BAB I PENDAHULUAN
F. Kerangka Teori
3. Nilai-nilai Karakter
Nilai-nilai yang dikembangkan pada pendidikan karakter di Indonesia diambil dari empat sumber yaitu:
a) Agama, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama.
b) Pancasila, merupakan Dasar Negara Indonesia.
c) Budaya, tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak memiliki nilai-nilai budaya di tengah masyarakatnya.
d) Tujuan Pendidikan Nasional, sebagai dasar rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia untuk mengembangkan
27
dan membentu watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdasarkan empat sumber tersebut maka telah teridentifikasi sejumlah nilai untuk mengembangkan pendidikan karakter pada table berikut.
Tabel 1.1
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter50 No Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang di anutnya, toleransi terhadap pelaksanaan inadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selaludapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbrdaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Sikap sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan dan menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya.
50Harto o, Pe didika Karakter Dala Kurikulu Jur al Budaya, Vol. 9, No or , Agustus 2014, hlm. 262.
28
6. Kreatif Erpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yag telah dimilki.
7. Mandiri Sikap dan perilku yang tidak mudah bergntung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas- tugasnya.
8. Demokratis Cara berfikir,bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewaiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tau Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dn meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kepedulian, kesetiaan dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan politik.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Kom unikatif
Sikap dan tindakan yang memperlihatkan rasa senang bergaul, berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, tindakan dan tutur kata yang membuat orang merasa senang, nyaman serta aman atas kehadirannya.
29
15. Gemar Membaca Kebiasaan meluangkan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang meberikan manfaat bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin member bantuan pada orang lain dan masyrakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibanyang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyaraka, lingkungan , Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Nilai-nilai Karakter yang terdapat dalam Gerakan Pramuka
Nilai-nilai karakter yang terdapat pada gerakan pramuka sudah tercover pada Dasadarma Pramuka. Oleh karena itu, Dasadarma mengandung pokok-pokok moral yang harus ditanam dan kembangkan pada anggota pramuka mulai sedini mungkin agar mereka berkembang menjadi manusia yang memiliki moral yang baik sesuai ajaran agama yang dianutnya. Semua itu telah terangkum dalam Dasadarma Pramuka yang menjadi pedoman seluruh anggota pramuka yang tentunya juga sesuai dengan ajaran-ajaran agama islam dan tidak bertentangan dengan Al- Qurán dan Hadis.
30
Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam Dasadarma Pramuka adalah:
a) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan bribadah menurut agam masing-masing dengan sebaik-baiknya, dengan menjalankan semua perintah-perintahnya serta meninggalkan segala larangan- larangannya.51
b) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Mmanusia harus tetap menjaga dan melestarikan alam, disamping menjaga dan melestarikan alam, manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bias hidup sendiri juga harus menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, Seorang manusia harus memahami bahwa mereka pasti membutuhkan orang lain, oleh karena itu mereka harus saling mencintai dan menyayangi.52
c) Patriot yang sopan dan kesatria
Setiap manusia seharusnya memiliki sikap sopan santun, tata karma. Seriap manusia harus bisa mengatur tutur karma dan sikapnya kepada orang lain baik orang yang lebih tua darinya maupun yang lebih muda darinya.53
51 Ahmad Zainal Arifin, “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Ekstrakulikuler Pramuka di SD Negeri Ngaliyan 03 Tahun Ajaran 2015/2016, (Skripsi, FITK UIN Walisongo Semarang, Semarang, 2015), hlm. 33.
52Ibid., hlm. 34.
53 Ibid., hlm. 35.
31
Pada Dasadarma ketiga ini memiliki dua poin yaitu patriot dan kesatria yang bermakna mencintaai tanah air dan memiliki keberanian.
d) Patuh dan suka bermusyawarah
Seorang anggota pramuka seharusnya belajar menghargai dan menerima pendapat orang lain, mematuhi kesepakatan, mempertahankan kepentingan bersama, mengutamakan persatuan dan kesatuan serta membina dirinya dalam bertingkh laku dan bertutur kata.54
Maksutnya disini, anggota pramuka diharapkan mampu mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan baik peraturan didalam agama, peraturan gerakan pramuka maupun aturan negara.
e) Rela menolong dan tabah
Seorang anggota pramuka senantia menolong sesama tanpa memandang bulu yang didasari oleh keikhlasan, dan ketulus tanpa mengharapkan imbalan dan pujian. Dalam setiap ujian yang dihadapi seorang anggota pramuka harus tabah dalam menghadapi segala cobaan, gangguan, tantangan dan hambatan.55
Jika kedua sikap ini dapat di laksanakan maka akan menjadi seorang anggota pramuka yang memiliki nilai sosial yang inggi.
f) Rajin, terampil dan gembira
54 Ibid., hlm. 37.
55 Ibid., hlm. 38.
32
Seorang anggota pramuka selalu melawan rasa malas dalam dirinya. Dan anggota pramuka padakenyataannya mempuyai banyak keahlian, keterampilan dan kecakapan.56
Setiap kegiatan pramuka dilaksanakan dengan berbagai macam permainan, hal ini bermaksut agar pelaksanaannya tidak monoton dan selalu menyenangkan. Hal inilah yang membuat anggota gerakan pramuka selalu gembira dalam melakukan kegiatannya.
g) Hemat, cermat dan bersahaja
Seorang anggota pramuka yang benar-benar mengamalkan isi kandungan Dasadarma tidak akan berlebih-lebihan, bersikap hidup sederhana. Dan selalu membuat perencanaan setiap kali kan bertindak.57
h) Disiplin, berani dan setia
Kedisiplinan memainkan peranan yang sangat menentukan dalam kehidupan manusia. Artinya jika anggota pramuka berbuat sesuatu dengan ketentuan dan sesuai aturan, maka ia akan selamat dalam melaksanakan segala hal.58
Keberanian anggota pramuka di kembangkan melalui berbagai kegiatan. Berbagai sifat alam dipelajari guna menghancurkan ketakutan yang tersimpan dalam diri anggota pramuka.
i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
56 Ibid., hlm. 40.
57Ibid., hlm. 41.
58Ibid., hlm. 42.
33
Seorang anggota pramuka seyogyanya mau dan mampu mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang dilakukannya.
Seseorang akan diberikan pahala yang paling baik diakhirat serta kebahagiaan di dunia jika menepati janjinya atas kepercayaan yang diberikan pada dirinya.59
j) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Memiliki daya pikir dan penalaran yang baik dalam menciptakan gagasan dan menyelesaikan masalah, berhati-hati dalam bertindak, bersikap, dan berbicara.60
Hal ini yang harus dimiliki oleh setiap anggota pramuka yang berarti selalu dapat menyumbangkan pendapat. Dan seorang anggota pramuka dapat dikatakan memiliki jiwa yang matang bila dalam setiap tingkah lakunya sudah mencerminkan tingkah laku yang suci dalam setiap pikiran, perkataan dan perbuatannya.
H. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang berupa informasi, uraian dalam bentuk prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya.
“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
59 Ibid., hlm. 43.
60 Ibid., hlm. 44.
34
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci pengambilan sempel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan tringulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.61
Sehubungan dengan itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini tidak hanya mengumpulkan dan menyusun data, tetapi juga menganalisis data. Yang mana pendekatan kualitatif merupakan sebagian prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu untuk memperoleh keterangan-keterangan yang luas dan mendalam mengenai Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam Membentuk Karakter Siswa MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok Tahun Pelajaran 2020/2021.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan karena peneliti sebagai instrumen kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan subyek dalam waktu penelitian yang sudah ditetapkan peneliti sekaligus sebagai pengumpulan data utama. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang kredibel dan sempurna.
Kehadiran peneliti di lokasi tidak bertujuan mempengaruhi kehidupan subyek yang diteliti, akan tetapi hanya untuk mendapatkan data-data yang
61Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,( Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.15.
35
akurat mengenai hal-hal yang ingin diperoleh dan dicapai oleh peneliti sendiri. Karena dengan kehadiran peneliti di lokasi penelitian bisa secara langsung melihat atau menilai apa yang akan diteliti. Jadi, kehadiran peneliti di lokasi penelitian merupakan kunci utama untuk memperoleh reabilitas dan validitas.
Dalam pengumpulan data peneliti perlu melibatkan diri dalam lingkungan sekolah yang akan diteliti dan menciptakan hubungan yang baik dengan pihak-pihak sekolah terutama dengan guru, pembina pramuka, dan siswa, supaya data dan informasi yang diperoleh betul-betul credible.
3. Lokasi Penelitian
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang gambaran umum lokasi penelitian, pada bagian ini peneliti akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan lokasi penelitian.
a. Gambaran Umum MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang gambaran umum lokasi penelitian, pada bagian ini peneliti akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan lokasi penelitian.
MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok merupakan salah satu diantara MI yang berada di Kecamatan Batukliang dan satu-satunya MI yang berada di Desa Mekar Bersatu. MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok terletak di lingkungan Pondok Pesantren Darus-shiddiqien Nw Mertak Paok, Dusun Mertak Paok, Desa Mekar Bersatu,
36
Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Secara sosiologis, MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok berada di lingkungan sosial dengan karakteristik penduduk yang religious dan plural baik profesi, adab, budaya dan lain sebagainya.
b. Letak Geografis MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok berada pada posisi yang tidak terlalu strategis yakni terletak di Dusun Mertak paok yang berjarak ± 2km dari kanto camat Batukliang.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok secara geografis berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Rumah Penduduk
Sebelah Selatan : Jalan Desa dan Gedung Sekolah MA, SMK dan MTs Darus-Shiddiqien NW Mertak Paok
Sebelah Timur : Rumah penduduk Sebelah Barat : Rumah penduduk.62 4. Sumber Data
“Sumber data adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.Istilah lain dari kata sumber data adalah data informasi. Sumber data informasi adalah orang-orang yang mampu memberikan keterangan tentang berbagai data yang berhubungan dengan penelitian.”63
62 Observasi, MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok, Mertak Paok, 28 November 2018
63 Lexi. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 157.
37
Jenis sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:
a) Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara langsung mengambil dari narasumber atau mengamati langsung keadaan dilapangan.64 Cara pengambilan data primer dalam penelitian ini adalah melalui observasi dan wawancara langsung dengan pembina pramuka, anggota peramuka, guru dan kepala sekolah.
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data skunder merupakan sumber data yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Dengan maksud peneliti tidak perlu hadir kapan dan dimanapun data dikumpulkan, contoh dari data skunder adalah data yang didapatkan tidak melalui nara sumber secara langsung seperti mengambil dokumen yang sudah ada.65
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
a) Pembina Pramuka MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
Alasan peneliti memilih pembina pramuka sebagai sumber data karena pembina pramuka adalah orang yang mengajar, melatih, membimbing sobyek penelitian (siswa).
b) Anggota Pramuka Siswa MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
64 James A. Blacek, Dean J. Champion, Methods and Issues in Social Research: Metode dan Masalah-masalah Sosial, terj. E Koswara dkk, (Jakarta: Refika Anggota IKAPI, 2001) cet ke-3, hlm. 231.
65 Ibid.
38
Alasan peneliti memilih siswa karena selain siswa yang menjadi obyek penelitian siswa juga mengetahui persis bagaimana keadaan obyek yang akan diteliti.
c) Guru MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
Alasan peneliti memilih guru sebagai sumber data karena guru adalah orang yang selalu melihat kegiatan-kegiatan obyek peneliti (siswa).
d) Kepala Sekolah MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok
Alasan peneliti menjadikan kepala sekolah sebagai salah satu sumber data karena kepala sekolah yang merencanakan segala kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut.
Adapun dokumen-dokumen yang dibutuhkan pada penelitian ini antara lain, (1) Profil Sekolah, (2) Buku pengukur pencapaian, (30) Foto-foto yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan kepramukaan, (4) Data-data Pembina Pramuka dan data-data anggota pramuka siswa MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang memadai, maka prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti saat meneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
a) Observasi
Menurut Nasution (1988), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
39
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh dari observasi. Data tersebut dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil ( proton dan elektron) maupun benda yang sangat jauh (luar angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.66
Marshall (1995) menyatakan bahwa “ through observation, the researcher learen about behavior and the meaning attached to
those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.67
Agar data yang diperoleh lebih lengkap dan akurat peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif lengkap (complete participation) yaitu dalam melakukan pengumpulan data peneliti ikut membantu Pembina Pramuka secara penuh sehingga peneliti tidak terlihat melakukan penelitian, dengan begitu peneliti akan mengetahui perkembangan karakter siswa melalui pendidikan kepramukaan.
b) Wawancara/ Interview
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviwee) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer), interviwe digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data
66 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm 310.
67 Ibid.
40
tentang variable, latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap, terhadap sesuatu.68
Adapun teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Wawancara Terstruktur
“Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya pun telah disiapkan.69
2) Wawacara Semiterstruktur
“Pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan wawancara terstruktur, tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalah secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.”70 3) Wawancara tak berstruktur
“Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunkan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.”71
Dari teknik wawancara yang digunakan di atas, maka peneliti akan mendapatkan informasi berupa implementasi pendidikan kepramukaan dalam mengembangkan karakter siswa dari narasumber pada wawancara terstruktur. Adapun wawancara semiterstruktur bertujuan untuk mendapatkan informasi berupa pendapat dan ide-ide dari narasumber. Pada wawancara tak
68 Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian,( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 198.
69 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 319.
70 Ibid,. hlm 320
71 Ibid.
41
berstruktur bertujuan untuk memperoleh data atau informasi yang lebih mendalam mengenai subyek yang diteliti.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan berbagai pihak terkait yang sekiranya dapat melengkapi hasil penelitian, seperti, wawancara dengan pembina pramuka, siswa yang menjadi anggota pramuka, guru dan kepala sekolah MI Darus-shiddiqien NW Mertak Paok.
c) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain 72
Penggunaan metode dokumentasi ini sebagai pelengkap atau data skunder yang bertujuan untuk mengetahui seperti apa kegiatan Kepramukaan yang di laksanakan, untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian dan mengetahui profil MI Darus-Shidddiqien NW Mertak Paok.
6. Teknik Analisis Data
Setelah teknik pengumpulan data selesai, maka proses selanjutnya adalah analisis data. Data yang terkumpul selama melakukan penelitian
72 Ibid., hlm. 329.
42
perlu dianalisis dengan penuh ketelitian sehingga akan ditemukan suatu kesimpulan yang obyektif dari data yang diambil dalam penelitian.
“Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi- materi lain yang telah anda kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman anda sendiri mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan anda menyajikan apa yang yang sudah anda temukan kepada orang lain. Analisis melibatkan pekerjaan dengan data, penyusunan, dan pemecahannya ke dalam unit-unit yang dapat ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola, dan penemuan apa yang penting dan apa yang perlu dipelajari, dan pembuatan keputusan apa yang akan anda katakan kepada orang lain.”73
Tujuan dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung didalam data tersebut untuk memecahkan satu masalah. Mengingat penelitian ini berbrntuk kualitatif, maka pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang dilakukan secara interaktif. Dimana penelitian dan objek penelitian terlibat langsung secara terus menerus sehingga penelitian ini tuntas, dan menggunakan hasil analisis Aktivitas secara interaktif yang dimaksud dalam analisis data tersebut yakni, data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.
Analisis model Miles and Huberman:
a) Data Reduction (reduksi data)
“Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
73 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. 85.
43
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.”74
b) Data Display (penyajian data)
“Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan, “Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.75
c) Conclution Drawing/verification
“Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.”76
7. Pegecekan Keabsahan Data
Setelah peneliti melakukan analisis data, langkah selanjutnya adalah menguji validitas atau keabsahan data yang tujuannya untuk mengetahui apakah data yang diperoleh itu sesuai dengan keadaan di lapangan (lokasi penelitian). Keabsahan data ini bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang didapat oleh peneliti sesuai dengan apa yang ada dengan kenyataan di lokasi penelitian.
Ada beberapa teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan data, diantaranya adalah:
a) Perpanjangan Keikutsertaan
74 Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 338.
75 Ibid, hlm. 341
76 Ibid, hlm. 345.
44
Sebagaimana sudah dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.
“Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang telah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, semakin mempercayai sehingga tidak ada informasi yang yang disembunyikan lagi.”77
Dalam hal ini peneliti melakukan perpanjangan waktu menjadi 3 bulan penelitian yang mulanya 2 bulan penelitian.
b) Ketekunan Pengamatan
“Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.”78
Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah ketekunan dalam meneliti implementasi pendidikan kepramukaan dalam membentuk karakter siswa.
c) Triangulasi
77 Ibid, hlm. 369.
78 Ibid, 371