• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul

Dalam dokumen PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK (Halaman 41-49)

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

2. Modul

suatu bahan ajar yang terurai secara lengkap dan berdiri sendiri yang di dalamnya memuat tujuan, pokok-pokok materi, sumber belajar, lembar kerja dan program evaluasi yang dikemas secara utuh, sistematis, terperinci dan dibuat untuk dapat dipelajari secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pengajar dalam rangka membantu peserta didik menguasai tujuan topik pembelajaran.

b. Fungsi Modul

1) Bahan ajar mandiri, yaitu dimana penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri tanpa tergantung kepada kehadiran guru.

2) Pengganti fungsi guru, yaitu modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dimengerti atau dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka. Sementara, fungsi penjelas sesuatu tersebut juga melekat pada guru. Maka dari itu, penggunaan modul dapat berfungsi sebagai pengganti fungsi atau peran fasilitator atau guru.

3) Sebagai alat evaluasi, yaitu dengan modul siswa dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaan terhadap materi yang telah dipelajari, sehingga dengan demikian modul juga bisa dikatakan sebagai alat evaluasi.

4) Sebagai bahan rujukan bagi siswa, yaitu karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi siswa.

c. Komponen Modul

Menurut Prastowo (2011: 112-113) menyebutkan komponen modul antara lain:

1) Judul

2) Petunjuk belajar

3) Kompetensi yang akan dicapai 4) Informasi pendukung

5) Latihan soal

6) Petunjuk kerja atau lembar kerja siswa 7) Evaluasi

8) Daftar Pustaka 9) Glosarium 10) Biografi

11) Cover belakang d. Penyusun Modul

Menurut Sutrisno (2008:12-16) Modul pembelajaran harus memperhatikan sejumlah bagian penyusunnya agar dapat mencapai tujuan dan berperan dalam pembelajaran yang efektif, termasuk

format, organisasi, daya tarik, ukuran font, ruang kosong, dan konsistensi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Format

a) Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang proporsional. Penggunaan kolom tunggal atau multi harus sesuai dengan bentuk dan ukuran kertas yang digunakan.

Jika menggunakan kolom multi, hendaknya jarak dan perbandingan antar kolom secara proporsional.

b) Gunakan format kertas (vertikal atau horizontal) yang tepat. Penggunaan format kertas secara vertikal atau horizontal harus memperhatikan tata letak dan format pengetikan.

c) Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap dan bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau khusus. Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal, cetak miring atau lainnya.

2) Organisasi

a) Tampilkan peta/bagan yang menggambarkan cakupan materi yang akan dibahas dalam modul.

b) Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga memudahkan siswa memahami materi pembelajaran.

c) Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian rupa sehingga informasi mudah dimengerti oleh siswa.

d) Organisasikan antar bab, antar unit dan antar paragrap dengan susunan dan alur yang memudahkan siswa memahaminya.

e) Organisasikan antara judul, sub judul dan uraian yang mudah dipahami oleh siswa.

3) Daya Tarik

Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian seperti:

a) Bagian sampul (cover) depan, dengan mengkombinasikan warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi.

b) Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan- rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.

c) Tugas dan latihan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik.

4) Bentuk dan Ukuran Huruf

a) Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai dengan karakteristik umum siswa.

b) Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antar judul, sub judul dan isi naskah.

c) Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena dapat membuat proses membaca menjadi sulit.

5) Ruang (Spasi kosong)

Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar untuk menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong dapat berfungsi untuk menambahkan catatan penting dan memberikan kesempatan jeda kepada siswa. Gunakan dan tempatkan spasi kosong tersebut secara proporsional.

Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di beberapa tempat seperti:

a) Ruangan sekitar judul bab dan sub bab.

b) Batas tepi (marjin) yang lebar membuat bagian tengah halaman menjadi fokus perhatian siswa.

c) Spasi antar kolom semakin lebar kolomnya semakin luas spasi diantaranya.

d) Pergantian antar paragraf dan dimulai dengan huruf kapital.

e) Pergantian antar bab atau bagian.

6) Konsistensi

a) Dari satu halaman ke halaman berikutnya, gunakan bentuk dan huruf secara teratur. Hindari menggabungkan

beberapa cetakan dengan terlalu banyak bentuk dan ukuran huruf yang berbeda.

b) Gunakan jarak spasi konsisten. Jarak antara judul dengan baris pertama, antara judul dengan teks utama. Jarak baris atau spasi yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapi.

c) Gunakan tata letak pengetikan yang konsisten, baik pola pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.

Dari pengertian di atas bahwa penyusunan modul yang baik harus bisa memenuhi syarat-syarat yang termuat di atas karena modul pembelajaran yang bagus adalah menarik, jelas, dapat dibaca dan dapat dipahami isi materinya oleh siswa. Sehingga siswa bisa termotivasi untuk belajar.

e. Karakteristik modul

Karakteristik modul sebagai bahan ajar yang dikemukakan oleh Elice (2012, 24–25), yaitu:

1) Self Instructional, yaitu siswa mampu membelajarkan diri sendiri tidak tergantung pada orang lain.

2) Self Contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari suatu kompetensi terdapat dalam satu modul secara utuh.

3) Stand Alone atau berdiri sendiri, yaitu modul tidak tergantung pada bahan ajar lain dan tidak dipergunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.

4) Adaptif, yaitu modul ini sangat mudah beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, cukup fleksibel untuk digunakan dalam berbagai pengaturan, dan terbatas waktu.

5) User Friendly, yaitu bersahabat dengan pemakainya.

f. Tujuan Modul Sebagai Media Pembelajaran.

Tujuan pembelajaran utama menggunakan modul adalah untuk mengurangi keragaman kecepatan siswa dalam belajar mandiri, sehingga untuk menyeragamkan belajar siswa untuk mencapai hasil yang sama dalam waktu yang sama. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul guru hanya berperan sebagai fasilitator kegiatan belajar, hanya membantu siswa memahami tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi pelajaran, melakukan evaluasi, serta menyiapkan dokumen. Karena pembelajar menggunakan modul lebih melibatkan siswa secara individu. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara masing-masing, oleh sebab mereka menggunakan teknik yang berbeda untuk memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan masing-masing siswa.

Menurut Dharma, (2008: 5) tujuan dari penggunaan modul adalah:

1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.

2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru.

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk motivasi dan gairah belajar, mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.

4) Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

Dalam dokumen PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK (Halaman 41-49)

Dokumen terkait