ﻷا بﺎﺑاذا ﺔﻤﻠـﺑ ةرﺪﺼا ﺚﻳدﺎﺣ
C. Metode Ketiga, Menggunakan Kata dari Bagian Matn Hadis Mempraktikan metode takhri>j ketiga ini, kita dapat meng-
gunakan kitab al-Mu'jam al-Mufahras Li Alfa>z} al-H{adi>th al- Nabawi>, yang akan dijelaskan ciri-ciri lengkapnya, sebagaimana tersebut di bawah ini.
Al-Mu'jam al-Mufahras Li Alfa>z} al-H{adi>th al-Nabawi>
Kitab ini merupakan kitab Mu'jam yang memuat daftar kata-kata hadis dari sembilan kitab hadis yang masyhur, yaitu kitab hadis enam, Muwat}t}a>' Ma>lik, Musnad Ah}mad, dan Mus-
nad Al-Da>rimi>. Kitab Mu'jam ini disusun oleh sekelompok orientalis dan diterbitkan oleh salah satu di antara mereka, yaitu Dr. Arnod Jon Wensinck (-1939 M), salah seorang guru besar bahasa Arab di Universitas Leiden, dan dicetak oleh percetakan Berl di Leiden Belanda. Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi adalah salah seorang yang membantu mereka dalam menerbitkan kitab ini. Proyek ini dilakukan dengan bantuan meteriel dari Lembaga Keilmuan Britania, Denmark, Swedia, Belanda, UNESCO, Aleksander Pasa, dan Lembaga penelitian ilmu pengetahuan murni Belanda. Kitab ini disusun menjadi 7 jilid besar, jilid pertama dicetak pada tahun 1936 M dan jilid ketujuh dicetak pada tahun 1969 M, sehingga secara keseluruhan, kitab ini dicetak selama 33 tahun.
Suatu hal yang sangat disayangkan, bahwa kitab ini tidak mencantumkan mukadimah kitab yang menjelaskan tentang sistematika penyusunan kitab, padahal masalah itu sangat dibu- tuhkan. Hanya saja pada awal jilid ketujuh dicantumkan bebera- pa petunjuk dan penjelasan tentang susunan kata dan materi-ma- terinya, lengkap dengan petunjuk praktis cara penggunaannya, namun penjelasan dan petunjuk tersebut masih belum lengkap.
Sistematika kitab Mu'jam ini mendekati sistematika kitab-kitab Mu'jam al-Lughah, namun tidak berdasarkan urutan huruf, nama-nama asli ('alam) dan kata jenis fi'l yang banyak berlaku, seperti kata “qa>la” dan “ja>'a”, serta semua kata bentukannya.
Dalam rangka memenuhi keinginan orang yang membu- tuhkan beberapa hadis yang sama bahasannya, seringkali pe- nulis berpindah pada bahasan lain ketika membahasa satu ba- hasan. Inilah yang menjadi sebab tuduhan orang, bahwa kitab Mu'jam ini mempunyai kekurangan yang banyak, dan penga- rang tidak membuat daftar kata-kata hadis dari kitab-kitab yang mestinya dibuatkan daftar kata-katanya. Jika pembahasannya
banyak, sistematika seperti ini, akan mempersulit, membikin kacau, banyak membutuhkan waktu, dan terkadang membosan- kan orang yang menggunakannya, sehingga tidak jadi mencari hadis karena sangat banyak materi yang keluar dari bahasan tertentu. Bahkan terkadang seseorang harus mencari 50 materi atau lebih guna mencari sebuah hadis. Pada materi “qa>tala”, se- seorang harus membaca 68 materi, yang sebagiannya ada pada materi “qita>l” dan yang lain pada banyak materi yang terpisah- pisah. Lihat Juz V: 294.
Karena itu, mengetahui susunan pembahasan dalam kitab Mu'jam ini merupakan keharusan bagi orang yang mengguna- kannya. Berikut ini kami kemukakan hal-hal yang terkait de- ngan sistematika penyusunan materi secara sempurna, sebagai- mana terdapat pada awal juz VII, sebagai berikut.
Sistematika Penyusunan Materi Kitab Al-Mu'jam al-Mufa- hras Li Alfa>z} al-H{adi>th al-Nabawi> :
1. Beberapa jenis kata fi'l : ma>d}i, mud}a>ri’, amr, (ism fa>'il), ism maf'u>l, dan beberapa bentuk kata setelahnya sesuai dengan d}ami>rnya.
a. Bentuk-bentuk fi'il mabni> ma'lu>m tanpa mulh}aqnya.
b. Bentuk-bentuk fi'il mabni> ma'lu>m dengan mulh}aqnya.
c. Bentuk-bentuk fi'il mabni> majhu>l tanpa mulh}aq dan kemudian dengan mulh}aqnya.
Bentuk-bentuk fi'il ini disebtukan bentuk mujarradnya terlebih dahulu, kemudian bentuk mazi>dnya sesuai de- ngan urutan yang berlaku di kalangan ahli s}arf.
2. Beberapa jenis kata ism :
a. Ism yang terbaca raf’ dan ditanwi>n.
b. Ism yang terbaca raf’ tanpa ditanwi>n dan tanpa mulh}aq- nya.
c. Ism yang terbaca raf’ dan disertai mulh}aqnya.
d. Ism yang terbaca jar, karena dimud}a>fkan dan ditanwi>n. e. Ism yang terbaca jar, karena dimud}a>fkan tanpa ditanwi>n
dan tanpa mulh}aqnya.
f. Ism yang terbaca jar, karena dimud}a>fkan disertai mul- h}aqnya
g. Ism yang terbaca jar, karena harf jar.
h. Ism yang terbaca nas}b dan ditanwi>n.
i. Ism yang terbaca nas}b tanpa ditanwi>n dan tanpa mulh}aqnya.
j. Ism yang terbaca nas}b beserta mulh}aqnya.
Bentuk-bentuk kata jenis ism ini, terlebih dahulu dise- butkan bentuk mufrad, kemudian bentuk muthanna>, dan jamak, sesuai dengan urutan yang berlaku menurut ahli s}arf.
3. Kata-kata bentukan (mushtaq) :
a. Kata-kata bentukan tanpa penyandaran pada huruf mati.
b. Kata-kata bentukan dengan penyandaran pada huruf mati.
Perhatian :
Kesesuaian huruf terjadi antara teks dan kitab rujukan yang telah disebutkan sebelumnya.
Dua bintang (**) merupakan tanda pengulangan kata hadis, bab atau halamannya.
Kitab-kitab hadis yang menjadi rujukan Mu'jam ini diberi tanda (rumus) tertentu, sebagai berikut :
(خ) Untuk S{ah}i>h} Bukha>ri>
(م) Untuk S{ah}i>h} Muslim (ت) Untuk Ja>mi' Al-Tirmidhi>
(د) Untuk Sunan Abi> Da>wud
(ن) Untuk Sunan Al-Nasa>’i>
(ﻪﺟ) Untuk Sunan Ibn Ma>jah (ط) Untuk Al-Muwat}t}a>’
(ﻢﺣ) Untuk Musnad Ah}mad ibn H{anbal (يد) Untuk Musnad Al-Da>rimi>.
Beberapa tanda ini ditulis di bagian bawah setiap dua hala- man kitab Mu'jam, guna memudahkan orang yang mengguna- kan Mu'jam dan mengingatnya. Cara yang dipakai Mu'jam da- lam menunjukkan tempat hadis pada sembilan kitab hadis di atas, setelah dituliskan tanda-tandanya, adalah dengan menulis nama pembahasan hadis, seperti kata "بدا" -kecuali dalam Mus- nad Ah}mad, karena kitab ini disusun berdasarkan nama-nama sahabat-, kemudian menjelaskan nomor bab dari sebuah pemba- hasan, seperti “15”, kecuali dalam S{ah}i>h} Muslim dan Muwat}t}a>’, karena nomor untuk dua kitab ini menunjuk pada nomor hadis dari awal kitab. Sedang cara menunjukkan tempat hadis dalam Musnad Ah}mad adalah dengan menulis nomor besar (untuk juz) dan nomor kecil (untuk halaman) kitab.
Berikut dikemukakan contoh yang terdapat pada awal juz VII, yang telah ditulis para pengarang mu'jam sebagai petunjuk penggunaan kitab.
PETUNJUK PENGGUNAAN KITAB MU'JAM (Contoh dari masing-masing kitab hadis sembilan) ت
بدأ ١٥ : S{ah}i>h} Al-Tirmidhi> kita>b al-ada>b bab 15 تاَرَﺎﺠِﺗﻪﺟ ٣١ : Sunan Ibn Ma>jah kita>b al-tija>ra>t bab 31
ﻢﺣ ٤ ١٧٥ : Musnad Ah}mad Ibn H{anbal juz 4, halaman 175
خ ٣,١٦ ﺔَﻛْﺮِﺷ : S{ah}i>h} al-Bukha>ri> kita>b al-shirkat bab 3 dan 16
د ٧٢ةَرﺎَﻬَﻃ : Sunan Abi> Da>wud kita>b al-t}aha>rat bab 72
يد ٧٩ةَﻼَﺻ : Musnad al-Da>rimi> kita>b al-s}ala>t bab 79 ط ﻰِﺒﱠﻨﻟا ُﺔَﻔِﺻ ٣ : Muwat}t}a>’ Ma>lik kita>b S{ifat al-Naby
hadis nomor 3 م ُﻞِﺋﺎَﻀَﻓ
ِﺔَﺑﺎَﺤﱠﺼﻟا ١٦٥ : S{ah}i>h} Muslim kita>b Fad}a>’il al-S{ah}a>bah hadis nomor 165
ن ٧٨ ْمﺎَﻴِﺻ : Sunan al-Nasa>’i> kita>b al-S{iya>m bab 78.
Pada awal jilid VII disebutkan beberapa catatan dan istilah, sebagai berikut :
1. Mula-mula dikemukakan kata jenis fi'il, kemudian kata je- nis ism pada tiap materi, dengan memperhatikan urutan pembentukan kata dan perbedaan arti sesuai dengan keten- tuan ilmu nah}w dan s}arf.
2. Dikemukakan hadis dan tempat kata-kata dari hadis, kemu- dian tempat lain berdasarkan makna hadis.
3. Terkadang terdapat perbedaan nomor bab dan hadis antara kitab yang dicontohkan ini dengan susunan sebagaian kitab yang telah dicetak.
4. Dari kitab Muwat}t}a>’ hanya diambil hadisnya bukan pen- dapat yang disepakati oleh Imam Malik dengan para ahli atha>r dan ahli fikih.
5. Dari S{ah}i>h} Muslim hanya diambil yang isna>d saja.
Berikut ini, kami praktikkan cara tersebut pada hadis be- rikut :