Setiap anak itu kreatif -- setidak-tidaknya kreatif untuk menciptakan kenakalan yang sedang dilakukannya. Tetapi ketika anak itu menjadi besar, tampaknya ada sesuatu yang terjadi. Sifat spontan yang sering dipuji itu memudar, dan hanya sedikit sekali orang yang sanggup tetap hidup secara kreatif di dalam era industrialisasi, birokrasi yang sudah tak manusiawi lagi, berbagai bentuk standardisasi, dan sistem komunikasi elektronik yang semakin canggih sekarang ini.
Bagaimanapun, kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang Mahakreatif, dan Roh-Nya ada di dalam kita untuk menolong kita menjadi kreatif di dalam segala sesuatu yang kita lakukan. dan walaupun derajat kreativitas yang ada pada diri kita masing- masing mungkin merupakan sifat bawaan, sebagai orang tua ada banyak yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan bakat-bakat kreatif yang ada pada anak-anak kita.
Di atas segalanya, baik sekali jika Anda menyadari bahwa kreativitas dapat
berkembang dengan baik sekali di dalam suatu suasana saling menghargai. di dalam suasana demikian setiap anak dapat memperoleh rasa harga diri yang sejati.
Pernyataan kasih sayang dan pujian yang konsisten dan suasana yang penuh pelukan dan belaian kasih sayang mempunyai kaitan yang erat dengan suburnya pertumbuhan jiwa dan semangat kreativitas anak. Jadi, marilah kita memerhatikan beberapa prinsip dan kegiatan kunci sehubungan dengan hal ini.
1. Tunjukkanlah bahwa Anda menaruh kepercayaan pada kesanggupan anak Anda; hindarilah kecenderungan orang dewasa yang suka terlalu cepat menyediakan jawab atas segala masalah.
2. Biarkan anak Anda menempuh beberapa risiko. Hal itu akan memberi
keleluasaan bagi Anda maupun anak Anda untuk menikmati dan menjelajahi hubungan Anda. Kebebasan yang kreatif ialah suatu keseimbangan antara memegang aturan secara bertanggung jawab dan suatu rasa gemar bertualang yang sesuai ke alam yang belum dikenalnya.
3. Tolonglah anak Anda agar bereksperimen secara teratur dengan perkakas dan bahan-bahan baru. Janganlah berpegang teguh pada prinsip bahwa setiap tindakan atau hasil harus hebat. Kreativitas yang sejati sering terjadi sesudah banyak kegagalan.
4. Dorong anak Anda agar berani menyatakan dirinya dengan memerankan suatu tokoh dalam sebuah sandiwara kecil. Tidaklah mengherankan jika anak laki-laki yang masih kecil bermain boneka dan anak perempuan yang masih kecil
bermain mobil-mobilan, selama orang tua anak itu tetap memberi contoh mengenai peranan laki-laki dan wanita yang baik. Membiarkan anak laki-laki Anda bebas untuk bersikap emosional dan berperasaan tajam, serta membiarkan anak perempuan Anda untuk bersikap tegas dan suka mengambil inisiatif
merupakan suatu suasana yang sehat bagi mereka untuk mengungkapkan kreativitas mereka.
e-BinaAnak 2007
110
5. Bangkitkan minat anak Anda dengan secara teratur membaca buku-buku yang baik, belajar menikmati musik dan kesenian. Jelajahi bersama-sama buku-buku di perpustakaan umum, carilah stasiun-stasiun pemancar radio baru, dan
kunjungilah museum dan toko-toko kesenian di daerah Anda. Kreativitas seseorang dapat bertumbuh dengan subur jika ia dapat melihat banyak karena biasanya tindakan kreatif itu menyangkut soal merangkaikan objek-objek dan gagasan-gagasan yang sudah ada menjadi suatu kombinasi yang baru. Jadi, seseorang makin terbuka untuk menerima berbagai gagasan dan objek, makin besar juga potensi orang itu untuk berpikir kreatif.
6. Janganlah terlalu cepat berprasangka terhadap gagasan anak Anda yang tampaknya kurang praktis dengan cepat-cepat memutuskan, "Wah, cara demikian itu tidak akan jalan."
7. Anjurkanlah untuk bertanya. Walaupun anak Anda yang belum bersekolah mungkin akan mengajukan lebih banyak pertanyaan daripada yang bersedia Anda jawab, ingatlah bahwa pikiran yang suka bertanya adalah pikiran yang kreatif. Tolonglah anak Anda untuk belajar mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih baik dan lebih tajam. Kemudian carilah jawabnya bersama-sama.
8. Binalah suatu pendekatan yang positif terhadap kekeliruan-kekeliruan yang dibuat oleh anak Anda. Walaupun suatu kesalahan yang berat memerlukan tindakan disiplin yang sesuai, waspadalah agar yang Anda hukum ialah kelakuannya yang salah dan bukan orangnya. Janganlah Anda menghukum sambil melontarkan penghinaan yang dapat merusak harga diri anak Anda, seperti "Hanya orang yang bodoh sekali yang melakukan hal seperti itu!" atau
"Kamu memang tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar!"
9. Hargailah kreasi-kreasi, hasil kerja, dan percobaan-percobaan anak Anda. Tidak ada sesuatu hal lain yang dapat dengan lebih cepat membunuh semangat kreatif anak Anda selain daripada pernyataan-pernyataan seperti, "Mengapa kamu melakukan hal yang seperti itu?" atau "Jangan main dengan lumpur kotor itu!"
Pajanglah hasil karya seni anak Anda pada tempat-tempat yang menonjol dan berilah komentar yang sifatnya memuji hasil karyanya di hadapan para sahabat.
10. Anjurkanlah untuk berperan menjadi sesuatu atau seseorang. Pertunjukan boneka, kostum-kostum buatan sendiri, deklamasi, dan drama-drama mendadak merupakan kegiatan-kegiatan yang akan memunculkan naluri dan gagasan- gagasan kreatif yang terbaik. Sama seperti hal lainnya, seorang anak akan menjadi makin baik sesuai dengan banyaknya latihan yang dilakukannya.
11. Jadilah seorang pengamat yang kreatif bersama anak Anda. Sediakanlah waktu untuk mengamati burung-burung, cuaca, manusia, bunga-bunga, dan binatang.
Amatilah berbagai proses dan berbagai objek.
12. Ikut sertakan anak remaja Anda atau pimpinlah anak muda Anda dalam menulis sebuah karangan, mengisi buku harian, menggambarkan ilustrasi, atau
membangun sesuatu dengan tangan Anda. Janganlah cerewet mengenai mutu sesuatu kreasi. Pimpin saja dengan bersemangat!
13. Pilihlah mainan dan kegiatan yang akan melibatkan inisiatif pribadi. Sebagai contoh, suatu model pesawat terbang dari kayu balsa mungkin merupakan pilihan yang lebih baik daripada model pesawat yang tinggal dirakit dengan hanya menekan-nekannya saja. Harmonika, kaca pembesar, magnet, dan kotak-
e-BinaAnak 2007
111
kotak yang dapat disusun dapat lebih merangsang kreativitas daripada kebanyakan mainan jadi.
14. Doronglah anak Anda untuk mengumpulkan barang-barang sebagai koleksi, seperti bulu unggas, kancing, biji-bijian, perangko, atau hal-hal lainnya yang mempunyai daya tarik khusus. Kegiatan membuat koleksi itu dapat merangsang pikiran sehingga selalu merasa ingin tahu dan kreatif. Sediakanlah sekumpulan bahan yang dapat merangsang kreativitas anak-anak, biarkan mereka membuat bermacam-macam eksperimen dengan bahan-bahan itu. Bermain-main secara bebas dengan tanah liat, kapur tulis, cat, kertas, spidol, perekat, pita rekat, majalah-majalah bekas, kaleng dan botol, benang, dan tali-temali hendaknya menjadi bagian dari kenang-kenangan manis anak-anak. Kemudian, tambahkan lagi dengan persediaan pakaian aneka ragam untuk bermain, paku-memaku, potret-memotret, dan penggunaan sarana-sarana lainnya.
15. Perkenankan anak-anak yang sudah agak besar untuk menghias kamarnya sendiri, untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan kegiatan dan
kegemaran pribadinya. Doronglah anak Anda agar ia meningkatkan kemampuan berbahasa dengan mengadakan permainan kata-kata, misalnya mencari kata yang bersajak, mengarang cerita-cerita asli buatan sendiri, membuat teka-teki, membuat syair nyanyian, dan membuat puisi. Perkenankan dia sewaktu-waktu untuk hadir bila orang dewasa sedang berdiskusi, hal ini akan menambah perbendaharaan kata-katanya. Bacalah koran dan artikel-artikel majalah
bersama-sama dan diskusikan pokok-pokoknya. Anjurkanlah mereka untuk rajin menulis surat.
Kreativitas yang sejati menyangkut kebebasan, kepekaan, dan fleksibilitas. Sama seperti kebanyakan tata nilai dan sifat-sifat bawaan lainnya, kreativitas itu mula-mula sekali dibentuk oleh Anda. Dengan sekadar perhatian dan perencanaan sederhana Anda dapat memberikan kepada anak Anda hadiah yang berguna seumur hidupnya, yaitu kreativitas.
Bahan diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Penulis : Paul Lewis
Penerbit : Kalam Hidup, Bandung 1997 Halaman : 109 -- 113
e-BinaAnak 2007
112
Aktivitas: Kegiatan Kreatif dalam Sekolah Minggu
Oleh: Davida Welni Dana
Melatih anak untuk menemukan atau mengembangkan potensinya dengan berbagai kegiatan kreatif tidak hanya dapat dilakukan di rumah atau sekolah formal saja. Sekolah minggu pun dapat berperan aktif dalam hal ini. Kegiatan kreatif dalam sekolah minggu tentu saja bukan sekadar menggali potensi diri anak, tetapi yang terpenting bagaimana anak-anak belajar tentang Tuhan dan kebenaran firman-Nya melalui kegiatan tersebut.
Berikut ini kegiatan-kegiatan kreatif yang bisa dilakukan di kelas sekolah minggu.
1. Mengolah kertas warna-warni menjadi bunga
Persiapan: kertas warna, lem kertas, gunting, lidi, atau kawat.
Kegiatan ini bisa dilakukan saat pelajaran yang bertemakan alam, ciptaan Tuhan, atau keindahan. Berikan saja kertas warna kepada anak-anak, juga peralatan yang
dibutuhkan untuk membuat bunga-bunga yang mereka inginkan. Guru dapat membuat berbagai macam contoh bunga terlebih dahulu, tetapi jangan arahkan anak untuk benar-benar meniru contoh yang dibuat oleh guru. Katakan kepada anak bahwa di dalam dunia ada berbagai macam bentuk bunga yang Tuhan ciptakan dan mereka pun boleh membuat bermacam-macam bunga dengan peralatan seadanya. Hal yang terpenting dari kegiatan ini bukanlah hasil, melainkan proses kreatif yang dilakukan anak dalam membuatnya. Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak kelas kecil.
2. Melukis
Persiapan: kertas atau kain dan cat air.
Saat guru selesai menyampaikan kisah-kisah dalam Alkitab, guru dapat meminta anak menceritakan kembali cerita itu melalui sebuah lukisan. Misalnya, jika bercerita tentang Yunus di perut ikan, mereka boleh menggambar ikan, atau laut, atau sebuah perahu.
Biarkan anak melukis sesuka hatinya di kertas atau kain yang sudah disediakan dan mencampurkan warna untuk menghasilkan warna yang sesuai dengan imajinasinya.
Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak kelas kecil.
3. Menggambar berdasarkan pola tertentu
Persiapan: bentuk gambar tertentu (misalnya, bulatan, segitiga, garis lurus, dll.)
Kegiatan ini bisa dilakukan untuk anak kelas besar. Buat bentuk gambar tertentu dalam sebuah kertas yang dibagikan kepada anak-anak. Misalnya, di kertas itu sudah
tergambar tiga bulatan besar. Tugas anak adalah membuat sebuah gambar atau lukisan melalui gambar yang sudah ada sebagai dasarnya. Harus ada waktu yang
e-BinaAnak 2007
113
diberikan, misalnya sepuluh menit. Kegiatan ini bisa dilakukan setelah guru menyampaikan firman Tuhan mengenai menggunakan waktu sebaik mungkin,
kerajinan, atau mengenai suatu benda/tokoh Alkitab yang dapat digambarkan melalui dasar yang telah disiapkan.
4. Tanya jawab
Permainan ini menggali kemampuan anak untuk berpikir ke depan, mengembangkan gagasannya, dan memunculkan berbagai macam ide. Permainan ini dimulai dengan guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang agak di luar biasanya. Misalnya, seperti pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yang bisa dikembangkan lagi oleh guru.
1. Apa akibatnya jika Tuhan tidak menciptakan tumbuh-tumbuhan di dunia ini?
2. Apa akibatnya jika kamu hanya hidup sendirian di dunia ini?
3. Apa akibatnya jika tidak pernah ada hujan?
Kegiatan kreatif ini cocok untuk anak kelas besar karena menuntut kemampuan baca- tulis dari anak.
Koreografi
Kegiatan ini bisa dilakukan dalam acara pujian di sekolah minggu. Pilihlah sebuah lagu yang disukai murid-murid. Jika murid dalam kelas sedikit, masing-masing bisa diminta berdiri di tempat atau di depan kelas untuk menciptakan tariannya sendiri. Jika dalam kelas ada banyak murid, bisa diwakili oleh beberapa anak yang benar-benar mau, bukan dipaksa. Permainan ini akan mendorong kreativitas anak dalam aspek psikomotoriknya.
Jangan lupa untuk memberikan pujian, bisa dengan tepuk tangan, agar anak bertambah semangat dalam menciptakan kreasinya.
Selama mengadakan kegiatan kreatif di sekolah minggu satu hal yang harus selalu diingat ialah tidak memaksa anak melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Biarkan
mereka melakukannya dengan gembira. yang terpenting dari kegiatan ini adalah proses kreatif yang dilalui anak, jadi jangan berorientasi kepada bagus atau tidaknya hasil.
Selamat berkreasi!
Buku acuan:
Choun, Robert J. dan Michael S. Lawson. 1993. "The Complete Handbook for Children's Ministry: How to Reach and Teach the Next
Generation Form Birth to Age 12". Nashville: Thomas Nelson Publishers.
Clark, Robert E., Joanne Brubaker, dan Roy B. Zuck. 1986. "Childhood Education in the Church". Chicago: Moody Press.
e-BinaAnak 2007
114
Safaria, Triantoro. 2005. "Creativity Quotient: Panduan Mencetak Anak Super-Kreatif". Jogjakarta: Platinum Diglossia Baru.
Warnet Pena: PEPAK: Aktivitas dan Ketrampilan Anak
==>http://pepak.sabda.org/topik/13/
Ada banyak kegiatan yang bisa dibuat untuk menggali potensi diri anak. Untuk itu, tentunya dibutuhkan banyak referensi atau sumber- sumber bahan agar kegiatan- kegiatan dapat lebih bervariasi lagi. Situs Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen (PEPAK) menyediakan kolom khusus, yaitu kolom Aktivitas dan Ketrampilan Anak yang berisi berbagai aktivitas yang bisa diselenggarakan di dalam kelas. Silakan kunjungi halaman ini dan temukan lebih dari 99 ide yang dapat digunakan dalam kegiatan- kegiatan di sekolah minggu.
Oleh: Redaksi
Mutiara Guru
―
Proses kreatif yang dilalui anak lebih pentingdaripada hanya sekedar berorientasi kepada bagus atau tidaknya hasil pekerjaan
mereka.
‖
e-BinaAnak 2007
115
e-BinaAnak 321/Maret/2007: Kegiatan Seni
Salam dari Redaksi
Kegiatan Seni
Kegiatan seni dapat menjadi sarana untuk menggali potensi diri anak. Melaluinya anak- anak dapat dilatih untuk mengekspresikan diri, menceritakan pengalaman, menuangkan emosi, dan memahami diri mereka sendiri. Selain untuk menggali potensi anak, sekolah minggu pun dapat menggunakan kegiatan seni sebagai satu metode mengenalkan kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak.
Melalui artikel dan tips dalam edisi ini, kita dapat melihat bagaimana menggunakan kegiatan seni untuk menggali dan mengembangkan potensi anak, sekaligus untuk belajar firman Tuhan. Kiranya kita semua dapat belajar dan mendapatkan berkat di dalamnya.
Selamat berkesenian!
Redaksi,
Davida Welni Dana
―
Terimalah apa yang diajarkan mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya dalam hatimu.‖
— (Ayub 22:22)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Ayub+22:22 >
e-BinaAnak 2007
116
Artikel: Kegiatan Seni: Kegiatan yang Menyenangkan Atau Belajar Alkitab?
Waktu hampir menunjukkan sudah saatnya pulang. Pelajaran sudah selesai, namun masih ada waktu sepuluh menit sebelum para orang tua menjemput anak-anak mereka.
Mau apa ya? Apakah menyanyikan sebuah lagu? Bercerita? Oh! Buku mewarnai yang ada di tumpukan bawah lemari bisa dipakai untuk menghabiskan waktu!
Ajaklah mereka duduk dan berikan buku-buku mewarnai dan krayon, maka murid-murid Anda akan segera mengerjakannya dengan tenang dan waktu tidak terbuang. Memang tidak terbuang, tapi apakah berguna? Waktu sepuluh menit yang sama dapat digunakan untuk melakukan kegiatan seni yang sangat bermanfaat.
Mengabaikan potensi yang sebenarnya dari kegiatan seni di kelas memang mudah.
Biasanya kita menempatkan kegiatan ini hanya sebagai "kegiatan yang menyenangkan", tetapi tidak tidak mendukung tema pelajaran, juga tidak mengembangkan kreativitas murid.
Anak-anak menyukai seni. Proses membuat sesuatu memiliki arti yang beragam bagi mereka. Seni merangsang imajinasi, melepaskan energi, meredakan ketegangan, memberi jalan keluar bagi ide-ide, juga perasaan mereka sendiri, dan meningkatkan tujuan pelajaran. Keuntungan itu sendiri akan menyesuaikan dengan setiap bagian dari pelajaran dalam kegiatan seni, tetapi ada satu lagi: proyek seni dapat membantu
mengajarkan pelajaran dengan mengilustrasikan suatu konsep.
Di zaman yang semuanya telah tersedia ini, menenun secuil kain atau kertas dapat membantu anak mengapresiasikan beberapa kemampuan dan ketekunannya yang bisa menghasilkan hiasan di ruang kelas atau gereja. Membuat bejana dari tanah liat yang boleh dibawa pulang mengacu pada Yesaya yang menjadi "pembuat bejana". Membuat hadiah untuk anggota keluarga atau teman yang sakit dapat menjadi awal sebagai Dorkas kecil yang berbuat baik sepanjang hidupnya.
Kegiatan-kegiatan seperti itu memberikan banyak kesempatan untuk berbagi, berbuat baik, dan mengatakan kasih. Murid-murid yang selalu diingatkan untuk "mengasihi sesama seperti dirimu sendiri" akan memahami artinya ketika mereka mempraktikkan konsep tersebut dengan berbagi sesuatu. Karya seni dapat mempertajam pelajaran dan dapat menjadi bahan bagi orang tua yang ingin mendiskusikan pelajaran di rumah.
Kemampuan kerja sama dalam kelompok dapat terbentuk melalui kegiatan-kegiatan seni, misalnya dengan membuat lukisan dinding. Rasa percaya diri dan gambar diri dapat ditingkatkan melalui usaha-usaha yang ditunjukkan oleh para murid.
Bahan-bahan seni dan kerajinan tidak harus mahal. Contohnya, satu kelas dapat diminta untuk mengumpulkan barang-barang yang sudah tidak terpakai, misalnya tempat makan bayi dan kain perca. Para guru bisa memborong hiasan-hiasan bekas Natal dengan potongan harga di toko-toko kerajinan. Divisi pendidikan harus tahu
e-BinaAnak 2007
117
bahwa cat, "puzzle", tanah liat, dan lain-lain adalah bahan-bahan pelajaran yang harus dimasukkan dalam anggaran belanja. Gereja harus memiliki sumber bahan untuk persediaan atau setidaknya sebuah lemari untuk menyimpan bahan-bahan tersebut.
Jika perlu, para guru dapat menyimpannya dalam sebuah kardus untuk dibawa pulang dan membawanya kembali ke gereja jika diperlukan. Sistem apa pun yang Anda pakai, usahakan agar persediaan tersebut terurus sehingga dapat menghindari kehilangan atau terbuang. Anak-anak dapat membantu untuk menjaga agar bahan-bahan tersebut tetap berada di tempatnya -- jika ada tempat untuk menyimpan semuanya.
Bagian dari hak istimewa untuk membuat keterampilan adalah tanggung jawab untuk membersihkannya. Membersihkan kembali hanya membutuhkan sedikit waktu jika Anda merencanakannya terlebih dahulu. Alas koran atau plastik dapat melindungi meja dan lantai agar tidak kotor. Tutup kotak, jika dihiasi dengan lukisan tangan anak (finger paint), dapat menjadi nampan yang indah. Kantong sampah dengan lubang di atasnya (untuk memasukkan kepala) dan lubang di samping kiri juga kanan (untuk memasukkan tangan) dapat menjadi celemek yang indah. Taruhlah kaleng cat di atas bak atau piring supaya tidak tumpah ke mana-mana. Segeralah mencuci sikat yang digunakan dan jangan biarkan terendam di dalam air. Simpanlah selembar kertas dalam map yang berwarna agar tidak tercecer. (Buatlah catatan sesuai dengan kreasi Anda sendiri untuk Anda bagikan pada pertemuan pelatihan guru.) Usahakan supaya tidak menganggu salah satu anggota gereja yang paling berkuasa, yaitu koster/petugas kebersihan gereja!
Ide-ide dapat diperoleh dari mana saja, tetapi yang terpenting tawarkan saran yang baik untuk kegiatan yang diadakan. Adakan pertemuan dengan guru atau orang yang dapat menguasai tema yang akan Anda ajarkan, pertimbangkan kelompok usia murid-murid Anda, dan jangan melebihi kemampuan mereka yang masih muda. Kunjungilah pameran-pameran kerajinan, mintalah bahan-bahan materi di toko-toko buku, dan ajaklah beberapa teman untuk bergabung. Mintalah saran dan masukan dari para guru keterampilan.
Seperti yang sering dikatakan, keindahan ada pada orang yang melihatnya dan guru harus hati-hati terhadap godaan untuk "menyelesaikan" karya seniman muda ini. Sekali disentuh oleh orang dewasa, maka kegiatan (dan pelajaran!) sudah bukan lagi karya anak tersebut.
Kegiatan keterampilan tertentu mungkin membutuhkan suatu contoh untuk
menunjukkan bagaimana kepingan-kepingan dapat disatukan. Karena kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan ekspresi anak itu sendiri, keprivasian ruangan harus dijaga, dan karya seorang anak jangan pernah dibandingkan dengan anak-anak yang lain.
Sukacita yang diekspresikan seorang anak dalam membuat karya seni sendiri
membantu anak memahami kasih Allah bagi anak tersebut karena dia adalah ciptaan- Nya yang unik dan istimewa.
e-BinaAnak 2007
118 Berikut ini tips untuk melakukan kegiatan seni.
1. Usahakan untuk berada dalam taraf kemampuan dan minat murid.
2. Bagikan bahan-bahan yang mereka perlukan.
3. Berikan perintah/arahan yang jelas dan sederhana.
4. Usahakan untuk membereskan kembali dengan cara yang sederhana.
5. Hubungkan kegiatan dengan pelajaran.
6. Berikan pujian atas usaha-usaha yang telah dilakukan oleh anak-anak.
7. Siapkan bahan-bahan tambahan/ekstra.
8. Berikan pilihan.
9. Praktikkan dahulu kegiatan ini di rumah dengan bahan yang sejenis.
10. Variasikan kegiatan dari minggu ke minggu. (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dari:
Judul buku : The Complete Handbook for Children's Ministry Judul artikel: Art Activities: Busywork or Bible Learning?
Penulis : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publishers, Nashville, USA 1993 Halaman : 70 -- 72
e-BinaAnak 2007
119
Tips: Melaksanakan Kegiatan Seni di Sekolah Minggu
Dirangkum oleh: Lisbet Rohana
Di sekolah minggu, firman Tuhan bisa disampaikan dengan berbagai macam metode, salah satunya dengan kegiatan seni. Dengan kegiatan seni anak-anak diajak untuk belajar berbagi, menolong orang lain, mengekspresikan pengalaman-pengalaman dan fantasi dengan cara yang nyata bahkan ketika mereka tidak mampu
mengekspresikannya lewat kata-kata. Anak juga dapat belajar firman Tuhan dengan menyentuh, eksperimen, dan mengeksplorasi.
Berikut ini prinsip-prinsip saat mengadakan kegiatan seni di sekolah minggu.
1. Ajarkanlah seni mulai dengan cara yang sederhana.
Mulailah dengan mengenalkan dan mengakrabkan anak kepada bahan-bahan seni. Membiasakan anak dengan bahan-bahan seni dapat membantu mereka menguasai bahan dan tahu bagaimana cara menggunakan bahan tersebut untuk mengungkapkan pengalaman-pengalaman hidup mereka. Tujuannya adalah membuat anak-anak merasa nyaman dan percaya terhadap bahan-bahan yang digunakan. Diharapkan anak-anak tidak canggung menggunakannya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan mereka yang terdalam. Dalam
mengarahkan kegiatan seni dalam kelas, guru harus memilih dan membuat petunjuk kegiatan yang dapat diikuti dan dimengerti oleh anak sesuai tingkatan umur mereka.
2. Ciptakanlah suasana kerja yang nyaman.
Sediakan semua bahan-bahan yang mereka butuhkan. Bahan-bahan harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan anak untuk mencari bahan yang mereka perlukan. Dengan kemudahan-kemudahan tersebut, diharapkan anak dapat merasa aman, nyaman, dan terlindung secara emosional. Suasana yang nyaman juga membuka kesempatan bagi mereka untuk berekplorasi lebih dalam lagi. Kenyamanan juga bisa diciptakan dengan membatasi campur tangan guru.
Sebelumnya, tetapkan dulu batas-batas tegas mengenai kegunaan setiap bahan dan hubungannya dengan pelajaran yang diberikan. Sebisa mungkin guru
menjaga diri untuk tetap berada di luar karya mereka sehingga karya-karya tersebut benar-benar muncul dari hati dan pikiran anak yang membuatnya.
Hargai juga cara setiap anak dalam bekerja dan biarkan mereka bekerja dengan caranya sendiri.
3. Buatlah catatan perkembangan anak.
Catatan ini berisi tentang apa yang dilakukan seorang anak saat melakukan kegiatan seni. Gunanya untuk memonitor perkembangan mereka. Catatan lainnya adalah catatan kegiatan. Catatan ini berisi kegiatan-kegiatan anak di kelas sehingga kemudian dalam satu tahun kegiatan dapat diarahkan pada bahan-bahan yang pernah di gunakan.
4. Berikanlah kata-kata yang membangun.
Jika seorang anak merasa kecil hati dengan hasil karyanya, berilah kata-kata yang menyemangati. Katakan pada anak didik Anda bahwa hal itu kadang- kadang terjadi. Anak-anak cenderung tidak terlalu sering keluar jalur, tapi adakalanya mereka juga keluar jalur. Tekankan bahwa kita semua dapat mempelajari sesuatu dari kegagalan. Jangan pernah menganggap bahwa