subjek dari mana data dapat diperoleh.4 Sebagai mana pendapat tersebut data yang diperlukan dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Data Primer
Data primer yaitu sumber yang dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok baik yang berupa manusia atau benda (majalah, buku, Koran dll).5 Data yang diperpleh dari sumber utama. 6 1) Pihak penjual
2) Pihak pembeli 3) Kitab Fiqih b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung oleh peneliti sendiri. Data sekunder antara lain:
2) Dokumen-dokumen resmi, 3) buku-buku,
4) hasil-hasil penelitian yang berwujut laporan, 5) kitab (Al-Quran)
6) Al-Hadits
7) Buku atau kitab fiqih 1) Penelitian sebelumnya 2) Dokumen-dokumen
a) Profil desa
b) Data monografi desa c) Struktur organisasi desa7
4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 114.
5 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-II, 1988, hal.85
6 Amiruddin, Pengantar metodede Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), 30.
D. Tehnik pengumpulan data
Peneliti menggunakan beberapa teknik dalam proses pengumpulan data, seperti:
observasi, wawancara, dokumenter, yang mana masing-masing proses tersebut mempunyai peran penting dalam upaya mendapatkan informasi yang akurat sebanyak-banyaknya.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara atau interview
Wawancara atau interview merupakan cara yang dugunakan untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu,8 melalui pertemuan dua orang untuk saling bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab kepada responden yang meliputi: ulama’ atau tokoh masyarakat, petani (penjual), pembeli (tengkulak) secara langsung.
2. Dokumenter
Penelitian ini disebut juga dengan dokumentary research, ialah penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa data atau fakta yang disusun secara logis dan sejumlah bahan dokumen yang memberikan informasi-informasi tertentu.9
E. Analisis Data
Proses selanjutnya yang dilakukan oleh penulis yaitu menganalisis data dari tindak lanjut proses pengolahan data. Dalam kegiatan ini penulis menggunakan analisa dengan cara deskriptif analisis, yakni menganalisis mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.10 Dalam penelitian ini penulis
7 Burhan Anshori, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1996), 103.
8 Burhan Anshori, Metode Penelitian Hukum,..., 95.
9Aji Damanuri, metodologi penelitian muamalah, (Ponorogo, STAIN po PRESS, 2010), 12.
10 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 20.
menggambarkan bagaimana pelaksanaan pembatalan jual beli durian yang terjadi di Desa Pakis Kecamatan Panti Kabupaten Jember, dan tinjauan Fiqih Syafi’iyah dan Hanafiyah terhadap pelaksanan pembatalan jual beli duriantersebut.
F. Keabsahan Data
Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.11Adapun teknik triangulasi yang digunakan yaitu teknik triangulasi dengan sumber. Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
Hal ini dapat dicapai dengan jalan diantaranya:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi;
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain;
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.12 G. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan proses pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian yang peneliti lakukan
11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 241.
12 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 331.
terdiri dari tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap penyelesaian.
Berikut penjelasannya:
1. Tahap pra lapangan
a. Menentukan lokasi penelitian yaitu Desa Pakis Kecamatan Panti Kabupaten Jember
b. Menyusun proposal penelitian.
c. Mengurus surat perizinan (jika diperlukan).13 2. Tahap pelaksanaan penelitian
Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data, antara lain adalah pihak petani (penjual), pembeli (tengkulak) secara langsung.
3. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap paling akhir dari sebuah penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis dan disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah yang berlaku di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.
13Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ,...,127.
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Mekanisme Menanam dan Merawat Pohon durian a. Syarat tumbuh
1) Iklim
Durian tumbuh dengan baik di daerah tropika basah dengan curah hujan > 2.000 mm/tahun dan tersebar merata sepanjang tahun dengan lama bulan basah 9-10 bulan/tahun dan 1-2 bulan kering sebelum berbunga.
Intensitas cahaya 40-50%, dengan suhu 22-30ºC.
2) Ketinggian Tempat.
Ketinggian tempat yang baik antara 100-500 M dpl, jika ditanam pada daerah yang lebih tinggi akan menurunkan mutunya.
3) Tanah.
Tanaman durian akan tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5-7 dan optimum pada pH 6-6,5.
a) Kondisi drainase lahan harus baik, dengan kedalaman air tanah antara 50- 150 cm dan 150-200 cm, karena akar durian sangat peka (busuk) bila terendam air.
b) Tanah grumosol dan andosol cocok untuk tanaman durian.
c) Tanah subur dan kaya kandungan bahan organik.1 b. Penanaman
Yang perlu adik siapkan terlebih dahulu adalah, buatkan lubang dengan ukuran 50x50cm dengan kedalaman 50cm jangan lupa Pisahkan tanah bagian
1 http://www.langkahbisnis.com/teknik-menanam-durian-durian-bhineka-bawor-maupun-durian-lainnya/
49
atas dengan bagian bawah dan biarkan selama kurang lebih 1-2 minggu. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang matang 20 kg + 5 gr Natural GLIO + 10 kg Dolomit sampai rata sebagai media tanam, kemudian masukkan campuran tersebut ke dalam lubang tanam dan biarkan 1 minggu sebelum bibit ditanam. Tetapi jika tidak ada produk tersebut bapak bisa cuma memakai pupuk kandang yang sudah tua/bercampur dengan tanah, biarkan seminggu, tetapi jika dirasa komposnya berbaur dengan tanah, besok atau lusapun sudah siap untuk ditanami (ingat pastikan jangan kompos yang baru ya dik, karena kalau kompos masih baru, suhunya masih panas, sehingga bibit bisa mati kepanasan Untuk durian kita harus tahu karakteristiknya, tanaman ini tidak boleh kena air terlalu lama/air yang menggenang, untuk itu buatkan juga aliran air yang bagus (drainase yang bagus) agar air tidak terus menggenang, dengan cara tanah yang akan ditanami ditinggikan sedikit agar nanti jika hujan airnya tidak akan menggenangi terlalu lama di tanaman durian yang kita tanam. 2 c. Jarak
Untuk jarak antar pohon durian, standart/bagusnya 10x10meter, jadi dari tempat kita berdiri kekanan 10meter, ke kiri 10meter, ke depan 10meter dan ke belakang 10meter, namun jika lahan yang bapak punya sempit, pakai ukuran 6x6meter juga ok pak. dan durian ini daun bawahnya lebat, jadi tanaman ini tidak terlalu tinggi, apalagi jika kita konsep seperti yang pernah team langkah bisnis wawancara kepada pak Nugroho salah satu pemilik dan penjual bibit durian monthong bhineka bawor.
d. Perawatan buah
2 H. Ali, Wawacara penjual sekaligus pemilik pohon durian, 6 April 2016
Penyeleksian buah setelah berdiameter 5 cm. Sisakan dua buah terbaik, jarak ideal buah satu dengan yang lain sekitar 30 cm. Tanaman durian yang baru
pertama kali berbuah sebaiknya dipelihara satu atau dua butir buah. Untuk mencegah kerontokan buah setelah buah berumur 10 hari sejak terbentuk, lebih bagus jika diberikan pupuk makro NPK (0,5-1 kg/pohon) ditambah POWER NUTRION (1 botol untuk 30-50 pohon).3
e. Pemanenan
Waktu panen berbeda tergantung jenis varietas. Jenis monthong sekitar 125 – 135 hari setelah bunga mekar, jenis lokal sekitar 110 – 116 hari setelah bunga mekar. Buah durian mengalami tingkat kematangan sempurna 4 bulan setelah bunga mekar. Waktu petik berdasar tanda-tanda fisik, misal ujung duri coklat tua, garis-garis di antara duri lebih jelas, tangkai buah lunak dan mudah dibengkokkan, ruas-ruas tangkai buah membesar, baunya harum, terdengar bunyi kasar dan bergema jika buah dipukul.
Seperti wawancara peneliti dengan penebas buah durian P.Aan beliau mengatakan:
“Pemanenan biasanya dilakukan dengan menunggu jatuhnya durian dari pohonnya pemanenan dilakukan setiap, hari pertama lima biji hari berikutnya lima belas sampai lima puluh biji, pemanenan dilakukan selama satu bulan kadang lebih, dilakukan oleh 4 orang pekerja, pekerja dibayar harian 35.000/hari bersih makan rokok ditanggung penebas.4
f. Penjualan
Penjualan durian yang dilakukan oleh masyarkat desa pakis yaitu dengan sistem tebasan, kemudian penjual membawa sendiri dengan cara membawanya
3 http://www.langkahbisnis.com/teknik-menanam-durian-durian-bhineka-bawor-maupun-durian-lainnya/
4 P.Aan, penebas, wawancara, Pakis 6 April 2016
langsung kepada para pembeli, ada banyak tempat penjualan yang dilakukan oleh masyarakat desa Pakis yaitu,
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak H.Bahruddin selaku pihak penjual durian, beliau mengatakan bahwa :
“Yang dijadikan tempat berjualan durian yaitu: Rambipuji, Balung, Mangli, Sukorambi, Dan tempat tempat lain yang menurut penjual banyak laku umumnya berada di bawah pepohonan rindang, hawanya, teduh, ini yang membuat masyarakat kerap menjadikan tempat itu bersantai sambil menikmati durian. Atau tempat yang banyak dikunjungi orang misalnya di depan Indomaret rambipuji di sana banyak sekali penjual durian yang menjual duriannya dari berbagai daerah di Kecamatan Panti”.5
Jenis durian yang dijual di sana bermacam-macam, Harganyapun bervariasi, tergantung kualitas dan kondisi. Disarankan, pembeli pandai-pandai memilih durian. Sebab, meskipun sang penjual telah memastikan durian memiliki rasa enak, terkadang dijumpai durian yang sudah membusuk atau mentah. Tetapi, penjual sanggup mengganti dengan durian baru atau memotong harga yang sebelumnya sudah disepakati.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak P.Aan selaku pihak penjual durian, beliau mengatakan bahwa :
"Kalau nggak gitu pelanggan bakal lari semua. Makanya, kadang kita potong harga kalau memang duriannya nggak sesuai dengan keinginan. Dengan pembatalan jual beli dan diganti dengan yang lainnya maka penjual disini tidak merasa dirugikan itulah resiko berdagang semakin pedagang cuek tidak mau ganti semakin pembeli enggan untuk kembali lagi dan membeli durian ditempat saya lagi berapapun yang busuk, mentah atau tawar akan diganti dengan durian yang baru, sesuai dengan perjanjian”. 6
2. Letak dan Kondisi Geografis Desa Pakis
5 Bapak Hosen, wawancara, Pakis 10 April 2016
6 P.Aan, Wawancara, Paikis, 10 April 2016.
Sebagai gambaran kondisi wilayah di Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, maka perlu kiranya penulis laporkan keadaan Desa dari beberapa aspek kehidupan.
Adapun Batas batas desa pakis adalah sebagai berikut a. Barat :Desa badean
b. Utara :Gunung Argopuro c. Timur :Desa Panti
d. Selatan :Desa Kemuningsarilor
3. Jumlah Penduduk dan luas wilayah desa Pakis
DesaPakis merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Desa Pakis mempunyai luas 1.707,5 Ha. Ketinggian Desa ini adalah 350m diatas permukaan laut sehingga termasuk dataran tinggi.
Jumlah Dusun : 2 Jumlah RW : 6
Jumlah RT : 59
Jumlah KK : 2.513 kk
Jumlah penduduk :8.813 Jiwa L. 4.017 P.4.296 Masyarakat mampu : 5%
Masyarakat menengah :10%
Dibawah menengah :25%
Pra Miskin :30%
4. Kondisi Sosial Perekonomian masyarakat Desa Pakis Kecamatan Panti Kabupaten Jember
Perekonomian di Desa Pakis dapat dikatakan mulai dalam jenjang berkembang menuju perekonomian yang maju, meskipun sampai saat ini masyarakat Desa Pakis
masih banyak yang berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Hal ini disebabkan karena kondisi wilayah Desa Pakis yang didominasi wilayah dataran tingi sehingga sangat cocok untuk kegiatan menanam buah-buahan termasuk buah durian.
No Jenis pekerjaan Jumlah (orang)
1 Petani 2.156
2 Buruh tani 3.564
3 Buruh swasta 1.232
4 Pedagang 051
5 Pengrajin 13
6 Lain lain 1 289
Jumlah 7.037
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Desa Pakis Berasarkan Mata Pencaharian
5. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Pakis KEPALA DESA JUMADIK BIANTORO
SEKRETARIS DESA ABDUL WAHID
KAUR MERINTAHAN MUSAWIR
KASUN PAKIS UTARA IWAN NASIR
KASUN PAKIS SELATAN SUGITO
B. Penyajian Data Dan Analisis Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah interviw, dan dokumentasi.
Peneliti pelakukan upaya untuk mengeksplorasi dat, memberikan intensifikasi yang berimbang berdasarkan hasil penelitian maka diuraikan data-data tentang pembatalan jual beli durian dan faktor penyebab pembatalan jual beli durian, untuk lebih jelasnya akan dipaparkan penyajian data berikut ini:
1. Faktor penyebab timbulnya pembatalan jual beli durian di Desa Pakis, Kec.
Panti, Kab. Jember
Buah-buah durian yang dikembalikan oleh pembeli bukan tanpa alasan tetapi berbagai macam alasan, jika buah durian yang dibeli oleh pembeli dari penjual tidak dikembalikan maka pembeli akan rugi sendiri karna tidak mendapatkan buah durian yang diinginkan, dan penjualpun akan kehilangan KAUR EKBANG
MULYADI
KAUR KESRA UMAR
KAUR KEUANGAN AGUS.T
WAKASUN PAKIS SELATAN
MISTIONO
WAKASUN PAKIS TARA SUPIYANTO
WAKASUN CEMPAKA SUTRISNO
KAUR UMUM SUNARSIH
KAUR KEAMANAN SUJARWO
kepercayaan karna buah durian yang mereka jual merupakan buah durian dengan kualitas kurang bagus, meski itu semua tanpa sepengetahuan si penjual.
faktor penyebab pembatalan jual beli durian sebagai berikut:
a. Busuk
Tidak semua durian yang penjual bawa ke pasaran bagus, meskipun sudah melalui tahap penyortiran, pembersihan tanah yang menempel pada kulitnya masih ada saja durin yang penjual bawa busuk baik busuk sebagian ataupun keseluruhan.
Seperti wawancara peneliti dengan penjual durian, P. Aan selaku penjual durian menyebutkan:
“Memang secara kasat mata durian nampak bagus tanpa kelihatan cacat sedikitpun berlubang dan lain sebagainya tetapi didalamnya daging durian busuk baik sebagian atau keseluruhan, ya jika banyak durian yang busuk pastinya pelanggan minta ganti rugi”.7
b. Mentah
Durian-durian yang dibawa oleh penjual pada umumnya adalah durian yang berkualitas sedang dan bagus, durian yang sudah harum dan memang sudah siap untuk dipasarkan dan dikonsumsi oleh pembeli karna durian yang dibawa oleh penjual
Seperti wawancara peneliti dengan penjual durian , P.Suli beliau mengatakan:
“ pada umumnya memang durian yang sudah jatuh dari pohonnya, tetapi pada kenyataannya durian yang dibawa oleh penjual masih ada saja yang mentah baik mentah sebagian atau keseluruhan, tanda tanda kalau durian mentah yaitu sulit membuka kulitnya itu meski menggunakan alat seperti golok membukanyapun sangat sulit, biasanya penjual membukakan durian yang sudah dibeli oleh pembeli hanya menggunakan pisau kecil saja, jika terdapat hal yang seperti itu pembeli minta untuk ditukar dengan yang lain”.8
c. Tawar
7 P.Aan, Wawancara, Paikis, 10 April 2016.
8 P. Suli ,wawancara, Pakis 10 April 2016.
Pada umumnya durian berbau harum manis dan berwarna agak coklat keemasan, tetapi pada kenyataannya durian yang dibawa oleh penjual ada yang tidak manis dan warnanya agak putih dan baunya tidak wangi,
Seperti wawancara peneliti denagan H. Bahruddin:
“tawar yaitu tidak ada rasa manis manisnya sama sekali biasanya ini terjadi karena buah durian panen di waktu musim hujan saat belum pas durian panen tetapi sudah jatuh”.9
d. Harga penawaran durian yang lebih tinggi
Ketika musim durian tiba banyak tengkulak durian yang datang ke-desa Pakis untuk membeli durian yang sudah siap dipanen dengan cara mendatangi langsung ketempat pemilik durian.
Wawancara peneliti dengan pemilik pohon /penjual durian, H.Ali mengatakan:
“pada mulanya tengkulak melihat lihat buah durian yang ingin tengkulak beli setelah dilihat di taksir kemudian ditawar kepada pemilik pohon dengan harga yang diinginkan, tetapi pemilik pohon disini juga sudah mengantongi harga berapa yang menjadi patokan untuk dijual kepada tengkulak, “misalnya sama tengkulak ditawar dengan harga empat juta, ketika harga ini cocok maka durian ini diberikan atau dijual kepada tengkulak, tetapi saya disini menginginkan harga tertinggi dari para tengkulak jika ada tengkulak menawar dengan harga sekian itu tidak langsung dikasihkan, melainkan masih berfikir tetapi seringkali pembeli disini sanggup membayar dengan harga tinggi tetapi pembeli berkata: saya beli durian ini dengan harga sekian dan saya memberi uang panjar jika dua atau tiga hari lagi ada pembeli yang menawar lebih tinggi dari harga saya maka juallah durian itu dan uang panjar saya kembali, “dan sayapun sepakat” , saya tidak ragu dan tidak ada unsur paksaan dari pembeli dan disepakati oleh keduanya pada prakteknya jika harga pembeli awal lebih rendah dari pembeli kedua sesuai perjanjian maka durian tadi dijual kepada pembeli kedua sesuai dengan perjanjian jika tidak lebih dari tiga hari, ternyata pada hari kedua ada yang menawar lebih tinggi, kemudian dibatalkanlah jual beli yang awal tadi”.10
e. Pembeli tidak mampu melanjutkan (kekurangan modal)
Menjadi seorang tengkulak haruslah memiliki modal yang tidak sedikit karna sebagai tengkulak bukan membeli eceran tetapi membeli satu pohon buah
9 H. Bahruddin ,wawancara, Pakis 10 April 2016.
10 H.Ali Wawancara , Pakis10 April 2016.
durian sekaligus, yaitu dengan cara tawar menawar antara pembeli dan pemilik pohon durian jika terjadi kesepakatan maka buah durian itu menjadi milik pembeli, satu poon buah durian harganya bervariasi tergantung besar kecilnya pohon durian mulai dari dua juta hingga lima juta, tetapi pada kejadian ini tengkulak tidak mampu melanjutkan jual beli atau membatalkannya karna sebab pembeli tidak mampu melanjutkannya.
Seperti wawancara peneliti dengan penjual durian, P. Saro beliau mengatakan:
“Saya pernah menjual durian saya kepada tengkulak dengan harga tiga juta dan pembeli memberi panjar dan berjanji akan melunasi tiga hari lagi jika pembeli dalam tiga hari lagi tidak mendapatkan uang maka pembeli datang kerumah memberitahukan kalau pembeli tidak mampu membayar sisa pelunasan itu, minta ditangguhkan pembeli berkata beri saya waktu beberapa hari untuk melunasi mungkin setelah durian ini laku, saya tidak setuju karna saya takut pembeli tetap tidak punya uang dan durian saya tidak laku kepada penjual lain dan akhirnya rontok saya akan mengalami rugi, akhirnya dibatalkan saja jual beli itu dan pembeli sepakat uang panjarpun dikembalikan lagi.11
2. Praktek Pembatalan Jual Beli Durian Di Desa Pakis Kecamatan Panti Kabupaten Jember
Ketika musim buah durian tiba, banyak penjual durian yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Diantara mereka ada yang menggunakan kendaraan roda dua maupun empat untuk menjajakan dagangannya, ada juga yang di tepi trotoar. Banyak dari mereka yang merupakan penjual dadakan atau yang hanya menjual durian ketika musim durian tiba, sedangkan biasanya berprofesi lain.Ternyata banyak hal unik yang dilakukan penjual durian di pinggir jalan tersebut.
Buah-buah durian dipilah-pilah berdasarkan harga maupun ukurannya dan ditumpuk-tumpuk dengan bagian tangkai diatas. Pemilahan buah durian ini supaya
11 P.Saro, Wawancara , Pakis10 April 2016.
memudahkan baik pembeli maupun penjual untuk memilih buah durian yang diinginkan. Setelah dipilahkan buah kemudian ditumpuk dengan bagian tangkai diatas, ini supaya memudahkan ketika mengambil tanpa harus terkena durinya.
Buah durian diikat dengan tali dan setelah itu buah durian digantung- gantungkan. Biasanya buah durian yang digantung memiliki ukuran besar dan bagus. Buah yang besar jika digantungkan dari kejauhan dan dari segala sisi akan terlihat, sehingga dapat menarik perhatian orang untuk membelinya. Terkadang buah durian sedikit dibelah dibagian bawah supaya pembeli dapat melihat dan mencium baunya. Namun sebaliknya pada buah durian yang sudah terlalu lama justru diikat-ikat supaya tidak terbelah sampai terbuka, karena jika sampai terbuka bagian daging buahnya akan teroksidasi dan rasanya kurang enak.
pembeli memang tidak diberi kesempatan untuk mencicipi sebiji saja.
Sebab, membuka berarti membeli. Selanjutnya pembeli harus memilih sendiri. Di sini, pedagang tidak menjualnya perbuah. Mereka merangkainya dalam bentuk paket. Satu paket berisi tiga buah.. Satu paket dihargai beragam. Mulai dari Rp.45.000,- hingga Rp. 100.000,- sesuai ukuran. Berbeda lagi dengan jenis durian montong, buah ini dibandrol Rp.90.000,- hingga Rp.200.000,-.
Para pembeli disini tidak langsung bebas memilih karena terkadang buah durian yang sengaja dibawa ke pasar oleh penjual itu masih ada yang kurag matang nunggu dua atau tiga hari baru matang, penjualpun jujur dalam menjual durian- durian tersebut.
Bapak H. Bahrud mengatakan :
“Para pembeli disini tidak langsung bebas memilih karena terkadang buah durian yang sengaja dibawa ke pasar oleh penjual itu masih ada yang kurag matang nunggu dua atau tiga hari baru matang, penjualpun jujur dalam menjual durian- durian tersebut. kalau rejeki nda' ke mana dek, kalau kita jujur menjual, kita diingat pelanggan. Kalau mereka ingat, besok-besok mau beli, kita di dicari jawab H.
Bahrud singkat. Mereka juga bercerita bahwa dagangan mereka tak selamanya laku setiap hari”.12
Meski sudah dipilah pilah kualitas bagus tidak dicampur dengan kualitas kurang bagus tetapi masih ada saja durian yang dibeli oleh pelanggan terdapat yang kurang matang, busuk dan tawar , dari sinilah pembeli minta ganti rugi durian- durian yang telah pembeli buka tadi, penjualpun tidak marah, penjual minta maaf kepada pembeli kalau hal tersebut tidak ada unsur kesengajaan, kemudian digantilah durian tadi dengan durian berkualitas yang diingankan.
Pembeli dalam mengembalikan durian yang sudah dibeli tadi bukan tanpa alasan melainkan durian-itu tidak sesuai dengan harapan pembeli, seperti mentah, busuk, dan tawar.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan P. Saro selaku pihak penjual durian, beliau mengatakan bahwa :
“Ada dua cara pembeli dalam melakukan pembatalan atau pengembalian durian yang pertama dikembalikan ditempat ketika durian itu mentah, busuk,dan tawar langsung dikembalikan pada waktu itu juga, ada juga yang dibawa pulang tetapi dalam transaksinya pembeli membuat suatu perjanjian terlebih dahulu yaitu “ jika durian yang saya beli mentah, busuk dan atau tawar saya boleh tidak mengembalikan durian ini” jawab pejual “tentu saja boleh asal barang yang rusak dibawa ketempat ini dalam waktu secepat mungkin” jika sudah ada perjanjian maka penjual mau mengganti durian yang rusak tadi, jika durian yang rusak tidak dibawa maka pembatalan jual beli tidak bisa dilakukan karna tanpa bukti.13
Dari hasil wawancara tersebut bahwa dalam membatalkan jual beli ada dua cara yang dilakukan oleh pembeli untuk mengurungkan jual beli itu, yaitu langsung dikembalikan pada waktu itu juga dan dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakan penjual dan pembeli.
Salah satu cara masyarakat desa Pakis menjual hasil panen duriannya yaitu dengan menjualnya kepada tengkulak dengan sistem tebasan dengan
12 H. Bahrud, Wawancara, Pakis, 09 Aprilt 2016.
13 P. Saro,wawancara, Pakis 10 April 2016.