BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
37
Kapankah sehingga kamu lihat?
‘Kapan engkau melihatnya?’
Pembicara 1: (c) Digenaq wattu u na mai Tadi waktu saya akan kemari ‘Tadi ketika saya ke sini’
Percakapan terjadi di ruang tamu, yang melibatkan sesama teman dengan konteks tuturan seorang teman memberitahu temannya bahwa pohon pisang yang kemarin ia tebang kini bertunas lagi.
e. Deiksis Sosial
Pembicara 1: (a) Alanganaq wai andiq Ambilkan saya air adik
‘Ambilkan saya air, adik.
Pembicara 2: (b) Iye kaka Iya kakak
‘Iya kak’
Percakapan terjadi di ruang tamu yang melibatkan sesama saudara dengan konteks tuturan si kakak meminta adiknya mengambilkan air.
persona, yaitu kata ganti persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga. Dalam bidang kajian ini, orang pertama ialah kategorasi rujukan pembicara kepada dirinya sendiri atau merujuk pada orang yang sedang berbicara, orang kedua ialah kategorasi rujukan penutur kepada seseorang atau lawan bicara dan orang ketiga ialah kategori rujukan kepada orang atau benda yang bukan pembicara dan bukan pendengar ungkapan itu. Pronomina persona terbagi atas: pronomina persona tunggal (saya, kamu, dia) dan pronomina persona pertama bentuk jamak (kami, kita, kalian, mereka).
1) Pronomina Persona Pertama Tunggal (Saya/Yau/U)
Pronomina persona pertama tunggal banyak digunakan dalam percakapan bahasa Mandar. Dalam dialek Balanipa pronomina persona pertama tunggal yau dan u sama-sama bermakna ‘saya’. Kata u merupakan bentuk singkat dari yau. Penggunaan pronomina persona pertama tunggal yau dan u dalam tema percakapan “memindahkan sepeda” terdapat pada tuturan (b) dan pronomina persona pertama u terdapat pada tuturan (d). Deiksis ini merupakan pronomina persona pertama tunggal yang merujuk kepada penutur, yakni dalam hal ini si adik.
2) Pronomina Persona Pertama Jamak (Kita, Kami/Itaq)
Pronomina persona pertama jamak banyak juga digunakan dalam percakapan bahasa Mandar dialek Balanipa. Pronomina persona pertama jamak itaq yang bermakna ‘kita’ dan ‘kami’ dalam tema
39
percakapan “mengangkat ikan yang dari jemuran” terdapat pada tuturan (b). Deiksis ini merupakan pronomina persona pertama jamak yang bersifat ekslusif, karena tidak mencakup orang lain di pihak lawan bicara. Penggunaan pronomina persona pertama jamak itaq oleh anak (Fahri dan Sukma) dalam pernyataan kepada ibunya bahwa ia dan saudaranya bersedia mengangkat ikan. Pronomina persona pertama jamak itaq pada contoh tuturan (b) ini bermakna ‘Seorang anak dan saudaranya meminta kepada ibunya agar mereka saja yang mengangkat ikan dari jemuran.’
3) Pronomina Persona Kedua Tunggal (Kamu/I’o)
Penggunaan pronomina persona kedua tunggal iqo yang bermakna
‘kamu’ dalam tema percakapan “Bermain sepak bola” terdapat pada tuturan (c). Deiksis ini merupakan pronomina persona tunggal yang merujuk pada teman (2). Penggunaan pronominal persona tunggal iqo oleh teman (1) dalam pernyataan bahwa dia ingin memberitahu temannya tentang peran mereka dalam permainan sepak bola.
4) Pronomina Persona Kedua Jamak (Kamu sekalian/Iqo mieq) Penggunaan pronomina persona kedua jamak i’o mieq yang bermakna ‘kamu sekalian’ dalam tema percakapan “Perbandingan dinamika kehidupan masa lalu dan saat ini” terdapat pada tuturan (a).
Deiksis ini merupakan pronomina persona kedua jamak yang merujuk pada orang-orang yang menjadi lawan bicara dari pembicara (1).
Penggunaan pronomina persona kedua jamak i’o mieq oleh ibu dalam pernyataan bahwa anak-anaknya mendapatkan dinamika kehidupan
yang lebih mudah dibandingkan dengan dirinya. Pronomina persona kedua jamak i’o mieq pada tuturan (a) bermakna anak-anaknya mengalami dinamika kehidupan yang lebih mudah.
5) Pronomina Persona Ketiga Tunggal (Ia/Ia)
Penggunaan pronomina persona ketiga tunggal ia yang bermakna
‘ia’ dalam tema percakapan “menanyakan dari mana temannya datang” terdapat pada tuturan (d). Deiksis ini merupakan pronomina persona ketiga tunggal yang merujuk kepada seseorang yang sedang dibicarakan dalam percakapan tersebut. Penggunaan pronomina persona ketiga tunggal ia oleh pembicara (2) dalam pernyataan bahwa yang namanya keluar dalam undian arisan ialah nama sayid.
Pronomina persona tungal ia pada contoh tuturan (d) bermakna
‘seseorang yang sedang diceritakan temannya yang tidak terlibat dalam percakapan tersebut’.
6) Pronomina Persona Ketiga Jamak (Mereka/Seqia)
Penggunaan pronomina persona ketiga jamak seqia yang bermakna
‘mereka’ dalam tema percakapan “menanyakan ketidakhadiran anggota senam pada kegiatan senam” terdapat pada tuturan (a).
Deiksis ini merupakan persona ketiga jamak yang merujuk kepada anggota senam yang tidak terlibat dalam percakapan tersebut.
Penggunaan pronomina persona ketiga jamak seqia oleh teman (1) dalam menanyakan mengapa anggota senam tidak hadir dalam
41
kegiatan senam. Pronomina persona ketiga jamak seqia pada contoh tuturan (a) bermakna ‘anggota senam’.
b. Deiksis Tempat
Deiksis tempat adalah pemberian bentuk pada lokasi dipandang dari lokasi pemeran dalam peristiwa bahasa itu. Semua bahasa membedakan antara “yang dekat dengan pembicara” (di sini) dan “yang bukan dekat dengan pembicara” termasuk dekat kepada pendengar –di situ), dibedakan juga antara “yang bukan dekat kepada pembicara dan pendengar” (di sana) (Charlina dan Mangatur Sinaga, 2007: 64)
Penggunaan deiksis tempat juga banyak terdapat dalam percakapan bahasa Mandar dialek Balanipa. Dalam penelitian ini ditemukan penggunaan bentuk deiksis di lai yang bermakna ‘di sana’. Penggunaan deiksis di sana dalam tema percakapan “Menanyakan kabar si kaco”
terdapat pada tuturan (b). Deiksis ini merujuk ke tempat yang bukan dekat dengan pembicara dan pendengar.
c. Deiksis Waktu
Pada data percakapan ditemukan penggunaan bentuk deiksis dionging yang bermakna ‘kemarin’. Penggunaan deiksis kemarin dalam tema percakapan “menanyakan kemana perginya seorang teman” terdapat pada tuturan (a). Deiksis ini merujuk pada waktu terjadinya tuturan, merujuk pada hari sebelum hari ini.
Menurut Nadar (2009: 56) mengatakan bahwa deiksis waktu berhubungan dengan pemahaman titik ataupun rentang waktu saat tuturan dibuat. Diksis waktu berkaitan dengan waktu relative penutur atau penulis dan mitra tutur atau pembaca. Pengungkapan waktu dalam setiap bahasa berbeda-beda.
d. Deiksis Wacana
Deiksis wacana ialah rujukan pada bagian-bagian tertentu dalam wacana yang telah diberikan atau sedang dikembangkan (Nababan, 1987:42).
Deiksis wacana merupakan kategori deiksis yang merujuk pada bagian-bagian tertentu pada wacana yang telah diberikan atau yang sudah dikembangkan, bisa dikatakan dalam deiksis wacana merujuk pada kalimat yang telah diucapkan atau kalimat yang akan diucapkan.
Penggunaan deiksis wacana dalam tema percakapan “Memberitahu kabar kematian seseorang” terdapat pada tuturan (a). Deiksis ini merupakan deiksis wacana yang merujuk pada kalimat yang akan diucapkan pembicara (1).
e. Deiksis Sosial
Yule (2006: 15) menjelaskan bahwa dalam beberapa bahasa kategori penutur, kategori deiksis lawan tutur, dan kategori deiksis lainnya diuraikan panjang lebar dengan tanda status sosial kekerabatan (contohnya, lawan tutur dengan status sosial lebih tinggi dibandingkan lawan tutur dengan status sosial lebih rendah). Ungkapan-ungkapan yang
43
menunjukkan status lebih tinggi dideskripsikan sebagai honorifics (bentuk yang dipergunakan untuk mengungkapkan penghormatan).
Pemilihan bentuk ini dideskripsikan sebagai deiksis sosial karena rujukannya ialah perbedaan yang ada dalam lingkungan sosial masyarakat, bisa karena umur, kedudukan, dan jabatan. Bisa pula karena kesopan-santunan dalam berbahasa.
Penggunaan deiksis sosial dalam tema percakapan “seorang anak yang meminta uang kepada ibunya”. Pada percakapan (1) terdapat kata kandiq yang bermakna ‘adik’ merujuk pada perbedaan umur antara penutur dan lawan tutur, dalam bahasa Mandar dialek Balanipa. Pada percakapan (1), sebutan kandiq diberikan untuk pembicara (2), selaku keluarga yang mempunyai usia yang lebih muda. Pada percakapan tersebut rujukan dari kata kandiq adalah pembicara (2) menjadi titik pusat deiksis. Sedangkan pada percakapan kedua terdapat kata andaeng yang bermakna ‘gelaran untuk orang yang berdarah bangsawan’, merujuk pada perbedaan kedudukan antara penutur dan lawan tutur, , dalam bahasa Mandar dialek Balanipa. Pada percakapan tersebut panggilan andaeng diberikan untuk pembicara (2), selaku orang tua dari pembicara (1). Pada percakapan (2) rujukan dari kata andaeng adalah pembicara (2) menjadi titik pusat deiksis.
2. Deiksis Dialek Sendana a. Deiksis Persona
1) Pronomina Persona Pertama Tunggal (Saya/Yaku)
Pronomina persona pertama tunggal banyak digunakan dalam percakapan bahasa Mandar. Dalam dialek Sendana pronomina persona pertama tunggal yaku bermakna‘saya’. Penggunaan pronomina persona pertama tunggal yaku dalam tema percakapan “membuat buras” terdapat pada tuturan (d). Deiksis ini merupakan pronomina persona pertama tunggal yang merujuk kepada penutur, yakni dalam hal ini pembicara (2).
2) Pronomina Persona Pertama Jamak (Kami/Yamiq)
Pronomina persona pertama jamak yamiq yang bermakna ‘kami’
dalam tema percakapan “antar surat ke rumah kepala desa” terdapat pada tuturan (d). Deiksis ini merupakan pronomina persona pertama jamak yang merujuk kepada pembicara (3) sebagai penutur dan saudara di pihaknya. Maksudnya, lawan bicara dari pembicara (3) tidak termasuk dalam pronomina persona yamiq ini. Pronomina persona yamiq tuturan (d) merupakan deiksis persona pertama jamak yang bersifat eksklusif, karena tidak mencakup orang lain di pihak lawan bicara. Penggunaan pronomina persona pertama jamak yamiq oleh anak atau pembicara (3) dalam menyatakan kepada ibunya bahwa biar ia dan saudaranya saja yang mengantar surat. Pronomina persona pertama jamak yamiq pada contoh tuturan (d) ini bermakna ‘Seorang anak dan saudaranya mau mengantar surat ke rumah kepala desa.’
3) Pronomina Persona Kedua Tunggal (Kamu/Iqo)
Pronomina persona kedua tunggal iqo yang bermakna ‘kamu’ juga banyak terdapat dalam percakapan bahasa Mandar dialek Sendana.
45
Penggunaan pronomina persona kedua tunggal iqo dalam tema percakapan “Menyimpan buku yang hampir sobek” terdapat pada tuturan (a). Deiksis ini merupakan pronomina persona kedua tunggal yang merujuk pada pembicara (2). Penggunaan pronomina persona kedua tunggal iqo oleh pembicara (1) dalam menanyakan apakah sepupunya menyimpan buku yang sebelumnya berada di kursi.
4) Pronomina Persona Kedua Jamak (Kalian/Mieq)
Penggunaan pronomina persona kedua jamak juga banyak terdapat dalam percakapan bahasa Mandar dialek Sendana. Untuk pronomina persona kedua jamak digunakan bentuk deiksis, yaitu mieq yang bermakna ‘kalian’. Penggunaan pronomina persona kedua jamak mieq dalam tema percakapan “mengikat buras” terdapat pada tuturan (a).
Deiksis ini merupakan pronomina persona kedua jamak yang merujuk pada orang-orang yang menjadi lawan bicara dari pembicara (1).
Penggunaan pronomina persona kedua jamak mieq oleh pembicara (1) dalam pernyataan bahwa dia mengajak kedua sepupunya untuk membantunya mengikat buras.
5) Pronomina Persona Ketiga Tunggal (Dia/Ia)
Pronomina persona ketiga tunggal juga banyak digunakan dalam percakapan bahasa Mandar dialek Sendana. Untuk pronomina persona ketiga tunggal digunakan bentuk deksis, yaitu ia yang bermakna ‘dia’.
Penggunaan pronomina persona ketiga tunggal ia dalam tema percakapan “berbincang tentang uni adalah anak yang rajin” terdapat pada tuturan (d). Deiksis ini merupakan pronomina persona ketiga
tunggal yang merujuk kepada seseorang yang sedang dibicarakan dalam percakapan tersebut. Penggunaan pronomina persona ketiga tunggal ia oleh pembicara (2) dalam pernyataan bahwa ternyata uni adalah anak yang rajin. Pronomina persona tungal ia pada contoh tuturan (d) bermakna ‘seseorang yang sedang diceritakan temannya yang tidak terlibat dalam percakapan tersebut.
6) Pronomina Persona Ketiga Jamak (Mereka/Seqia)
Penggunaan pronomina persona ketiga jamak juga banyak terdapat dalam percakapan bahasa Mandar dialek Sendana. Untuk pronomina persona ketiga jamak digunakan bentuk deiksis, yaitu seqia yang bermakna ‘mereka’. Penggunaana pronomina persona ketiga jamak seqia dalam tema percakapan “menanyakan keterlambatan teman- teman” terdapat pada tuturan (a). Deiksis ini merupakan persona ketiga jamak yang merujuk kepada teman-teman yang tidak terlibat dalam percakapan tersebut. Penggunaan pronomina persona ketiga jamak seqia oleh teman (1) dalam menanyakan mengapa teman-teman yang lain terlambat. Pronomina persona ketiga jamak seqia pada contoh tuturan (a) bermakna ‘teman-teman’.
b. Deiksis Tempat 1) Di sini (Indini)
Pada data percakapan ditemukan penggunaan bentuk deiksis indini yang bermakna ‘di sini’. Pada percakapan (1) tuturan (b). Deiksis ini merujuk ke tempat yang dekat dengan pembicara.
c. Deiksis Waktu
47
1) Kemarin dan Tadi (Dionging anna Digena)
Pada data percakapan ditemukan penggunaan bentuk deiksis dionging yang bermakna ‘kemarin’. Penggunaan deiksis kemarin dalam tema percakapan “membahas tentang daengnya nurdin yang telah meninggal dunia” terdapat pada tuturan (a). Pada data percakapan ditemukan penggunaan bentuk deiksis digena yang bermakna ‘tadi’. Penggunaan deiksis waktu ‘tadi’ terdapat pada tuturan (d). Deiksis ini merujuk pada waktu terjadinya tuturan, merujuk pada hari sebelum hari ini, dan merujuk pada waktu yang belum lama berlalu.
2) Besok (Marondong)
Pada data percakapan ditemukan penggunaan bentuk deiksis marindong yang bermakna ‘besok’. Penggunaan deiksis besok dalam tema percakapan “seorang adik memberitahu kakaknya kemana dia akan pergi pada esok hari” terdapat pada tuturan (a). Deiksis ini merujuk pada waktu terjadinya tuturan, merujuk pada hari setelah hari ini.
d. Deiksis Wacana
Pada data percakapan ditemukan penggunaan bentuk deiksis diqo yang bermakna ‘itu’ pada tuturan (a). Deiksis itu merupakan deiksis wacana yang merujuk pada kalimat yang akan diucapkan pembicara (1) e. Deiksis Sosial
Penggunaan deiksis sosial dalam tema percakapan “meminta untuk diambilkan air”. Pada percakapan tersebut terdapat kata andiq pada
tuturan (a) merujuk pada perbedaan umur antara penutur dan lawan tutur, karena andiq mempunyai arti ‘adik’, dalam bahasa Mandar dialek Sendana. Kata andiq dibrikan untuk pembicara (2) selaku keluarga yang mempunyai usia lebih muda. Pada percakapan tersebut rujukan kata andiq adalah pembicara (2) menjadi titik pusat deiksis.
49 BAB V PENUTUP A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah di jelaskan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa jenis deiksis pada percakapan masyarakat desa Bala dan desa Sendana adalah deiksis persona (persona pertama tunggal dan jamak, persona kedua tunggal dan jamak, persona ketiga tunggal dan jamak), deiksis tempat/ruang, deiksis waktu (lampau), deiksis wacana, deiksis sosial.
Deiksis persona mengacu pada persona/orang, yaitu yau, yaku, u, itaq, yamiq, iqo, iqo mieq, mieq, ia, seqia. Deiksis tempat pemberian bentuk pada lokasi dipandang dari lokasi pemeran, yaitu dilai, indini. Deiksis waktu mengacu pada waktu yang dimaksudkan dalam tuturan yaitu, dionging, digena.
Deiksis wacana mengacu pada bagian-bagian tertentu pada kalimat yang telah diucapkan atau kalimat yang akan diucapkan, yaitu diqe, diqo. Deiksis sosial mengungkapkan perbedaan-perbedaan kemasyarakatan antar penutur dan lawan tutur, yaitu andiq, kandiq, andaeng.
B. Saran
Saat penyusunan skripsi ini, disadari sepenuhnya bahwa apa yang diuraikan dalam skripsi ini masih sangat kurang. Oleh karena itu, bagi calon peneliti yang ingin meneliti deiksis yang sejenis dengan objek yang sama. Disarankan untuk melakukan penelitian yang lebih dalam lagi, lebih rinci, dan lebih teliti mengenai bentuk deiksis yang ada pada percakapan masyarakat desa Bala dan
desa Sendana. Sehingga penelitian berikutnya diharapkan dapat melengkapi penelitian ini.
51
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nur. 2015. “Analisis Deiksis dalam Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi”. Tesis. Universitas Hasanuddin Makassar.
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka
Bogdan dan Taylor. 1975. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.
Charlina dan Mangatur Sinaga. 2007. Pragmatik. Pekanbaru: Cendekia Insani.
Gusnawati. 2011. Kesantunan Berbahasa Bugis pada Masyarakat Bugis Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis. Universitas Hasanuddin.
Kastini, Ni Kadek Ayu. 2013. “Penggunaan Deiksis Bahasa Bali Dialek Bangli Di Desa Laantula Jaya Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali”. Skripsi.
Universitas Tadulako.
Khalid Bodi. Idham. 2010. Kamus Besar Bahasa Mandar-Indonesia. Surakarta.
Zada Haniva
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Nababan, P. W. J. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Nadar. F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nanto. 2015. “Deiksis dalam Teks Anekdot pada Media Massa Koran Solopos Edisi September Sampai November 2014”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nurjamily, Wa Ode. 2015. Kesantunan Berbahasa Indonesia dalam Lingkungan Keluarga (Kajian Sosiopragmatik). Jurnal Humanika No.15, Vol.3.
Pelenkahu, R. A, dkk. 1983. Struktur Bahasa Mandar. Jakarta Timur: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Purwo, B. K. 2000. Bangkitnya kebhinekaan Dunia Linguistik dan Pendidikan.
Jakarta. Gunung Agung.
__________. 1984. Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rahardi, R. Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ramaniyar, Eti. 2015. “Deiksis Bahasa Melayu Dialek Sintang Kecamatan Serawai: Kajian Pragmatik. “Jurnal Pendidikan Bahasa. Vol. 4, No. 2, Pontianak: IKIP PGRI Pontianak.
Sagitta. Nadia Almira. 2016. Kamus Mandar Indonesia. (Daring), (https://www.researchgate.net/ublication/311886826 , diakses 09 Januari 2020).
Setyorini. N. 2015. Analisis Penggunaan Deiksis Persona dan Deiksis Sosial Novel Akulah Istri Teroris Karya Abidah El Khailaqy. Yogyakarta.
Sudaryat. Yayat. 2009. Makna dalam Wacana: Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik. Bandung: Yrama Widya.
Syamsurizal. 2015. “Deiksis dalam Bahasa Pekal di Kabupaten Bengkulu Utara”.
Jurnal Metalingua. Vol. 13, No. 2. Bengkulu: Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu.
Taufik. 2017. “Deiksis Persona Bahasa Indonesia Dialek Ambon”. Tesis.
Universitas Hasanuddin Makassar.
Usman, M. 2013. “Deiksis dalam Tuturan Anak Usia 3-5 Tahun” Jurnal Serambi Akademika. Vol. 1, No. 2, Banda Aceh: Universitas Serambi Mekah.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
53
L A M
P
I
R
A
N
Tabel 1
Rekapitulasi deiksis persona bahasa Mandar dialek Balanipa Deiksis
Persona Kategori Contoh Kalimat Makna
Yau Saya, aku
Pronomina persona pertama tunggal
Yau mappalengguq apaq naurangngi
Seorang adik yang memindahkan
sepeda kemanakannya
sebab terkena hujan U
1. Saya, aku (bentuk singkat dari yau; kata ganti
orang pertama) 2. Ku (part.
Posesif personal 1)
Pronomina persona pertama tunggal
U anna tamai di naung boyang.
Seorang adik menyimpan sepeda di kolong
rumah
Itaq Kita, kami (Kata ganti persona pertama jamak).
Anda (Kata ganti persona kedua
tunggal sebagai penghormatan)
Pronomina persona pertama
Jamak
Itaq pa maakkeq i baummu
kindoq.
Seorang anak dan saudaranya ingin
mengangkatkan ikan ibunya yang
selesai di jemur
Iqo (Kau, kamu, engkau, anda)
Pronomina persona
kedua tunggal Maqgol. Yaupa maju, iqo pa
gawang
Seorang teman memberitahu peran mereka dalam permainan
sepak bola
55
Iqo Mieq Kamu sekalian
Pronomina persona kedua jamak
...I’o mieq diteqe sangnging diang mo apa mu
pomelo.
Seorang ibu membandingkan
dinamika kehidupan masa kini dan masa lalu
kepada anak- anaknya
Ia Ia
Pronomina persona
ketiga tunggal Ia mendaiq sangana.
Seorang teman menceritakan kepada temannya
bahwa yang naik undian arisan
adalah sayid Seqia
Mereka (kata ganti persona ketiga
jamak)
Pronomina persona ketiga mereka
Mangapai annaq andiang rua pole seqia massenam?
Seorang anggota senam menanyakan ketidak hadiran
teman-teman anggota senam
lainnya Tabel 2
Rekapitulasi deiksis persona bahasa Mandar dialek Sendana Deiksis
Persona Kategori Contoh Kalimat Makna
Yaku Saya, aku
Pronomina persona pertama
tunggal
Indangaq mala, na mappapia yaku buras muaq
allonai ahad
Seorang sepupu menyatakan bahwa
ia tidak dapat ikut ke pasar bersama sepupunya pada hari ahad karena akan membuat
buras
Yami Kami
Pronomina persona pertama
Jamak
Iye yami pa, kareppeq di
Seorang anak menyatakan ia dan temannya bersedia menantarkan surat sebab jaraknya juga
tidak terlalu jauh
Iqo Pronomina Iqo maalai
Seseorang bertanya kepada sepupunya
Kamu persona kedua tunggal
suraq u di kaqdera?
apakah sepupunya yang mengambil
buku di kursi
Mieq Kalian
Pronomina persona kedua
jamak
Maio mieq pattuyuq buras
Seorang sepupu yang mengajak sepupu lainnya membantunya mengikat buras
Ia Ia
Pronomina persona ketiga
tunggal
Ya bonoq sannaqi tuqu. Ia toqo
simata na makkalulu poqona
mappapia
Seorang sepupu membenarkan pernyataan bahwa
sepupunya yang bernama uni adalah
anak yang rajin
Seqia Mereka
Pronomina persona ketiga
mereka
Masae tengdi seqia pole
Seseorang yang menanyakan keterlambatan
temannya
Tabel 3
Rekapitulasi deiksis tempat bahasa Mandar dialek Balanipa Deiksis Tempat Kategori Contoh Kalimat Makna
Dilai Di sana
Tidak dekat dengan pembicara
dan pendengar
Di lai Malaysia, lambai sumombal
Seorang teman bercerita tentang
temannya yang berada di Malaysia Dini
Di sini
Dekat dengan pembicara
U anna dini genaq
Seseorang memberitahu bahwa ia menaruh
sepatu anaknya tadi di sini Tabel 4
Rekapitulasi deiksis tempat bahasa Mandar dialek Sendana Deiksis Tempat Kategori Contoh Kalimat Makna
Indini Di sini
Dekat dengan pembicara
Indini i
Seseorang mengatakan bahwa sisir itu
terletak di
57
dekatnya
Tabel 5
Rekapitulasi deiksis waktu bahasa Mandar dialek Balanipa Deiksis Waktu Kategori Contoh Kalimat Makna
Dionging Kemarin
Hari sebelum hari ini
Inna muola dionging?
Seorang teman bertanya kepada
temannya ke mana ia kemarin
Tabel 6
Rekapitulasi deiksis waktu bahasa Mandar dialek Sendana Deiksis Waktu Kategori Contoh Kalimat Makna
Dionging Kemarin
Hari sebelum hari ini
Inai mate dionging?
Seorang sepupu bertanya siapa yang meninggal
dunia kemarin?
Digena tadi
Waktu yang belum lama
berlalu
Purami digena
Seorang sepupu memberitahu jenazah sudah di
kebumikan
Marondong Besok
Hari sesudah hari ini
Na daiq yaku marondong di Pamboang
Seseorang menyatakan bahwa dia akan
ke Pamboang besok Tabel 7
Rekapitulasi deiksis wacana bahasa Mandar dialek Balanipa Deiksis Wacana Kategori Contoh Kalimat Makna
Diqe ini
Katafora Diang na u pissangngio diqe.
Diang uirrangngi to mappau mate i
Seorang kakak memberitahu kabar yang ia dengar kepada
cammana adiknya tentang kematian seseorang.
Tabel 8
Rekapitulasi deiksis wacana bahasa Mandar dialek Sendana Deiksis Wacana Kategori Contoh Kalimat Makna
Diqo Anafora
Diqo poqang luyo mu taqbang dionging tuo bomi
anaqna
Seorang teman memberitahu temannya bahwa
pohon pisang yang sengaja ia tebang kemarin ternyata bertunas
lagi.
Tabel 9
Rekapitulasi deiksis sosial bahasa Mandar dialek Balanipa
Deiksis Sosial Contoh Kalimat Makna
Kandiq Adik
Muaq rua boi tau landur kandiq, leppangngi tau dio di boyang da pasiriq
leppang apaq sanging sanganaqmu diqe dini
Seseorang yang mengajak adik sepupunya singgah di rumah karena di sekitar
itu keluarganya semua Andaeng Andaeng bengangaq
doiqmu meloaq lamba mangayi
Seseorang yang kedudukannya lebih di
atas (bangsawan) dari pada penutur.
Tabel 10
Rekapitulasi deiksis sosial bahasa Mandar dialek Sendana
Deiksis Sosial Contoh Kalimat Makna
Andiq Adik
Alanganaq wai andiq Seseorang meminta tolong kepada adiknya
untuk diambilkan air