BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
37
Jenis sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:
a) Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara langsung mengambil dari narasumber atau mengamati langsung keadaan dilapangan.64 Cara pengambilan data primer dalam penelitian ini adalah melalui observasi dan wawancara langsung dengan pembina pramuka, anggota peramuka, guru dan kepala sekolah.
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data skunder merupakan sumber data yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Dengan maksud peneliti tidak perlu hadir kapan dan dimanapun data dikumpulkan, contoh dari data skunder adalah data yang didapatkan tidak melalui nara sumber secara langsung seperti mengambil dokumen yang sudah ada.65
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
a) Pembina Pramuka MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
Alasan peneliti memilih pembina pramuka sebagai sumber data karena pembina pramuka adalah orang yang mengajar, melatih, membimbing sobyek penelitian (siswa).
b) Anggota Pramuka Siswa MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
64 James A. Blacek, Dean J. Champion, Methods and Issues in Social Research: Metode dan Masalah-masalah Sosial, terj. E Koswara dkk, (Jakarta: Refika Anggota IKAPI, 2001) cet ke-3, hlm. 231.
65 Ibid.
38
Alasan peneliti memilih siswa karena selain siswa yang menjadi obyek penelitian siswa juga mengetahui persis bagaimana keadaan obyek yang akan diteliti.
c) Guru MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
Alasan peneliti memilih guru sebagai sumber data karena guru adalah orang yang selalu melihat kegiatan-kegiatan obyek peneliti (siswa).
d) Kepala Sekolah MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
Alasan peneliti menjadikan kepala sekolah sebagai salah satu sumber data karena kepala sekolah yang merencanakan segala kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut.
Adapun dokumen-dokumen yang dibutuhkan pada penelitian ini antara lain, (1) Profil Sekolah, (2) Buku pengukur pencapaian, (30) Foto-foto yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan kepramukaan, (4) Data-data Pembina Pramuka dan data-data anggota pramuka siswa MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang memadai, maka prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti saat meneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
a) Observasi
Menurut Nasution (1988), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
39
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh dari observasi. Data tersebut dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil ( proton dan elektron) maupun benda yang sangat jauh (luar angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.66
Marshall (1995) menyatakan bahwa “ through observation, the researcher learen about behavior and the meaning attached to
those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.67
Agar data yang diperoleh lebih lengkap dan akurat peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif lengkap (complete participation) yaitu dalam melakukan pengumpulan data peneliti ikut membantu Pembina Pramuka secara penuh sehingga peneliti tidak terlihat melakukan penelitian, dengan begitu peneliti akan mengetahui perkembangan karakter siswa melalui pendidikan kepramukaan.
b) Wawancara/ Interview
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviwee) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer), interviwe digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data
66 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm 310.
67 Ibid.
40
tentang variable, latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap, terhadap sesuatu.68
Adapun teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Wawancara Terstruktur
“Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya pun telah disiapkan.69
2) Wawacara Semiterstruktur
“Pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan wawancara terstruktur, tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalah secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.”70 3) Wawancara tak berstruktur
“Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunkan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.”71
Dari teknik wawancara yang digunakan di atas, maka peneliti akan mendapatkan informasi berupa implementasi pendidikan kepramukaan dalam mengembangkan karakter siswa dari narasumber pada wawancara terstruktur. Adapun wawancara semiterstruktur bertujuan untuk mendapatkan informasi berupa pendapat dan ide-ide dari narasumber. Pada wawancara tak
68 Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian,( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 198.
69 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 319.
70 Ibid,. hlm 320
71 Ibid.
41
berstruktur bertujuan untuk memperoleh data atau informasi yang lebih mendalam mengenai subyek yang diteliti.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan berbagai pihak terkait yang sekiranya dapat melengkapi hasil penelitian, seperti, wawancara dengan pembina pramuka, siswa yang menjadi anggota pramuka, guru dan kepala sekolah MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok.
c) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain 72
Penggunaan metode dokumentasi ini sebagai pelengkap atau data skunder yang bertujuan untuk mengetahui seperti apa kegiatan Kepramukaan yang di laksanakan, untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian dan mengetahui profil MI Darus-Shidddiqien NW Mertak Paok.
6. Teknik Analisis Data
Setelah teknik pengumpulan data selesai, maka proses selanjutnya adalah analisis data. Data yang terkumpul selama melakukan penelitian
72 Ibid., hlm. 329.
42
perlu dianalisis dengan penuh ketelitian sehingga akan ditemukan suatu kesimpulan yang obyektif dari data yang diambil dalam penelitian.
“Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi- materi lain yang telah anda kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman anda sendiri mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan anda menyajikan apa yang yang sudah anda temukan kepada orang lain. Analisis melibatkan pekerjaan dengan data, penyusunan, dan pemecahannya ke dalam unit-unit yang dapat ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola, dan penemuan apa yang penting dan apa yang perlu dipelajari, dan pembuatan keputusan apa yang akan anda katakan kepada orang lain.”73
Tujuan dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung didalam data tersebut untuk memecahkan satu masalah. Mengingat penelitian ini berbrntuk kualitatif, maka pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang dilakukan secara interaktif. Dimana penelitian dan objek penelitian terlibat langsung secara terus menerus sehingga penelitian ini tuntas, dan menggunakan hasil analisis Aktivitas secara interaktif yang dimaksud dalam analisis data tersebut yakni, data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.
Analisis model Miles and Huberman:
a) Data Reduction (reduksi data)
“Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
73 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. 85.
43
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.”74
b) Data Display (penyajian data)
“Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan, “Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.75
c) Conclution Drawing/verification
“Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.”76
7. Pegecekan Keabsahan Data
Setelah peneliti melakukan analisis data, langkah selanjutnya adalah menguji validitas atau keabsahan data yang tujuannya untuk mengetahui apakah data yang diperoleh itu sesuai dengan keadaan di lapangan (lokasi penelitian). Keabsahan data ini bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang didapat oleh peneliti sesuai dengan apa yang ada dengan kenyataan di lokasi penelitian.
Ada beberapa teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan data, diantaranya adalah:
a) Perpanjangan Keikutsertaan
74 Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 338.
75 Ibid, hlm. 341
76 Ibid, hlm. 345.
44
Sebagaimana sudah dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.
“Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang telah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, semakin mempercayai sehingga tidak ada informasi yang yang disembunyikan lagi.”77
Dalam hal ini peneliti melakukan perpanjangan waktu menjadi 3 bulan penelitian yang mulanya 2 bulan penelitian.
b) Ketekunan Pengamatan
“Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.”78
Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah ketekunan dalam meneliti implementasi pendidikan kepramukaan dalam membentuk karakter siswa.
c) Triangulasi
77 Ibid, hlm. 369.
78 Ibid, 371
45
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
“Triangulasi dengan sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Pada triangulasi dengan teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner.
Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut,menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.” 79
Jadi triangulasi adalah salah satu cara untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas) dan tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti.
Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:
1) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.
79 Lexi, Metode Penelitian, hlm. 241.
46
2) Membandingkan data hasil observasi dengan wawancara dengan dokumen lain yang berkaitan dengan hasil implementasi pendidikan kepramukaan dalam mengembangkan karakter siswa.
3) Membandingkan keadaan perspektif yang satu dengan yang lainnya.
d) Kecukupan Referensi
Yang di maksud dengan bahan refrensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.80
Kecukupan refrensi peneliti gunakan landasan teoritis yang cukup kuat untuk merumuskan permasalahan. Karena itu peneliti selalu berpedoman pada kemuktahiran refrensi yang dengan banyak membaca refrensi-refrensi yang mendukung.
e) Mengadakan member Check
Member check merupakan proses pengecekan data yang diperoleh peneliti dari pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.81
Dalam mengadakan member check ini dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil sementara atau hasil akhir yang peneliti
80Sugiyono, Metode penelitian, hlm. 375.
81 Ibid, hlm. 377.
47
dapatkan dilapangan dengan pemberi data. Hal ini dilakukan ketika peneliti berada dilapangan untuk memperkuat keabsahan yang diperoleh.
Tehnik ini mengandung maksud sebagai salah satu tehnik pemeriksaan keabsahan data yaitu agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka, kejujuran dan memberikan kesempatan awal yang baik untuk memulai menjadikan dan mengkaji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk memeberikan gambaran yang jelas terhadap pokok-pokok bahasan yang penelitian ini, maka peneliti akan mendeskripsikan dalam sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, meliputi : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
BAB II : Paparan Data Temuan : pengungkapan seluruh data temuan penelitian. Pada bagian ini peneliti tidak akan mencampuri fakta temuan.
BAB III : Pembahasan : Peneliti membahas proses analisis terhadap temuan penelitian seperti paparan pada Bab II berdasarkan kerangka teoti atau perspektif penelitian sebagaiman diungkapkan pada pendahuluan.
BAB IV : Penutup : meliputi : Kesimpulan dan Saran.
48
Demikian gambaran sistematika pembahasan yang peneliti susun untuk memudahkan pembaca dalam menyimak dan memahami penelitian ini.
49 BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh dan mengetahui informasi mengenai gambaran umum lokasi penelitian, maka pada bagian ini peneliti membahas hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan lokasi penelitian.
1. Sejarah Singkat berdirinya MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
Madrasah Ibtidaiyah Darus-shiddiqien NW Mertak Paok bernaung di bawah Yayasan Pondok Pesantren Darus-shiddiqien NW Mertak Paok yang berlokasi di Dusun Mertak Paok, Desa Mekar Bersatu, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Madrasah ini pertama kali didirikan pada 25 oktober 1953 oleh H. Zakaria Mas’ud dan H. Zainuddin
dengan nama MI Nurul Ittihad kemudian pada tahun 1984 di rubah menjadi MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok karena disamakan dengan nama Madrasah Aliyah yang baru dibangun sekaligus peresmian menjadi Pondok Pesantren.82
2. Sejarah Singkat Pramuka di MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok Pramuka MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok berdiri pada tahun 1989 yang dibina oleh H. Mahruf dan Nurase. Pada tahun 1991 MI Darus- shiddiqien NW Mertak Paok dapat mengirim 8 orang siswa untuk mengikuti Jambore Nasional di Cibubur Jakarta Timur yang diikuti oleh 22.000 orang Pramuka se-Indonesia.83
82Muhyiddin, Wawancara, Mertak Paok, 14 September 2020.
83 H. Mahruf, Wawancara, Mertak Paok, 14 September 2020.
50
3. Visi, Misi serta Tujuan MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok84 a. Visi
Tercetaknya Tunas Bangsa yang Beriman, Bertakwa, Berakhlaq Tinggi serta Berkualitas.
b. Misi
1) Mewujudkan suasana madrasah yang islami, disiplin dalam kerja dan kerjasama.
2) Mewujudkan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).
3) Membangun prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki baik dibidang keagamaan maupun ilmu pengetahuan.
4) Mewujudkan peserta didik yang memiliki budaya bersih tertib dan budaya malu.
c. Tujuan
1) Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan.
2) Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat kabupaten Lombok Tengah.
3) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
4) Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar.
84 MI darus-shiddiqien NW Mertak Paok, Dokumentasi, 14 September 2020.
51
5) Menjadi sekolah yang diminati di masyarakat.
4. Sarana dan Prasarana MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
Sarana dan Prasarana merupakan wadah yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran.
Tabel 2.1
Sarana dan Prasarana MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok85
No Nama Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Kelas 6 Baik
4 Ruang BK - -
5 Ruang UKS 1 Baik
6 Ruang Tata Usaha 1 Baik
7 Ruang Perpustakaan 1 Baik
8 Musholla 1 Baik
9 Kamar Mandi Guru 1 Baik
10 Kamar Mandi Siswa 4 Baik
11 Rak Buku 4 Baik
12 Alat Olahraga 1 set Baik
13 Printer 2 Baik
14 Dapur 1 Baik
15 Kantin 1 Baik
16 Gudang 1 Baik
Mengenai sarana dan prasarana yang dapat mendukung keberlangsungan kegiatan pramuka bapak Muhyiddin, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Darus-Shiddiqien NW Mertak Paok menyatakan:
“Iya ada, kami menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pramuka. Seperti tenda, bendera, tali, tongkat, buku pramuka
85 MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok, Observasi, 14 September 2020.
52
dll. Untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan pada ibu Fadlunnisaq karena beliau yang menangani masalah tersebut”.86
Berikut sarana dan prasarana yang mendukung keberlangsungan kegiatan latihan pramuka dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 2.2
Sarana dan Prasarana Pramuka MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
No Nama Jumlah Keterangan
1 Tenda 2 Baik
2 Tali Pramuka 5 Baik
3 Tongkat 6 Baik
4 Bendera Pramuka 2 Baik
5 Bendera Wosem 2 Baik
6 Bendera Smapore 3 Pasang Baik
7 Lipri 2 Baik
8 Buku Pramuka 3 Baik
9 Kotak P3K 1 Baik
10 Bidai/splak 2 pasang Baik
11 Mitella 6 lembar Baik
Sarana dan Prasarana yang dapat menunjang keberlangsungan kegiatan pramuka di MI Darus-Shiddiqien NW Mertak Paok antara lain Tenda Pramuka 2 buah, Tali Pramuka berjumlah 5 buah dengan panjang 5 meter 2 buah dan yang 10 meter 3 buah, Tongkat Pramuka 5 buah, Bendera Paramuka dan Wosem masing-masing 2, bendera Smapore 3 pasang, lipri 2 buah, Buku Materi Pramuka 3 buah, P3K 1 kotak kecil, dibai/splak sebanyak 2 pasang dan Mitela sebanyak 6 lembar.87
5. Keadaan Pembina Pramuka, Guru dan Siswa MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
86Muhyiddin, Wawancara, Mertak Paok, 14 September 2020.
87 Fadlunnisaq, Wawancara, Mertak Paok, 14 September 2020
53 a. Pembina Pramuka
Pembina Prmuka merupakan anggota dewasa yang pernah mengikuti sekurang-kurangnya KMD (Kursus Mahir Dasar).
Ibu Fadlunnisaq, S.Pd.I menyatakan:
“Tugas Pembina pramuka dalam pendidikan kepramukaan berperan sebagai: Orang tua yang dapat memberi nasihat dan bimbingan. Guru yang mengajarkan berbagai pengetahuan dan keterampilan. Kakak yang dapat melindungi, mendampingi, adik- adiknya dan memberi kesempatan untuk memimpin sebagai latihan kepemimpinan. Teman yang dapat dipercaya dan menggerakkan kegiatan agar menarik, menyenangkan dan penuh tantangan sesuai golongan. Motivator, dan Fasilitator.”88
Tugas Pembina pramuka cukup berat karena Pembina merupakan panutan yang keteladanannya akan ditiru oleh peserta didik. Oleh sebab itu Pembina harus menjaga sikap, serta selalu berpegang pada semboyang Pembina yaitu Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana ( Ikhlas berbakti membina anak bangsa, berbudi luhur dan memberi kebajikan, serta menepati janji satunya kata dan perbuatan).89
Berdasarkan hasil dokumentasi pramuka MI darus-shiddiqien NW Mertak Paok, nama-nama Pembina pramuka yang ada di MI Daru-Shiddiqien NW Mertak Paok akan di paparkan dalam tabel di bawah ini.
88 Fadlunnisaq, Wawancara, Mertak Paok, 14 September 2020
89 Among Guru, “ Tugas, Tanggung Jawab, Dan Peran Pembina Pramuka dalam Pendidikan Kepramukaan”, dalam https://www.amongguru.com, diakses tanggal 8 November 2020 Pukul 12.44.
54
Tabel 2.3
Data Pembina Pramuka MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok 2019/202090
No Nama Jabatan Keterangan
1. H. Mahrup Pembina
Satuan
KMD (1987) KML (1989) 2. Muh. Hilmi, S.Pd.I Pembina
Putra
KMD (2014) 3. Fadlunnisaq, S.Pd.I Pembina
Putri
KMD (2014) 4. Khairunnisak, S.Pd Pembina
Pembantu I - 5. Laela Rahmatullah Pembina
Pembantu II -
Hal ini juga sesuai dengan penjelasan dari kepala sekolah Bapak Muhyiddin, S.Pd.I yang menyatakan:
“Ada 5 orang yakni bapak H. Mahruf, pak Hilmi dan buk Fadlunnisaq sebagai Pembina. Dan ada buk Khairunnisak dan Laela Rahmatullah sebagai Pembina pembantu”91
“Tidak semua, pada tahun 2014 kami mengirim pak Hilmi dan buk Fadlunnisaq untuk mengikuti KMD yang di adakan oleh Kwarcab, sedangkan bapak H. Mahruf beliau KMD sekitar tahun 90-an tepatnya saya kurang tau.”92
Dari data diatas, maka diketahui tidak semua Pembina pramuka di MI Darus-Shiddiqien NW Mertak Paok pernah mengikuti KMD (Kursus Mahir Dasar).
b. Guru
Guru juga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter serta meningkatkan hasil belajar siswa dan menjadi
90 MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok, Dokumentasi, 14 Oktober 2020
91 Muhyiddin, Wawancara, Mertak Paok, 14 September 2020.
92 Ibid
55
penyeimbang antara sikap religius, sosial dengan pengetahuan dan keterampilan siswa yang akan menghasilkan manusia yang berakhlak mulia dan berilmu sesuai yang ditekankan dalam kurikulum 2013 yang akan menjadi bekal menghadapi perkembangan yang semakin pesat.
MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok memiliki guru sebanyak 18 orang, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 2.4
Data guru dan karyawan di MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok 2019/202093
No Nama Jabatan
1. Mahyiddin, S.Pd.I Kepala Sekolah
2. H. Mahrup Guru Matematika
3. Seni Warni Hati, S.Pd.I Guru Bahasa Arab 4. Maskanah, S.Pd.I Guru SKI
5. Zurriati, S.Pd.I Guru Kelas 6. Suriati, S.Pd.I Guru Kelas 7. Rusmini, S.Pd.I Guru Kelas
8. Imtihanah, S.Pd.I Guru Al-Qur’an Hadis 9. Ahmad fahmi, S.Pd Guru Kelas
10. Yusita andriani, S.Pd Guru Kelas 11. Fadlunnisaq, S.Pd.I Guru Kelas
12. Zaenab, S.Pd.I Guru Aqidah Akhlak 13. Muh. Hilmi, S.Pd Guru Olahraga 14. Khairunnisak, S.Pd Guru Fiqih
15. Taufiqurrahman, A,Ma Guru Olahraga dan TU 16. Rauhul Badariah, S.Pd Guru Matematika 17. Ahmad Zainul Irfan, MA Guru Bahasa Inggris 18. Solatiah, A.Ma Guru Fiqih
c. Keadaan Siswa
Berikut data siswa di MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok :
93 MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok, Dokumentasi, 14 Oktober 2020.