• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG UNTUK TRANSAKSI Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah

Dalam dokumen View of EKONOMI MONETER (Halaman 145-149)

A NALISIS KEBIJAKAN NILAI TUKAR

A. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG UNTUK TRANSAKSI Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah

BAB XI

dilakukan oleh Bank Indonesia biasanya akan sedikit kesulitan dalam melakukan penyesuaian pasokan uang yang dalam persediaan untuk mengakomodasi perubahan dalam permintaan uang berkaitan dengan transaksi bisnis.

Dalam mengatasi permintaan uang dengan tujuan untuk spekulatif, Bank Sentral akan sangat sulit untuk mengakomodasinya akan tetapi akan selalu mencoba untuk melakukan dengan melakukan penyesuaian tingkat suku bunga agar seseorang Investor dapat memilih untuk membeli kembali mata uangnya bila (yaitu suku bunga) cukup tinggi, akan tetapi, dengan semakin tinggi sebuah negara menaikan suku bunganya maka kebutuhan untuk mata uangnya akan semakin besar pula. Dalam hal perlakuan tindakan spekulasi terhadap realitas mata uang akan berkaitan dan dapat menghambat pada pertumbuhan perekonomian negara serta para pelaku spekulasi akan terus, terutama sejak mata uang secara sengaja dibuat agar bisa dalam bawah tekanan terhadap mata uang dalam rangka untuk memaksa agar Bank Sentral dapat menjual mata uangnya untuk tetap membuat stabilitas (bila hal ini terjadi maka para spekulan akan berusaha dapat membeli kembali mata uang tersebut dari bank dan pada harga yang lebih rendah atau selalu akan dekat dengan posisi harapan dengan demikian pengambilan keuntungan terjadi).

Permintaan uang menunjukkan keseluruhan uang yang diminta oleh sebuah perekonomian pada periode tertentu. Secara umum, ada tiga motif orang menggunakan uang :

o Motif transaksi (transactional motive). Permintaan uang untuk motif ini dapat disebut dengan MDt.

o Motif berjaga-jaga (precautionary motive). Permintaan uang untuk motif ini dapat disebut MDp.

o Motif spekulasi (speculation motive), atau MDs.

Permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga sangat dipengaruhi oleh pendapatan. Sedangkan permintaan uang untuk spekulasi sangat dipengaruhi oleh suku bunga.Ada beberapa hal yang mempengaruhi permintaan uang, diantaranya :

a. Pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan, permintaan akan uang akan semakin besar. Ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan.

b. Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintan uang

untuk motif spekulasi akan berkurang. Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi bertambah mahal.

Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada berspekulasi.

c. Tingkat harga umum. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah. Ini karena harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya.

d. Pengeluaran konsumen. Misalnya pengeluaran konsumen pada bulan- bulan menjelang Natal, puasa, dan Hari Raya lainnya bertambah, maka permintaan uang akan bertambah juga.

Permintaan terhadap uang dapat diartikan sebagai penetapan nilai uang yang dapat diperoleh untuk mendapatkan sejumlah barang dan jasa. Contoh, pada tahun 1998 sebelum krisis moneter dengan mengeluarkan sejumlah uang Rp. 5000, kita dapat memperoleh 2 kg beras. Tetapi saat sekarang, dengan jumlah uang yang sama kita hanya dapatkan 1 kg beras dengan kualitas beras yang sama. Naik turunnya harga barang disebabkan oleh: nilai barang, dan nilai uang.

Apabila semua harga barang mengalami perubahan, maka dapat dikatakan nilai uang yang berubah. Perubahan nilai uang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori jumlah (teori kuantitas, Marshall) yaitu: adanya keseimbangan antara jumlah uang yang beredar dengan berbagai faktor yang ikut mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi meliputi:

- kecepatan peredaran uang kartal dan giral - lamanya uang tersimpan

- jumlah pendapatan nasional.

Sehingga teori kuantitas dirumuskan:

M = k.PT

M = jumlah uang yang beredar

PT = jumlah nilai transaksi (pendapatan nasional) k = konstanta

Dari teori Marshall dapat dicontohkah: Bila Indonesia memiliki

pendapatan nasional sejumlah Rp. 888 triliun, bila masyarakat secara umum memegang uang sejumlah 45% dari jumlah transaksi tiap tahunnya, maka jumlah uang yang beredar = 45% x Rp. 888 triliun = Rp. 399,6 triliun. Dan diketahui sasaran pertumbuhan ekonomi (T) ditetapkan 20% dan tingkat inflasi optimal 5%, maka tingkat kenaikan jumlah uang (M) = 20% + 5% = 25%, Maka jumlah uang yang dibutuhkan:

M = 45% x (Rp. 888 triliun + 25% x Rp. 888 triliun )

= 0,45 x 1.110 triliun

= Rp. 499,5 triliun T dan k dianggap relatif tetap, karena:

- T tergantung pada kapasitas produksi nasional

- k tergantung pada kebiasaan pembayaran di masyarakat

2. Penawaran Uang atau (Money Suply)

Penawaran uang/MS adalah jumlah keseluruhan uang yang diedarkan bank pada waktu tertentu di sebuah ekonomi. Defini MS dapat dilihat sebagai berikut :

a. M0, yaitu definisi MS secara sempit. M0 hanya terdiri dari uang kartal, yaitu uang kertas dan logam yang kita pegang sehari-hari.

b. M1, yaitu M0 ditambah dengan demand deposit (dd). Dd adalah tabungan yang kita miliki di bank, yang dapat dicairkan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan. M1 ini merupakan perhitungan JUB yang sangat likuid.

c. M2, yaitu M1 ditambah dengan time deposit (td). Td adalah tabunga, deposito, dan sejenisnya, yang memiliki waktu jatuh tempo atau tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan.

d. M3, yaitu M2 ditambah dengan deposito jangka panjang, Ini meliputi dana-dana institusional yang ada dipasar uang.

Penawaran atas uang dapat diartikan, jumlah semua uang yang beredar dalam satu sistem perekonomian. Jumlah uang yang beredar dapat dibedakan atas kewajiban sistem moneter yang terdiri atas uang kartal, uang kuasi dan uang giral.

a. Uang giral (rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan)

b. Uang kartal, (uang logam dan kertas)

c. Uang kuasi adalah sejenis uang yang salah satu fungsinya sebagai alat pembayaran sementara yang tertunda. Contoh: tabungan berjangka (time deposit) dan tabungan (saving deposit) pada lembaga keuangan bukan bank.

Uang logam dan kertas hanya dapat dicetak oleh bank sentral, misalnya Bank Indonesia di Indonesia. Dalam jangka pendek, MS adalah konstan. Dalam perekonomian, uang dalam bentuk logam dan kertas hanya boleh dicetak oleh bank sentral. Namun bank umum juga dapat “mencetak” uang secara tidak langsung, seperti yang disebutkan diatas, melalui dd, td, dan deposito jangka panjang. Oleh sebab itu, bank sentral juga mengelola MS melalui berbagai kebijakan moneter yang akan menstimulasi bank-bank umum untuk bertindak sesuai arah yang diinginkan.

B. ANALISA KEBIJAKSANAAN DAN KESEIMBANGAN DALAM

Dalam dokumen View of EKONOMI MONETER (Halaman 145-149)