• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengeksplorasi (menganalisis, menalar, mencoba) 4) Siswa membuat aturan main berpidato persuasif

5) Siswa menyusun format penilaian pidato persuasif 9. Mengasosiasikan

(menautkan)

6) Siswa melakukan pidato persuasif dengan model bertamu ke kelompok lain.

7) Siswa yang lain menilai pidato siswa bergantan.

10. Mengomunikasikan

8) Siswa menyampaikan hasil penilaian dalam curah pendapat di kelas.

55 menit

Penutup 11. Guru menyimpulkan cara berpidato persuasif.

12. Guru memberikan tugas membaca teori tentang cerita pendek.

10 menit

H. Penilaian, pembelajaran remidi, dan pengayaan a. Penilaian

1) Teknik Penilaian

 Penilaian sikap spiritual

 Penilaian sikap sosial

 Tes tulis

 Unjuk diri (performan)/proyek/produk/portofolio 2) Instrumen Penilaian

 Instrumen Penilaiansikap spiritual

No Perilaku yang diamat YA TIDAK

1 Berdoa sebelum memulai belajar 2 Berdoa sesudah melaksanakan belajar 3 Berdoa sebelum mengerjakan tugas 4 Berdoa sesudah mengerjakan tugas

Penskoran:

YA = skor 2 TIDAK = skor 1

 Instrumen Penilaian sikap sosial (percaya diri)

 Aspek yang dinilai Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

Instrumen Penilaian

Keterangan 1. Religius(jujur) Pengamatan Proses Lembar

Pengamatan (terlampir)

Bagian dari perumusan nilai rapot 2. Tanggung jawab

3. Peduli 4. Responsif 5. Santun 6. Percaya diri Contoh

 Instrumen tes (Pertemuan 5)

Tulislah komentar hasil penyusunan teks temanmu di kertas!

Pertemuan 6

Rangkumlah kegiatan pada pertemuan 6 dengan merangkum cara berpidato yang baik!

b. Pembelajaran remidi

Penyajian teks pidato persuasif secara mandiri c. Pengayaan

Baca teks pidato dari berbagai sumber kemudian suntng dan revisilah teks tersebut!

Mengetahui, Kepala Madrasah

...

NIP.

Malang, 2018 Guru mata pelajaran

...

NIP.

Lampiran 1 RPP 3 bab 2: lembar kegiatan pertemuan 5 1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4-5 anak!

2. Bacalah teks berisi informasi berkaitan tema menulis (modul hlm:47) Rabu, 27 November 2013

Uang di Telepon Umum

Kisah yang menarik dimana tetap mempertahankan prinsip menjadi orang baik dan harapan. David kuliah di fakultas perdagangan Arlington USA.

Kehidupan kampusnya, terutama mengandalkan kiriman dana bulanan secukupnya dari orang tuanya. Entah bagaimana, sudah 2 bulan ini rumah tdak mengirimi uang ke David lagi. Di kantong David hanya tersisa 1 keping dollar saja. David dengan perut keroncongan berjalan ke bilik telepon umum, memasukkan seluruh dananya, yaitu satu keping uang logam itu, ke dalam telepon.

“Halo, apa kabar?” telpon telah tersambung, ibu David yang berada ribuan km jauhnya berbicara. David dengan nada agak terisak berkata:

“Mama, saya tdak punya uang lagi, sekarang lagi bingung karena kelaparan.”

Ibu David berkata: “Anakku tersayang, mama tahu.”

“Sudah tahu, kenapa masih tdak mengirim uang?” David baru saja hendak melontarkan dengan penuh kekesalan pertanyaan tersebut kepada sang ibu, mendadak merasakan perkataan ibunya mengandung sebuah kesedihan yang mendalam. Firasat David mengatakan ada yang tdak beres, ia cepat-cepat bertanya, “Mama, apa yang telah terjadi di rumah?”

Ibu David berkata, “Anakku, papamu terkena penyakit berat, sudah lima bulan ini, tdak saja telah meludeskan seluruh tabungan, bahkan karena sakit telah kehilangan tempat kerjanya, sumber penghasilan satu-satunya di rumah telah terputus. Oleh karena itu, sudah 2 bulan ini tdak mengirimimu uang lagi, Mama sebenarnya tdak ingin mengatakannya kepadamu, tetapi kamu sudah dewasa, sudah saatnya mencari nafkah sendiri.”

Ibu David berbicara sampai disitu, tba-tba menangis tersedu sedan. Di ujung telepon lainnya, air mata David juga “tes”, “tes” tak hentnya menetes, dan ia berpikir kelihatannya saya harus drop out dan pulang kampung.” David berkata kepada ibunya, “Mama, jangan bersedih, saya sekarang juga akan mencari pekerjaan, past akan menghidupi kalian.”

Kenyataan yang pahit telah membuat David terpukul hingga pusing tujuh keliling. Masih 1 bulan lagi, semester kali ini akan selesai, jikalau memiliki uang, barang 8 atau 10 dollar saja, maka David mampu bertahan hingga liburan tba, kemudian menggunakan 2 bulan masa liburan untuk bekerja menghasilkan uang. Akan tetapi sekarang 1 sen pun tak punya, mau tak mau harus drop out.

Pada detk ketka David mengatakan “Sampai jumpa” kepada ibunya dan meletakkan gagang telpon itu, sungguh luar biasa menyakitkan, karena prestasi kuliahnya sangat bagus, selain itu ia juga menyukai kehidupan di kampus fakultas perdagangan Arlington tersebut. Sesudah meletakkan gagang telpon, pesawat telpon umum tersebut mengeluarkan bunyi gaduh, David dengan terkejut dan terbelalak menyaksikan banyak keping dollar menggerojok keluar dari alat itu.

David berjingkrak kegirangan, segera menjulurkan tangannya menerima uang-uang tersebut. Sekarang, terhadap uang-uang itu, bagaimana menyikapinya? Hat David masih merasa sangsi, diambil untuk diri sendiri, 100% boleh, pertama: karena tdak ada yang tahu, ke dua: dirinya sendiri betul-betul sedang membutuhkan. Namun setelah bolak- balik dipertmbangkan, David merasa tdak patut memilikinya. Setelah melalui sebuah pertarungan konflik batn yang hebat, David memasukkan salah satu keping dolar itu ke dalam telepon dan menghubungi bagian pelayanan umum perusahaan telepon. Mendengar penuturan David, nona petugas pelayanan umum berkata, “Uang itu milik perusahaan telepon, maka itu harus segera dikembalikan (ke dalam mesin telepon).”

Setelah menutup telepon, David hendak memasukkan kembali keping logam uang itu, tetapi sekali demi sekali uang dimasukkan, pesawat otomat itu terus menerus memuntahkannya kembali. Sekali lagi David menelepon, dan petugas pelayanan umum yang berkata, “Saya juga tak tahu harus bagaimana, sebaiknya saya sekarang minta petunjuk atasan.” Nada bicara David yang sendirian dan tada yang menolong memancarkan getaran kesepian dan kuyu, nona petugas pelayanan umum sangat dapat merasakannya, menilik perkataan dari ujung telepon dia merasakan seorang asing yang bermoral baik sedang perlu dibantu.

Tak lama kemudian, nona petugas pelayanan umum menelepon ulang pesawat otomat yang sedang bermasalah itu. Dia berkata kepada David, “Saya telah memperoleh ijin dari atasan yang berkata uang tersebut untuk anda, karena perusahaan kami saat ini tdak mempunyai cukup tenaga, tak ingin demi beberapa dollar khusus mengirim

petugas ke sana.”

“Hore!”, David meloncat saking gembiranya. Sekarang, uang logam itu secara sah menjadi miliknya. David membungkukkan badannya dan dengan seksama nenghitungnya, total berjumlah 9 dollar 50 sen. Uang sejumlah ini cukup buat David bertahan hingga bekerja memperoleh upah pertamanya pada saat liburan nant. Dalam perjalanan ke kampus, David tersenyum terus sepanjang jalan. Ia memutuskan membeli makanan dengan menggunakan uang itu lantas mencari pekerjaan.

Dalam sekejap liburan telah tba, David telah memperoleh pekerjaan sebagai pengelola gudang supermarket.

Pada hari tersebut, David menjumpai boss perusahaan supermarket, menceritakan kepadanya tentang kejadian di telepon umum dan keinginannya untuk mencari pekerjaan. Si boss supermarket memberitahu David boleh datang bekerja setap saat, tdak hanya pada liburan saja, sewaktu kuliah dan tdak terlalu sibuk juga boleh bergabung, karena boss supermarket merasa David adalah orang yang tulus dan jujur, terutama adalah orang yang seksama, membenahi gudang mutlak bisa dipercaya. David bekerja dengan sangat giat, boss sangat mengapresiasinya dan juga merasa kasihan. Si boss memberinya upah dobel.

Sesudah menerima gaji, David mengirimkan keseluruhan gajinya kepada sang ibu, karena pada saat itu David sudah mendapatkan info bahwa ia berhasil memperoleh bea siswa untuk satu semester berikutnya. Sesudah 1 bulan, uang dikirim balik ke David. Sang ibu menulis di dalam suratnya: “Penyakit ayahmu sudah agak sembuh, saya juga telah mendapatkan pekerjaan, bisa mempertahankan hidup. Kamu harus belajar dengan baik, jangan sampai kelaparan.” Sesudah membaca surat itu, David menangis lagi. David tahu, meski orang tuanya menahan lapar, juga tdak bakal meminta uang kepada David yang sedang perlu dibantu. Setap kali memikirkan hal ini, David berlinang bersimbah air mata, sulit menenangkan gejolak hatnya.

Setahun kemudian, David dengan lancar menyelesaikan kuliahnya. Setelah lulus, David membuka sebuah perusahaan, tahun pertama, David sudah mengantongi laba US $ 100.000. Ia senantasa tak bisa melupakan kejadian di telepon umum. Ia menulis surat kepada perusahaan telepon tersebut: “Hal yang tak bisa saya lupakan untuk selamanya ialah, perusahaan anda secara tak terduga telah membantu dana US $ 9,50 kepada saya. Perbuatan amal ini, telah membuat saya batal menjadi pemuda drop out dan menuju kondisi miskin, bersamaan itu juga telah memberi saya energi tak terhingga, mendorong saya setap saat tdak melupakan untuk berjuang. Kini saya

mempunyai uang, saya ingin menyumbang balik sebanyak US $ 10.000 kepada perusahaan anda, sebagai rasa terima kasih saya.”

Boss perusahaan telpon bernama Bill membalasnya dengan surat yang dipenuhi antusiasme: “Selamat atas kesuksesan kuliah anda dan usaha yang telah berkembang. Kami kira, uang tersebut adalah uang yang paling patut kami keluarkan. Ini bukannya merujuk pada $9,50 yang dikembalikan dengan $10.000, melainkan uang itu telah membuat seseorang memahami sebuah petuah tentang prinsip tertnggi kehidupan.”

Pelajaran apa yang bisa kita petk dari kisah di atas? Walau di saat- saat paling sulit, Pertama : Jangan melupakan harapan selalu ada. Kedua: Jangan lupa menjaga moralitas.

Setelah 20 tahun telah berlalu, bagaimana dengan David? Di kota Chicago, Amerika, terdapat sebuah gedung mewah, yang tampak luarnya menyerupai sebuah bilik telepon umum, itu adalah gedung perusahaan ADDC. Pendiri perusahaan ADDC, Presiden Direktur nya ialah David, selain itu juga David adalah salah satu penyumbang terbesar untuk badan amal.

Posted by Vendy Adi Saputra at 12.15

3. Diskusikan dengan gurumu dengan teknik Tanya jawab tentang cara mengembangkan teks pidato berdasarkan informasi lain.

4. Buatlah persiapan berpidato persuasif dengan mengerjakan modul hlm:47)

 Buatlah kerangka teks pidato persuasif dengan tema raihlah prestasi setnggi bintang!

 Kembangkan kerangka teks tersebut menjadi teks pidato persuasif!

5. Suntng hasil penyusunan teksmu!

6. Tempelkan teks pidatomu di madding kelas untuk dikomentari teman!

Lampiran 2 RPP 3 bab 2: lembar kegiatan pertemuan 6 1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4-5 anak

2. Amatlah video pidato Bung Karno yang diputarkan gurumu!

3. Diskusikan dengan gurumu dengan teknik tanya jawab tentang aturan berpidato secara mandiri dan format penilaiannya!

4. Lakukan pidato bersama temanmu dengan model pembelajaran bertamu!

5. Nilai dan komentarilah pidato temanmu!

Lampiran 3 RPP 3 bab 2: format penilaian berpidato pada pertemuan 6 Lampiran 4 RPP 3 bab 2: soal dan jawaban pertemuan 6

Pertanyaan

Rangkumlah kegiatan pada pertemuan 6 dengan merangkum cara berpidato yang baik!

Jawaban

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan: MTs Kab. Malang

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/ 1

Materi Pokok : Kegiatan 1 (Dekonstruksi teks cerita pendek) Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran (2 kali pertemuan)

RPP No : 1 (Bab 3 , Cerita Pendek: Belajar Menjadi Arif Bijaksana) A. Kompetensi Int

1. Menghargai dan menghayat ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayat perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektf dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan tantanganal)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah kongkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No KI Kompetensi Dasar Pertemuan Indikator Pencapaian Kompetensi 3

3.5 Mengidentfikasi unsur

pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengar

1

1) menjelaskan pengertan teks cerita pendek

2) menjelaskan fungsi teks cerita pendek 3) Mengidentfikasi struktur teks cerita

pendek 4

4.5 Menyimpulkan unsur-unsur

pembangun karya sastra dengan bukt yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar

2

4) Mengidentfikasi aspek kebahasaan teks cerita pendek

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui pendekatan scientific setelah pembelajaran ini diharapkan siswa menghargai keberadaan bahasa Indonesia dengan memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dengan mampu:

6) menjelaskan pengertan teks cerita pendek;

7) menjelaskan fungsi teks cerita pendek;

8) mengidentfikasi struktur teks cerita pendek;

9) mengidentfikasi aspek kebahasaan teks cerita pendek.

D. Materi Pembelajaran

 Materi Reguler

1) Pengertan dan fungsi teks cerita pendek 2) Unsur pembangun karya sastra (cerpen) 3) Model teks narasi (cerpen)

 Remidial

Unsur pembangun karya sastra (cerpen)

 Pengayaan

Model teks narasi (cerpen) E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

 Pendekatan pembelajaran: konstruktvistk, scientific, dan pembelajaran kooperatf

 Metode pembelajaran: ceramah,tanya jawab, diskusi, penugasan.

 Model pembelajaran: Pikir Bareng dan Berbagi (Think Pair and Share Frank Lywan, 1985) F. Media/Alat, Bahan, dan sumber Belajar

1) Media/Alat, Bahan

 Teks cerita pendek

 video peristwa kehidupan

 Kertas tulis daur ulang sampah

 PUEBI 2) Sumber Belajar

Buku siswa: Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas IX. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia: buku siswa/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I

Tahap kegiatan

Kegiatan waktu

Pendahu luan

1.

Guru memberikan salam dengan mengucap assalamualaikum

warohmatullahi wabarokatuh

2.

Guru mengajak siswa berdoa memulai pembelajaran selama 2 jam pelajaran

3. Guru memberikan apersepsi menarik hikmah dari sebuah peristwa kehidupan.

4. Guru menjelaskan tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam materi Bab III

5. Guru menyampaikan tujuan dan latar belakang materi Bab III tentang “Belajar Arif dan Bijaksana”

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.

15 menit

Int 7.

Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4-5 anak

8. Menanya,

Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang sedang berlangsung:

1) Apa ciri sebuah cerita?

2) Kegiatan pembelajaran apa yang berkaitan dengan cerita?

3) Apa yang membedakan teks cerita dengan teks nonfiksi?

4) Apakah ada persamaan antara struktur teks cerita dengan teks nonfiksi pada umumnya?

9. Mengamat

,

5) Siswa mengamat video peristwa kehidupan atau hal lain sebagai contoh.

6) Siswa membaca teks cerita pendek.

10. Mengeksplorasi

(menganalisis, menalar, mencoba)

7) Siswa menjawab pertanyaan tentang cerita pendek untuk membangun konteks.

8) Siswa menjawab pertanyaan tentang struktur teks cerita pendek.

11. Mengasosiasikan

(menautkan)

9) Siswa mendiskusikan fungsi dan pengertan teks cerita pendek (anggota kelompok)

10) Menyimpulkan fungsi dan pengertan teks cerita pendek.

11) Siswa mendiskusikan struktur teks cerita pendek (anggota kelompok) 12. Mengomunikasikan

12) Menyampaikan informasi tentang konsep cerita pendek, fungsi, dan pengertan teks cerita pendek di depan kelas dalam curah pendapat.

13) Menyampaikan hasil diskusi tentang struktur teks cerita pendek di depan kelas dalam curah pendapat.

55 menit

Penutup 13. Guru menyimpulkan pemahaman bersama tentang fungsi, pengertan teks , dan struktur teks cerita pendek.

14. Guru memberikan pertanyaan dengan jawaban singkat tentang fungsi, pengertan teks , dan struktur teks cerita pendek.

15. Guru memberikan tugas membaca hal yang berkaitan dengan kebahasaan teks cerita pendek

10 menit

Pertemuan II Tahap

kegiatan

Kegiatan waktu

Pendahu luan

1. Guru memberikan salam dengan mengucap assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

2. Guru mengajak siswa berdoa memulai pembelajaran selama 2 jam pelajaran 3. Guru memberikan apersepsi nama benda diketahui dari ciri-ciri yang

15 menit

mengikutnya

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.

Int 5.

Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4-5 anak

6. Mengamat

,

1) Siswa membaca teks cerita pendek.

7. Mengeksplorasi

(menganalisis, menalar, mencoba)

2) Siswa menjawab pertanyaan tentang kebahasaan yang mengikut teks cerita pendek.

8. Menanya,

Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang sedang berlangsung:

3) Ciri kebahasaan yang bisa dilihat dari unsur intrinsik cerita.

9. Mengasosiasikan

(menautkan)

4) Siswa mendiskusikan penggunaan kata dan kalimat yang mencirikan teks cerita (anggota kelompok)

10. Mengomunikasikan

5) Menyampaikan hasil diskusi tentang penggunaan kata dan kalimat yang mencirikan teks cerita di depan kelas dalam curah pendapat.

55 menit

Penutup 11. Guru menyimpulkan pemahaman bersama tentang kebahasaan teks cerita.

12. Guru menyuruh merefleksi pembelajaran dalam bentuk rangkuman kebahasaan teks cerita.

13. Guru memberikan tugas membaca hal yang berkaitan dengan struktur teks cerita

10 menit

H. Penilaian, pembelajaran remidi, dan pengayaan a. Penilaian

1) Teknik Penilaian

 Penilaian sikap spiritual

 Penilaian sikap sosial

 Tes tulis

 Unjuk kerja/proyek/produk/portofolio 2) Instrumen Penilaian

 Instrumen Penilaiansikap spiritual

No Perilaku yang diamat YA TIDAK

1 Berdoa sebelum memulai belajar 2 Berdoa sesudah melaksanakan belajar 3 Berdoa sebelum mengerjakan tugas 4 Berdoa sesudah mengerjakan tugas

Penskoran:

YA = skor 2 TIDAK = skor 1

 Instrumen Penilaian sikap sosial (percaya diri)

 Aspek yang dinilai Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

Instrumen Penilaian

Keterangan 1. Religius(jujur) Pengamatan Proses Lembar

Pengamatan (terlampir)

Bagian dari perumusan nilai rapot 2. Tanggung jawab

3. Peduli 4. Responsif 5. Santun 6. Percaya diri

Contoh

 Instrumen tes (Pertemuan 1)

1) Simpulkan pengertan teks cerita pendek dengan pernyataanmu sendiri!

2) Sebutkan fungsi teks cerita pendek dalam masyarakat 3) Sebutkan struktur teks cerita pendek

Pertemuan 2

Rangkumkan pengetahuan kebahasaan teks cerita pendek dalam bentuk refleksi!

b. Pembelajaran remidi

Baca teks cerita pendek kemudian tentukan penokohan dan amanat yang terdapat di dalamnya!

c. Pengayaan

Bacalah beberapa cerpen dengan model yang berbeda! Kemudian, tentukan penyebab perbedaannya!

Mengetahui, Kepala Madrasah

...

NIP.

Malang, 16 Juli 2018 Guru mata pelajaran

...

NIP.

Lampiran 1 RPP 1 bab 3: Lembar kegiatan pertemuan 1 1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 siswa!

2. Diskusikan bersama gurumu pertanyaan berikut!

a. Apa ciri sebuah cerita?

b. Kegiatan pembelajaran apa yang berkaitan dengan cerita?

c. Apa yang membedakan teks cerita dengan teks nonfiksi?

d. Apakah ada persamaan antara struktur teks cerita dengan teks nonfiksi pada umumnya?

3. Amat gambar/video peristwa kehidupan berikut!

4. Jawablah pertanyaan berikut untuk membangun konteks pembelajaran!

a. Pernahkah kamu mendengar tentang cerita peri, misteri, fiksi ilmiah, roman, cerita horor, cerita petualangan, fabel, mitos, legenda, naratf historis, balada, pengalaman pribadi, atau lembar kehidupan?

b. Apa yang engkau ketahui tentang teks cerita atau naratf?

c. Apakah teks cerpen termasuk dalam kategori teks naratf?

d. Apa perbedaan teks naratf dengan teks rekon atau cerita kisah yang telah terjadi?

e. Apakah teks rekon mengandung unsur penokohan dan konflik?

f. Menurutmu apa tujuan diciptakannya teks cerita?

g. Coba tulislah cerita satu paragraf? Lalu tentukan jenis apa ceritamu sesuai yang tersebut dalam pertanyaan sebelumnya!

5. Bacalah teks cerpen berikut!

Tukang Pijat Keliling

Sebenarnya tdak ada keistmewaan khusus mengenai keahlian Darko dalam memijat. Standar tukang pijat pada layaknya. Namun, keramahannya yang mengalir menambah daya pikat

tersendiri. Kami menemukan ketenangan di wajahnya yang membuat kami senantasa merasa dekat. Mungkin oleh sebab itu kami terus membicarakannya.

Entah dari mana asalnya, tada seorang warga pun yang tahu. Tiba-tba saja datang ke kampung kami dengan pakaian tampak lusuh. Kami sempat menganggap dia adalah pengemis yang diutus dari suatu tempat. Dia bertubuh jangkung tetapi terkesan membungkuk, barangkali karena usia. Peci melingkar di kepala. Jenggot lebat mengitari wajah. Tanpa mengenakan kacamata, matanya yang hampa terlihat lebih suram. Dia menawarkan pijatan dari rumah ke rumah. Kami melihat mata yang bagai selalu ingin memejam, hanya selapis puth yang terlihat.

Kami pun penasaran ingin merasakan pijatannya. Maklum, tak ada tukang pijat di kampung kami, apalagi yang keliling. Biasanya kami pijat memijat bergantan dengan anggota keluarga di rumah masing-masing, itu pun hanya sekadarnya. Kami harus menuju ke dukun pijat di kampung sebelah bila ingin merasakan pijatan yang sungguh-sungguh atau mengurut tangan dan kaki kami yang terkilir.

Hampir kebanyakan warga di kampung kami ini adalah buruh tani. Hanya beberapa orang yang memiliki sawah, dapat dihitung dengan ingatan. Setap hari kami harus menumpahkan tenaga di ladang. Dapat dibayangkan kelethan kami bila malam menjelang. Tentulah kehadiran Darko membuat kampung kami lebih menggeliat, makin bersemangat.

Setap malam, dengan membawa minyak urut, dia menyusur dari gang ke gang kampung guna menjemput pelanggan. Kakinya bagai digerakkan tanah, dia begitu saja melangkah tanpa bantuan tongkat. Tidak pernah menabrak pohon atau jatuh ke sungai. Memang, tangannya kerap meraba- raba udara ketka melangkah, sepert sedang menatap keadaan. Barangkali penglihatan Darko terletak di telapak tangannya.

Dia akan berhent ketka seseorang memanggilnya. Melayani pelanggannya dengan tulus dan

sama rata, tanpa pernah memandang suatu apa pun. Serta yang membuat kami semakin hormat,

tdak pernah sekali pun dia mematok harga. Dengan biaya murah, bahkan terkadang hanya

dengan menggant sepiring nasi dan teh panas, kami bisa mendapatkan kenikmatan pijat yang

tada tara. Kami menikmat bagaimana tangannya menekan lembut tap jengkal tubuh kami. Kami

merasakan urat syaraf kami yang perlahan melepaskan kepenatan bagai menemukan kesegaran

baru setelah seharian ditmpa kelelahan. Pantaslah bila terkadang ada pelanggan yang tertdur

saat sedang dipijat.

Selain itu, Darko memiliki pembawaan sikap yang ramah, tdak mengherankan jika orang- orang kampung segera merasa akrab dengan dirinya. Dia suka pula menceritakan kisah lucu di sela pijatannya. Meskipun begitu, kami tetap tdak tahu asal usulnya dengan jelas. Jika kami menanyakannya, dia selalu mengatakan bahwa dirinya berasal dari kampung yang jauh di kaki gunung.

Kemudian kami ketahui, jika malam hampir tandas, Darko kembali ke tempat pemakaman di ujung kampung. Di antara sawah-sawah melintang. Sebuah tempat pemakaman yang muram, menegaskan keterasingan. Di sana terdapat sebuah gubuk yang menyimpan keranda, gentong, serta peralatan penguburan lain yang tentu saja kotor sebab hanya diperlukan jika ada warga meninggal. Di keranda itulah Darko tdur, memimpikan apa saja. Dia selalu mensyukuri mimpi, meskipun percaya mimpi tak akan mengubah apa-apa. Sudah berhari-hari dia tnggal di sana. Tak dapat kami bayangkan bagaimana aroma mayit yang membubung ke udara lewat tengah malam, menggenang di dadanya, menyesakkan pernapasan.

Kami lantas menyarankan supaya ia menginap di masjid saja. Namun dia tolak. Katanya kini masjid sedang berada di ujung tanduk. Entahlah, dia lebih memilih tnggal di pemakaman, membersihkan kuburan siapa saja.

Seminggu kemudian orang-orang kampung gusar. Pak Lurah mengumumkan bahwa masjid kampung satu-satunya yang berada di jalan utama, akan segera dipindah ke permukiman berimpitan rumah-rumah warga dengan alasan agar kami lebih dekat menjangkaunya. Supaya masjid senantasa dipenuhi jemaah.

Namun, berhamburan kabar Pak Lurah akan mengorbankan tanah masjid dan sekitarnya ini kepada orang kota untuk sebuah proyek pasar masuk kampung. Tentu saja lokasi masjid merupakan tempat yang strategis daripada di pelosok permukiman, harus melewat gang yang meliuk-liuk dan becek sepert garis nasib kami.

Di saat sepert itu kami justru teringat Darko. Ucapannya terngiang kembali, mengendap ke telinga kami bagai datang dari keterasingan yang kelam. Kami mulai bertanya-tanya. Adakah Darko memang sudah mengetahui segala yang akan terjadi? Sejauh ini kami hanya saling memendam di dalam hat masing-masing tentang dugaan bahwa Darko memiliki kejelian menangkap hari lusa.

Namun diam-diam ketka sedang dipijat, Kurit, seorang warga kampung yang terkenal suka ceplas-ceplos, meminta Darko meramalkan nasibnya. Darko hanya tersenyum sambil gelengkan kepala berkali-kali isyarat kerendahan hat, seakan berkata bahwa dia tdak bisa melakukan apa- apa selain memijat. Namun Kurit terus mendesak. Akhirnya seusai memijat, Darko pun menurut permintaannya.

Dengan sikap yang tenang dia mulai mengusap telapak tangan Kurit, menatapnya dengan mata terpejam, kemudian berkata; Telapak tangan adalah pertemuan antara kesedihan dan kebahagiaan. Entahlah apa maksudnya, Kurit kali ini hanya diam saja, mendengarkan dengan takzim.

"Ada kekuatan tersimpan di telapak tanganmu."

Kurit serius menyimaknya masih dalam keadaan berbaring.

"Tetap dirawat pertanianmu, rezeki akan terus membuntut," tambahnya.

Kurit mengangguk, masih tanpa ucap. Setelah merasa tak ada lagi sesuatu yang harus dikerjakan, Darko permisi. Berjalan kembali menapaki malam yang lengang. Langkahnya begitu jelas terdengar, gesekan telapak kakinya pada tanah menimbulkan bunyi yang gemetar.

Sementara Kurit terus menyimpan ucapan Darko, berharap akan menjadi kenyataan.

Siang hari. Darko selalu duduk berlama-lama di celah gundukan-gundukan tanah yang berjajar.

Sepert sedang merasakan udara yang semilir di bawah pohon-pohon tua. Menangkap suara burung-burung yang melengking di kejauhan. Menikmat aroma semak-semak. Mulutnya bergerak, sepert sedang merapalkan doa. Mungkin dia mendoakan mereka yang di alam kubur sana. Dan jika ada warga meninggal, Darko kerap membantu para penggali kubur. Meski sekadar mengambil air dari sumur, supaya tanah lebih mudah digali.

Begitulah, saat siang hari kami tak pernah melihat Darko keliling kampung. Barangkali dia lebih

memilih menyepi dalam hening pemakaman. Ada saja sesuatu yang dia kerjakan. Bahkan yang

mungkin tdak begitu pentng sekalipun. Mencabut rerumputan liar di permukaan tanah makam,

mengumpulkan dedaunan yang berserakan dengan sapu lidi lalu membakarnya. Padahal, lihatlah

betapa daun-daun tdak akan pernah berhent menciumi bumi. Dia begitu tangkas melakukan itu

semua, seakan memang tak pernah ada masalah dengan penglihatannya.