• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Elektronik (E-Modul)

Dalam dokumen PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK (Halaman 49-64)

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

3. Modul Elektronik (E-Modul)

2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru.

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk motivasi dan gairah belajar, mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.

4) Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

CD, atau flashdisk dan dapat dibaca dengan menggunakan komputer atau alat pembaca buku elektronik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suryadie (2014: 25), e-modul merupakan media inovatif yang dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Suatu proses pembelajaran agar mampu meningkatkan ketercapaian hasil belajar perlu didukung oleh learning guide yang tepat. Hal ini mengingat waktu tatap muka di depan kelas sangat terbatas jika dibandingkan dengan volume materi yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, dibutuhkan learning guide yang mampu mengaktifkan peserta didik dalam belajar. Di antara learning guide yang memungkinkan bagi peningkatan hasil belajar siswa dan mengutamakan kemandirian aktif siswa adalah e-modul.

Modul elektronik (e-modul) sendiri hampir sama dengan e- book. Perbedaannya hanya pada isi dari keduanya. Dalam Encyclopedia Britannica Ultimate Reference Suite menjelaskan bahwa e-book adalah file digital yang berisi teks dan gambar yang sesuai untuk didistribusikan secara elektronik dan ditampilkan di layar monitor yang mirip dengan buku cetak. E-modul atau modul elektronik adalah modul dalam bentuk digital, yang terdiri dari teks, gambar, atau keduanya yang berisi materi disertai dengan simulasi yang dapat dan layak digunakan dalam pembelajaran.

b. Keunggulan Modul Elektronik

Menurut Depdiknas (2017: 3) menyebutkan keunggulan atau kelebihan e-modul antara lain:

1) Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

2) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.

3) Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester 4) Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun

menurut jenjang akademik.

5) Penyajian yang bersifat statis pada modul elektronik dapat di rubah menjadi lebih interaktif dan lebih dinamis.

6) Unsur verbalisme yang terlalu tinggi pada modul elektronik dapat dikurangi dengan menyajikan unsur visual dengan penggunaan video tutorial

c. Kelemahan Modul Elektronik

Menurut Depdiknas (2017: 4) menyebutkan kelemahan atau kekurangan e-modul antara lain:

1) Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.

2) Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada khususnya.

3) Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus menerus memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan

d. Cara Penyusunan Modul Elektronik

Menurut Depdiknas (2017: 9) prosedur penyusunan e- modul sebagai berikut:

1) Tahap Analisis Kebutuhan E-modul

Desain modul ditetapkan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang digunakan untuk desain e-modul, adalah RPP yang dirancang agar siswa dapat belajar mandiri. Materi atau isi e-modul yang ditulis harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun. Isi e-modul mencakup substansi yang dibutuhkan untuk menguasai suatu Kompetensi Dasar (KD). Sangat disarankan agar satu KD dapat dikembangkan menjadi satu modul, tapi dengan pertimbangan karakteristik khusus, keluasan dan kompleksitas kompetensi, dimungkinkan satu KD dikembangkan menjadi lebih dari satu e-modul.

Selanjutnya, satu e-modul disarankan terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran (unit-unit e-modul).

Analisis kebutuhan e-modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau judul e- modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP.

2) Tahap Desain E-Modul

Penulisan e-modul dilakukan sesuai dengan RPP yang dirancang agar siswa dapat belajar mandiri. Namun, apabila RPP belum ada maka dapat melakukan langkah-langkah berikut yaitu:

(a) Tetapkan kerangka bahan yang akan disusun

(b) Tetapkan tujuan akhir (performance objective) yaitu kemampuan yang harus dicapai siswa setelah selesai mempelajari suatu modul,

(c) Tetapkan tujuan sejunder (enable objective) yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir,

(d) Tetapkan sistem (skema/ketentuan, metode dan perangkat) evaluasi,

(e) Tetapkan garis-garis besar atau outline substansi atau materi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu

komponen-komponen: kompetensi indikator kompetensi dasar (KI-KD), Kerangka e-modul meliputi cover, redaksi modul elektronik, kata pengantar, petunjuk penggunaan, daftar isi, pendahuluan (KI, KD, tujuan pembelajaran, peta konsep), pembelajaran (tujuan, uraian materi, rangkuman, penugasan mandiri, evaluasi pembelajaran, penilaian), kunci jawaban dan pedoman penskoran, daftar pustaka, lampiran.

e. Tahap Mengubah Modul Menjadi Modul Elektronik

Modul yang telah disusun dan didesain menggunakan software microsoft word, software corel draw, maupun software lainnya kemudian dapat dikonversi menjadi pdf dan dapat disajikan ke dalam beberapa kategori jenis format seperti html, xhtml, azw, xml, chm, pdb, kf8, epub dan mobi. Depdiknas (2017: 11)

1) Buka dan edit file di software microsoft word seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Tampilan software microsoft word

2) Pilih menu File, kemudian tekan Save as seperti yang terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2

Tampilan menu file di software microsoft word

3) Masukkan nama File dan pilih PDF pada daftar tipe penyimpanan, kemudian tekan save seperti yang terlihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3

Tampilan Menyimpan File Word dengan Tipe PDF.

4) Buka halaman https://www.fliphtml5.com pada Google seperti yang terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Tampilan Google.

5) Pilih „Make a Flipping Book‟ seperti yang terlihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5

Tampilan Beranda Fliphtml5.

6) Daftar akun pada Fliphtml5 seperti yang terlihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6

Tampilan Daftar Akun pada Fliphtml5.

7) Pilih sub menu default pada menu my flips, kemudian pilih Add New Book seperti yang terlihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Tampilan Akun My Flips.

8) Pilih Upload Pdf untuk dijadikan Flip seperti yang terlihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8

Tampilan Upload Pdf di Fliphtml5.

9) Pilih Open, jika pembuatan e-modul telah selesai dilakukan seperti yang terlihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9

Tampilan E-Modul di Fliphtml5.

4. Penelitian dan Pengembangan

Dalam dokumen PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK (Halaman 49-64)

Dokumen terkait