• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

2. Metode Wafa

1. Indikator input; meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan, dan materi pendidikan serta kapasitas manajemen.

2. Indikator Process; meliputi prilaku administrasi, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta didik.

3. Indikator output; berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik, dan dinamikanya sistem sekolah, hasil-hasil yang berhubungan dengan prestasi belajar, dan hasil-hasil yang berhubungan dengan sikap, keadilan, dan kesamaan.

4. Indikator outcome; meliputi jumlah lulusan ketingkat pendidikan berikutnya, prestasi belajar di sekolah yang lebih tinggi dan pekerjaan, serta pendapatan.

Dari aspek tersebut menyatakan bahwa ketercapaian pembelajaran dengan metode Wafa memberikan hasil yang baik dikarenakan dari setiap indikator dijalankan sesuai dengan pedoman Wafa itu sendiri. Adapun dari segi prosesnya belum secara sempurna diterapkan karena sebagian guru yang mengajar metode Wafa tidak mengikuti pelatihan Wafa.

suatu proses pembelajaran.” 20 Sedangkan menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno dalam bukunya mengungkapkan bahwa, “metode merupakan suatu cara yang digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” 21 Jadi, dapat ditarik kesimpulan dari definisi tersebut bahwa metode dalam pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang sistematis, yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan dari suatu proses pembelajaran.

Metode Wafa merupakan salah satu metode Al-Qur‟an untuk pemula yang nantinya menjadi alternatif pemecahan kesulitan belajar anak dalam pembelajaran Al-Qur‟an yang kemudian dicari kerangka pembelajarannya berdasarkan teori yang mendasarinya. Adapun metode tersebut cukup praktis sehingga anak-anak akan merasa senang dan dapat menumbuhkan rasa cinta pada Al-Qur‟an dengan menghadirkan pembelajaran yang menggairahkan, tidak membosankan, bahkan membuat peserta didik ketagihan untuk terus belajar.22

Difinisi yang lain tentang metode Wafa diartikan sebagai suatu metode pembelajaran Al-Qur‟an yang mengacu pada lima buku Wafanya, dimana masing-masing buku tersebut menggunakan langkah-langkahnya sendiri yang diajarkan dari kelas satu, dua, dan

20Ahmad Munjir Nasih & Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), h 29.

21Puput Fathurrahman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h. 15.

22Musa‟adatul Fithriyah, “Pengaruh Metode Wafa terhadap Kemampuan Anak Membaca Al-Qur‟an di MI Al-Hidayah Mangkujajar Kembangbahu Lamongan”, Elementaris: Vol. 1, Nomor 1, Mei 2019, h. 45.

tiga. Adapun dalam penerapannya diterapkan metode otak kanan yaitu pembelajaran yang diselingi dengan irama-irama dari lagu hijaz.23 Metode Wafa juga diartikan sebagai suatu metode belajar Al-Qur‟an holistik dan komprehensif dengan otak kanan yang merujuk pada konsep QuantumTeaching dengan pola pembelajaran TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan yang nantinya menawarkan konsep belajar untuk peserta didik serta mengemukakan cara guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi semua peserta ddik.24

b. Sejarah Singkat Metode Wafa

Metode ini tergolong baru dalam pembelajaran Al-Qur‟an yang mana metode ini muncul sekitar 4 tahun yang lalu di daerah Surabaya dan Jawa-Timur.Wafa dipelopori oleh KH. Muhammad Shaleh Drehem, Lc. dan juga merupakan pendiri dari Pembina Yayasan Syafaatul Qur„an Indonesia (YAQIN) dengan dibantu penyusun Wafa KH. Dr. Muhammad Baihaqi, Lc. MA. Metode ini dikenal dengan metode Wafa yakni pembelajaran Al-Qur‟an yang menggunakan otak kanan, dimana lahir sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan sistem pendidikan Al-Qur„an yang lebih komprehensif disertai penanaman rasa cinta kepada Al-Qur„an yang nantinya bertujuan

23 http://santrinews.com/Daerah/5623/YAQIN-Kenalkan-Metode-WAFA-Hafalkan-Al- Qur‟an, diakses tanggal 19 Februari 2020, Pukul 17.05.

24Rini Nurul Hikmi, Agus Halimi, dkk, “Efektivitas Metode Wafa dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an (BTQ) di MI Miftahul Huda Bandung”, Vol. 4, Nomor 2, Tahun 2018, h. 2.

untuk menanamkan kedekatan terhadap Al-Qur„an.25

YAQIN berusaha untuk menghadirkan sistem pendidikan Al- Qur‟an yang sifatnya komprehensif dan integratif dengan metodologi yang dikemas secara menarik dan menyenangkan. Adapun sistem pembelajarannya mencakup 5 T yakni Tilawah, Tahfidzh, Tarjamah, Tafhim dan Tafsir. Metode Wafa merujuk pada konsep Quantum Teaching dengan menggunakan pendekatan otak kanan (asosiatif, imajinatif, dan lain-lain). Kemudian dari kelima program tersebut merupakan program yang pertama kali diluncurkan yang dikemas dengan dunia anak.26

Dari penjelasan diatas, metode Wafa berusaha untuk memberikan dan menyediakan lingkungan dan suasana belajar Al- Qur„an yang menyenangkan bagi anak didik, dan tidak mengabaikan potensi maupun karakteristik anak yang berbeda-beda. Adanya Al- Qur‟an ini menjadikan hati tentram dan nyaman. Adapun pendapat Sufyan ibn „Uyainah menyatakan bahwa ketika seorang hamba mendengarkan Kitabullah atau Sunah Nabi saw dengan niat yang benar seperti yang Allah inginkan, Allah akan memberinya pemahaman sebagaimana yang dia inginkan, dan menciptakan cahaya dalam hatinya.27

25Tim Penyusun Wafa, Buku Wafa 1, (Surabaya: Yayasan Syafaatul Quran Indonesia, 2012), h. 45.

26Tim Penyusun Wafa, Buku Pintar Guru Wafa, (Surabaya: Yayasan Syafaatul Quran Indonesia, 2014), h. 1.

27Je Abdullah, Lima’ Yuhyikum yang Menghidupkan Metode Bhatatsa, (Pejeruk Ampenan Mataram Lombok NTB: Elumme, 2018), h. 74.

Pembelajaran Wafa dikenal dengan pembelajaran yang berbasis metode otak kanan. Otak merupakan suatu organ tubuh yang bersifat elektrokimia yang dispekulasi dapat menghasilkan energi listrik sebanyak 10 watt. Di dalamnya terdapat gelombang otak yang menandakan aktifitas pikiran seseorang.28

Otak kiri memiliki karakteristik yang teratur, analitis, runut (sistematis), logis, dan karakter-karakter terstuktur lainnya.

Disamping itu, manusia juga membutuhkan kerja otak kiri untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan data, urutan, angka, dan logika. Adapun otak kanan, memiliki karakteristik yang berhubungan dengan irama, ritma, musik, gambar, dan imajinasi, semua ini merupakan aktifitas kreatif dari hasil kerja otak kanan itu sendiri. Tabel 1.2 berikut menunjukkan lebih detail perbedaan otak kiri dan otak kanan.

Perbedaan Otak Kiri dan Otak Kanan29

Otak Kiri Otak Kanan

 Memilih sesuatu yang berurutan.

 Belajar lebih baik dari bagian-bagian, kemudian keseluruhan.

 Lebih memilih sistem membaca fonetik.

 Menyukai kata-kata, simbol, dan huruf.

 Merasa lebih nyaman dengan sesuatu yang acak.

 Paling baik belajar dari keseluruhan, kemudian bagian-bagian.

 Lebih memilih sistem membaca seluruh bahasa.

 Menyukai gambar, grafik, dan diagram.

 Lebih memilih melihat atau

28Muhyiatul Fadilah, “Eksplanasi Ilmiah Metode Hipnotis terhadap otak anak”, Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 1 Nomor 1 2018, h. 10.

29Agus Zainul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai

& Etika di Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 64.

 Lebih memilih membaca subjeknya terlebih dahulu.

 Mau berbagi informasi faktual yang berhubungan.

 Lebih memilih instruksi yang berurutan secara detail.

 Mengalami fokus internal lebih besar.

 Menginginkan struktir dan prediktabilitas.

mengalami subjeknya terlebih dahulu.

 Mau berbagi informasi tentang hubungan antara segala sesuatu.

 Lebih memilih yang spontan, lingkungan pembelajaran yang mengalir.

 Mengalami fokus eksternal yang lebih besar.

 Menginginkan pendekatan yang tak terbatas, baru, dan mengejutkan.

Gamal menjelaskan bahwa otak manusia terbagi menjadi 4 bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), batang otak (brainstem), dan sistem limbik (limbic system).30Adapun menurut Clark dan Gowan tentang teori belahan otak (Hemisphere Theory) yaitu sesungguhnya otak manusia terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan (right hemisphere) dan belahan kiri (left hemisphere). Dimana otak kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergent thinking), sedangkan otak belahan kanan lebih mengarah kepada cara berfikir menyebar(divergent thinking).31

Menurut para ahli, jika kedua belahan otak difungsikan secara maksimal dan seimbang, maka manusia lebih mudah dalam belajar, menghafal, mengingat lebih banyak, bebas stres dan konsentrasi semakin baik. Dari sinilah terdapat tujuan dari aktivitas otak yaitu untuk merangsang keseluruhan otak agar bisa bekerja secara

30Wigati, Sutriyono, “Deskripsi Penggunaan Otak Kiri dan Otak Kana pada Pembelajaran Matematika Materi Pola Bagi Siswa SMP”, Wigati/JMP Online Vol. 1 No. 10 Desember (2017) 1021-1030, h. 1023.

31Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), h. 40.

maksimal serta untuk menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri.32

Terlihat dari cara diaktifkannya otak, maka proses berfikirnya juga akan jernih dan menjadikan kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik. Adapun manfaat dari aktivasi otak diantaranya adalah :

1) Mengaktifkan dan memaksimalkan fungsi otak secara keseluruhan.

2) Sinkronisasi otak kiri dan otak kanan.

3) Mengasah kemampuan otak kanan dan otak kiri secara seimbang.

4) Meningkatkan konsentrasi.

5) Memperkuat daya ingat dan mencegah kepikunan dini.

6) Menjadi lebih kreatif dalam mencari ide atau memecahkan masalah.

7) Memunculkan semangat, motivasi dan meningkatkan energi.

8) Efisiensi energi (Membuat anda tidak cepat lelah).

9) Meningkatkan daya tangkap (kemampuan memahami).

10) Mempertajam kemampuan berfikir analitis.

11) Merangsang kecerdasan emosional(EQ).

12) Meningkatkan kecerdasan spiritual (SQ).

13) Meningkatkan kemampuan relaksasi.33

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode Wafa adalah suatu cara guru dalam menerapkan pembelajaran Al- Qur‟an yang berbasis otak kanan atau lebih kepada auditorialnyamengenai rangsangan suara yang diterima oleh otak melalui telinga dan mata dan nantinya menumbuhkan rasa cintanya terhadap Al-Qur‟an dengan menghadirkan pembelajaran yang menggairahkan dan menyenangkan baik dalam bentuk cerita maupun irama.

32Nandang Kosasih dan Dede Sumarna, Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi Kecerdasan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 186.

33Ibid., h. 188.

c. Keunggulan Metode Wafa

Menurut Musa‟adatul Fithiriyah terdapat keunggulan dari penerapan metode Wafa yaitu suatu metode pembelajaran Al-Qur‟an yang memiliki sistem pembelajaran yang dikemas secara menarik dengan cara mengoptimalisasi otak kiri dan otak kanan sehingga pembelajaran tersebut bersifat kreatif dan menyenangkan serta memiliki hafalan yang kuat. Dari keunggulan tersebut membuat peserta didik lebih mudah dalam memahami pembelajaran Al-Qur‟an dengan cara menarik dan menyenangkan, yang mana pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Wafa menggunakan lagu Hijaz yang diimprovisasikan kepada peserta didik karena penerapannya adalah untuk anak-anak SD, maka nada hijaz yang digunakan agak sedikit diimprovisasi dari lagu hijaz yang asli, dengan tujuan nantinya akan mempermudah anak-anak untuk melagukannya.

Maka dari itu, anak yang memiliki kecendrungan gaya belajar auditorial juga nantinya terfasilitasi dengan baik dan mudah. Dimana dalam modalitas belajar auditorial ini, dapat mengakses segala bunyi dan kata, nada, irama, musik, dialog dan suara sangat menonjol dalam modalitas tesebut dan lebih mengandalkan kemampuan mendengar dan mengingat serta banyak bicara.34

d. Administrasi Pembelajaran dengan metode Wafa

Pembelajaran yang menggunakan metode Wafa terdapat

34Musa‟adatul Fithriyah, “Pengaruh Metode Wafa terhadap Kemampuan Anak Membaca Al-Qur‟an di MI Al-Hidayah Mangkujajar Kembang bahu Lamongan”, Elementaris: Vol. 1, Nomor 1, Mei 2019, h. 47-48.

administrasi pembelajarannya terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2

Daftar Administrasi Pembelajaran Al-Qur„an dengan Metode Wafa No Form Sifat Kepemilikan

Dokumen

Pengisian Dokumen

Pelaporan Dokumen 1 Buku Prestasi Harian Siswa Guru Ortu

2 Presensi Kehadiran

Harian Guru Guru Koord Al-Qur‟an

3 Jurnal

Pembelajaran

Harian Guru Guru Koord al-Qur‟an

4 Daftar Perkembanga n Siswa Per Kelompok

Pekan an

Guru Guru Koord Al-Qur‟an

5 Daftar Perkembanga n Siswa Per Kelas

Bulana n

Koord Kelas Koord Kelas

Koord Al-Qur‟an

6 Daftar Perkembanga n Sekolah

Bulana n

Koord Al- Qur‟an

Koord Al- Qur‟an

Wafa dan

Wakakur

7 Rapor Al-

Qur‟an

Semes ter

Guru Kelas Guru Ortu

8 Promes (Program Semester)

Semes ter

Guru Guru Koord Al-Qur‟an

9 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Harian Guru Guru Koord Al-Qur‟an

e. Strategi Pembelajaran Metode Wafa

Metode Wafa diterapkan dengan strategi pembelajaran Quantum yang menekankan pada kebermutuan proses pembelajaran.

Pembelajaran Quantum merupakan suatu model pembelajaran yang pelaksanaannya terencana dengan baik dan menjadi petunjuk dari seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman maupun daya ingat, serta menjadikan pembelajaran tersebut menjadi lebih menyenangkan dan bermanfaat.35

Dalam pembelajaran Al-Qur‟an, terdapat metode keteladan bagi pendidik dalam memberikan prilaku yang baik kepada peserta didik sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.36

Dari penjelasan mengenai strategi dalam pembelajaran Wafa tersebut menggunakan model TANDUR dengan dua jenis pertemuan seperti yang digambarkan pada kedua tabel di bawah ini, yaitu:

1) Pengenalan konsep dengan tahapan pembelajaran TANDUR KONSEP.37

Tahapan Kegiatan Waktu

Tumbuhkan Tanya kabar, do‟a, cerita, nonton film, menyanyi, (diselingi mengulangi materi sebelumnya, murajaah hafalan sebelumnya)

5‟

Alami Membayangkan konsep, simulasi, praktek

35Nandang Kosasih dan Dede Sumarna, Pembelajaran Quantum…, h. 76.

36Syukri, Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran, (Jakarta: PrenadamediaGroup 2019), h. 36.

37Muhammad Baihaqi, Wafa Belajar Al-Qur’an…, h. 21.

Namai Penjelasan, penanaman konsep

Demonstrasikan Mendemonstrasikan konsep dengan mengggabungkan antara membaca dan melakukan sehingga seluruh siswa dapat terlibat secara aktif:

 Pengayaan dan penguatan konsep dalam bentuk permainan yang memaksimalkan perbaikan siswa

 Baca tiru dengan alat peraga

12‟

Ulangi Baca simak dengan buku Wafa

 Baca simak klasik (yang lain menyimak)

25‟

Murajaah hafalan sebelumnya secara individu kemudian bersama-sama

10‟

Rayakan Pemberian Reward (stempel), hadiah, yel-yel, bintang

3‟

2) Pengutan Konsep dan Drill dengan tahapan pembelajaran TANDUR PENGUATAN.38

Tahapan Kegiatan Waktu

Tumbuhkan Tanya kabar, do‟a, cerita, nonton film, menyanyi, (diselingi mengulangi materi sebelumnya, murajaah hafalan sebelumnya

5‟

Alami Mencontohkan materi konsep untuk penguatan Namai Penjelasan materi konsep untuk penguatan

Demonstrasikan Mendemonstrasikan konsep dengan menggabungkan antara membaca dan melakukan sehingga seluruh siswa dapat terlibat secara aktif:

 Baca tiru dengan alat peraga yakni

 Guru membaca, siswa menyimak

 Guru membaca, kelompok yang ditunjuk meniru

 Siswa membaca, siswa yang lain menirukan

7‟

Ulangi Baca simak dengan buku Wafa

 Baca simak klasik (yang lain menyimak)

28‟

Murajaah hafalan sebelumnya secara individu kemudian bersama-sama

12‟

Rayakan Pemberian Reward (stempel), hadiah, yel-yel, bintang

3‟

Quantum Teaching dalam pelaksanaannya memiliki 6 langkah-

38Ibid., h. 22.

langkah yang tercermin dalam istilah TANDUR yang merupakan singkatan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Arti dengan Tumbuhkan adalah tumbuhkan dengan memuaskan, yakni apakah manfaat pelajaran tersebut bagi guru dan peserta didik.Alami yakni menciptakan dan datangkan pengalaman belajar kepada peserta didik yang nantinya dapat dimengerti semua peserta didik.Namai yaitu penyediaan kata kunci, konsep, model, rumus, dan strategi yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi anak. Demonstrasikan adalah suatu cara yang disediakan bagi pelajar secara aktif dalam memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengaitkan pengalaman terdahulu dengan pengalaman pribadi.

Ulangi adalah tahap untuk merekatkan atau mengulangi kembali gambaran materi secara keseluruhan.Selanjutnya yang dimaksud rayakan adalah pemberian pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan keterampilan maupun ilmu pengetahuan.39

Dokumen terkait