• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data

BAB II KAJIAN TEORI

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data

Merupakan langkah yang harus direncanakan dengan matang dalam penelitian. Mengingat tujuan dari penelitian adalah mendapat data- data yang dibutuhkan. Tanpa mengetahui prosedur pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan.103 Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu antara lain, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut diperlukan untuk memperoleh data dan informasi yang absah dan saling menunjang serta saling melengkapi

102 “Susanto, T. D. (2020). Metode Penelitian Studi Kasus (Case Study). Notes Tony Dwi.,”

Diakses 29 Maret 2023, Https://Notes.Its.Ac.Id/Tonydwisusanto/2020/08/30/Metode-Penelitian- Studi-Kasus-Case-Study/.

103 Sugiono, Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016). Hal.

224

data yang dibutuhkan tentang kemampuan regulasi emosi anak usia 4-6 tahun lewat kegiatan meditasi.

Dalam penelitian, etika merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjek penelitian dan menjaga integritas penelitian. Salah satu upaya untuk menjaga etika penelitian adalah dengan memproteksi identitas narasumber.

Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pelecehan atau intimidasi terhadap narasumber. Cara lain untuk menjaga etika penelitian adalah dengan menyiapkan surat pernyataan kesediaan menjadi narasumber penelitian atau informed consent. Informed consent berisi informasi tentang maksud dan tujuan penelitian, hak-hak narasumber, dan konsekuensi yang mungkin terjadi akibat penelitian. Informed consent harus diberikan kepada narasumber sebelum penelitian dimulai.

Narasumber memiliki hak untuk berhenti atau mengundurkan diri dari penelitian tanpa ditanyakan alasannya. Mereka juga memiliki hak untuk menolak menjawab pertanyaan yang membuat mereka tidak nyaman.104

a) Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan secara langsung oleh dua pihak dengan tujuan serupa yang telah ditentukan. Secara sederhana, metode dalam wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang telah disediakan oleh pewawancara (interviewer) kepada terwawancara sebagai informasi kunci (key informan) untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai 12 orang guru, terdiri dari 3 guru dan 3 asisten guru TK A serta 3 guru dan 3 asisten guru TK B. Guru dipilih dengan metode (purposive sampling). Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

104Maila D.H. Rahiem, Upaya Orang Tua dalam Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini, Aulad: Journal On Early Childhood, Vol. 6(1), 2023, h. 20-29.

Misalnya orang tersebut dianggap paling paham tentang apa yang peneliti ingin ketahui, atau mungkin orang tersebut merupakan pemilik dari sekolah tersebut sehingga memudahkan peneliti dalam menggali informasi atau objek yang sedang diteliti.105 Kriteria sampel penelitian ini adalah guru yang mengajar di kelas TK A dan TK B serta guru yang sudah memiliki pengalaman mengajar di TK Bumi Bambini kurang lebih selama 3 tahun. Wawancara dilakukan secara resmi terstruktur. Wawancara ini merupakan teknik pengumpulan data yang memerlukan persiapan yang cermat sebelum wawancara dilakukan. wawancara terstruktur memiliki kelebihan dalam memperoleh data yang terstruktur dan sistematis, memudahkan analisis data, dan memungkinkan perbandingan jawaban dari berbagai responden. Namun, wawancara ini juga memiliki kekurangan dalam memerlukan waktu yang lebih lama untuk persiapan, tidak memungkinkan adanya perubahan pertanyaan yang tidak fleksibel, dan kurang memungkinkan responden untuk memberikan jawaban yang terbuka dan bebas.106 Wawancara dilakukan sebanyak 2-3 kali setiap orangnya selama 10-30 menit.

b) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu prosedur pengumpulan data dengan cara mencari dan mengumpulkan data berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan dokumen lainnya yang relevan.107 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen yang berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), dokumen Rancangan

105 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 307.

106 Wawancara Terstruktur dalam Metode Wawancara. (ruangjurnal.com). Diakses pada tanggal 29 Maret 2023 pukul 18.43.

107 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006). Hal. 105

Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), foto-foto kegiatan meditasi dalam mengembangkan regulasi emosi anak, serta foto saat peneliti mewawancarai guru TK Bumi Bambini. Peneliti mendapatkan dokumen tersebut langsung dari guru yang mengajar di kelas TK A dan TK B, serta sudah mendapatkan izin dalam proses pengambilan gambar ketika kegiatan meditasi berlangsung.

Dokumentasi digunakan sebagai penguat bukti dalam penelitian yang dilakukan sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

2. Pengolahan Data

Instrumen Wawancara Tanggal:

Tempat:

No. Identitas Narasumber

1. Siapakah nama anda?

2. Sebutkan tempat dan tanggal lahir anda?

3. Apa status pekerjaan anda?

4. Sudah berapa lama anda mengajar di sekolah ini?

5. Apa pendidikan terakhir anda?

6. Apa alamat email anda?

No. Fokus Penelitian

Pertanyaan

1. Pemahaman tentang kegiatan meditasi

1. Apakah meditasi itu? Jelaskan definisi dari meditasi 2. Apa yang anda ketahui tentang kegiatan meditasi?

3. Apa maksud dan tujuan dari kegiatan meditasi untuk anak usia dini?

4. Seperti apa kegiatan meditasi yang sudah diterapkan

di sekolah?

5. Bagaimana respon anak-anak pada saat kegiatan meditasi berlangsung?

6. Mengapa kegiatan meditasi ini penting bagi anak usia dini?

7. Mengapa anak usia dini perlu dibiasakan meditasi di sekolah?

8. Apa jenis meditasi yang diterapkan di sekolah?

9. Apa saja manfaat yang bisa didapatkan oleh anak usia dini dari kegiatan meditasi?

2. Pengembangan kemampuan regulasi emosi anak usia dini melalui kegiatan meditasi

1. Bagaimana pandangan guru tentang meditasi untuk meregulasi emosi emosi anak usia dini?

2. Bagaimana kegiatan meditasi ini dapat mengontrol emosi pada anak usia dini?

3. Bagaimana keadaan emosional anak sebelum dan setelah melakukan kegiatan meditasi?

4. Bagaimana cara guru menjelaskan kepada siswa bahwa kegiatan meditasi ini baik untuk meregulasi emosi mereka?

5. Langkah seperti apa yang dilakukan guru ketika siswa tidak mampu meregulasi emosinya dengan baik?

6. Bagaimana perkembangan regulasi emosi anak setelah melakukan kegiatan meditasi selama satu semester?

Dokumen terkait