BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
5. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Ketiga teknik tersebut digunakan agar memperoleh informasi yang saling menunjang tentang efektivitas penerapan metode Wafa dalam pembelajaran Al-Qur‟an di kelas III Uwais SDIT Anak Sholeh I Mataram.
a. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan secara langsung dan mendalam di lokasi tempat penelitian. Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.64
Menurut Powerwandari, “Observasi merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu akan selalu terlibat dalam proses mengamati.“65 Sedangkan Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
63Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, h. 308-309.
64Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 70.
65Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Terori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 143.
psikologis. Dua diantara hal yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja dan gejala-gejala alam.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation.
1) Observasi Partisipan
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari- hari orang atau sesuatu yang sedang diamati dari penelitian.
Disamping melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya, dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
2) Observasi Nonpartisipan
Di dalam observasi nonpartisipan ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.Peneliti hanya meneliti, mencatat, menganalisis, dan selanjutnya dapat membuat sebuah kesimpulan tentang sesuatu yang menjadi objek dari penelitian.
Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat
makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.66
Dari segi pelaksanaan pengumpulan data peneliti memilih jenis observasi nonpartisipan, karena peneliti tidak terlibat langsung sebagai objek yang diteliti.Dalam observasi ini, peneliti juga melakukan pengamatan terkait dengan penerapan metode Wafa dan hasil dari bacaan Al-Qur‟an setelah diterapkannya metode Wafa yang berada di SDIT Anak Soleh I Mataram. Dengan menggunakan observasi nonpartisipan, maka peneliti tidak terlibat secara utuh dalam arti tidak bekerja seperti apa yang dikerjakan oleh sumber data. Maka dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat secara utuh akan tetapi hanya sebagai pengamat independen saja.
b. Metode Wawancara
Pengumpulan data oleh peneliti juga dilakukan dengan cara melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung agar mendapatkan hasil yang maksimal. Wawancara adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang memberikan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.67
66 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 203-204.
67 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),h. 186.
Agar makna konsep wawancara dapat dipahami secara baik, maka konsep ini perlu dibedakan menjadi wawancara terstruktur, semiterstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
1) Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui tentang informasi apa yang diperoleh. Maka dari itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah melakukan instrument penelitian berupayang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan sehingga terencana dengan baik.68
2) Wawancara Semiterstruktur
Wawancara semiterstruktur lebih tepat dilakukan penelitian kualitatif dari pada penelitian lainnya. Ciri-ciri dari wawancara semiterstruktur adalah pertanyaan terbuka namun ada batasan tema dan alur pembicaraan, kecepatan wawancara dapat diprediksi, fleksibel tetapi terkontrol, ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan dan penggunaan kata, dan tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.69
3) Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dilakukan oleh peneliti dalam hal tidak berpedoman pada wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
68 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, h. 319.
69 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 121.
dalam mengumpulkan datanya. Adapun pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.70
Dari ketiga metode wawancara di atas peneliti memilih metode wawancara semiterstruktur.Hal ini dikarenakan peneliti tidak ingin terlalu terikat oleh pertanyaan-pertanyaan yang peneliti konsep.Tentunya selain memiliki konsep pertanyaan yang terarah peneliti melalui wawancara semiterstruktur ini mampu mengembangkan pertanyaan dan tentunya memiliki batasan agar tidak melebar. Dengan penggunaan wawancara semiterstruktur, maka akan diperoleh data seperti cara penerapan dari langkah- langkah penggunaan metode Wafa dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an dan hasil dari setelah diterapkannya metode Wafa dalam pembelajaran Al-Qur‟an.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Menurut Bungin,
“Teknik dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis.“71 Jadi dokumen dalam penelitian ini adalah suatu cara pengumpulan data yang terdapat dari keterangan berbagai sumber catatan penting berupa tulisan yang terkait dengan penelitian.
70 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, h. 320.
71Ibid., h. 177.
Dokumentasi bertujuan memperkuat gambaran lapangan bagi penelitian.Dokumentasi dapat menjadi bukti otentik tentang keabsahan peneliti yang dilakukan, bentuk dari dokumentasi dapat berupa pengambilan gambar terhadap informan yang diteliti. Dalam hal ini peneliti juga akan mengumpulan bukti keabsahan data baik itu berupa penjelasan dari kepala sekolah, koordinator Wafa, ustad/ustadzah, dan dari wali murid itu sendiri.
Dari data penelitian naturalistik yang diperoleh dari sumber bukan manusia, diantaranya dokumen dan bahan statistik. Adapun yang akan menjadi data dari dokumen tersebut yaitu terdiri atas tulisan pribadi, seperti surat-surat, dokumen resmi dan foto.