sebagai meditasi akses, meditasi batin, dan kesadaran. Meditasi eksklusif tampaknya sangat mirip dengan asosiasi bebas, yakni

68 Irmansyah Effendi, Rei Ki Tummo; Teknik Efektif untuk Meningkatkan Kesadaran dan Energi Spiritual, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 42.

69 Jones dan Barlett, Manajemen Stres, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1999), h. 87-88.

70 Ibid., h. 88.

71 Ibid., h. 88.

pikiran yang menerawang tanpa tujuan. Pada praktik meditasi inklusif, benak kita bebas menerima semua pikiran, baik yang disadari maupun tidak. Namun, ada satu persyaratan yang harus dipenuhi. Semua pikiran yang masuk dengan kita sadari harus dipilih secara objektif dan tanpa ada penilaian atau keterikatan emosional.72 Proses tersebut disebut sebagai observasi lepas. Tidak ada ikatan emosi yang dapat dihubungkan dengan pikiran sendiri.

Akibatnya, benak akan tampak seperti layar film yang lebar dengan pikiran sebagai gambarnya73

Selain itu, meditasi sejatinya juga bisa dibedakan berdasarkan cara praktiknya. Dalam hal ini, Alex Iskandar MBA dan Dr. Endi Novianto menyatakan dalam bukunya yang berjudul

Mediate & Growrich: Sehat, Kaya, dan Bahagia Duniawi- Spiritual” mengklasifikasikan bahwa meditasi dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni: 1) Meditasi dengan usaha sendiri; dan 2) Meditasi melalui proses inisiasi.74 Sejatinya, tidak ada sesuatu yang berbeda dengan tujuan akhir dan manfaat kedua kelompok meditasi tersebut. Yang membedakannya adalah waktu untuk mencapai tujuan dan manfaat meditasi yang sesungguhnya.

Meditasi dengan usaha sendiri, meditasi ini dilakukan sendiri tanpa bantuan siapa pun. Semua yang dilakukan bertujuan agar masuk dalam keadaan meditasi.75 Ada beberapa cara yang lazim dilakukan. Pertama, pemusatan pikiran. Pemusatan pikiran yang dimaksud adalah membuang segala pikiran lain yang dianggap mengganggu dan hanya memikirkan atau melakukan hal tertentu saja. Ada beberapa cara yang biasa ditempuh oleh

72 Ibid., h. 89.

73 Ibid., h. 89.

74 Alex Iskandar MBA dan Dr. Endi Novianto, Mediate & Growrich: Sehat, Kaya, dan Bahagia Duniawi-Spiritual, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), h. 39.

75 Ibid., h. 40.

seseorang yang mendalami metode ini yaitu melalui doa, dzikir, mantra, olah pernapasan, visualisasi, dan gerakan. Kedua, membebaskan pikiran. Teknik ini mempunyai tujuan yang sama dengan pemusatan pikiran tetapi menggunakan pendekatan yang berbeda. Dengan teknik ini seseorang diharapkan bisa melepaskan pikiran dari apa pun dengan hanya berdiam diri dalam posisi santai.76

Meditasi melalui proses inisiasi. Pada metode ini, sebelum melakukan meditasi, seseorang harus mendapatkan inisiasi atau penyelarasan. Fungsi dari inisiasi adalah untuk mengaktifkan cakra, jalur energi, dan menyelaraskan hubungan dengan alam semesta. Adapun cara yang dilakukan dalam meditasi ini adalah dengan melaksanakan ritual maupun tanpa ritual. Meditasi dengan ritual contohnya adalah sesorang melakukan ritual agama tertentu, misalnya dalam islam melakukan sholat untuk memperoleh pencerahan, ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan. Sedangkan, meditasi tanpa ritual mengandung makna bahwa seseorang melakukan meditasi tanpa harus menempuh atau melakukan ritual tertentu. Meditasi melalui proses inisiasi tanpa ritual biasanya dirasakan paling efektif dan menyenangkan. Pasalnya, metode ini dapat diikuti oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang kemampuan fisik, budaya, maupun agamanya.77

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak macam meditasi yang dapat dilakukan oleh seseorang, tergantung pada tujuan dan kebutuhan setiap individu dalam melakukan meditasi tersebut. Meditasi dapat membantu seseorang untuk mencapai keadaan ketenangan dan keseimbangan

76 Ibid., h. 41-42.

77 Ibid., h. 43.

mental, meningkatkan kesadaran, dan memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.

c. Tujuan Meditasi

Tujuan meditasi yang sebenarnya adalah untuk memperlambat dan menenangkan pikiran, serta menyehatkan tubuh. Jika seseorang dapat menenangkan pikiran, maka dapat mencapai perasaan damai dan tenang. Menurut J. Sudrijanta, S.J.

dalam bukunya yang berjudul “Meditasi sebagai Pembebasan Diri”

menyatakan bahwa tujuan meditasi yang sebenarnya adalah untuk mendapatkan pemurnian hati atau pencerahan jiwa.78 Maka wajar jika praktisi meditasi yang telah mencapai pencerahan akan selalu dipenuhi dengan keberlimpahan duniawi dan spiritual. Dengan demikian, jika seseorang selalu berada dalam keadaan positif, maka sesuai dengan hukum ketertarikan dapat menarik lebih banyak lagi hal-hal positif.79

Tujuan meditasi yang lain adalah untuk mencapai penyatuan kembali dengan Sang Maha Pencipta.80 Meski dalam banyak agama tidak diterangkan secara spesifik tentang ajaran meditasi, kita bisa lihat bahwa dalam banyak agama, diajarkan suatu permenungan yang fungsinya memiliki kemiripan dengan meditasi. Dalam agama Islam kita diajarkan untuk melakukan iktikaf di masjid. Fungsi iktikaf atau duduk berdiam diri di masjid sambil berdoa kepada Allah, adalah untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta. Bahkan dalam Hindunisme, meditasi dan kesatuan dengan Yang Ilahi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Meditasi dalam Hindu diyakini bisa mengarahkan orang untuk menjadi apa yang

78 J. Sudrijanta, S.J., Meditasi sebagai Pembebasan Diri, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), h. 22.

79 Ibid., h. 22.

80 Alex Iskandar MBA dan Dr. Endi Novianto, Mediate & Growrich: Sehat, Kaya, dan Bahagia Duniawi-Spiritual, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), h. 38.

direnungkannya.81 Secara sederhana, tujuan meditasi dalam agama Hindu ada tiga hal, yaitu untuk menghasilkan rasa kedamaian dan kegembiraan yang tidak terganggu; untuk menghasilkan perubahan moral dan spiritual dalam diri orang yang bermeditasi; dan untuk memperluas kesadaran seseorang dan menghasilkan dalam diri orang yang bermeditasi itu suatu rasa kesatuan mistik dengan segala sesuatu di dunia. Meditasi dalam konteks ini membantu orang yang berkonsentrasi untuk menimbang dengan tenang dan memiliki arti yang lebih dalam dari kehidupan, mendengarkan suara yang ilahi dalam jiwa.82

Berkaitan dengan pendapat diatas, Dr. Mark Bertin dalam bukunya yang berjudul “Mindful Parenting for ADHD” seorang ahli neurodiversitas, menyatakan bahwa tujuan meditasi bagi anak- anak usia dini adalah untuk membantu mereka dalam mengatasi masalah konsentrasi dan stres yang sering dihadapi oleh anak-anak dengan ADHD (gangguan hiperaktif dan impulsif). Meditasi juga dipercaya dapat membantu anak-anak dalam meningkatkan keterampilan sosial dan emosional, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh. Meditasi bagi anak usia dini dapat dipercaya dalam membantu memperbaiki kualitas tidur anak, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesehatan jangka panjang.83 Namun, karena anak-anak usia dini masih dalam tahap perkembangan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektivitas pada anak-anak.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan meditasi bagi seseorang terutama anak usia dini adalah untuk meningkatkan kesehatan secara fisik maupun mental yang terjadi dari dalam diri maupun dari luar. Pendapat di atas

81 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 263.

82 Ibid., h. 263.

83 Bertin, M, Mindful Parenting for ADHD: A guide to cultivating calm, reducing stress, and helping children thrive. (California: New Harbinger Publications, 2015).

saling berkaitan bahwa meditasi secara langsung bertujuan untuk menghasilkan rasa kedamaian, kegembiraan, perubahan moral dan spiritual, dan untuk memperluas kesadaran diri seseorang yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial. Meditasi juga dipercaya dapat membantu anak-anak dalam meningkatkan keterampilan sosial dan emosional, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.

d. Meditasi bagi Anak Usia Dini

Meditasi bagi anak usia dini bisa menjadi kunci untuk meningkatkan rasa fokus dan ketenangan yang ada pada dalam diri anak. Meditasi yang diberikan dapat mengurangi stress, kecemasan, frustasi, takut, marah, gelisah, dan meningkatkan kecerdasan belajar.84 Banyak anak mengalami kesulitan memahami siapa diri mereka sebenarnya dan bahkan lebih sulit menerima siapa diri mereka sebenarnya. Meditasi dapat membantu anak-anak untuk mencari tahu siapa mereka sesungguhnya dan dapat menerima jati diri mereka sendiri.85

Meditasi dapat membantu masalah-masalah umum anak, seperti stres, panik, kurang perhatian, hiperaktif, agresif, masalah tidur, bahkan mengatasi masalah kecemasan. Menurut Budi Prayitno, ada beberapa manfaat dan efek dilakukannya meditasi oleh anak-anak adalah sebagai berikut.

1. Mengurangi stres berkepanjangan. Pasalnya, jika anak memiliki stres, anak belum bisa mengontrol emosi dengan baik dalam dirinya. Dalam hal ini, meditasi akan membantu anak untuk mengontrol emosi mereka sehingga tidak mudah mengalami stres.

2. Mengurangi kecemasan. Anak terkadang sangat rentan cemas terhadap berbagai persoalan yang dihadapinya.

Maka, mereka akan mudah untuk melakukan tindakan-

84 Budi Prayitno, Meditasi, (Yogyakarta: KAKTUS, 2019), h. 66.

85 Ibid., h. 66.

tindakan negatif ‘nakal’ untuk menutupi kecemasan tersebut. Dalam hal ini. Meditasi bisa menjadi alat efektif untuk mengurangi kecemasan pada anak.

3. Pengurangan gejala perhatian yang buruk. Perhatian yang kurang dari orang tua biasanya berdampak negatif terhadap perkembangan psikologi anak. Saat anak berlatih meditasi, setidaknya mereka akan belajar bahwa mereka tidak perlu melakukan tindakan tersebut untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

4. Menghadirkan perasaan tenang. Meditasi sangat efektif untuk menghadirkan kedamaian dan ketenangan secara psikologis kepada anak sehingga anak akan memiliki kepribadian yang baik.

5. Kemampuan untuk tidur yang terjadwal. Dengan meditasi, anak akan belajar mengontrol emosi dan mengendalikan pikirannya. Sehingga, mereka akan mudah untuk tidur saat tubuh mereka sudah lelah.

6. Mengurangi agresivitas. Anak yang agresif dan hiperaktif tentu tidak baik bagi perkembangan psikologisnya. Dengan melakukan meditasi, anak akan belajar untuk mengendalikan tindakan-tindakan agresif mereka.

7. Sarana relaksasi. Meditasi bagi anak adalah media untuk relaksasi. Dengan memanfaatkan setidaknya 30 menit saja, anak akan merasakan tubuh maupun jiwa yang jauh lebih rileks dan damai.

8. Perbaikan konsentrasi. Banyak anak yang terkadang sulit untuk berkonsentrasi dalam melakukan suatu hal.

Misalnya, saat anak mengerjakan tugas, tak jarang anak sering terganggu dengan lingkungan sekitar seperti keinginan untuk terus bermain dengan teman. Untuk

itu, meditasi ini dapat membantu mereka untuk bisa lebih konsentrasi terhadap suatu pekerjaan.

9. Perbaikan kemampuan untuk fokus. Saat mengerjakan suatu hal, anak biasanya sangat mudah kehilangan fokus. Saat anak makan misalnya, mereka akan mudah menghentikan aktivitasnya ketika melihat suatu hal yang menarik. Untuk itu, meditasi ini dapat membantu mereka untuk bisa lebih fokus terhadap suatu aktivitas.

10. Menumbuhkan kreativitas. Kreativitas sangat penting bagi anak usia dini, anak yang terlalu banyak dibebani berbagai persoalan akan kesulitan untuk memunculkan kreativitasnya. Untuk itu, meditasi berfungsi untuk membuka pikiran anak dan meringankan beban persoalan yang dihadapinya. Maka kreativitas akan tumbuh secara alami dalam diri anak.86

Salah satu meditasi yang dapat digunakan untuk anak usia dini adalah meditasi kesadaran atau dapat disebut dengan mindfulness meditation. Meditasi ini tergolong mudah untuk dilakukan bagi pemula. Meditasi kesadaran mulai naik popularitasnya di negara bagian barat dengan nama 'Mindfulness' dalam terjemahan Bahasa Inggris yaitu Anapanasati, atau bagian dari praktik meditasi Buddha (Vipasana).87 Secara umum teknik meditasi kesadaran tidak hanya memusatkan perhatian pada suatu objek atau titik yang direncanakan seperti concentrated meditation, akan tetapi meditasi ini membiarkan pikiran dan perasaan melintas dalam pikiran atau yang muncul saat ini. terdapat hal yang penting dan perlu diperhatikan dalam meditasi ini yaitu kesadaran penuh, atau kemampuan untuk memusatkan perhatian pada masa sekarang

86 Ibid., h. 67-70.

87 Jon Kabat-Zinn dan Schneider, P, Wherever You Go, There You Are, Contemporary Psychoanalisis, Vol 33(3), p. 512.

tanpa memberi interpretasi, keterbukaan dan penerimaan pada masa sekarang.88 Dengan memahami teknik ini, meditasi kesadaran dapat berhasil dan memperoleh manfaat bagi orang yang melakukannya dengan tekun.

Dokumen terkait