• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen deiksis dalam dialek balanipa dan sendana (Halaman 33-37)

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang dan perilaku yang diamati Bogdan dan Taylor (1975: 5). Penelitian dirancang berdasarkan prinsip metode deskriptif kualitatif, yaitu mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data secara objektif atau apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada.

B. Batasan Istilah 1. Sosiopragmatik

Sosiopragmatik adalah hasil dari perpaduan dua disiplin ilmu yakni sosiolinguistik dan pragmatik. Sosiolinguistik sebagai displin ilmu yang menghubungkan bahasa dengan masyarakat dan pragmatik yang mempelajari makna tuturan sesuai dengan situasi. Jadi, Sosiopragmatik merupakan bidang dari pragmatik umum berfungsi mengkaji penggunaan bahasa di masyarakat yang ditentukan oleh konteks atau situasi masyarakat tersebut. Ada dua konteks yang menjadi kajian sosiopragmatik yaitu konteks yang bersifat sosial dan konteks bersifat sosietal. Konteks sosial ialah akibat dari interaksi sosial masyarakat sosial budaya tertentu.

Sedangkan konteks sosietal adalah konteks yang ditentukan oleh kedudukan (pangkat) dari anggota masyarakat sosial dan budaya tertentu.

19

2. Deiksis

Deiksis adalah kata atau frasa yang berfungsi menunjuk secara langsung sesuatu di luar bahasa, acuan deiksis tidak tetap dan bergantung pada pandangan penutur juga situasi saat dituturkannya kata-kata itu. Ada tiga jenis deiksis, yaitu deiksis ruang (misalnya ini, di situ, begitu), deiksis persona (misalnya, saya, kamu, dan ia), dan deiksis waktu (misalnya, kemarin, sekarang, besok).

3. Dialek

Dialek atau logat adalah variasi bahasa yang digunakan anggota masyarakat pada wilayah atau daerah tertentu.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar dan di Kecamatan Sendana Kabupaten Majene. Kedua lokasi ini dipilih karena memiliki fenomena kebahasaan yang menarik untuk diteliti. Dua kecamatan yang merupakan daerah Mandar ini memiliki variasi bahasa yang beragam dan unik. Berdasarkan kriteria tersebut, maka titik penelitian terletak pada; Desa Bala Kecamatan Balanipa dan Desa Sendana Kecamatan Sendana.

D. Data dan Sumber Data

Pemerolehan data dalam penelitian ini berasal dari tuturan atau komunikasi masyarakat di Desa Bala dan masyarakat di Desa Sendana yang berkomunikasi menggunakan Bahasa Mandar dialek daerah masing-masing. Jenis data, yakni berupa tuturan dengan menggunakan Bahasa Mandar dialek Balanipa dan Sendana yang mengandung deiksis.

Informan diambil secara acak dari keluarga yang berada di titik lokasi penelitian ini dan telah memenuhi persyaratan. Kriteria informan yang dipilih, yaitu: (1) Laki-laki atau perempuan, (2) Memiliki anggota keluarga, (3) Bertempat tinggal di daerah setempat bersama anggota keluarganya, (4) Fasih Berbahasa Mandar terutama dialek daerahnya (5) Sehat jasmani dan rohani.

Jumlah informan yang dijadikan sumber data ialah paling sedikit 5 informan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi.

Observasi pada kegiatan berbahasa masyarakat di Desa Bala dan masyarakat Desa Sendana dengan memperhatikan secara saksama, mencatat fenomena yang terlihat, mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam komunikasi tersebut yaitu mengamati objek kajian dalam konteksnya.

Peneliti menggunakan teknik rekam untuk mendukung metode observasi, yaitu dengan menggunakan alat perekam. Teknik ini digunakan untuk merekam peristiwa-peristiwa tutur yang dianggap banyak memuat bentuk- bentuk deiksis, dengan bantuan alat perekam, yakni berupa gawai.

Perekaman sangat penting dilakukan karena untuk keabsahan data yang nantinya digunakan untuk mengecek keaslian data. Teknik pengumpulan yang kedua yaitu dengan mencatat data-data yang telah dikumpulkan lewat teknik rekam, data yang telah diperoleh ini, dicatat dan diklasifikasikan pada kartu data berdasarkan jenis-jenis deiksi.

21

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari hasil rekaman, selanjutnya dianalisis menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan menggambarkan kenyataan yang ditemukan sebagaimana adanya. Proses analisis dilakukan melalui tahap identifikasi dan klasifikasi. Tahap pertama yakni dengan mengidentifikasi data deiksis yang ditemukan dalam tuturan masyarakat Bala dan Sendana yang menggunakan bahasa Mandar dialek daerah masing-masing, mengklasifikasikan data berdasarkan jenis-jenis deiksis. Data yang telah diklasifikasikan, kemudian disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang telah disusun tersebut diterjemahkan perkata dan juga dimaknai setiap kalimat.

Selanjutnya menganalisis data dengan pendeskripsian secara rinci permasalahan yang terdapat dalam data yang telah dicatat itu dengan teori deiksis, dalam hal ini jenis-jenis deiksis.

22 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan membahas secara rinci hasil analisis tentang penggunaan bentuk-bentuk deiksis dalam percakapan bahasa Mandar dialek Balanipa dan Sendana. Deiksis-deiksis yang dimaksud yakni: (1) Deiksis persona pertama tunggal dan jamak, persona kedua tunggal dan jamak, dan persona ketiga tunggal dan jamak, (2) Deiksis tempat, (3) Deiksis waktu, (4) Deiksis wacana, dan (5) Deiksis sosial.

Relevansi penelitian ini dengan keempat hasil penelitian sebelumnya dapat dilihat dari segi pendeskripsian bentuk-bentuk deiksis. Dalam penelitian ini selain berusaha menemukan bentuk-bentuk deiksis pada dua dialek bahasa daerah, yaitu dialek Balanipa dan Sendana. Pendeskripsian tersebut untuk mengetahui makna dan rujukan dari tiap-tiap deiksis yang ditemukan.

Penelitian ini tidak berfokus pada satu jenis deiksis dan satu dialek saja. Itulah yang menjadi perbedaan paling mendasar dari keempat penelitian sebelumnya dengan penelitian ini

Adapun data temuan deiksis yang terdapat dari kalimat-kalimat dalam percakapan Masyarakat Balanipa dan Masyarakat Sendana sebagai berikut.

1. Deiksis Dialek Balanipa a. Deiksis Persona

1) Pronomina Persona Pertama Tunggal (Saya/Yau) Pembicara 1: (a) Inai mappalengguq sapedana i appi?

Siapa memindahkan sepedanya si appi?

23

‘Siapa yang memindahkan sepeda appi?’

Pembicara 2: (b) Yau mappalengguq apaq naurangngi Saya memindahkan sebab dihujani

‘Saya yang memindahkan sebab terkena hujan’

Pembicara 1: (c) Ya muanna innai?

Ya kamu simpan di mana

‘Ya di mana kamu menyimpannya?’

Pembicara 2: (d) U anna tamai di naung boyang.

Saya menyimpannya masuk di bawah rumah.

‘Saya menyimpannya di kolong rumah’

Percakapan terjadi di halaman rumah, yang melibatkan seorang kakak dan adik dengan konteks tuturan si adik menjawab kakaknya yang menanyakan siapa yang telah memindahkan sepeda anaknya.

2) Pronomina Persona Pertama Jamak (Kita, Kami/Itaq) Bapak: (a) O kindoq sukma, baummu alaimi maraqemi.

Wahai Ibu Sukma, ikanmu ambillah kering sudah.

‘Hei Ibu Sukma, ikanmu sudah kering angkatlah.’

Anak: (b) Itaq pa maakkeq i baummu kindoq.

Kita biarkan menganggkat ikanmu ibu.

‘Biarkan kami yang mengangkat ikanmu ibu.’

Ibu: (c) Damo anaq andiang toi mabeqi bega Tak usah nak tidak juga berat sangat ‘Tak usah nak ini juga tidak terlalu berat’

Percakapan terjadi di sebuah rumah yang melibatkan sesama keluarga dengan konteks tuturan seorang anak menawarkan diri

kepada ibunya agar dia dan saudaranya saja yang mengangkat ikan dari jemuran.

3) Pronomina Persona Kedua Tunggal (Kamu/I’o) Teman 1: (a) Inggaimo tama paqgolang mangino e

Marilah pergi lapangan sepak bola bermain hei ‘Hei mari kita pergi bermain di lapangan sepak bola’

Teman 2: (b) Mangino apa?

Bermain apa?

‘Bermain apa?’

Teman 1: (c) Maqgol. Yaupa maju, iqo pa gawang

Bermain bola. Saya biarkan maju, kamu biarkan gawang ‘Bermain bola. Biar saya jadi penyerang, kamu jadi

kiper.’

Teman 2: (d) Inggai mo e!

Hei marilah!

‘Marilah!’

Percakapan terjadi di halaman rumah, yang melibatkan dua orang teman sebaya dengan konteks tuturan seorang teman memberitahu peran mereka dalam permainan sepak bola.

4) Pronomina Persona Kedua Jamak (Kamu sekalian/Iqo mieq) Pembicara 1: (a) Itaq di pirang bongi, mieq.

Kita di kapan malam, kalian.

mellamba tau lao massikola.

berjalan kita pergibersekolah.

pole massikola manette boi tau.

datang bersekolah menenun lagi kita.

25

I’o mieq diteqe sangnging diang mo apa mu pomelo.

Kamu sekalian sekarang semua sudah punya apa kamu ingin.

‘Kami pada waktu dulu, pergi sekolah dengan berjalan kaki. Setelah pulang sekolah kami lanjut menenun.Tapi zaman sekang ini apa yang kalian mau semuanya ada.’

Pembicara 2: (b) Ya na mellamba tau lao massikola?

Ya akan berjalan kita pergi bersekolah?

Sangnging mammotor solata

Semua naik sepeda motor teman saya

‘Jadi apakah kami akan berjalan kaki ke sekolah?

Sedangkan teman kami semuanya naik motor.’

Pembicara 1: (c) Ya nadiapami ia tomo itaq naulle batangta Ya mau bagaimana lagi itulah kita disanggup diri kita

‘Ya mau bagaimana lagi itulah kesanggupan yang kita miliki’

Percakapan terjadi di teras rumah, yang melibatkan antara ibu dan anak-anaknya dengan konteks tuturan seorang ibu yang sedang membandingkan dinamika kehidupan masa lalu dan saat ini.

5) Pronomina Persona Ketiga Tunggal (Dia/Ia) Pembicara 1: (a) Pole inna muola kindoq sukma?

Datang di manakah kamu jalan ibu sukma?

‘Dari manakah Ibu Sukma?’

Pembicara 2: (b) Poleaq maqarisan dio di boyangna sayyeq Datang saya berarisan di situ rumahnya sayid

‘Saya dari rumah sayid mengikuti arisan’

Pembicara 1: (c) Inai mendai gocccangang?

Siapa naik undian?

‘Giliran siapa yang naik?’

Pembicara 2: (d) Ia mendaiq sangana.

Dia naik namanya.

‘Namanya yang keluar’

Percakapan terjadi di jalan depan rumah seorang teman.

Percakapan tersebut melibatkan sesama teman dengan konteks tuturan seorang teman memberitahu tentang siapa yang namanya keluar dalam undian arisan.

6) Pronomina Persona Ketiga Jamak (Mereka/Seqia)

Teman 1: (a) Mangapai annaq andiang rua pole seqia massenam?

Mengapa sehingga tidak pernah datang mereka bersenam?

‘Mengapa mereka tidak pernah lagi datang senam?’

Teman 2: (b) Andiangi pole, apaq marakkeq deqi corona Mereka tak datang karena takut kabarnya corona ‘Mereka tidak datang karena takut corona’

Teman 1: (c) Jari na dipeosangangi doloq diqe?

Jadi akan dihentikan dulukah?

‘Jadi kegiatan senam akan dihentikan?’

Teman 1: (a) Muaq diang tomelo ya soqnaimo leqmai Kalau ada orang mau ya biarlah kemari.

‘Kalau ada yang mau biarlah datang’

27

Percakapan terjadi di teras rumah yang melibatkan sesama teman.

Percakapan tersebut terjadi dengan konteks tuturan seorang teman menanyakan ketidakhadiran anggota senam.

b. Deiksis Tempat 1) Di sana (Di lai)

Teman 1: (a) Inna naengei diteqe i kaco?

Di manakah ditempati sekarang si kaco?

‘Di manakah gerangan si kaco?’

Teman 2: (b) Di lai Malaysia, lambai sumombal Di sana Malaysia, pergi ia berlayar ‘Ke Malaysia ia berlayar’

Teman 1: (c) Apa najama di lai?

Apa dia kerja di sana?

‘Kerja apa dia di sana?’

Teman 1: (d) Inggaqna mambawa oto Sepertinya membawa mobil

Kabarnya ia jadi supir’

Percakapan tersebut melibatkan sesama teman dengan konteks tuturan seorang teman menjawab temannya yang menanyakan keberadaan temannya yang lain.

2) Di sini (Dini)

Pembicara 1: (a) Muitai sapatunna i dani? U annai dini genaq mangapa na mala paqda?

Kamu lihat sepatunya si dani? Saya simpan di sini tadi mengapa akan dapat hilang?

‘Kamu lihat sepatu dani? Tadi saya di sini mengapa bisa hilang ‘

Pembicara 2: (b) Dioi naunna meja muaq andiangaq sala maqita Di situ bawah meja kalau tidak saya salah melihat ‘Di bawah meja kalau saya tidak salah lihat’

Percakapan tersebut melibatkan sesama saudara dengan konteks tuturan seorang saudara menjawab pertanyaan saudaranya yang menanyakan keberadaan sepatu anaknya.

c. Deiksis Waktu

1) Kemarin (Dionging)

Pembicara 1: (a) Inna muola dionging?

Ke mana kamu jalan kemarin?

‘Kemarin kamu ke mana?’

Pembicara 2: (b) Sauaq di boyangna anaqnaureu, apaq meloq na akekaq

Ke sana saya di rumahnya kemanakan saya, karena mau diakikah cucunya.

‘Saya ke rumah kemanakan karena cucunya akan diakikah’

Pembicara 1: (a) U sanga lao mottongngo di kindoqmu

Saya sangka pergi bermalam kamu di ibumu ‘Saya kira kamu menginap di rumah ibumu’

Percakapan di atas melibatkan sesama teman dengan konteks tuturan seorang teman bertanya ke mana kemarin temannya pergi.

d. Deiksis Wancana 1) Katafora

Pembicara 1: (a) Diang na u pissangngiango diqe. Diang uirrangngi to mappau mate i cammana

Ada yang aku beritahu kamu ini. Ada kudengar orang bicara mati cammana

29

‘Ada yang ingin aku beritahu kepadamu, aku kabar bahwa cammana telah meninggal’

Pembicara 2: (b) Dipirang? Mane uissangi yau iting karewa o Kapan? Baru kutahu aku itu kabar

‘Kapan? Aku baru tahu kabar itu’

Pembicara 1: (c) Digenaq diqe na sanga Tadi ini katanya

‘Katanya tadi’

Percakapan terjadi di ruang tamu, yang melibatkan kakak dan adik dengan konteks tuturan seorang kakak memberitahu adiknya tentang berita kematian seseorang yang mereka kenal.

e. Deiksis Sosial 1) Kandiq (Adik)

Pembicara 1: (a) Muaq rua boi tau landur kandiq, leppangngi tau dio boyang da pasiriq leppang apaq sanging sanganaqmu diqe dini

Kalau pernah lagi kita lewat adik, singgahlah kita di situ rumah jangan malu singgah karena semua family kamu ini di sini

‘Kalau adik lewat, singgalah di rumah Tidak usah malu karena di sekitar sini keluargamu semua’

Pembicara 2: (b) Iye andiang sawaq

Iya kalau tidak ada halangan ‘Iya jika tidak ada halangan’

Percakapan terjadi di depan rumah, yang melibatkan sesama keluarga dengan konteks tuturan pembicara (1) meminta pembicara

(2) singgah jikalau dilain waktu pembicara (2) lewat di depan rumah pembicara (1).

2) Daeng/andaeng (Gelar untuk orang berdarah bangsawan)

Pembicara 1: (a) Andaeng bengangaq doiqmu meloaq lamba mangayi Andaeng beri saya uangmu mau saya pergi mengaji

‘Andaeng, saya minta uang karena mau pergi mengaji’

Pembicara 2: (b) Apa na mualli kambeq?

Apa akan kamu beli anak?

‘Kamu mau beli apa nak?’

Pembicara 1: (c) Meloaq maalli kandoang dio boyangna kanneq sitti Mau saya membeli bakwan di situ rumahnya nenek sitti

‘Saya mau beli bakwan di rumah nenek sitti’

Percakapan terjadi di rumah, yang melibatkan ibu dan anak dengan konteks tuturan pembicara (1) meminta uang kepada pembicara (2) yakni ibunya.

2. Deiksis Dialek Sendana a. Deiksis Persona

1) Pronomina Persona Pertama Tunggal (Saya/Yaku) Pembicara 1: (a) Inggae lao di pasar e

Marilah pergi di pasar hei ‘Hei mari ke pasar’

Pembicara 2: (b) Dipirang pai?

Kapan nanti?

‘Kapan rencananya?’

31

Pembicara 1: (c) Allona ahaq Harinya ahad ‘Hari Ahad’

Pembicara 2: (d) Indangaq mala, na mappapia yaku buras muaq allonai ahad

Tidak saya dapat, akan membuat saya buras kalau harinya ahad

‘Saya tidak dapat ikut, karena akan membuat buras pada hari ahad’

Pembicara 1: (e) Pukul saapa pa? apaq na maio nikalulu

Pukul berapa biasa? Karena akan kemari kamu dibantu

‘Pukul berapa? Karena kami akan membantu’

Pembicara 2: (f) Pukul ammessa Pukul sembilan ‘Pukul sembilan’

Pembicara 1: (g) O ya Itu ya

‘iya’

Percakapan terjadi di ruang tamu, yang melibatkan sesama sepupu dengan konteks tuturan seorang sepupu menolak ajakan sepupunya pergi ke pasar pada hari ahad karena akan membuat buras.

2) Pronomina Persona Pertama Jamak (Kami/Yamiq)

Pembicara 1: (a) Bawai diqe suraq sau di sapona kapala kappung e Bawa ini surat ke sana di rumahnya kepala kampung lah

‘Bawalah surat ini ke rumah kepala desa’

Pembicara 2: (b) a sisaq u?

Wah saya sendiri?

‘Wah hanya sendiri?’

Pembicara 1: (c) Siola pao i anu, i ansar.

Bersama biarkan kamu si seorang, si ansar ‘Biar kamu pergi bersama si ansar’

Pembicara 3: (d) Iye yami pa, kareppeq di ya kami biarkan dekat sangat ‘Ya biarlah kami, sangat dekat’

Percakapan terjadi di sebuah rumah yang melibatkan sesama keluarga dengan konteks tuturan seorang anak setuju kalau dia dan temannya yang akan mengantar surat ke rumah kepala desa.

3) Pronomina Persona Kedua Tunggal (Kamu/Iqo) Pembicara 1: (a) Iqo maalai suraq u di kaqdera?

Kamu mengambil bukuku di kursi?

‘Kamu yang ambil bukuku di kursi’

Pembicara 2: (b) U alai apaq siccoq tanna kenuq-kenuqi sanaqeke Saya simpan karena hampir bukan main robek-robek anak-anak

‘Saya simpan karena hampir dirobek anak-anak’

Pembicara 1: (c) Ya innami suraq u?

Ya di manakah bukuku?

‘Ya dimana bukuku?’

Pembicara 2: (d) U annai daiq di baona lamari Saya simpan naik di atasnya lemari

Saya menyimpannya di bagian atas lemari’

33

Percakapan terjadi di ruang tamu, yang melibatkan sesama keluarga dengan konteks tuturan seorang sepupu bertanya kepada sepupunya tentang bukun yang sudah tidak berada di kursi.

4) Pronomina Persona Kedua Jamak (Kalian/Mieq) Pembicara 1: (a) Maio mieq pattuyuq buras

Kemari kamu kalian menambat buras ‘Kalian ke sini mengikat buras’

Pembicara 2: (b) Inna buras na nituyu

Yang mana buras akan ditambat ‘Mana buras yang akan diikat’

Pembicara 1: (c) Dini die Di sini ini ‘Yang ini’

Percakapan terjadi di sebuah rumah, yang melibatkan sesama sepupu dengan konteks tuturan seorang sepupu yang sedang mengajak dua orang sepupu lainnya untuk membantunya mengikat buras.

5) Pronomina Persona Ketiga Tunggal (Dia/Ia) Pembicara 1: (a) Bonoq sannaq i palakang i uni

Rajin sekali kiranya si Uni ‘Rajin sekali ternyata si Uni’

Pembicara 2: (b) Muissang innai?

Tahu di manakah?

‘Tahu dari mana kamu?’

Pembicara 1: (c) U papaccurita andina di sapo

Saya biarkan bercerita adiknya di rumah ‘Saya dengarkan adiknya bercerita di rumah’

Pembicara 2: (d) Ya bonoq sannaqi tuqu. Ia toqo simata na makkalulu poqona mappapia buras

Ya rajin sekali sebab ia juga selalu akan membantu neneknya membuat buras

‘Memang ia rajin sekali karena sering membantu neneknya membuat buras.

Pembicara 1: (e) O apari palakang Wahai begitu kiranya ‘Oh ternyata begitu’

Percakapan terjadi di halaman rumah seorang teman. Percakapan tersebut melibatkan sesama teman dengan konteks tuturan seorang teman memberitahu tentang uni adalah anak yang rajin.

6) Pronomina Persona Ketiga Jamak (Mereka/Seqia) Pembicara 1: (a) Masae tengdi seqia pole

Lama terlalu mereka datang

‘Mengapa mereka terlalu lama tiba’

Pembicara 2: (b) Iqda ari jari mai

Tidak barangkali jadi kemari

‘Mungkin mereka tidak jadi datang’

Pembicara 1: (c) Tenna sauma digena de di pasar e

Sekiranya ke sana sudah tadi ini ke pasar ini ‘Seandainya tadi saya ke pasar’

Percakapan terjadi di teras rumah yang melibatkan sesama teman.

Percakapan tersebut terjadi dengan konteks tuturan seorang teman menanyakan keterlambatan teman-teman yang lain.

b. Deiksis Tempat 1) Di sini (Indini)

Pembicara 1: (a) Inna naengeisaraqe?

Di manakah tempatnya sisir?

35

‘Di mana sisir berada?

Pembicara 2: (b) Indini i Di sini i

‘Di sini’

Pembicara 1: (c) Saraqe utu u paquangan

Sisir kutu saya katakan

‘Maksud saya sisir kutu’

Pembicara 2: (d) Muaq saraqe utu karaeqmi Kalau sisir kutu rusak sudah.

‘Kalau sisir kutu, sudah rusak’

Percakapan di atas melibatkan seorang adik dan kakaknya dengan konteks tuturan sang adik bertanya di mana letak sisir kutu pada kakaknya.

c. Deiksis Waktu

1) Kemarin dan Tadi (Dionging anna Digena) Pembicara 1: (a) Inai mate dionging?

Yang mana meninggal dunia kemarin?

‘Siapa yang meninggal kemarin?’

Pembicara 2: (b) Daengna Nurdin Daengnya Nurdin ‘Daengnya Nurdin’

Pembicara 1: (c) Dipirang pai nalamung?

Kapankah nanti ditanam?

‘Kapan di kebumikan’

Pembicara 2: (d) Purami digena Sudah tadi ‘Sudah selesai’

Pembicara 1: (e) Ya nalamung innai?

Ya ditanam di manakah dia ‘Di kebumikan di mana?’

Pembicara 2: (f) Nalamung issau i o Ditanam di sana ia itu

‘Di kebumikan di sana’

Percakapan di atas melibatkan sesama keluarga dengan konteks tuturan seorang sepupu bertanya siapa yang meninggal dunia kemarin dan tuturan bahwa tadi sudah dikebumikan.

2) Besok (marondong)

Pembicara 1: (a) Na daiq yaku marondong di Pamboang Akan naik saya besok di pamboang Pembicara 2: (b) Inai mu siolangang daiq?

Siapa kamu temani naik?

Pembicara 3: (c) siola dahlia Sama dahlia

Percakapan di atas melibatkan sesama keluarga dengan konteks tuturan seorang adik memberitahu kakaknya bahwa besok ia akan pergi ke pamboang.

d. Deiksis Wacana

Pembicara 1: (a) Diqo poqang luyo mu taqbang dionging tuo bomi anaqna

Itu pohon pisang kamu tebang kemarin hidup lagi anaknya.

‘Pohon pisang yang engkau tebang kemarin, tumbuh lagi tunasnya’.

Pembicara 2: (b) Dipirang anna muitai?

37

Kapankah sehingga kamu lihat?

‘Kapan engkau melihatnya?’

Pembicara 1: (c) Digenaq wattu u na mai Tadi waktu saya akan kemari ‘Tadi ketika saya ke sini’

Percakapan terjadi di ruang tamu, yang melibatkan sesama teman dengan konteks tuturan seorang teman memberitahu temannya bahwa pohon pisang yang kemarin ia tebang kini bertunas lagi.

e. Deiksis Sosial

Pembicara 1: (a) Alanganaq wai andiq Ambilkan saya air adik

‘Ambilkan saya air, adik.

Pembicara 2: (b) Iye kaka Iya kakak

‘Iya kak’

Percakapan terjadi di ruang tamu yang melibatkan sesama saudara dengan konteks tuturan si kakak meminta adiknya mengambilkan air.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang diperoleh dari data-data percakapan masyarakat desa Bala dan Sendana maka deiksis-deiksis dalam dialek Balanipa dan Sendana beserta pembahasannya sebagai berikut:

1. Deiksis Dialek Balanipa a. Deiksis Persona

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa deiksis persona berhubungan dengan pemahaman mengenai peserta tuturan dalam situasi pertuturan tersebut dibuat Nadar, 2009: 55). Ada tiga bentuk kata ganti

persona, yaitu kata ganti persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga. Dalam bidang kajian ini, orang pertama ialah kategorasi rujukan pembicara kepada dirinya sendiri atau merujuk pada orang yang sedang berbicara, orang kedua ialah kategorasi rujukan penutur kepada seseorang atau lawan bicara dan orang ketiga ialah kategori rujukan kepada orang atau benda yang bukan pembicara dan bukan pendengar ungkapan itu. Pronomina persona terbagi atas: pronomina persona tunggal (saya, kamu, dia) dan pronomina persona pertama bentuk jamak (kami, kita, kalian, mereka).

1) Pronomina Persona Pertama Tunggal (Saya/Yau/U)

Pronomina persona pertama tunggal banyak digunakan dalam percakapan bahasa Mandar. Dalam dialek Balanipa pronomina persona pertama tunggal yau dan u sama-sama bermakna ‘saya’. Kata u merupakan bentuk singkat dari yau. Penggunaan pronomina persona pertama tunggal yau dan u dalam tema percakapan “memindahkan sepeda” terdapat pada tuturan (b) dan pronomina persona pertama u terdapat pada tuturan (d). Deiksis ini merupakan pronomina persona pertama tunggal yang merujuk kepada penutur, yakni dalam hal ini si adik.

2) Pronomina Persona Pertama Jamak (Kita, Kami/Itaq)

Pronomina persona pertama jamak banyak juga digunakan dalam percakapan bahasa Mandar dialek Balanipa. Pronomina persona pertama jamak itaq yang bermakna ‘kita’ dan ‘kami’ dalam tema

Dalam dokumen deiksis dalam dialek balanipa dan sendana (Halaman 33-37)

Dokumen terkait