• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktek Pembatalan Jual Beli Durian Di Desa Pakis

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data dan Analisis

2. Praktek Pembatalan Jual Beli Durian Di Desa Pakis

durian sekaligus, yaitu dengan cara tawar menawar antara pembeli dan pemilik pohon durian jika terjadi kesepakatan maka buah durian itu menjadi milik pembeli, satu poon buah durian harganya bervariasi tergantung besar kecilnya pohon durian mulai dari dua juta hingga lima juta, tetapi pada kejadian ini tengkulak tidak mampu melanjutkan jual beli atau membatalkannya karna sebab pembeli tidak mampu melanjutkannya.

Seperti wawancara peneliti dengan penjual durian, P. Saro beliau mengatakan:

“Saya pernah menjual durian saya kepada tengkulak dengan harga tiga juta dan pembeli memberi panjar dan berjanji akan melunasi tiga hari lagi jika pembeli dalam tiga hari lagi tidak mendapatkan uang maka pembeli datang kerumah memberitahukan kalau pembeli tidak mampu membayar sisa pelunasan itu, minta ditangguhkan pembeli berkata beri saya waktu beberapa hari untuk melunasi mungkin setelah durian ini laku, saya tidak setuju karna saya takut pembeli tetap tidak punya uang dan durian saya tidak laku kepada penjual lain dan akhirnya rontok saya akan mengalami rugi, akhirnya dibatalkan saja jual beli itu dan pembeli sepakat uang panjarpun dikembalikan lagi.11

2. Praktek Pembatalan Jual Beli Durian Di Desa Pakis Kecamatan Panti

memudahkan baik pembeli maupun penjual untuk memilih buah durian yang diinginkan. Setelah dipilahkan buah kemudian ditumpuk dengan bagian tangkai diatas, ini supaya memudahkan ketika mengambil tanpa harus terkena durinya.

Buah durian diikat dengan tali dan setelah itu buah durian digantung- gantungkan. Biasanya buah durian yang digantung memiliki ukuran besar dan bagus. Buah yang besar jika digantungkan dari kejauhan dan dari segala sisi akan terlihat, sehingga dapat menarik perhatian orang untuk membelinya. Terkadang buah durian sedikit dibelah dibagian bawah supaya pembeli dapat melihat dan mencium baunya. Namun sebaliknya pada buah durian yang sudah terlalu lama justru diikat-ikat supaya tidak terbelah sampai terbuka, karena jika sampai terbuka bagian daging buahnya akan teroksidasi dan rasanya kurang enak.

pembeli memang tidak diberi kesempatan untuk mencicipi sebiji saja.

Sebab, membuka berarti membeli. Selanjutnya pembeli harus memilih sendiri. Di sini, pedagang tidak menjualnya perbuah. Mereka merangkainya dalam bentuk paket. Satu paket berisi tiga buah.. Satu paket dihargai beragam. Mulai dari Rp.45.000,- hingga Rp. 100.000,- sesuai ukuran. Berbeda lagi dengan jenis durian montong, buah ini dibandrol Rp.90.000,- hingga Rp.200.000,-.

Para pembeli disini tidak langsung bebas memilih karena terkadang buah durian yang sengaja dibawa ke pasar oleh penjual itu masih ada yang kurag matang nunggu dua atau tiga hari baru matang, penjualpun jujur dalam menjual durian- durian tersebut.

Bapak H. Bahrud mengatakan :

“Para pembeli disini tidak langsung bebas memilih karena terkadang buah durian yang sengaja dibawa ke pasar oleh penjual itu masih ada yang kurag matang nunggu dua atau tiga hari baru matang, penjualpun jujur dalam menjual durian- durian tersebut. kalau rejeki nda' ke mana dek, kalau kita jujur menjual, kita diingat pelanggan. Kalau mereka ingat, besok-besok mau beli, kita di dicari jawab H.

Bahrud singkat. Mereka juga bercerita bahwa dagangan mereka tak selamanya laku setiap hari”.12

Meski sudah dipilah pilah kualitas bagus tidak dicampur dengan kualitas kurang bagus tetapi masih ada saja durian yang dibeli oleh pelanggan terdapat yang kurang matang, busuk dan tawar , dari sinilah pembeli minta ganti rugi durian- durian yang telah pembeli buka tadi, penjualpun tidak marah, penjual minta maaf kepada pembeli kalau hal tersebut tidak ada unsur kesengajaan, kemudian digantilah durian tadi dengan durian berkualitas yang diingankan.

Pembeli dalam mengembalikan durian yang sudah dibeli tadi bukan tanpa alasan melainkan durian-itu tidak sesuai dengan harapan pembeli, seperti mentah, busuk, dan tawar.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan P. Saro selaku pihak penjual durian, beliau mengatakan bahwa :

“Ada dua cara pembeli dalam melakukan pembatalan atau pengembalian durian yang pertama dikembalikan ditempat ketika durian itu mentah, busuk,dan tawar langsung dikembalikan pada waktu itu juga, ada juga yang dibawa pulang tetapi dalam transaksinya pembeli membuat suatu perjanjian terlebih dahulu yaitu “ jika durian yang saya beli mentah, busuk dan atau tawar saya boleh tidak mengembalikan durian ini” jawab pejual “tentu saja boleh asal barang yang rusak dibawa ketempat ini dalam waktu secepat mungkin” jika sudah ada perjanjian maka penjual mau mengganti durian yang rusak tadi, jika durian yang rusak tidak dibawa maka pembatalan jual beli tidak bisa dilakukan karna tanpa bukti.13

Dari hasil wawancara tersebut bahwa dalam membatalkan jual beli ada dua cara yang dilakukan oleh pembeli untuk mengurungkan jual beli itu, yaitu langsung dikembalikan pada waktu itu juga dan dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakan penjual dan pembeli.

Salah satu cara masyarakat desa Pakis menjual hasil panen duriannya yaitu dengan menjualnya kepada tengkulak dengan sistem tebasan dengan

12 H. Bahrud, Wawancara, Pakis, 09 Aprilt 2016.

13 P. Saro,wawancara, Pakis 10 April 2016.

pelunasan di awal, atau bayar separuh dahulu setelah buah durian habis baru dilunasi keseluruhan uang hasil penjualan tersebut, kemudian durian yang dibeli tengkulak dijual dengan sistem eceran yaitu dijual satu persatu kepada para pembeli. Dan ada juga yang memiliki pohon sendiri dan dijual sendiri.

Seperti wawancara peneliti dengan Bapak Wahid warga desa Pakis beliau mengatakan:

“Saya membeli durian dengan sistem tebasan dan memberi uang seluruhnya diawal dengan alasan jika uang dibayarkan setengah ditakutkan merugi sehingga tidak dapat membayar lunas kepada yang punya pohon durian, proses pemanenan durian tidak sekaligus dipanen tetapi bertahap yaitu menunggu durian-durian itu jatuh sendiri dari pohonnya agar durian yang akan dijual nanti kualitasnya bagus, dan tidak mengecewakan para pembeli jika durian yang dijual atau dibeli oleh pelanggan berkualitas bagus maka pelanggan akan percaya dan akan kembali lagi ketempat kami. Pembatalan juga sering terjadi seperti mentah , busuk, dan tawar. bermacam macam cara pelanggan dalam membeli durian tersebut yaitu dengan cara pelanggan membeli langsung dimakan ditempat dan ada juga yang dibawa pulang, tetapi ketika penjualan itu berlangsung barang sudah dicek ada saja durian itu yang kualitasnya buruk yaitu durian yang dijual saya tadi masih mentah terpaksa saya menggantinya dengan durian yang lain, baik ada kesepakatan diawal maupun tidak karna jika barang yang rusak tidak diganti maka pembeli akan lari semua. 14

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Aan selaku penjual durian, beliau mengatakan bahwa

“saya membeli durian dari petani pemilik pohon durian tetapi kadang tidak dijual kepasar akan tetapi di jual dirumh sendiri di Dusun Kemundungan, banyak jenis durian yang saya jual ada durian Monthong, durian babi, dan durian lokal pada umumnya, disini saya juga sering mengalami pembatalan jual beli mulai dari mentah, busuk, dan duriannya tidak manis atau tawar, karna kami sudah ada perjanjian diawal jika durian yang jual tadi rusak maka boleh minta ganti, maka para pembelipun langsung minta ganti lagi durian yang rusak tadi dengan durian kualitas bagus.pengembalian durian yang rusak seperti mentah sering dilakukan guna untuk menjaga kelangsungan berjualan durian, menjaga kepercayaan pelanggan, pengembalian durian yang mentah, busuk dan tawar sering terjadi di tempat berjualan juga dirumah karna pembeli langsung makan ditempat maka jika terdapat durian yang rusak maka saya ganti, dan juga ada yang dibawa pulang jika dibawa pulang pembeli disarankan untuk membawa durian yang mentah, busuk atau tawar kerumah kami dalam waktu tertentu”.15

14 P. Wahid, Wawancara, Pakis, 10 April 2016.

15 P.Aan, wawancara,Pakis, 15 April 2016.

Lain halnya wawancara peneliti dengan Bapak H. Bahruddin beliau mengatakan:

“saya disini kerja tidak sendiri tetapi ada para pekerja yang membantu proses perawatan durian mulai dari mengikat durian sampai memanen durian tersebut, memanen durian tidaklah mudah dan cepat tetapi butuh tenaga ekstra untuk memanjat pohon yang berdia meter besar itu, buah durian pada umumnya tidak jatuh sekaligus bersamaan jatuh dari pohonnya tetapi bertahap setiap harinya, selain menjualnya kepasar saya juga kerap didatangi kerumah oleh pelanggan. pembeli bebas memilih jenis durian apa yang ingin pembeli dapatkan, mulai dari harga lima ribu hingga seratus ribu rupiah, tidak tanggung tanggung pelanggannya meski tidak jarang pembeli dari daerah Pakis sendiri juga banyak dari luar Kecamatan Panti seperti bangsal, tanggul dan daerah lain yang pasokan duriannya sedikit, dan pernah mengembalikan durian yang dibelinya disebabkabkan mentah, meski tidak semuanya mentah satu atau dua yang mentah atau busuk itu saja yang dibawa ke rumah dan boleh minta ganti”

16

Di rumanya Bapak H. Bahruddin juga sering mengalami pembatalan jual beli atau barang yang sudah dibeli dikembalikan lagi kepada Bapak H.

Bahrud dan minta ganti dengan alasan durian yang penjual beli masih sebagian mentah, busuk dan kurang manis, Bapak H. Bahruddin tidak membantah lagi dan langsung diganti dengan durian dengan kualitas bagus.

Seperti wawancara dengan H.Ali selaku pemilik pohon durian beliau mengatakan.

“misalnya sama tengkulak ditawar dengan harga empat juta, ketika harga ini cocok maka durian ini diberikan atau dijual kepada temgkulak, tetapi saya disini menginginkan harga tertinggi dari para tengkulak jika ada tengkulak menawar dengan harga sekian itu tidak langsung dikasihkan, melainkan masih berfikir tetapi seringkali pembeli disini sanggub membayar dengan harga tinggi tetapi pembeli berkata: saya beli durian ini dengan harga sekian dan saya memberi uang panjar jika dua atau tiga hari lagi ada pembeli yang menawar lebih tinggi dari harga saya maka jualah durian itu dan uang panjar saya kembali dan saya sepakat , saya tidak ragu dan tidak ada unsur paksaan dari pmbeli dan disepakati oleh keduanya pada prakteknya jika harga pembeli awal lebih rendah dari pembeli kedua sesuai perjanjian maka durian tadi dijual kepada pembeli kedua sesuai dengan perjanjian jika tidak lebih dari tiga hari, ternyata pada hari kedua ada yang menawar lebih tinggi, kemudian dibatalkanlah jual beli yang awal tadi”.17

16 H.Bahruddin,wawancara,Pakis 10 April 2016.

17 H.Ali Wawancara , Pakis10 April 2016.

Dari wawancara diatas bahwa pembatalan jual beli yang dilakukan oleh penjual atau pemilik pohon dikarenakan ada pembeli durian yang menawar lebih tinggi dari pembeli pertama jadi jual beli yang sebelumnya sudah terlaksana kemudian dibatalkan kembali dan dijual kepada orang yang berbeda.

Pernah juaga terjadi pembatalan jual beli durian yang disebabkan oleh pembeli tidak mampu membayar sisa uang keseluruhan.

Seperti wawancara saya dengan pemilik pohon durian

“saya pernah menjual buah durian saya kepada tengkulak dengan harga yang sudah disepakati dengan memberikan panjar terlebih dahulu baru sisanya akan dilunasi tiga hari lagi setelah mulai memanen sebagian buah durian, jika pembeli dalam tiga hari lagi tidak mendapatkan uang maka pembeli datang kerumah memberitahukan kalau pembeli tidak mampu membayar sisa pelunasan itu, minta ditangguhkan pembeli berkata beri saya waktu beberapa hari untuk melunasi mungkin setelah durian ini laku, sayapun tidak setuju karna saya takut pembeli tetap tidak punya uang dan durian saya tidak laku kepada penjual lain dan akhirnya rontok saya akan mengalami rugi, akhirnya dibatalkan saja jual beli itu dan pembeli sepakat uang panjarpun dikembalikan lagi.”18

Dari wawancara diatas bahawa pembatalan jual beli dilakukan oleh penjual dikarenakan pembeli tidak mampu melunasi keseluruhan uang itu jika pelunasan ditangguhkan pemilik pohon hawatir pembeli tidak bisa melunasi pembelian durian tersebut.

Seperti wawancara dengan Bapak Abdurrohman selaku pembeli durian beliau mengatakan.

“Saya pernah membeli durian di rumah P.Dewi dan dimakan ditempat saya beli satu paket isi tiga dan salah satu durian itu saya buka dan ternyata isinya masih mentah maka saya bilang pada penjual kalau duriannya mentah, dan langsung diganti oleh penjual dengan durian yang lain, Ketika saya membeli durian saya sering memakannya ditempat karna jika saya bawa pulang durian yang saya beli dan terdapat buah durian yang mentah atau busuk saya malas dan tidak enak sendiri mau minta ganti rugi atau mengembalikan durian

18 P.Saro, wawancara, Pakis 10 April 2016

itu”jika terdapat yang mentah seperti yang saya alami maka saya minta untuk diganti dengan durian yang lain, penjualpun sepakat.19

Seperti wawancara dengan Bapak Imam selaku pembeli durian beliau mengatakan.

“saya pernah beli durian dirumah P. Hosen dan saya pernah mengalami membatalan jual beli durian dikarenakan busuk dan busuknya lebih banyak karna jika hanya busuknya sedikit maka tidak usah dikembalikan, waktu itu saya membeli durian seharga tujuh puluh ribu dan saya bawa pulang semua, saya tanya kepada penjual jika durian ini tidak manis (tawar) apakah saya boleh minta ganti durian ini? Jawab penjual, baik tidak manis, mentah atau busuk boleh minta ganti asal durian yang rusak dibawa kesini”20

Seperti wawancara dengan Bapak Mai selaku pembeli durian beliau mengatakan.

“Saya pernah membeli durian dirumah H. Bahrud waktu itu saya membeli tidak untuk dikonsumsi sendiri melainkan membelikannya untuk saudara saya ditanggul, waktu itu saya beli lima buah durian seharga seratus ribu rupiah, saya mengetahui durian itu mentah setelah saya dirumah pulang dari menghantar durian itu, saudara saya bilang kalau durian yang saya hantar mentah, akhirnya saya pergi kerumah H. Bahrud untuk memberi tau kalau durian yang saya beli kemaren mentah tetapi bukan saya yang makan melainkan saudara saya gimana dengan hal tersebut, ya tidak apa biar saya ganti berapa yang mentah, langsunglah diganti sejumlah durian yang mentah.”21

Seperti wawancara dengan Bapak Mastur selaku pembeli durian beliau mengatakan.

“saya pernah membeli durian dirambipuji pada P.Aan (tetangga sendiri) tetapi alasan saya beli disana duriannya telah dibawa semua, saya beli dua durian ternyata setelah sampai dirumah durian yang saya buka mentah, saya bilang kepada penjual tetapi duriannya sudah habis untuk menganti akhirnya saya mendapat pengembalian uang utuh tanpa potongan”22

Seperti wawancara dengan Bapak Isnaini selaku pembeli durian beliau mengatakan.

“Saya pernah membeli durian di rumah P.Wahid dengan jumlah banyak dan saya memilih yang harum bentuknya bagus, tetapi dari sekian banyak durian setelah dibuka tidak semuanya bagus tetapi ada yng masih mentah belum siap

19 Abdurrohman, wawancara, pakis 10 April 2016.

20 Imam, wawancara pakis, 10 April 2016.

21 P. Mai, wawancara paki,s 10 April 2016.

22 P.Mastur, wawancara paki,s 10 April 2016.

untuk dikonsumsi, saya tidak menghiraukan biar sudah tidak apa, tetapi setelah saya beli lagi terdapat durian yang masih mentah bahkan ada juga yang masih tawar, jadi saya memberitahukan kepada penjual maka penjual siap mengganti dan digantilah durian yang mentah dan tawar tadi”23

Dari hasil wawancara tersebut banyak cara yang dilakukan oleh pembeli dalam mengembalikan buah durian

Dipasaran harga durian digolongkan sesuai jenis dan kualitas durian itu sendiri, harga juga masih suka naik turun karena berbagai faktor seperti keadaan cuaca yang menjadikan durian jarang berbuah dan lain sebagainya.

Harga Durian dengan rincian kurang lebih seperti dibawah ini:

Golongan A - A+, dengan harga Rp. 50.000,00 – Rp. 100.000,00 Golongan B - B+, dengan harga Rp. 30.000,00 – Rp. 37.500,00 Golongan C - C+, dengan harga Rp. 20.000,00 – Rp. 30.000,00 Golongan D - D+, dengan harga Rp. 10.000,00 – Rp. 20.000,00

3. Tinjauan fiqih Syafi’iyah dan Hanafiyah terhadap Praktek Pembatalan Jual Beli

Dokumen terkait