• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

2. Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia

Membaca merupakan sebuah kegiatan meresepsi, menginterpretasi, serta menganalisa yang dilakukan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang sampaikan oleh seorang penulis dalam media tulisan. Menurut Nurhadi (1995:34) membaca adalah suatu interpretasi simbol-simbol tertulis atau membaca adalah menangkap makna dari serangkaian simbol-simbol. Sedangkan menurut Kridalaksana dalam Rachmawati (2007:3) bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam -

diam atau pengujaran keras-keras. Adapun menurut Tarigan (1990:7) membaca adalah salah satu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata atau bahasa lisan.

Berdasarkan paparan para ahli diatas berarti dapat disimpulkan bahwa membaca adalah sebuah proses mengenal dan memahami sebuah makna yang terkandung pada bahasa yang tertulis untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis.

b. Jenis-jenis Membaca

Ada banyak jenis membaca yang bisa dilakukan seseorang. Membaca dipisahkan menjadi membaca nyaring dan membaca dalam hati tergantung pada apakah suara pembaca terdengar atau tidak. Membaca nyaring adalah teknik yang digunakan oleh guru, siswa, atau pembaca dalam hubungannya dengan orang lain atau pendengar untuk memahami ide, perasaan, dan informasi penulis menurut Tarigan (2008:22-39). Membaca dalam hati dikenal dengan membaca dengan tidak mengeluarkan suara. Menurut teori lain, ada dua jenis membaca dalam hati:

membaca ekstensif dan membaca intensif. Ada bagian untuk setiap jenis membaca, pembagiannya sebagai berikut:

1) Membaca ekstensif adalah membaca teks sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca survei (survey reading), membaca sekilas (skimming), dan membaca dangkal (superficial reading) merupakan tujuan dari membaca ekstensif.

2) Membaca intensif (intensive reading) terdiri dari membaca telaah isi dan telaah bahasa. Membaca telaah isi terbagi atas membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide. Sedangkan membaca telaah bahasa mencakup membaca bahasa dan membaca sastra.

c. Pengertian Membaca Pemahaman

Menurut Somadayo (2011:10) menjelaskan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Sedangkan menurut Abidin (2012:60) membaca pemahaman dapat diartikan sebagai proses sungguh-sungguh yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi, peran, dan makna yang terkandung dalam sebuah bacaan.

Adapun menurut Dalman (2014:87) membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami).

Berdasarkan paparan para ahli di atas berarti dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami lebih dalam makna yang terkandung dalam bacaan.

d. Tujuan Membaca Pemahaman

Memperoleh pemahaman adalah tujuan dasar dari membaca pemahaman.

Membaca pemahaman adalah latihan membaca yang bertujuan untuk memahami makna teks secara keseluruhan. Jika seseorang memiliki kemampuan berikut, mereka dianggap memahami membaca dengan baik, yang meliputi:

1) Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis, 2) Kemampuan menangkap makna tersirat, dan

3) Kemampuan membuat kesimpulan.

e. Tingkat Membaca Pemahaman

Pemahaman literal, pemahaman interpretasi, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif adalah empat kategori atau tingkatan pemahaman membaca merupakan pemaparan tingkatan membaca pemahaman oleh Somadayo (2011:19- 26). Menurut Dalman (2014:87) sehubungan pada tingkat pemahaman, kemampuan membaca pada dasarnya dapat dibagi menjadi empat kategori yaitu pemahaman literal, pemahaman interpretatif, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif.

Menurut Tarigan dalam (Dalman, 2014:87), pembaca hanya memahami makna sebuah teks sesuai dengan makna simbol-simbol bahasa yang digunakan untuk menyampaikan makna tersebut. Pemahaman interpretatif adalah tingkat diatas dari pemahaman literal. Pada titik ini, pembaca mampu memahami pesan secara tersirat, artinya selain pesan tersurat yang dipahami pada pemahaman literal, pembaca juga mampu menjawab pertanyaan.

Pada pemahaman kritis, membaca disebut sebagai membaca kritis, menurut Tarigan dalam (Dalman, 2014:88). Pembaca dapat memahami makna terindikasi dan eksplisit pada tingkat ini. Dalam situasi ini, pembaca dapat mensintesis pengetahuan yang telah mereka pelajari melalui membaca sambil juga melakukan analisis terhadapnya. Pengetahuan kreatif adalah tingkat pemahaman diatas pemahaman literal, interpretatif, dan kritis. Pembaca pada tingkat ini memahami lebih dari pembaca pada tiga tingkat sebelumnya. Pembaca akan mencoba atau bereksperimen untuk membuat sesuatu yang baru setelah membaca

berdasarkan isi bacaan. Pembaca dapat membuat aransemen musik dari wacana yang menurutnya dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas sastra.

f. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman

Menurut Rahim (2008:3), prinsip-prinsip membaca pemahaman adalah seperti yang dikemukakan berikut ini:

1. Proses pemahaman dikonstruksi secara sosial..

2. Struktur kurikulum yang mampu membantu perkembangan pemahaman disebut keseimbangan kemahiraksaraan.

3. Guru membaca yang profesional berdampak pada belajar siswa.

4. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca.

5. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

6. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas.

7. Pembelajaran dan mengembangkan kosakata dapat mempengaruhi pemahaman membaca.

8. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.

9. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.

10. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman Menurut Farida Rahim (2008:16), ada sejumlah unsur fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis yang berdampak pada kemampuan

membaca pemahaman seseorang. Kesejahteraan fisik, masalah neurologis, jenis kelamin, dan kelelahan adalah contoh aspek fisiologis. Masalah alat bicara, pendengaran, dan penglihatan juga dapat menghambat kemampuan anak untuk belajar. Korelasi antara IQ dan kemampuan membaca umumnya menguntungkan.

Namun, tidak semua siswa yang cerdas berhasil menjadi pembaca yang mahir.

Lingkungan rumah anak dan masalah sosial ekonomi merupakan contoh faktor lingkungan. Latar belakang anak di rumah dapat berupa sikap orang tua terhadap anak, kesatuan keluarga, dukungan orang tua terhadap minat belajar mereka, dan berbagai pengalaman yang mereka miliki di sana. Semua faktor ini berkontribusi pada seberapa baik anak-anak membaca. Dari perspektif sosial ekonomi, keterampilan membaca siswa meningkat dengan meningkatnya posisi sosial ekonomi. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang sering mendapat dorongan membaca dan di mana ada banyak bahan bacaan akan memiliki kemampuan membaca yang kuat.

Motivasi, minat, kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri merupakan faktor psikologis yang mampu mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Antusiasme dan minat yang tinggi siswa akan memiliki kemampuan membaca yang kuat. Siswa yang memiliki kontrol emosi lebih mampu berkonsentrasi pada teks yang mereka baca. Ketika anak-anak percaya diri dan merasa baik tentang diri mereka sendiri, mereka akan terus mencoba bahkan ketika mereka gagal untuk mempelajari keterampilan baru, seperti kemampuan memahami bacaan. Untuk membantu siswa mengubah sikap mereka terhadap

membaca dan meningkatkan harga diri bagi mereka yang berjuang dengan pemahaman membaca adalah salah satu tanggung jawab belajar membaca.

Dokumen terkait