PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Relevan
Penelitian selanjutnya terkait deiksis juga dilakukan oleh Nanto (2015) Penelitian ini berbentuk tesis dengan judul “Deiksis dalam Teks Anekdotal di Surat Kabar Solopos Media Massa Edisi September-November 2014”. Deiksis orang yang digunakan adalah, orang pertama tunggal dan jamak (I, me dan we), orang kedua tunggal (kamu dan anda), orang ketiga tunggal dan jamak (he, she, their). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan deiksis pada orang pertama tunggal ditemukan bersifat posesif dan objektif.
Selain itu, deiksis juga ditemukan pada orang pertama jamak, orang kedua tunggal, orang kedua jamak, orang ketiga tunggal yang bersifat posesif dan objektif, serta orang ketiga jamak yang bersifat posesif, objektif dan subjektif. Selain itu, tidak ada bentuk enklitik sebagai penanda posesif deiksis personal dalam dialek Indonesia Ambon.
Landasan Teori
- Sosiopragmatik
- Pengertian Deiksis
- Jenis-jenis deiksis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa deiksis bahasa Indonesia dialek Ambon terdiri dari kata ganti tunggal dan jamak pada orang pertama, kata ganti tunggal dan jamak pada orang kedua, kata ganti tunggal dan jamak pada orang ketiga, serta kata ganti orang leksem dan kekerabatan. . Konteks yang dimaksud mencakup dua macam, yaitu konteks sosial dan konteks sosial. Dalam ilmu linguistik, deiksis digunakan untuk mendeskripsikan fungsi kata ganti orang, kata ganti penunjuk, fungsi tense, dan berbagai ciri gramatikal dan leksikal lainnya yang menghubungkan tuturan dengan jaringan ruang dan waktu dalam tindak tutur.
Kata-kata yang biasa disebut deiksis berfungsi untuk menunjukkan sesuatu sehingga keberhasilan suatu interaksi antara penutur dan lawan bicara sedikit banyak bergantung pada pemahaman deiksis yang digunakan penutur (Nadar, 2009: 55). Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Setyorini yang mengatakan bahwa deiksis adalah kata yang tidak mempunyai acuan tetap (tetapi berubah-ubah) seperti kata saya, di sini, sekarang. Kata deiktik atau dinamis merupakan fenomena semantik yang mempunyai makna tersendiri apabila dikaitkan dengan suatu rujukan atau referent.
Lebih lanjut Ramaniyar menjelaskan, deikssi persona juga diartikan sebagai kata-kata yang digunakan untuk merujuk pada kata benda lain atau untuk menggantikan kata benda lain. Sehubungan dengan ketepatan dalam memilih bentuk deiksis personal, maka harus memperhatikan fungsi dan bentuk kata ganti orang dalam bahasa Indonesia. Ada tiga jenis kata ganti orang, yaitu (1) kata ganti orang pertama, (2) kata ganti orang kedua, dan (3) kata ganti orang ketiga. 1) Kata ganti orang pertama.
Bentuk -ku digunakan untuk menyatakan kepemilikan dan secara tertulis ditempelkan pada kata yang menyebutkannya, misalnya sahabatku, rumahku, keluargaku. Dalam banyak bahasa, seperti bahasa Indonesia, juga dibedakan antara “yang tidak dekat dengan pembicara dan pendengar” (sana). Menurut Nadar, deiksis waktu berkaitan dengan pemahaman maksud atau durasi suatu tuturan dituturkan.
Kerangka Pikir
Deiksis sosial merupakan acuan yang diungkapkan atas dasar perbedaan sosial yang mempengaruhi peran pembicara dan pendengar. Dalam beberapa bahasa, perbedaan tingkat sosial antara pembicara dan pendengar diwujudkan dalam pemilihan kata dan/atau sistem morfologi kata tertentu (Nababan, 1987:42). Yule menjelaskan, dalam beberapa bahasa kategori penutur, kategori deiktik lawan bicaranya, dan kategori deiktik lainnya dijelaskan secara rinci dengan tanda-tanda status sosial yang terkait (misalnya, lawan bicara yang status sosialnya lebih tinggi dibandingkan lawan bicara yang status sosialnya lebih rendah). status sosial).
Ekspresi yang menunjukkan status lebih tinggi digambarkan sebagai honorifik (suatu bentuk yang digunakan untuk menyatakan rasa hormat). Pilihan bentuk ini digambarkan sebagai deiksis sosial.17 . ketiga), deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis sosial, dan deiksis wacana. Permasalahan pertama muncul ketika menyimak interaksi masyarakat Balanipa dengan masyarakat Sendana yang secara tidak sengaja menggunakan bentuk deiksis yang berbeda saat berkomunikasi.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Batasan Istilah
- Deiksis
- Dialek
- Lokasi Penelitian
- Data dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Percakapan tersebut terjadi di rumah yang melibatkan seorang ibu dan seorang anak, dimana konteks tuturan penutur (1) meminta uang kepada penutur (2) yaitu ibunya... 1) Orang pertama tunggal (Aku/ Yaku). Kata ganti orang dibagi menjadi: kata ganti orang tunggal tunggal (saya, kamu, dia) dan kata ganti orang pertama jamak (kami, kami, kamu, mereka). 1) Orang pertama tunggal (I/Yau/U). Penggunaan kata ganti orang pertama tunggal yau dan u pada topik percakapan “menggerakkan sepeda” terdapat pada tuturan (b) dan kata ganti orang pertama u pada tuturan (d).
Deiksis ini merupakan kata ganti orang pertama tunggal yang menunjuk pada penuturnya, yaitu dalam hal ini adik. Deiksis ini merupakan kata ganti orang kedua jamak yang menunjuk pada orang yang diajak bicara (1). Deiksis ini merupakan kata ganti orang ketiga tunggal yang menunjuk pada orang yang dibicarakan dalam pembicaraan.
Pada percakapan (2), rujukan pada kata andaeng penutur (2) menjadi titik sentral deiksis 1) Kata ganti orang pertama tunggal (I/Yaku). Deiksis ini merupakan kata ganti orang pertama tunggal yang menunjuk pada penuturnya, yaitu dalam hal ini penutur (2). 2) Kata ganti orang pertama jamak (Kami/Yamiq). Kata ganti orang kedua tunggal iqo yang artinya 'kamu' juga sering dijumpai dalam percakapan bahasa Mandar dialek Sendana.
Penggunaan kata ganti orang kedua tunggal iqo pada topik pembicaraan “Menyelamatkan buku yang hampir robek” terdapat pada tuturan (a). Penggunaan kata ganti orang ketiga tunggal ia pada topik pembicaraan “berbicara tentang uni adalah anak yang rajin” terdapat pada tuturan (d). Penggunaan kata ganti orang ketiga jamak seqia pada topik pembicaraan “bertanya tentang keterlambatan teman” terdapat pada tuturan (a).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Deiksis Dialek Balanipa
- Deiksis Dialek Sendana
Percakapan tersebut terjadi di halaman rumah, melibatkan dua orang rekan dengan konteks seorang teman bercerita tentang perannya dalam sebuah pertandingan sepak bola. Percakapan tersebut melibatkan sesama teman dalam konteks pidato seorang teman yang menceritakan tentang siapa namanya yang keluar dalam undian arisan. Percakapan tersebut melibatkan sesama teman dalam konteks tuturan seorang teman menjawab seorang teman yang menanyakan keberadaan teman yang lain.
Percakapan di atas melibatkan teman lain dalam konteks seorang teman menanyakan kemana temannya pergi kemarin. Percakapan berlangsung di depan rumah dengan melibatkan sesama keluarga dengan konteks tuturan penutur (1) bertanya kepada penutur. Percakapan terjadi di ruang tamu dan melibatkan sepupu sehubungan dengan kisah seorang sepupu yang menolak ajakan sepupunya untuk pergi ke pasar pada hari Minggu karena akan membuatnya pilih-pilih.
Percakapan terjadi di dalam rumah, di mana kerabat ikut serta dalam konteks tuturan anak tersebut, yang setuju bahwa ia dan temannya akan mengantarkan surat ke rumah kepala desa. Percakapan terjadi di ruang tamu dan melibatkan keluarga dalam konteks seorang sepupu bertanya kepada sepupunya tentang sebuah buku yang sudah tidak ada lagi di kursi. Percakapan tersebut terjadi di dalam rumah dan melibatkan sesama sepupu dalam konteks seorang sepupu mengajak dua sepupu lainnya untuk membantunya mengikat seorang buronan.
Percakapan tersebut melibatkan sesama teman dalam konteks seorang teman mengatakan bahwa Uni adalah anak yang rajin. Percakapan tersebut terjadi di ruang tamu, melibatkan sesama teman dalam konteks seorang teman bercerita kepada temannya bahwa pohon pisang yang ditebangnya kemarin kini sudah tumbuh kembali. Percakapan terjadi di ruang tamu yang melibatkan sesama kakak beradik dengan konteks sang kakak meminta air kepada adiknya.
Pembahasan
Deiksis ini merupakan kata ganti orang pertama jamak yang bersifat eksklusif karena tidak menyertakan orang lain di seberang pembicaraan. Ibu menggunakan kata ganti orang kedua jamak i'o mieq untuk mengatakan bahwa anak-anaknya mendapatkan kedinamisan hidup. Kata ganti orang kedua jamak i’o mieq pada tuturan (a) bermakna anak lebih mudah mengalami dinamika kehidupan. 5) Kata ganti orang ketiga tunggal (he/it).
Penggunaan kata ganti orang ketiga tunggal i.a. dari pembicara (2) dalam menyatakan bahwa nama yang ditarik dalam undian arisan tersebut adalah nama sayid. Kata ganti orang tunggal ia pada contoh tuturan (d) artinya...seseorang sedang diberitahu oleh temannya yang tidak terlibat dalam pembicaraan'. Penggunaan kata ganti orang ketiga jamak seqia teman (1) ketika menanyakan alasan anggota sasana tidak hadir.
Deiksis ini merupakan kata ganti orang pertama jamak yang menyebut penutur (3) sebagai penutur dan saudara di sisinya. Bentuk jamak orang pertama yamiq pada contoh tuturan (d) artinya 'Seorang anak dan saudara laki-lakinya ingin mengantarkan surat ke rumah kepala desa.' 3) Orang kedua tunggal (Kamu/Iqo). Penutur (1) menggunakan kata ganti orang kedua jamak mieq dalam pernyataannya bahwa ia telah mengajak kedua sepupunya untuk membantunya mengikat buras.
Penggunaan kata ganti orang ketiga tunggal ia oleh penutur (2) pada pernyataan bahwa Uni terbukti menjadi anak yang baik. Kata ganti orang ia dalam bentuk tunggal dalam hal berbicara (d) berarti 'seseorang yang disebut teman yang tidak terlibat dalam pembicaraan. 6) Kata ganti orang ketiga jamak (Mereka/Seqia). Penggunaan kata ganti orang ketiga jamak seqia oleh seorang teman (1) ketika menanyakan alasan teman yang lain terlambat.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa jenis deiksis dalam percakapan masyarakat desa Bala dan desa Sendana adalah deiksis persona (orang pertama tunggal dan jamak, orang kedua tunggal dan jamak). jamak, orang ketiga tunggal dan jamak), deiksis tempat/ruang, deiksis waktu (masa lalu), deiksis wacana, deiksis sosial. Deiksis persona mengacu pada persona, yaitu yau, yaku, u, itaq, yamiq, iqo, iqo mieq, mieq, ia, seqia. Deiksis wacana mengacu pada bagian-bagian tertentu dari kalimat yang telah diucapkan atau kalimat yang akan diucapkan, yaitu diqe, diqo.
Deiksis sosial mengungkapkan perbedaan sosial antara penutur dan lawan bicara, yaitu andiq, kandiq, andaeng.
Saran
“Penggunaan deiksis bangli dialek Bali di Desa Laantula Jaya Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali”. Analisis Penggunaan Deiksis Persona dan Deiksis Sosial dalam Novel Akulah Istri Teroris Karya Abidah El Khailaqy. Berdasarkan tabel rekapitulasi temuan deiksis pada dialek Balanipa dan Sendana dalam bahasa Mandar, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam dialek Balanipa terdapat dua bentuk orang pertama tunggal dan satu bentuk orang jamak, terdapat satu bentuk orang pertama tunggal dan satu bentuk orang jamak. Deiksis orang kedua tunggal dan jamak, ada satu bentuk deiksis orang ketiga tunggal dan jamak, ada dua bentuk deiksis tempat, ada satu bentuk deiksis waktu, ada satu bentuk deiksis wacana, ada dua bentuk deiksis sosial.
Sedangkan pada dialek Sendana terdapat bentuk deiksis orang pertama tunggal dan jamak, terdapat bentuk deiksis orang kedua tunggal dan jamak, terdapat bentuk deiksis orang ketiga tunggal dan jamak, terdapat bentuk deiksis tempat, terdapat bentuk deiksis tempat. suatu bentuk orang kedua tunggal dan jamak. Ada tiga bentuk deiksis waktu, ada bentuk deiksis wacana dan ada bentuk deiksis sosial.