• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN POSISI VERTIKAL

2. Alat “di atas” titik ikat

4.5. Metoda Trigonometrik

Metoda trigonometrik, menerapkan hitungan segi-tiga siku bidang datar vertikal. Bila dinyatakan dalam sistem koordinat Cartesius, bidang datar vertikal ini adalah bidang yang tegak lurus (⊥) bidang X-O-Y dan melalui garis bidik alat ukur.

Parameter ukuran dalam metoda ini adalah jarak dan sudut. Mengingat masalah utama adalah posisi vertikal suatu titik, maka sudut yang diukur adalah sudut vertikal.

B B

c a JABHAB

A A

α b C m DAB C

(a) (b)

Gambar 37.

Penerapan sei-tiga siku pada Posisi Vertikal

Dapat dilihat pada Gambar 36., bahwa bila segi-tiga siku diterapkan pada permukaan bumi, maka hanya notasi atau istilah yang berubah. Notasi segi-tiga tersebut di lapangan dapat dikatakan sebagai berikut :

JAB : jarak miring dari titik A-B.

DAB : jarak mendatar dari titik A-B (pada bidang mendatar X-O-Y)

m : sudut miring ; yaitu sudut vertikal yang dibentuk dari bidang horizon (mendatar) sampai jurusan/garis yang dimaksud. Positif (+) ke arah atas horizon, negatif (-) ke arah bawah.

Penerapan semacam di atas akan sukar dilaksanakan, karena pengukuran sudut dan titik bidikan tepat pada muka tanah, sehingga di gunakan penambahan ukuran, berupa tinggi alat dan tinggi target, sehingga seolah-olah segi-tiga tersebut digeserkan ke atas (lihat Gambar 38.).

Disamping itu, pada metoda ini, alat ukur yang digunakan adalah alat ukur jarak dan alat ukur sudut (theodolit).

68

target

JAB TT

B

V

m

X

HAB

TA

A DAB

Gambar 38.

Metoda Trigonometrik Keterangan :

TA = tinggi alat dari titik A TT = tinggi target dari titik B M = sudut miring

JAB = jarak miring A-B DAB = jarak mendatar A-B V = sisi tegak segi-tiga siku

∆HAB = beda tinggi A-B Dari segi-tiga siku, dapat dihitung besar V, yaitu : V = JAB Sin m ; atau

V = DAB Tan m

Jarak vertikal dari titik tertinggi pada gambar (target) sampai dengan garis terbawah (garis mendatar melalui titik A), dapat dinyatakan panjangnya, yaitu sebesar :

X

= ∆HAB + TT = V + TA , sehingga :

HAB = V + TA TT ……….. (4.18) dengan harga V sebesar :

untuk jarak miring : V = JAB Sin m ……. (4.18a)

untuk jarak mendatar : V = DAB Tan m ……. (4.18b)

Dengan demikian, data ukuran untuk metoda trigonometrik adalah :

Jarak : * tinggi alat

* tinggi target

* jarak miring atau jarak mendatar

Sudut : * sudut miring

Dalam pelaksanaannya, metoda ini memerlukan data tambahan untuk meningkatkan ketelitian pengukuran, dengan ketentuan sebagai berikut :

• Pengukuran disertai pengukuran temperatur dan tekanan udara, untuk koreksi refraksi

• Pengukuran dilakukan “pergi-pulang” , untuk memberikan hasil ukuran yang terbaik.

• Pengukuran pergi-pulang sebaiknya dilakukan dalam hari yang sama, pagi dan sore hari.

69 4.6. Metoda Sounding (Pemeruman)

Tujuan utama sounding adalah untuk mendapatkan kedalaman dasar air. Dalam pengertian lain, tujuan pemeruman adalah mendapatkan beda tinggi dari muka air sampai dengan dasar air (muka tanah).

Untuk tujuan seperti itu, terdapat banyak cara yang dapat ditempuh baik yang sederhana maupun yang berteknologi tinggi.

Beberapa contoh cara sederhana dalam mengukur kedalaman dasar air, dapat dilihat pada Gambar 39.

Cara sederhana yang dapat diterapkan antara lain adalah :

1. Dengan cara “mencucuk” (mencolok), dengan alat ukur jarak pada benda keras (misal kayu)

2. Dengan cara “tenggelam” , yaitu alat ukur jarak yang biasanya pada benda lunak (misal fiber) dengan dibebani pemberat (misal bandul besi).

alat ukur jarak pita ukur

pemberat

(a) (b)

Cara di”colok” Cara dengan pemberat

Gambar 39.

Mengukur Kedalaman Air cara sederhana

Cara sounding (pemeruman), merupakan cara yang sangat bermanfaat, terutama untuk air dalam dan air deras, di mana cara sederhana telah sukar diterapkan, mengingat gangguan yang besar.

Metoda ini, merupakan pengukuran jarak vertikal dengan cara elektronik, di mana jarak yang diukur berdasarkan kecepatan dan waktu rambat gelombang. Seperti juga cara pengukuran jarak secara elektronik, prinsip dasar yang diterapkan adalah :

D = V . T ……….. (4.19)

di mana :

D = jarak dari pemancar gelombang sampai ke penerima V = kecepatan gelombang

T = waktu rambat/tempuh gelombang

Informasi umum yang mungkin dapat berguna untuk metoda ini, secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

• Gelombang yang diterapkan adalah gelombang suara

• Pemancar (transmitter) dan penerima (receiver), dinyatakan pada tempat yang sama, sehingga persamaan (3.19), harus disesuaikan dengan masalah ini.

• Gelombang yang diterima, merupakan gelombang pantul (berhubung gelombang suara, maka disebut Echo), sehingga dapat dipengaruhi oleh kekuatan dasar air dalam memantulkan gelombang tersebut.

70 Metoda sounding, dapat memberikan bermacam informasi yang cukup berguna, karena dari data yang di sajikan, dapat dimanfaatkan antara lain untuk :

1. Mengetahui kedalaman air 2. Mengetahui profil dasar air 3. Pemetaan dasar air

4. Interpretasi yang terdapat dalam air (misal kelompok ikan) 5. Interpretasi kekerasan/kepadatan dasar air

Yang berkaitan erat dengan masalah yang tengah dibahas adalah 3 (tiga) hal pertama, sedang 2 (dua) hal terakhir termasuk pengolahan data kualitatif.

Dalam beberapa masalah, metoda sounding dapat dipersamakan dengan Radar bila di udara maupun di darat.

gelombang

gelombang pantul

pancar

Gambar 40.

Echo sounding (pemeruman)

Echo-sounder (alat sounding), menyatakan data hasil pengamatan pada “Echo-gram”. Dalam bentuk grafik antara waktu dengan kedalaman hasil penerimaan gelombang pantul. Dalam menyatakan data kedalaman, terdapat 2 (dua) cara penulisan, yaitu dengan cara penulisan :

• Penulisan tegak (linier)

• Penulisan melingkar

Kemampuan echo-sounder beragam bila ditinjau dari ketelitian hasil pengamatannya. Yang biasanya digunakan dalam kategori terbaik, mencapai ketelitian 0,1 m..

(a) (b)

Penulisan tegak Penulisan melingkar

Gambar 41.

Grafik Kedalaman pada Echo-gram

Pemeruman, sangat berguna untuk semua penerapan yang berkenaan dengan air, dari peren- canaan sungai sampai dengan “pemetaan bathymetry” untuk laut.

kedalaman waktu

71 Mengingat yang diukur adalah beda tinggi dari muka air sampai dengan dasar air, maka untuk penyatuan ketinggian di darat, diperlukan juga penerapan metoda lainnya yang memberikan kaitan (ikatan) antara survey darat dengan survey di air. Metoda yang “menyatukan” kedua matra (darat dan air) survey tersebut adalah metoda hidrostatik, di mana salah satu jenis survey adalah “pengamatan muka air”.

Oleh karena itu, dalam ilmu ukur tanah atau surveying, terdapat banyak metoda yang mungkin terpaksa diterapkan bersamaan dalam pelaksanaan pemetaan suatu daerah. Metoda-metoda tersebut sebenarnya dapat saling terkait dan tergantung satu dengan lainnya.

Dokumen terkait