• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ... - Unibos

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ... - Unibos"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Guru juga belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif make-a-match untuk pembelajaran bahasa Indonesia. Model pembelajaran kooperatif yang dapat menciptakan suasana menyenangkan dan menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran make a match. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match bertujuan untuk menumbuhkan sikap saling menghargai, menumbuhkan sikap tanggung jawab.

Untuk itu jenis model pembelajaran kooperatif yang tepat adalah sederhana, sistematis, dan mampu menciptakan kondisi kelas yang efektif.

Identifikasi Masalah

Oleh karena itu siswa akan lebih antusias atau semangat dalam menggunakan model ini karena mengandung aspek permainan. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model ini, siswa akan antusias mengikuti pembelajaran karena pembelajaran ini dilakukan dengan teman sebaya, siswa yang kurang percaya diri akan kemampuannya dalam mengikuti proses pembelajaran akan tampil percaya diri.

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Untuk siswa; sebagai bahan pendukung bagi siswa dalam upaya meningkatkan pemahaman membaca. Untuk sekolah; sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya peningkatan pembelajaran sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan kurikulum yang diharapkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
  • Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia
  • Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
  • Materi Cerita Fiksi “Nelayan dan Ikan Emas”

Model pembelajaran kolaboratif tipe TGT yang diciptakan oleh Kagan pada awalnya dikembangkan menjadi model pembelajaran kolaboratif tipe NHT (Numbered Head). Siswa mengikuti level individu yang ditentukan oleh tes penempatan dalam model pembelajaran kolaboratif tipe TAI dan dapat maju ke level berikutnya berdasarkan level pembelajaran mereka. Sedangkan menurut Suprijono (2013:94), model cooperative make-a-match merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara mencari pasangan melalui kartu.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model pembelajaran.

Penelitian yang Relevan

Tokoh juga dapat dibedakan berdasarkan peran tokoh dalam sebuah cerita, yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh antagonis adalah tokoh yang tidak disukai pembaca karena perannya tidak sesuai dengan keinginan pembaca. Antagonis adalah pemeran yang tidak disukai pembaca, yang tidak sesuai dengan isi cerita yang diinginkan pembaca.

Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa uji-t pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 2,415 > 2,005 dan nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,019 < 0,05 sehingga dapat diambil keputusan. dibuat bahwa H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model make a game berbantuan media kartu bergambar terhadap kemampuan membaca dan menulis siswa kelas 1 SD Se Kecamatan Tegal Timur. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putu Silvana Krisdayanti (2020) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Terhadap Minat Baca Siswa Kelas III SD Gugus V Kabupaten Banjar Tahun Pelajaran, diperoleh hasil bahwa Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap minat baca siswa Kelas III SD Kelompok V Kabupaten Banjar Tahun Pelajaran 2019/2020.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata minat baca pada kelas eksperimen sebesar 98,5 yang termasuk dalam kategori sangat baik, dan pada kelas kontrol sebesar 89,557 yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa model pembelajaran kooperatif make a match berpengaruh sangat baik terhadap minat baca siswa. Dengan demikian, data menunjukkan bahwa ada pengaruh positif terhadap minat baca siswa Kelas III SD Gugus V Kabupaten Banjar tahun pelajaran 2019/2020.

Kerangka Pikir

Selain itu, pertandingan ini akan menghasilkan pelajaran Bahasa Indonesia yang lebih bermakna karena guru menyajikan materi yang berbeda dari biasanya. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe matching dapat mempengaruhi peningkatan pemahaman membaca siswa. Singkatnya, dengan menggunakan make a match, hasil belajar siswa akan meningkat dan mereka akan lebih baik dalam membaca pemahaman materi pembelajaran bahasa Indonesia yang diberikan dan menggunakannya dalam memecahkan masalah.

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Desain Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Variabel dan Definisi Operasional Variabel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Pengamat melakukan pengamatan dengan mengamati peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pada materi pembelajaran bahasa Indonesia materi cerita fiksi untuk mengukur hasil belajar pemahaman membaca siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Kelas eksperimen mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Pre-testing dilakukan sebelum siswa diberikan treatment atau perlakuan, model pembelajaran kolaboratif make a match. Pemberian post test dilakukan setelah siswa mendapat perlakuan atau perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make-a-match. Pemberian pre-test dilakukan sebelum siswa belajar tanpa adanya perlakuan atau treatment yaitu tanpa model pembelajaran kooperatif make a match.

Pemberian posttest dilakukan setelah siswa diajar tanpa perlakuan atau treatment apapun yaitu tanpa model pembelajaran kooperatif make-a-match. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif make a match terhadap pemahaman membaca peserta didik bahasa Indonesia kelas IV di SD Inpres Lanraki 2. Model pembelajaran kooperatif make a match diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. membaca pemahaman siswa terhadap materi teks fiksi.

Selain itu, kelas eksperimen mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, sedangkan kelas kontrol tidak mendapatkan perlakuan atau tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Selain itu, siswa diajak untuk menjawab soal/pertanyaan berdasarkan cerita fiksi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match.

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas IV SD Inpres Lanraki 2
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas IV SD Inpres Lanraki 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen Tabel 4.2 Data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen. Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol Tabel 4.3 Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa jumlah nilai pretest dan posttest kelas eksperimen adalah 1.510 dan 2.240, dengan rata-rata skor pretest 53,92 dan posttest 80.

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa penjumlahan nilai pretest dan posttest kelas kontrol adalah 1.800 dan 2.090, dengan rata-rata nilai pretest 58,06 dan posttest 67,42. Nilai mean 53,92 dengan nilai median 55, nilai terbanyak 70, standar deviasi 22,98, deviasi 528,43 sedangkan nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 100 pada hasil pre test eksperimen kelas. Berdasarkan tabel 4.7 terdapat 1 siswa yang mendapat skor 50, 1 siswa yang mendapat skor 60, 8 siswa yang mendapat skor 70, 8 siswa yang mendapat skor 80, 7 siswa yang mendapat skor 90, dan 3 siswa mendapat nilai 100 pada nilai posttest kelas eksperimen.

Nilai rata-rata 80 dengan nilai median 80, nilai paling sering 70, standar deviasi 12,17, varians 148,14 sedangkan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100 pada hasil post test kelas eksperimen. e. Dimana pada kelompok eksperimen skor pretest terendah adalah 10, meningkat menjadi 50 pada posttest, sedangkan skor tertinggi pada pretest dan posttest kelas eksperimen adalah 100. Nilai modus kelas eksperimen pada pretest adalah 70 dan nilai posttest adalah 70, sedangkan nilai modus pada kelas kontrol adalah 70 dan posttest adalah 80.

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match diperoleh data yang menggambarkan bahwa terdapat perbedaan yang lebih besar pada nilai posttest kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol pada nilai pembelajaran pemahaman membaca bahasa Indonesia kelas IV SD Inpres. Lanraki 2 Makassar. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data pretest dan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

Tabel 4.5 Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen
Tabel 4.5 Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen

Pembahasan

Dasar Pengambilan Keputusan Uji Mann Whitney:. 2-tailed) memiliki nilai 0,020, karena 0,020 lebih kecil dari < 0,05 maka dapat disimpulkan hipotesis diterima yang artinya ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap pemahaman bacaan bahasa Indonesia. siswa kelas IV SD Inpres Lanraki 2. Setelah proses pembelajaran kelas eksperimen dilaksanakan, terdapat hasil dari lembar observasi aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu pada tahap pertama terdapat 6 orang yang 25 mendapatkan poin, pada tahap kedua ada 20 orang yang mendapatkan 25 poin, pada tahap ketiga juga ada 20 orang yang mendapatkan 25 poin, dan semua siswa berpartisipasi. 2-tailed) memiliki nilai 0,020 karena 0,020 lebih kecil dari < 0,05 maka dapat disimpulkan hipotesis diterima yang artinya ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap pemahaman bacaan bahasa Indonesia. siswa kelas IV SD Inpres Lanraki 2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif membuat pertandingan memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen karena model ini membuat siswa lebih bersemangat karena siswa dapat belajar sambil bermain karena ada aspek permainan di dalamnya.

Berbeda dengan kelas kontrol yaitu kelas yang tidak diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe pembuatan. permainan, siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton tanpa adanya model pembelajaran yang menarik digunakan dalam pembelajaran. Kendala yang peneliti alami ketika menerapkan model pembelajaran kooperatif model making a match yaitu pembelajaran ini memakan waktu yang cukup banyak dan sulit untuk menguasai kelas dimana siswa sangat antusias untuk menggunakan model pembelajaran yang masih tergolong baru untuk digunakan. mereka dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia sehingga diperlukan keterampilan manajemen waktu dengan baik, sebaik mungkin agar pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirancang sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres Lanraki Makassar dengan menggunakan metode pembelajaran model pembelajaran kooperatif make a match.

2-tailed) memiliki nilai 0,020, karena 0,020 lebih kecil dari < 0,05 maka dapat disimpulkan hipotesis diterima yang artinya ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap pemahaman bacaan bahasa Indonesia. pada siswa kelas IV SD Inpres Lanraki 2. Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif Make Type A Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Pengaruh model pembelajaran kolaboratif Make A Match terhadap minat baca siswa III. kelas di kelompok SD V, kabupaten Banjar, tahun ajaran 2019/2020.

Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi, presentasi, permainan F. Guru menuntut siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dalam teks imajiner E. Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi, tugas F. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Melalui kegiatan membuat pasangan (make a match), siswa dapat mencermati tokoh-tokoh dalam cerita fiksi dan mengidentifikasi peran tokoh serta pelajaran dari cerita tersebut. Melalui kegiatan menjodohkan (make a match), siswa dapat mengidentifikasi tokoh utama, tokoh pendukung, tokoh protagonis dan tokoh antagonis dalam cerita fiksi. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi tema cerita fiksi berjudul “Nelayan dan Ikan Emas”.

Melalui membaca cerita fiksi, siswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang cerita yang mereka baca. Melalui membaca cerita fiksi, siswa dapat mencermati tokoh-tokoh dalam cerita fiksi dan mengidentifikasi peran tokoh serta pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut. Melalui kegiatan membaca fiksi, siswa dapat mengidentifikasi tokoh protagonis, tokoh pendukung/pendukung, tokoh protagonis, dan tokoh antagonis dalam sebuah cerita fiksi.

Berdasarkan cerita pada soal nomor 5, komentar yang sesuai dengan karakter tokoh kerbau dalam cerita.

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ......................................................................
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir  D. Hipotesis Penelitian
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Design  Keterangan:
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas IV SD Inpres Lanraki 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 1 Balun