• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS ................................................................... 16-31

B. Minat Membaca Al-Qur‟an

Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek.9 Minat secara bahasa dapat diartikan dengan kesukaaan, kecenderungan hati terhadap suatu keinginan. Sedangkan arti menurut istilah dapat diartikan oleh slamito, minat adalah suatu perasaan cenderung atau suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.10

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan hati terhadap sesuatu sehingga dapat menimbulkan ghairah atau keinginan terhadap sesuatu itu. Sesuatu yang dilakukan penuh minat akan

8Ibnu Arif Winardi, ”Penggunaan Media al-Quran Digital dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur‟an Siswa Kelas X Di SMA 2 Ngalik Sleman”, Skripsi (Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015), h. 17.

9Mohammad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasinya (Bandung: Alfabeta, 2014), h.

60.

10Zalyana, Psikologi Pembelajaran Bahasa Arab (Pekanbaru: Al-mujtahadah Press, 200), h.

196.

menghasilkan sesuatu yang baik. Sedangkan minat menurut istilah yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikolgi adalah sebagai berikut:

a. Alisuf Sabri menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang terhadap sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang pada sesuatu itu.11

b. Menurut Muhibbin Syah dalam buku psikolgi pendidikan dengan pendekatan baru menerangkan bahwa minat adalah kecenderungan dan keghairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.12

c. Sedangkan menurut Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab mengatakan bahwa minat juga diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktifitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai dan berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik objek. Arti dari objek yang dimaksud adalah daya tarik terhadap sesuatu bahan bacaan yang bisa membuat hati seseorang sebagai subjek tersebut merasa senang dan gembira ketika berhubungan dengan bahan bacaan.13

11Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, h. 84.

12Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, h. 136.

13Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi: Suatu Pengantar (Jakarta:

Prenada Media, 2004), h. 263.

d. Sedangkan menurut H. Djaali dalam buku psikologi pendidikan menerangkan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan ketertarikan pada satu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antar diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya.14

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan hati atau keinginan suatu perasaan individu terutama perasaan senang, bahagia dan nyaman terhadap sesuatu yang dianggap berharga atau sesuai dengan kebutuhan yang dapat memberi kepuasan kepadanya. Sesuatu yang diangap berharga dapat berupa pengalaman, aktifitas, orang atau benda yang dapat dijadikan sebagai stimulus atau rangsangan yang memerlukan respon terarah.

Minat membaca adalah keinginan dan kemauan kuat untuk selalu membaca setiap kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca. Minat merupakan hasil dari pengalaman belajar baik minat dalam aspek kognitif, maupun dalam aspek afektif. Pengalaman diperoleh anak dari lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat, serta dari beragam media massa. Aspek afektif dari minat seringkali berperan penting daripada aspek kognitif minat. Ada dua alasan yaitu pertama, aspek afektif lebih memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Kedua, aspek afektif dari minat cenderung lebih bertahan lama daripada aspek kognitif. Karena minat dapat dipelajari melalui tiga jenis pengalaman yaitu, melalui belajar coba ralat, belajar melalui identifikasi, serta melalui bimbingan pengarahan.15

14H. Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 121.

15Meity H. Idris dan Izul Ramdani, Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak Usia Dini, h. 23.

Minat membaca dapat diartikan suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca, sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri atau dorongan dari luar.16 Minat membaca juga merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan karena adanya pemikiran bahwa dengan membaca itu dapat diperoleh kemanfaatan bagi dirinya.

Adanya minat dalam diri seorang anak juga dapat diungkapkan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa anak tersebut cenderung lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lain. Minat dapat pula diungkapkan dalam suatu aktifitas tertentu.

Seorang anak yang memiliki minat terhadap sesuatu akan memberikan perhatian lebih besar terhadap benda tersebut. Seorang anak yang menyukai suatu aktifitas, biasanya akan termotivasi dan mau melakukan aktifitas tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat menjadi kekuatan tersendiri untuk melakukan suatu hal.

Ada dua cara untuk memeriksa minat seseorang dalam membaca. Pertama seseorang tertarik kegiatan seperti membaca, sehingga ketika dihadapkan dengan buku, individu yang memiliki keinginan yang lebih besar, pengakuan dan mengingat mereka diarahkan pada kegiatan membaca. Kedua, pendekatan lain didasarkan pada isi atau objek yang menarik, bahwa minat stimulus materi untuk mempengaruhi kemampuan individu. Dalam pendekatan ini, lebih terfokus kepada faktor-faktor situasional yang mempengaruhi minat baca. Misalnya, jenis bacaan, proses dan memori individu dalam membaca alam ekspositori, rangsangan visual seperti objek atau gambar yang dilihat, stimulus pendengaran seperti pernah mendengar

16Puspita Ratnasari, Asyiknya Membaca (Jakarta: Prestasi Pustaka Anak, 2011), h. 16.

percakapan yang berbicara tentang membaca, atau kombinasi dari visual dan pendengaran seperti televisi.17

Minat membaca dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi kepada suatu sumber atau bahan bacaan tertentu.18 Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri.19 Dapat ditarik kesimpulan bahwa minat baca bisa membangun jiwa semangat dan mendorong untuk mencari bahan bacaan sebagai sumber bacaan dan pengetahuan baru.

2. Pengertian Al-Qur’an

Secara estimologis, Al-Qur‟an berasal dari bahasa Arab, yaitu qara‟a, qira‟atan, qur‟anan, yang berarti membaca, bacaan, mengumpulkan dan menghimpun.20 Sedangkan pengertian al-Qur‟an secara terminologis, para ulama dari berbagai golongon memberikan defenisi bermacam-macam.

Menurut ulama ushul fiqh, al-Qur‟an adalah firman Allah swt sebagai mukjizat yang diwahyukan kepada nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat jibril kemudian menyampaikan kepada kita secara mutawattir dan diperintahkan membacanya. Membacanya merupakan ibadah dimulai dari surah al-Fatihah sampai surah an-Nas.21

17M. Arif Khoiruddin, Et.Al., “Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini di Taman Baca Masyarakat”, Journal An-Nafs, Vol, 1 No. 2 (Desember 2016), h. 314.

18Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 20.

19Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, h. 28.

20M Hasbi Ash-Shiddiqieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur‟an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1954), h. 1.

21Aminuddin, et.al., Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 45.

Menurut ulama ilmu kalam, al-Qur‟an adalah yang yang ditunjuk oleh yang membaca, yakni,: kalam azali yang berdiri pada dzat Allah yang selalu bergerak atau tak pernah diam dan tak pernah ditimpa suatu bencana.

Menurut ulama hadis Imam Jalaluddin As-Suyuti, al-Qur‟an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk menjawab pihak-pihak yang menentangnya walaupun satu ayat saja daripadanya.22

Dari defenisi yang telah dikemukakan oleh para ulama di atas dapat disimpulkan bahwa al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, al-Qur‟an diturun dalam bahasa Arab. Dengan demikian bahwa merubah ketetapan bahasa al-Qur‟an dalam bahasa asing bukanlah al-Qur‟an, karena merubah ke dalam terjemahan bahasa asing tidak mempunyai sifat-sifat khas yang ada pada al-Qur‟an yang berbahasa Arab dan dia tidak akan berfungsi sebagai mukjizat karena terjemahan hanyalah buatan manusia. Selain itu al-Qur‟an merupakan mukjizat terbesar yang Allah turunkan dan diberikan kepada Nabi Muhammas saw kemudian diperuntukan kepada umatnya sebagai pedoman hidup, membacanya dipata dijadikan sebagai ibadah.

Ayat al-Qur‟an yang pertama kali turun sebagai wahyu untuk nabi Muhammad saw yang dibawa oleh malaikat jibril as. Adalah memerintahkan kepada umat manusia untuk membaca. Membaca dapat diinterpretasikan dalam arti yang luas, baik membaca ayat qauliyah (firman Allah swt yang tertulis dalam al-Qur‟an) maupun ayat qauniyah (keseluruhan makhluk dan fenomena alam semesta). Perintah untuk membaca merupakan suatu kata kerja yang paling berharga yang pernah diberikan kepada umat manusia. Membaca dalam berbagai maknanya adalah syarat

22M Hasbi Ash-Shiddiqieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur‟an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1954), h. 10.

utama dalam mendapatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta syarat utama untuk membangun peradaban manusia, karena semua peradaban yang berhasil bertahan lama diawalai dari bacaan.23

3. Indikator Minat Membaca Al-Qur’an

Indikator minat membaca al-Qur‟an menurut Muhammad Reyzal Al-Mujahid, sebagai berikut:

a. Senantiasa berkeinginan membaca al-Qur‟an.

Sejatinya membaca nyaris identik dengan ilmu pengetahuan, suatu aspek peradaban umat manusia yang dapat mengembangkan kehidupannya. Budaya membaca merupakan salah satu penentu utama yang membuat ilmu pengetahuan berkembang pesat dan mengantarkan umat manusia kedalam kehidupan dinamis, serta berwawasan luas sehingga manusia gampang dalam menjalankan roda kehidupan

b. Mempunyai kebiasaan dan kontinuitas dalam membaca al-Qur‟an

Pada saat ini minat dan kegemaran membaca mahasiswa masih berada pada level yang berbeda. Kegiatan membaca belum merupakan kebiasaan bahkan mereka masih menganggap bahwa tampa membaca al-Qur‟an adalah suatu yang biasa tampa mereka sadari bahwa begitu banyak manfaat yang didapat ketika kita membaca al- Qur‟an

c. Memanfaatkan setiap peluang waktu dengan membaca al-Qur‟an

Kesempatan dan peluang untuk membaca al-Qur‟an banyak dimiliki oleh setiap orang, namun sedikit yang dapat memanfaatkan setiap peluang tersebut untuk membaca al-Qur‟an. Membaca al-Qur‟an adalah suatu hal yang kurang diminati oleh

23M. Iqbal, Metode Penafsiran al-Qur’an M. Quraish Shihab. Tsaqafah, h. 248.

mahasiswa bahwakan cenderung ditakuti karena dianggap membosankan dan menjenuhkan.24

Kesimpulan dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa indikator minat membaca al-Qur‟an ada 3 yaitu, senantiasa berkeinginan membaca al-Qur‟an, mempunyai kebiasaan dan kontinuitas dalam membaca al-Qur‟an, dan memanfaatkan setiap peluang waktu dengan membaca al-Qur‟an.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca al-Qur’an

Banyak faktor yang mempengaruhi pada anak. Faktor-faktor tersebut mampu mempengaruhi tingkat minat membaca anak. Menurut Soeatminah dalam Meithy H.

Idris dan Izul Ramdani faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca anak di antaranya:

a. Faktor Internal 1) Bakat

Pembawaan atau bakat seseorang merupakan faktor genetik yang diturunkan orang tua kepada anaknya. Jika kedua orang tuanya senang membaca buku akan dimungkinkan sifat tersebut akan diturunkan kepada anaknya. Apabila anak tersebut sudah memiliki rasa senang untuk membaca, berarti dia sudah memiliki kesadaran akan pentingnya membaca buku. Jika anak sudah tertarik membaca materi, anak akan mau meminjam, memesan atau membaca..

2) Jenis kelamin

Perbedaan minat membaca juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Pria dan wanita memiliki selera dan minat yang berbeda, mungkin karena fitrah manusia .

24Reyzal, Muhammad Al-Mujahid,Pegaruh Penggunaan Game Online terhadap Minat Baca Al-Qur‟an Peserta Didik di SMA Negeri 1 Sapurana Tesis (Yogyakarta: Progam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2020), h. 105.

Menurut hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa wanita lebih cenderung membaca buku daripada pria.25

3) Tingkat pendidikan

Orang yang berpendidikan tinggi memiliki minat membaca yang berbeda dengan orang yang berpendidikan rendah. Minat yang berbeda dipicu oleh kemampuan dan kebutuhan yang berbeda.

4) Keadaan kesehatan

Minat membaca Anda dipengaruhi oleh kesehatan Anda. Namun, jika seseorang yang tertarik membaca buku (terutama anak-anak) dalam kondisi kesehatan atau medis yang baik, mereka dapat kehilangan minat membaca bahkan minat membaca. Di sisi lain, jika anak dalam keadaan sehat, ia sangat ingin membaca.

5) Kebiasaan

Anak-anak yang memiliki kebiasaan dan selera membaca tentu tertarik dengan buku dan membaca, atau sebaliknya mereka yang sangat tertarik karena sudah memiliki kebiasaan dan gemar membaca. Orang yang suka membaca dan yang tidak suka membaca berbeda dalam intensitas dan waktu. Anak yang gemar membaca menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca dalam sehari dibandingkan anak yang gemar membaca.26

Ciri-ciri anak yang gemar membaca apabila ada waktu luang akan memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku atau bacaan. Dalam lingkungan sekolah anak yang gemar membaca berbeda dengan anak yang tidak mempunyai

25Meith H. Idris dan Izul Ramdani, Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini, h.

27.

26Meith H. Idris dan Izul Ramdani, Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini, h. 27-28.

minat membaca yang tinggi, apabila ada waktu luang anak tersebut aka menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan yang lain seperti bermain dan lain sebagainya.

b. Faktor Eksternal

1) Buku atau Bahan Bacaan

Berbagai jenis buku juga mempengaruhi minat baca anak. Jika pemindaian berisi gambar atau warna yang menarik, Anda lebih tertarik pada pemindaian. Ada banyak jenis buku bacaan anak. Misalnya, buku teks untuk pendidikan dan non buku teks seperti dongeng (dongeng, perumpamaan) dan majalah.

Jika buku itu menarik perhatian anak dan memenuhi kebutuhan anak serta bermanfaat bagi anak, maka anak akan tertarik untuk membaca buku tersebut.

Apabila buku itu tidak sesuai dengan kebutuhan anak walaupun memikat tentu saja buku atau bacaan yang terlihat menarik tidak menarik bagi bacaan anak Anda, meskipun isinya tidak sesuai dengan kebutuhan anak Anda.

Seorang anak akan berminat membaca sebuah bacaan atau buku apabila bacaan atau buku tersebut menarik perhatian anak, sesuai dengan kebutuhan anak dan bermanfaat bagi anak tersebut. Apabila terdapat sebuah buku atau bacaan yang bentuknya menarik tapi isi dari buku tersebut tidak sesuai dengan minat kebutuhan anak tentu buku tersebut tidak atau kurang menarik minat baca anak.

2) Lingkungan Keluarga, Sekolah, ataupun masayarakat dan Perkembangan Zaman atau Kebudayaan dapat mempengaruhi dan membentuk pribadi, sikap, nilai, dan meningkatkan minat baca seseorang..27

27Meith H. Idris dan Izul Ramdani, Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini, h. 29.

31

Dokumen terkait