• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitan kualitatif, penelitian kualitatif merupakan penelitan yang menggambarkan sifat-sifat individu, gejala, keadaan, atau kelompok tertentu untuk menentukan ada tidaknya hubungan dalam masyarakat antara gejala yang satu dengan gejala yang lain secara alamiah.33

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dikarenakan peneliti berupaya memaparkan hasil penelitian yang ada di lapangan sesuai dengan kondisi objek yang alamiah secara detail dan mendalam, yaitu pada perubahan perjanjian bagi hasil

31 Chapra dalam M. Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 5.

32 Beni Ahmad Saebani, Hukum Ekonomi Syariah & Akad Syariah di Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2018), hlm. 17-18.

33 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 25.

25

lahan pertanian terhadap pihak yang beri‟tikad baik serta perlindungan hukum dalam hukum ekonomi syariah.

Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan yuridis sosiologis dengan cara mengkaji kaidah-kaidah, konsep, pandangan masyarakat, doktrin-doktrin hukum yang diperoleh dari bahan hukum sekunder, mengidentifikasikan dan menerjemahkan hukum sebagai institusi sosial yang rill dan fungsional dalam kehidupan yang nyata. Pendakatan yuridis sosiologis dalam penelitian ini menekankan padapenelitian yang bertujuan memperoleh pengetahuan hukum secara empiris dengan jalan terjun langsung ke lapangan.34

2. Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu dengan wawancara dan observasi.35 Jenis data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian, hasil penelitian yang berbentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi dan peraturan perundang-undangan.36

Berkaitan dengan apa yang telah dijelaskan diatas maka peneliti dapat mengetahui bahwa sumber data primer dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi yang peneliti lakukan terhadap para petani melon di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yakni, buku, jurnal, undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap perubahan perjanjian.

34 CH. Medi Suharyono, “Tinjauan Yuridis Sosiologis Terhadap Meningkatnya Kekerasan dengan Menggunakan Senjata Api”, Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, Vol. 19, Nomor 4, Oktober 2012, hlm. 630.

35 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmum Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), hlm. 106.

36 Zainnuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), hlm. 106.

26 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti, antara lain:

a) Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung guna memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.37 Teknik observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu teknik observasi partisipan dan teknik observasi non partisipan.38

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi non partisipan, kehadiran peneliti hanya mengamati yang terjadi pada objek penelitian tanpa harus berpartisipasi secara langsung atas objek apa yang peneliti lakukan. Penelitian ini dilakukan observasi yang berkaitan dengan perilaku dari para petani terkait i„tikad tidak baik.

b) Wawancara

Wawancara adalah cara atau kegiatan untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada informan. Wawancara juga merupakan suatu interaksi dan komunikasi dari data mengenai objek yang diteliti. Wawancara terbagi menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Adapun jenis- jenis wawancara terbagi menjadi dua yaitu:

Wawancara terstruktur ini dilakukan dengan cara pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis terlebih dahulu yang dialternative jawabanya pun sudah di siapkan.39

37 Djama‟an Satori, dkk. Metode Peneltian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 104.

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 145.

39 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, CV: Jl. Gekerkalog Hilir No. 84, 2018), hlm. 194.

27

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya untuk berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.40

Peneliti melakukan wawancara terhadap para petani yang beri‟tikad tidak baik. Hal-hal yang akan di wawancarai peneliti adalah: Pertama, sejak kapan pihak pemilik lahan mengtahui bahwa perjanjian tersebut dirubah; Kedua, apa alasan para pihak merubah perjanjian yang telah disepakati dari awal; Ketiga, dari mana pemilik mengetahui bahwa perjanjian tersebut dirubah.

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu proses dalam pengumpulan data, penyimpanan informasi di bidnag pengetahuan dan pencatatan terhadap berkas-berkas maupun dokumen-dokumen, serta buku-buku yang berhubungan dengan materi yang dibahas.41

Dokumentasi yang akan peneliti lakukan berkaitan dengan profil di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah.

4. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data merupakan cara untuk mengelola sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersbeut menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema yang dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

40 Amiruddin dan Zainal Asikin, Ibid. hlm. 191-192.

41 Abdin Zainal Amirudin, Pengantar Metode dan Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 30.

28

Metode analisis data yang peneliti gunakan disini adalah metode analisis kualitatif, yakni melakukan penafsiran terhadap data primer maupun sekunder, kemudian ditafsirkan dan dirumuskan kedalam kalimat yang tersusun secara sistematis dan dapat ditarik sebuah kesimpulan.42

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, maka peneliti melakukan analisis data menggunakan teknis yang dikemukankan oleh Miles dan Huberman membagi analisis data ke dalam tiga tahapan, yaitu: Reduksi data/Data Reduction, Penyajian data/data display, dan penarikan kesimpulan/Conclusion Drawing/

Verification.43

Proses analisis data yang peneliti lakukan adalah terlebih dahulu adalah melakukan reduksi data yaitu data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang berkaitan dengan perilaku dari para petani terkait i‟tikad tidak baik, selanjutnya merangkum memisahkan hal-hal yang penting untuk mendapatkan gambaran lebih jelas sehingga mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data untuk kedepannya. Setelah itu peneliti melakukan penyajian data penelitian dengan sedemikian rupa sehingga hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yang akan disajikan dalam bentuk naratif dan pada akhirnya dilakukan dalam bentuk analisis terkait perlindungan hukum bagi pihak yang beri‟tikad baik dalam perubahan perjanjian bagi hasil lahan pertanian.

5. Teknik Validitas Data

Validitas data merupakan data yang terkumpul dari data yang ditemukan di lapangan adalah hal yang sangat penting dalam suatu penelitian. Dimana data yang salah akan menyebabkan penarikan kesimpulan yang salah juga, untuk itu peneliti

42 Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 4.

43 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta CV, 2015), hlm. 91.

29

melakukan validitas data dalam hal menguji keabsahannya, yaitu dengan cara metode trianggulasi dan kecukupan referensi sebagai berikut:

a) Trianggulasi

Trianggulasi adalah upaya pengumpulan data yang abasah dengan menggunakan metode ganda yaitu yang dipergunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode ganda yaitu memadukan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada atau memanfataakan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri untuk kepentingan validasi atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Trianggulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data hasil wawancara yang satu denga hasil wawancara yang lainnya, membandingkan hasil dokumentasi satu dengan dokumentasi yang lain. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumentasi, menghasilkan data wawancara dengan data observasi, dan membanndingkan dat hasil dokumentasi dengan data observasi.44 b) Kecukupan referensi

Kecukupan referensi pada penelitian ini peneliti melakukan penelusuran secara terus menerus terhadap referensi yang berkaitan dengan penelitian. Setelah referensi ditemukan dan dianggap berkaitan dengan topik penelitian maka referensi tersebut digunakan seebagai bahan penyusunan dalam skripsi ini.

44 Ibid, hlm. 125.

30 H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penyusunan hasil penelitian kualitatif ini mengacu pada buku pedoman skripsi UIN Mataram agar proses penelitian dapat terarah dengan baik. Berikut sistematika pembahasan dalam setiap bab:

Bab I merupakan Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II mengungkap seluruh data temuan. Pada bab ini penulis menjelasakan tentang gambaran umum. Penjelasan deskripsi lokasi penelitian yang mencangkup gambaran umum tentang aspek geografis, topografi, klimatologi, demografi, keadaan ekonomi, dan keadaan penduduk di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Bagian ini berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai proses pelaksanaan perubahan perjanjian dengan objek lahan pertanian.

Bab III sebagai bab pembahasan berisi tentang analisis proses pelaksanaan perubahan perjanjian di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah, dan tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap pihak yang beri‟tikad baik dalam perubahan perjanjian

Bab IV berisi serangkaian akhir dari sebuah penelitian, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan dimaksudkan sebagai penegasan terhadap hasil penelitian.

Sedangkan saran merupakan harapan peneliti kepada semua pihak yang berhubungan dengan masalah yang diangkat oleh peneliti dengan harapan dapat memberikan kontribusi ke depannya.

31

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Mujur

Pada zaman Kerajaan Datu Pejanggik dulu ada seorang Pemban Aji yang bernama H. Abdurrahman, beliau memiliki kegemaran Mikat (Menangkap Burung) dalam perjalanannya menangkap burung di beberapa tempat mengikuti arah sungai hanya di hutan sekitar Mujur yang sekarang inilah tempat mereka selalu Mujur (menangkap hasil yang selalu banyak) akhirnya beberapa kali beliau datang, beliau selalu betah berada di hutan itu sering beliau berlama-lama istirahat di tempat itu sambil tidur-tiduran di atas sebuah batu yang bernama Batu Belo (batu panjang) batu ini sekarang sudah tertimbun tanah terletak di sebelah utaranya Lengkok Dewe pinggir sungai dekat jembatan Desa Mujur sebelah barat gedung serba guna Desa Mujur yang sekarang berdiri.

Adapun asal mula masyarakat Desa Mujur adalah berasal dari Sukaraja (Desa Sukaraja Sekarang). Diceritakan pada zaman dahulu di Sukaraja itu sering terjadi perkelahian antar kelompok-kelompok keluarga, setiap kelompok keluarga yang lebih besar selalu ingin mendominasi kehidupan kelompok keluarga lain yang akhirnya menyebabkan timbulnya perkelahian. Bagi kelompok keluarga yang kalah atau merasa tertekan mereka pindah dan tinggal di daerah lain sampai sekarang.

Kembali ke cerita H. Abdurrahman yang setiap kali beliau datang ke Desa Mujur yang sekarang beliau selalu merasa betah dan nyaman tinggal disana. Akhirnya sebagian dari masyarakat Desa Sukaraja yang sekarang datang dan bermukim di Desa Mujur, mereka merasa damai dan tenteram di Desa itu sampai terbentuknya sebuah Desa yang dinamakan Desa Mujur dengan batas wilayah Desa yang

32

termasuk Desa Sukaraja yang sekarang, akhirnya dengan pertimbangan untuk memudahkan pelayanan masyarakat dan pemerataan Desa, maka dimekarkanlah Desa Mujur menjadi dua Desa yakni Desa Mujur dan Desa Sukaraja yang sekarang.

Adapun Kepala Desa yang telah memimpin Desa Mujur sampai sekarang ini sebanyak 16 (enam belas) orang Kepala Desa, 7 (tujuh) di antaranya diangkat dengan cara ditunjuk oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat, 6 (enam) di antaranya dipilih langsung oleh masyarakat sedangkan 4 (empat) orang adalah pejabat. Desa Mujur adalah salah satu Desa dari 10 (sepuluh) Desa yang berada di wilayah ibukota dan merupakan pusat kecamatan Praya Timur. Motto Desa Mujur adalah JUNAIDI yang memiliki kepanjangan (jujur, ulet, nasionalis, amanah, inspiratif, dedikatif, inovatif).

1) Jujur yaitu transparansi dalam penyelanggaraan pemeintahan Desa;

2) Ulet yaitu rajin, tekun dan giat dalam melaksankan kegiatan Desa;

3) Nasionalis yaitu taat dan patuh terhadap semua aturan yang ada;

4) Amanah yaitu tidak menyalah gunakan wewenang;

5) Inspiratif yaitu mampu menginspirasi masyarakat;

6) Dedikatif yaitu pengabdian dan loyalitas yang tinggi;

7) Inovatif yaitu berkarya untuk membangun Desa.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa setiap penduduk dan pemimpin di Desa Mujur haruslah bertindaksesuai hukum, bijaksana, santun, rukun, saling menghargai, gotong royong, cepat bertindak, giat bekerja serta menyelesaikan masalah dengan bijaksana, cemerlang, berdasarkan agama dan hukum adat maupun hukum negara dalam segala aspek demi kelangsungan kehidupan manusia dan alam seutuhnya.

33

STRUKTUR ORGANISASI KEPALA DESA MUJUR

KEPALA DESA JUNAIDI BPD

SEKRETARIS DESA MAHRIM, S. Pd.

KASI

PELAYANAN KASI KESRA KASI

PEMERINTAHAN KAUR UMUM KAUR

PERENCANAAN

KAUR KEUANGAN

NUJUM DEDI ARSAN FAOZAN SAIFUL AZHAQ SANUSI HAMIDAH

HARIWATI

Keterangan :

= alur perintah = alur koordinasi

KADUS MUNTUNG INGGU KADUS JONTLAK

KADUS OROK-OROK KADUS PENDEM

KADUS TEMBUKU KADUS MUNGKIK

KADUS KUDUNG ARE KADUS BUDIWATHON

KADUS PENGENDONG KADUS SENAYAN

KADUS BUNUT BAOK KADUS DAHE

KADUS SANTONG KADUS BERENYOK

KADUS TENAK BEAK KADUS LOKON

KADUS PERLUASAN KADUS GAWAH MALANG

KADUS KOLAK KADUS SERASAP

KADUS SEBOLET

34

Kepala Desa dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh para Kaur atau Staf Desa dan Kepala Dusun yaitu:

Tabel 2.1

Struktur organisasi pemerintahan Desa

No Nama Jabatan Ket

1 Junaidi Kepala Desa

2 Mahrim, S.Pd Sekretaris Desa

3 Faozan Kasi Pemerintahan

4 Dedi Arsan Kasi Kesejahteraan

5 Nujum Kasi Pelayanan

6 Jumiri Kaur TU &Umum

7 Nurman, SH Kaur Keuangan

8 Sanusi Kaur Perencanaan

9 Samsul Hadi Staf Pembantu

10 Hamdiah Hariwati Staf Pembantu

11 Husman Staf Pembantu

12 Saiful Azhaq Staf Pembantu

13 H. Sapari Kadus Orok-orok

14 Sapi‟i Kadus Mungkik

15 Suharudin Kadus Budiwaton

16 Husni Thamrin Kadus Mt. Inggu

17 M Fauzi, S.Ag Kadus Pendem

18 Fathurrahman, S.Pd Kadus Kolak

19 Sa‟at Kadus Perluasan

20 Ayim Kadus Sebolet

35

21 Murtawan Kadus Tanak Beak

22 Fauzan, S.Pd Kadus Pengendong

23 Lendri Handoyo Kadus Bunut Baok

24 Miharjan Kadus Santong

25 Mauzirrahman, S.Hi Kadus Kudung Are 26 H. Nurman Yasin Kadus Tembuku

27 Sadli Kadus Senayan

28 Abdul Mugni Kadus Dahe

29 Nurjane, S.Pd.I Kadus Berenyok 30 Khaerul Anom Kadus Jontlak

31 Syahmin Kadus Lokon

32 Lukman Kadus Gawah Malang

33 Suhaimi Kadus Serasap

Sumber data: Profil Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2019.

Tabel di atas menjelaskan bahwa Kepala Desa tidak mungkin mampu menjalankan tugasnya sendiri, maka dari itu dibantulah oleh Staf Desa dan para Tokoh Masyarakat atau Kepala Dusun seperti tabel di atas.

2. Aspek Geografis

Secara geografis Desa Mujur berada -8.7597053 Bujur Timur dan 116.3461183 Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara: Desa Persiapan Lelong dan Desa Loang Make;

b) Sebelah Selatan: Desa Marong dan Desa Gapura;

c) Sebelah Barat: Desa Pejanggik dan Desa Sukaraja;

d) Sebelah Timur: Desa Sengkerang.

36

Secara adminstrasi Desa Mujur terdiri dari 21 Dusun di antaranya:

1. Dusun Orok-orok;

2. Dusun Muntung Inggu;

3. Dusun Pendem;

4. Dusun Jontlak;

5. Dusun Tanak Beak;

6. Dusun Perluasan;

7. Dusun Kolak;

8. Dusun Sebolet;

9. Dusun Santong;

10. Dusun Bunut Baok;

11. Dusun Pengendong;

12. Dusun Kudung Are;

13. Dusun Mungkik;

14. Dusun Budiwathon;

15. Dusun Tembuku;

16. Dusun Senayan;

17. Dusun Dahe;

18. Dusun Berenyok;

19. Dusun Lokon;

20. Dusun Gawah Malang;

21. Dusun Serasap.

37 3. Topografi

Berdasarkan kondisi topografinya wilayah Desa Mujur dikatagorikan sebagai berikut:

1) Ketinggian 107 meter diatas permukaa laut, memiliki luas sebesar 955 Ha luas wilayah.

2) Tingkat kemiringan 21-800 merupakan tingkat kemeiringan wilayah yang paling luas.

4. Klimatologi

Desa Mujur termasuk wilayah yang beriklim tropis, dengan musim, yakni kemarau (April-September) dan musim hujan (Oktober- Maret) dengan temperatur suhu udara rata-rata berkisar antara 25 oC - 32,78 0C, dimana suhu maksimum terjadi pada bulan oktober dan november dengan suhu 33,80 C, serta suhu terendah yang mencapai 170 C.

Dilihat dari letak geografis wilayah dengan batas-batas alam yang cukup strategis karena batas alam berupa kali dan batas perkebunan warga sebagai batas wilayah dusun dan batas wilayah Desa yang merupakan pembatas antar Desa tetangga.

5. Demografi

a) Luas Desa Mujur : 955 Ha b) Lahan Pemukiman : 142 Ha c) Lahan Persawahan : 798 Ha

d) Pekarangan : 51.5 Ha

e) Perkantoran : 6.5 Ha

f) Prasarana Umum lainnya : 52.45 Ha g) Lapangan Olah Raga : 1.1 Ha

38

h) Pasar : 1 Ha

i) Terminal : 0.5 Ha

j) Kuburan : 0.35 Ha

k) Sekolah : 6.5 Ha

6. Keadaan Ekonomi

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Mujur dapat terindentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian seperti: petani, buruh tani, pegawai negeri sipil, pengrajin industri rumah tangga. Pedagang keliling, peternak, montir, pembantu rumah tangga, TNI/POLRI, pengusaha kecil dan menengah, guru swasta, karyawan perusahaan swasta, tukang bangunan, supir, ojek dan lain-lain yang secara langsung maupun tidak langsung, telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Desa Mujur.

Tabel 2.2 Mata Pencarian Pokok

Jenis Pekerjaan Lak-Laki Perempuan

1 Petani 659 Orang 178 Orang

2 Buruh Tani 859 Orang 357 Orang

3 Pegawai Negri Sipil 312 Orang 112 Orang

4 Pengrajin Industri Rumah Tangga

75 Orang 156 Orang

5 Pedagang Keliling 58 Orang 46 Orang

6 Peternak 200 Orang - Orang

39

7 Montir 16 Orang - Orang

8 Pembantu Rumah Tangga - Orang - Orang

9 TNI 18 Orang - Orang

10 POLRI 25 Orang - Orang

12 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 3 Orang - Orang

13 Pengusaha Kecil dan Menengah

144 Orang 210 Orang

14 Pengacara - Orang - Orang

15 Dukun Kampung Terlatih - Orang - Orang

16 Jasa Pengobatan Alternatif - Orang - Orang

17 Arsitektur - Orang - Orang

18 Guru Swasta 141 Orang 55 Orang

19 Karyawan Perusahaan Swasta

200 Orang 36 Orang

20 Tukang Bangunan 156 Orang 0 Orang

21 Buruh Harian Lepas 229 Orang 164 Orang

22 Sopir 131 Orang 0 Orang

23 Ojek 42 Orang 0 Orang

40

24 Dokter Swasta - Orang 3 Orang

25 Perawat Swasta 15 Orang 25 Orang

26 Bidan Swasta - Orang 9 Orang

Jumlah 3.246 Orang 1.351 Orang

Sumber data: Profil Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2019.

Dari daftar pencarian masyarakat Desa Mujur di atas menunjukkan bahwa sektor pertanian di Desa Mujur masih merupakan sumber mata pencarian utama sebagian besar penduduknya dan menjadi pendukung utama dalam perekonomian masyarakat lalu diurutan kedua buruh tani lalu pegawai negeri sipil dan seterusnya.

7. Keadaan Penduduk

Desa Mujur memiliki jumlah penduduk yang cukup padat yang menyebar di seluruh wilayah Desa Mujur yang berjumlah 10.019 jiwa di antaranya laki-laki berjumlah 4972 jiwa dan perempuan 5047 jiwa yang terbagi dalam 3006 Kepala Keluarga (KK). Dan semua penduduk Desa Mujur beragama Islam.

Penduduk Desa Mujur memiliki berbagai pendidikan yang cukup beragam, mulai dari masyarakat yang tidak tamat sekolah dasar (SD) hingga masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Adapun daftar status penddikan masyarakat Desa Mujur tahun 2019.

41 Tabel 2.3

Tingkat Potensi Pendidikan Penduduk Desa Mujur tahun 2019

Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Jumlah penduduk buta aksara dan huruf latin 97 Orang

2 Usia 3-6 tahun yang belum Masuk TK 142 Orang

3 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/ Play Group 214 Orang

4 Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 107 Orang

5 Usia 7-18 tahun yang Sedang sekolah 213 Orang

6 Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 1008 Orang

7 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak Tamat

1538Orang

8 Tamat SD/Sederajat 401 Orang

9 Tamat SMP/Sederajat 287 Orang

10 Tamat SMA/Sederajat 411 Orang

11 Tamat D-1/Sederajat 34 Orang

12 Tamat D-2/Sederajat 67 Orang

13 Tamat D-3/Sederajat 33 Orang

14 Tamat S-1/Sederajat 187 Orang

15 Tamat S-2/Sederajat 63 Orang

42

16 Tamat S-3/Sederajat - Orang

17 Sedang Sekolah SLB C - Orang

18 Jumlah penduduk cacat Fisik dan Mental - Orang

Jumlah Total 4.902 Orang

Sumber data: Profil Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2019.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa masyarakat yang menempuh pendidikan di Desa Mujur jelas terlihat sudah memiliki kesadaran betapa pentingnya suatu pendidikan.45

B. Praktik Bagi Hasil Lahan Pertanian

Dalam sistem pertanian di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah, banyak petani yang mempunyai lahan namun tidak mampu menggarap lahannya sendiri, disisi lain banyak petani yang mampu bekerja dan tidak memiliki lahan sendiri. Sehingga terjadilah kerja sama antara pihak pemilik lahan yang tidak mampu mengerjakan lahannya sendiri dan mempunyai kelebihan lahan dengan diberikan kepada pihak penggarap yang mampu bekerja dan tidak mempunyai lahan untuk digarap.

Pihak penggarap berhak mengelola lahan tersebut sesuai dengan musim dan kesepakatan antara pihak pemilik lahan dan pihak penggarap. Banyak petani yang mempunyai lahan namun sudah tidak bisa menggarap lahannya karena tidak punya banyak tenaga dan waktu, sehingga menyerahkan kepada pihak penggarap.

45 Profil Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2019 di kutip pada hari Kamis tanggal 8 Desember 2022.

43

Dalam sisi yang lain banyak petani miskin yang tidak memiliki lahan, sehingga menerima pekerjaaan dari pihak pemilik lahan untuk menggarap lahannya dengan sistem bagi hasil.

Proses kerjasama antara pihak pemilik lahan dengan pihak penggarap diawali dengan pertemuan antara kedua belah pihak. Dalam pertemuan tersebut ada niat salah satu di antara mereka, mengawali pertemuan bisa dari pihak pemilik lahan mendatangi pihak penggarap agar tanahnya digarap, ataupun sebaliknya pihak penggarap mendatangi pihak pemilik lahan untuk meminta tanahnya agar bisa digarap. Sehingga terjadilah persetujuan antara kedua belah pihak, di mana pihak pemilik lahan yang mempunyai hak untuk menentukan jenis tanaman.46

Dalam pelaksanaan perjanjian bagi hasil yang terjadi di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah, yang perjanjian awalnya adalah perjanjian bagi hasil dan sudah disepakati secara bersama-sama antara pihak pemilik lahan dengan pihak penggrap secara lisan.

Kemudian faktor yang mendorong perjanjian bagi hasil ini adalah karena didasari oleh adat kebiasaan dari warga setempat yang sudah berlangsung lama. Perjanjian tersebut juga dilaksanakan atas dasar saling percaya antara pihak pemilik lahan dengan pihak penggarap, selain itu juga karena adanya faktor kekeluargaan dan rasa ingin saling tolong menolong.

Penggunaan tanah pertanian ini secara umum diatur dalam Undang - undang Dasar Tahun 1945 Pasal 33 ayat (3) ditentukan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasi oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (3) tersebut maka disusun

46 Bosna Trimanta, dkk. “Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian Antara Pemilik Sawah Dan Pengelola (Studi Di Desa Timbang Lawan Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat)”, Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah Vol. 3, Nomor. 2, Juni 2022, hlm, 373.

Dokumen terkait