• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, karena data-data yang dikumpulkan adalah data-data yang bersifat deskriptif, berdasrkan pada fenomena khusus yang diteliti yaitu tentang strategi guru dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun di RA Amaliya dan kendala dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun.

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen kunci secara langsung mengumpulkan data melalui observasi, dokumentasi, wawancara dengan informan kunci di lapangan. Untuk melakukan penelitian ini diperlukan metode penelitian yang tersusun secara sistematis agar data yang diperoleh benar keabsahannya sehingga penelitian ini layak untuk diuji kebenarannya.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaanya dilokasi penelitian mutlak diperlukan.55 Berdasarkan hal tersebut, keberadaan seorang peneliti sangat penting untuk mencari informasi-informasi yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti. Kehadiran peneliti juga sangat berperan dalam menentukan keabsahan dan kevalidan data dalam penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti hadir secara langsung dan berperan sebagai instrumen kunci serta melibatkan diri dalam kegiatan yang diteliti dalam rangka menghimpun dan mengumpulkan data, peneliti menemui langsung pihak-pihak yang

55Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, (Mataram: UIN, 2020), hlm. 29.

dapat memberikan informasi atau data halnya guru-guru, peserta didik, dan pihak terkait. Peneliti dalam hal ini berperan sebagai pengamat penuh dan keadaan status peneliti diketahui informan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah RA Amaliya Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022. Subjek penelitiannya yaitu guru RA, peserta didik dan pihak yang terkait. Kemudian objeknya adalah strategi guru dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun di RA Amaliya dan kendala dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun.

4. Sumber Data

Menurut Lofland Dan Lofland dalam Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.56 Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer diartikan sebagai sumber data yang langsung diperoleh dari orang atau lembaga yang mempunyai

56Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfa Beta, 2016), hlm. 157.

wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan ataupun penyimpanan dokumen atau sumber data pokok yang langsung dikumpulkan peneliti dari objek penelitian.57 Data yang dihasilkan merupakan data yang langsung dikumpulkan dari individu-individu yang diteliti baik dengan observasi maupun wawancara. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah guru-guru, peserta didik dan juga kepala sekolah RA Amaliya yang dapat memberikan informasi tentang strategi guru dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun di RA Amaliya dan kendala dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder adalah informasi yang tidak secara langsung diperoleh dari orang atau lembaga yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi yang ada padanya, atau sumber data tambahan yang menurut penelitian menunjang data pokok.58 Sumber data sekunder diperoleh dari dokumentasi tertulis atau beberapa foto yang berkaitan dengan

57Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm. 152.

58Ibid.

strategi guru dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun dan kendala yang dihadapi guru dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun.

5. Prosedur Pengumpulan Data a. Metode Observasi

Secara bahasa observasi berarti memperhatikan dengan penuh perhatian seseorang atau sesuatu, memperhatikan dengan penuh perhatian berarti mengamati tentang apa yang terjadi.59 Beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1) Observasi partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai

59Uhar Uharsaputra, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan Tindakan, (Bandung: Refika Aditama, 2014), hlm. 209.

mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.60

2) Observasi Non Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat langsung dalam proses kegiatan atau kehidupan orang-orang yang sedang diteliti, peneliti hanya mengamati dari jarak jauh.61 Observasi yang dilakukan peneliti disini adalah hanya menggunakan satu metode observasi, yaitu observasi partisipatif untuk mengumpulkan data. Dalam observasi ini peneliti terlibat dalam proses belajar mengajar orang yang diteliti atau yang digunakan sebagai sumber data. Selain melakukan pengamatan peneliti juga ikut dalam kegiatan yang dilakukan oleh sumber data. Dengan observasi partisipatif ini, data yang diperoleh oleh peneliti lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat mana pengenalan membaca pada anak usia 5-6 tahun yang tampak. Sehingga dengan metode observasi ini peneliti mendapatkan hasil mengenai sejauh mana strategi guru dalam pengenalan membaca

60Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2010), hlm. 227.

61 Johni Dimyati, Metode Penelitian Pendidikan & Aplikasinya Padq Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), (Jakarta: Kencana Prenadamedia group, 2013), hlm. 98.

permulaan serta kendala dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun di RA Amaliya.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh seorang kepada orang lain dengan maksud mendapatkan informasi mengenai sesutu hal. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.62 1) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.

62Ali Imron, Manajemen Siswa Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 129.

2) Wawancara Semiterstruktur

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

3) Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.63

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur untuk menghimpun data dari informan agar terkumpul informasi-informasi yang jelas dan detail, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan informan.

Dalam pelaksanaannya, wawancara ini dilakukan kepada guru-guru di sekolah RA Amaliya, peserta didik dan pihak-

63Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 319- 320.

pihak yang dapat memberikan informasi mengenai strategi guru dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun dan kendala dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun.

c. Metode Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.64 Penggunaan metode dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kajian penelitian mengenai strategi guru dalam pengenalan membaca permulaan dan kendala dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

64Ibid., hlm. 329.

dengan data, mengorganisasikan data, memilihnya menjadi satuan yang dapat diceritakan kepada orang lain.65

Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara umum, yaitu sebagai berikut:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Makin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.66 Reduksi data dalam penelitian ini yaitu merangkum hasil observasi dan wawancara kemudian memilih hasil wawancara dan observasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, tentang strategi guru dalam pengenalan

65Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian..., hlm. 248.

66Sugiyono, Metode Penelitian..., hlm. 338.

membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun di RA Amaliya dan kendala dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun di RA Amaliya.

b. Data Display (penyajian data)

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.67 Dengan mendisplaykan data, maka memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan juga merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah diapahami tersebut, tentang strategi guru dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun di RA Amaliya dan kendala dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun di RA Amaliya.

67Ibid., hlm. 341.

c. Conclusion Drawing/ Verification

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.68

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data-data yang diperoleh, yakni dengan data dari hasil observasi dan wawancara, kemudian data tersebut dianalisis secara induktif.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apa bila tidak ada perbedaan antara yang

68Ibid., hlm. 345.

dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.69

Agar data temuan yang diperoleh menjadi lebih absah dan valid. Berikut ini beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data yang perlu dilakukan penelitian antara lain:

a. Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawanacara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang benar atau tidak. Apabila data yang diperoleh selama ini dicek kembali pada sumber data lain ternyata tidak benar,

69Ibid., hlm 365.

maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan pristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Peneliti meningkatkan ketekunan dengan berbagai cara, seperti membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian dan dokumen- dokumen yang terkait dengan temuan yang diteliti, sehingga dapat diperiksa data yang ditemukan itu benar/ dipercaya atau tidak.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan dan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.70

70Ibid., hlm. 372.

1) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.71 Triangulasi sumber ini peneliti gunakan untuk membandingkan informasi yang didapatkan dari guru-guru, peserta didik dan kepala sekolah dengan sebagai objek dari penelitian ini melalui wawancara, observasi mendalam dan dokumentasi berupa hasil strategi guru dalam pengenalan membaca pemulaan untuk anak usia 5-6 tahun dan kendala dalam pengenalan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun.

2) Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.72 Data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi kepada guru-guru RA Amaliya, peserta didik, maupun kepala sekolah.

71 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian..., hlm. 495.

72 Ibid.

d. Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebaliknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.73

Adapun referensi yang digunakan peneliti yaitu catatan lapangan, buku atau arsip penting, yang berkaitan dengan profil anak usia dini, teori tentang strategi guru dalam pengenalan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun, dan buku-buku relevan untuk memenuhi kebutuhan penelitian.

Dokumen terkait