• Tidak ada hasil yang ditemukan

NERACA BANK SENTRAL

Dalam dokumen View of EKONOMI MONETER (Halaman 76-81)

B ANK SENTRAL

B. NERACA BANK SENTRAL

Dalam kaitannya dengan perumusan serta pelaksanaan kebijaksanaan moneter (dan inilah tanggung jawab yang Iebih penting) perlu dijelaskan terlebih dahulu bentuk umum dari neraca bank sentral yang merupakan pencerminan dari kegiatannya. Secara singkat pos-pos/ rekening utama adalah sebagai berikut:

1) Kekayaan. Pada prinsipnya kekayaan bank sentral dapat diperoleh dengan cara menciptakan utang terhadap dirinya sendiri. Yang termasuk dalam kekayaan ini adalah:

a) Cadangan, yang meliputi:

(1) Sertifikat emas, yakni kewajiban dari pemerintah yang dijamin dengan emas. Proses bagaimana sertifikat emas ini menjadi kekayaan bank sentral dapatlah dijelaskan sebagai berikut. Misalnya, seorang penduduk Amerika Serikat menjual emas seharga US$10 juta yang dibeli oleh bank sentral atas nama pemerintah Amerika Serikat. Emas tersebut menjadi kekayaan dari pemerintah. Pemerintah mengeluarkan sertifikat emas seharga US$ 10 juta kepada bank sentral, yang kemudian ditambahkan dalam deposito pemerintah pada bank sentral. Pemerintah membayar dengan cek kepada penduduk tersebut atas depositonya pada bank sentral. Penduduk yang menerima pembayaran cek kemudian mendepositokan pada bank umum. Bank umum mengirim cek tersebut kepada bank sentral. Bank sentral mengurangi deposito pemerintah dan menambah deposito/cadangan bank umum. Transaksi ini akan muncul dalam neraca sebagai berikut:

Pemerintah

Kekayaan Utang

Emas + US$ 10 juta Sertifikat emas + US$ 10 juta

Bank Sentral

Kekayaan Utang

Sertifikat emas + US$10 juta

Deposito pemerintah + US$ 10 juta Deposito pemerintah - U3$10juta

Bank Umum

Kekayaan Utang

Cadangan pada bank sentral + US$10 juta

Deposito + US$ 10 juta

(2) Special Drawing Right (SDR). SDR ini hampir sama dengan sertifikat emas di atas, hanya saja dikeluarkan oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Funds) atas persetujuan negara anggota guna mengatasi kekurangan alat pembayaran internasional. SDR dapat dipakai, seperti halnya emas dan valuta asing, untuk menutup defisit dalam neraca pembayaran internasional.

(3) Valuta asing: merupakan bentuk cadangan bank sentral yang diperlukan untuk mengatur sistem pembayaran internasional serta kurs valuta asing.

b) Pinjaman yang diberikan (loans), terutama kepada bank umum. Bank umum dapat memperoleh pinjaman ini melalui:

(1) Penjualan surat berharga masyarakat yang dimiliki bank umum tersebut kepada bank sentral. Bank sentral kemudian menambah rekening deposito bank umum pada neracanya sebesar nilai surat berharga setelah dikurangi dengan bunga (discount rate).

(2) Pinjaman langsung dengan jaminan surat janji membayar (sering disebut:

advance) oleh bank umum. Transaksi pinjaman tersebut akan muncul dalam neraca bank sentral dan bank umum sebagai berikut:

Bank Sentral

Kekayaan Uang

Pinjaman kepada bank umum + X Deposito bank umum + X

Bank Umum

Kekayaan Utano

Cadangan + X Pinjaman bank sentral + X

c) Surat berharga. Sebagian terbesar kekayaan ini dalam bentuk surat berharga pemerintah yang dibeli oleh bank sentral baik dari bank umum maupun langsung dari masyarakat. Sebagai contoh:

(1) Pembelian dari bank umum suatu surat berharga seharga Z. Efek transaksi tercermin dalam neraca sebagai berikut:

Bank Sentral

Kekayaan Utang

Surat berharga + Z Deposito bank um'um + Y

Bank Umum

Kekayaan Utang

Cadangan pada bank sentral Z Surat berharga - Z

(2) Pembelian langsung dari masyarakat. Misalnya bank sentral membeli surat berharga langsung dari perusahaan atau industri seharga Y. Cek yang diterima oleh perusahaan ini kemudian dimasukkan sebagai deposito pada bank umum. Perubahan dalam neraca akan nampak sebagai berikut:

Bank Sentral

Kekayaan Utang

Sural berharga + Y Deposito bank um'um + Y

Bank Umum

Kekayaan Utang

Cadangan pada bank sentral + Y Deposito + Y

Perusahaan

Kekayaan Utang

Deposito pada bank umum Surat berharga

+ Y - Y

Transaksi yang kedua ini mempunyai pengaruh langsung terhadap jumlah uang beredar. Namun, pengaruhnya terhadap uang beredar secara keseluruhan mungkin sama dengan transaksi pertama (membeli langsung dari bank umum) apabila efek langsung serta efek proses penciptaan kredit karena adanya tambahan deposito pada bank umum diperhitungkan.

d) Kekayaan Iain-Iain, dapat berupa tanah, gedung atau peralatan-peralatan.

2) Utang, yang terdiri dari:

a) Uang kertas bank. Uang kertas bank, adalah uang kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral sebagai alat pembayar yang sah. Uang kertas ini merupakan utang bagi bank sentral dan merupakan komponen utama dalam jumlah uang beredar. Pengeluarannya dijamin dengan seluruh kekayaan bank sentral serta tidak secara khusus dikaitkan dengan nilai emas tertentu.

b) Deposito. Bagian terbesar rekening ini terdiri deposito bank umum. Bank umum mempunyai/membuka rekening deposito ini untuk memenuhi ketentuan cadangan minimum serta sebagai sarana proses clearing. Di samping ini rekening deposito juga berasal dari pemerintah, guna melaksanakan pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah serta

penerimaan pajak.

c) Surplus. Surplus berasal dari: bunga surat berharga yang ditahan, bunga pinjaman yang diberikan dan dari kegiatan lain. Sebagian besar dari pendapatan ini diserahkan kepada pemerintah sebagai transfer.

d) Lain-lain. Lain-lain ini terdiri, misalnya, dari pengeluaran yang belum dibayar.

Dari uraian di atas jelas nampak bahwa pada dasarnya kekayaan bank sentral dapat diperoleh dengan menciptakan utang terhadap dirinya sendiri.

Seperti pada contoh pembelian surat berharga, kekayaan yang berupa surat berharga ini dapat diperoleh dengan menciptakan utang yang berupa deposito bank umum. Akhirnya, dari uraian-uraian di atas dapatlah secara ringkas disebutkan beberapa fungsi/tugas bank sentral:

(1) Mencetak dan mengedarkan uang kertas. Tugas ini dilakukan dalam rangka menjamin tersedianya uang kas yang cukup serta lalu-lintas pembayaran yang efisien.

(2) Sebagai banknya, pemegang kas dan penasihat keuangan pemerintah. Bank sentral membantu memperlancar kegiatan keuangan pemerintah, dengan cara membantu dalam hal penerimaan dan pembayaran serta memberi pinjaman dan penempatan/pengedaran surat-surat utang negara.

(3) Memelihara cadangan bank-bank umum. Tujuannya, untuk mengatur volume uang beredar serta memper-mudah proses pembayaran dengan sistem clearing.

(4) Memelihara cadangan emas dan devisa. Tugas ini dimaksudkan untuk menciptakan adanya kestabilan kurs valuta asing. Caranya, dengan selalu menjaga keseim-bangan antara devisa yang masuk dari ekspor atau aliran modal masuk dengan devisa yang keluar untuk impor dan aliran modal keluar melalui berbagai kebijaksanaan dalam perdagangan dan pembayaran internasional.

(5) Sebagai banknya bank umum serta sumber pengaman terakhir (lender of last resort). Sebagai bankers bank, bank sentral memberi pelayanan kepada bank umum sebagaimana halnya bank umum memberi pelayanan kepada masyarakat. Apabila bank umum mengalami masalah likuiditas dalam keadaan darurat (misalnya dalam keadaan krisis ekonomi sehingga bank umum sukar/tidak dapat memperoleh dana dari sumber lain) maka bank

sentral memberikan pinjaman likuiditas untuk mengatur kesulitan-kesulitan tersebut. Fungsi demikian inilah yang sering disebut dengan lender of last resort.

(6) Pengawasan serta pengendalian kredit perbankan, supaya tercapai kehidupan perbankan yang sehat.

Dalam dokumen View of EKONOMI MONETER (Halaman 76-81)