BAB III
IKSS 15: Nilai AKIP PPATK
PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O18 92
Nilai AKIP PPATK adalah nilai dari hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja PPATK. Nilai AKIP PPATK diukur keberhasilannya melalui kesesuaian penerapan sistem kinerja di PPATK dengan peraturan yang berlaku. Target dan realisasi kinerja indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis meningkatnya kualitas manajemen kinerja PPATK, sebagai berikut:
Tabel 3.41
Perbandingan Realisasi Kinerja IKSS ke-15 PPATK Tahun 2017-2018
Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Tahun 2017 Tahun 2018
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Nilai AKIP PPATK Nilai A Nilai BB 94,49% Nilai A Nilai BB
(75,59)* 94,49%*
Berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor: B/685/M.AA.05/2018 tanggal 26 Februari 2018 yang diterima oleh PPATK pada tanggal 30 Juli 2018 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017, PPATK memperoleh nilai hasil evaluasi sebesar 75,59 dengan tingkat akuntabilitas kinerja BB (sangat baik) untuk pengelolaan sistem akuntabilitas kinerja PPATK pada tahun 2017. Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja organisasi, dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil, sudah menunjukkan hasil yang baik.
Pada tahun 2018, PPATK menargetkan nilai AKIP PPATK adalah nilai A.
PPATK telah menyusun Laporan Kinerja Tahun 2017 PPATK. Laporan kinerja tersebut telah disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja. Laporan kinerja tersebut juga telah memuat profil PPATK, target kinerja yang ditetapkan, pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran
PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O18 93
strategis atau hasil program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud, termasuk penggunaan sumber daya.
Hingga 31 Desember 2018, PPATK belum menerima hasil evaluasi atas implementasi akuntabilitas kinerja PPATK tahun 2018 dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi. Oleh karena itu, realisasi nilai yang dicantumkan dalam laporan kinerja tahun 2018 adalah nilai atas hasil evaluasi implementasi akuntabilitas kinerja PPATK tahun 2017. Hasil penilaian atas evaluasi akuntabilitas kinerja PPATK pada tahun 2016-2017 yang diperoleh dari Kementerian PAN dan RB, sebagai berikut:
Tabel 3.42
Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja PPATK Tahun 2016-2018
No Komponen Bobot Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
1 Perencanaan kinerja 30 24,00 24,80 24,80*
2 Pengukuran kinerja 25 18,00 18,48 18,48*
3 Pelaporan kinerja 15 11,08 11,26 11,26*
4 Evaluasi kinerja 10 8,00 8,00 8,00*
5 Capaian kinerja 20 12,42 13,05 13,05*
Nilai hasil evaluasi 100 73,55 75,59 75,59*
Tingkat akuntabilitas kinerja BB BB BB*
Keterangan: *Nilai tahun 2017
Dengan memperhatikan rekomendasi hasil evaluasi sistem AKIP PPATK dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan sebagai upaya untuk mencapai target kinerja yang telah ditentukan, maka selama tahun 2018, PPATK telah menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi tersebut, sebagai berikut:
1. Membangun budaya kinerja yang selaras dengan ukuran kinerja, proses bisnis dan kompetensi pegawai, serta mekanisme monitoring dan evaluasi kinerja berkelanjutan melalui:
a. Penerapan rencana kerja yang menunjang prioritas nasional yang dituangkan dalam RKA K/L dan Perjanjian Kinerja eselon I-IV.
b. Penyusunan rencana aksi kinerja yang menunjang terhadap pelaksanaan perjanjian kinerja pejabat eselon I-IV.
c. Mekanisme monitoring dan evaluasi kinerja berkelanjutan dilaksanakan melalui pelaporan capaian kinerja, output, dan anggaran dalam aplikasi e-RKA yang dilakukan setiap triwulan oleh Tim Pengelolaan Kinerja PPATK.
PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O18 94
d. Pelaporan rencana aksi kinerja dilakukan setiap triwulan oleh Tim Pengelolaan Kinerja PPATK.
e. Pengukuran kinerja pegawai melalui SKP yang merupakan penjabaran dari IKU instansi, unit kerja sampai dengan individu pegawai melalui aplikasi SIAPIK.
2. Melakukan reviu dan penyempurnaan secara terus menerus pada IKU instansi dan unit kerja sampai dengan level eselon III dan IV, sehingga dapat tercipta keselarasan penjabaran (cascading) kinerja dari level instansi sampai ke level individu pegawai melalui:
a. PPATK menyusun Perjanjian Kinerja PPATK tahun 2018 dari level eselon I-IV.
Perjanjian Kinerja PPATK tahun 2018 telah ditandatangani oleh Kepala PPATK pada 22 Desember 2017.
b. Inspektorat PPATK juga telah melakukan reviu IKU instansi dan unit kerja, sehingga dapat tercipta keselarasan penjabaran kinerja dari level instansi, unit kerja, sampai dengan level individu pegawai.
3. Menyempurnakan rumusan tujuan dan sasaran strategis instansi maupun unit kerja serta reviu terhadap program, kegiatan, dan komponen anggaran dengan mengacu kepada tujuan dan sasaran tersebut melalui:
a. PPATK telah menyempurnakan rumusan tujuan dan sasaran strategis pada dokumen Renstra Pusdiklat PPATK. Pusdiklat PPATK mulai aktif beroperasi sejak awal tahun 2018 dan telah memiliki Renstra Pusdiklat yang merupakan penjabaran dari IKU PPATK.
b. PPATK telah melakukan reviu terhadap program, kegiatan, dan anggaran terkait dengan capaian kinerja PPATK yang dilakukan setiap triwulan.
4. Pemanfaatan aplikasi manajemen kinerja sebagai sarana monitoring dan evaluasi sebagai dasar pemberian reward and punishment melalui:
a. PPATK telah menggunakan aplikasi manajemen kinerja untuk menyampaikan laporan capaian kinerja secara berkala (triwulanan) dan menyampaikan laporan capaian output secara bulanan dalam aplikasi e-RKA PPATK sebagai sarana monitoring dan evaluasi oleh pimpinan.
PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O18 95
b. Aplikasi e-RKA juga digunakan sebagai mekanisme pengumpulan data kinerja yang andal dan mengintegrasikan informasi keuangan dengan tingkat kinerja.
c. PPATK juga menampilkan dan meng-update laporan capaian kinerja triwulanan dalam website PPATK sebagai perwujudan akuntabilitas kinerja kepada publik.
5. Meningkatkan kualitas evaluasi penerapan akuntabilitas kinerja terhadap instansi maupun unit kerja melalui e-SAKIP Reviu (ESR). PPATK telah menyampaikan dokumen Renstra PPATK, Laporan Kinerja PPATK, rencana aksi, IKU, dan perjanjian kinerja melalui aplikasi e-SAKIP Reviu (ESR).
6. Mondorong terwujudnya efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran melalui monitoring rencana aksi kinerja secara berkala dengan cara PPATK telah melakukan monitoring penggunaan anggaran setiap unit kerja melalui pelaporan rencana aksi kinerja secara berkala (triwulanan) dalam aplikasi e-RKA PPATK.
Laporan kinerja disusun untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai. Laporan kinerja juga sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi PPATK untuk meningkatkan kinerja.
Laporan Kinerja Tahun 2017 PPATK telah disusun dan disampaikan kepada presiden melalui Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi melalui aplikasi e-SAKIP Reviu.
Tabel 3.43
Perbandingan Realisasi IKSS ke-15 Tahun 2018 dengan Target Tahun 2015-2019
IKSS Target Tahun Realisasi
Tahun 2018
Persentase Realisasi Dibanding Target Tahun
2019 2015 2016 2017 2018 2019
Nilai AKIP PPATK B Nilai
A Nilai
A Nilai
A Nilai
A Nilai
BB*
(75,59) Nilai
94,49%
Jika dibandingkan dengan target kinerja tahun 2019, capaian kinerja IKSS ini pada tahun 2018 adalah 94,49%. Kondisi ini disebabkan hingga 31 Desember 2018, PPATK belum memperoleh hasil penilaian evaluasi atas sistem akuntabilitas kinerja PPATK tahun 2018 dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi.
PPATK menghadapi beberapa kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja nilai AKIP PPATK, antara lain:
PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O18 96
1. Masih kurangnya pemahaman pengelola kinerja dalam melakukan pengukuran indikator kinerja dan penyusunan laporan kinerja pada unit kerja masing-masing.
2. Terdapat rumusan penghitungan kinerja yang kurang sesuai dengan indikator kinerja yang digunakan.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, maka PPATK melakukan upaya- upaya, antara lain:
1. PPATK menyesuaikan target dan indikator kinerja, melaksanakan perbaikan rumusan penghitungan kinerja yang kurang sesuai dengan indikator kinerja melalui reviu Renstra PPATK Tahun 2015-2019.
2. PPATK lebih mengintensifkan pelaksanaan kegiatan pendampingan terhadap pengelola kinerja seluruh unit kerja dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan kinerja.
3. PPATK melaksanakan evaluasi dan monitoring atas capaian kinerja triwulanan dan penyusunan laporan kinerja masing-masing unit kerja.
4. PPATK memberikan pendidikan dan pelatihan terkait pengelolaan akuntabilitas kinerja untuk meningkatkan kompetensi Tim Pengelolaan Kinerja PPATK.
5. Laporan Kinerja PPATK telah menguraikan capaian kinerja dan analisis efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya yang digunakan.
Melalui sasaran strategis 13, PPATK ingin mewujudkan reformasi birokrasi PPATK yang efektif untuk menghasilkan tata kelola pemerintahan yang baik yang mencakup seluruh sasaran area perubahan reformasi birokrasi dengan indikator, antara lain bebas korupsi, bebas pelanggaran, komunikasi publik yang baik, penggunaan jam kerja yang produktif dan efektif, serta penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan. Capaian kinerja SS 13 belum dapat diketahui realisasi kinerjanya karena PPATK belum memperoleh hasil penilaian evaluasi program reformasi birokrasi PPATK tahun 2018 dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi.
Sasaran Strategis 13:
Terwujudnya reformasi birokrasi PPATK yang efektif
PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O18 97
Oleh karena itu, dalam penilaian capaian kinerja Nilai pelaksanaan reformasi birokrasi PPATK tahun 2018, PPATK menggunakan hasil penilaian tahun 2017 dari Kementerian PAN dan RB.
Reformasi birokrasi merupakan kebutuhan bagi setiap aparatur pemerintahan.
Reformasi birokrasi bukan hanya berkutat dalam tataran ketersediaan dokumentasi, prosedur dan laporan, melainkan perubahannya harus mampu dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan. Perubahan tersebut juga harus dapat diukur secara akuntabel dan transparan, serta dapat disajikan secara objektif.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menetapkan Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019 melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015. Dengan ditetapkannya Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019 tersebut, PPATK dituntut untuk melakukan perubahan dan penyempurnaan terhadap program mikro reformasi birokrasi PPATK. Sasaran reformasi birokrasi yang ingin dicapai selama periode lima tahun tersebut adalah (1) birokrasi yang bersih dan akuntabel; (2) birokrasi yang efektif dan efisien; dan (3) birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Kesadaran untuk melakukan transformasi kelembagaan dan organisasi telah mendorong PPATK untuk menetapkan Peraturan Kepala PPATK Nomor 08 Tahun 2016 tentang Road Map Reformasi Birokrasi PPATK periode 2015-2019. Arah kebijakan dalam Road Map Reformasi Birokrasi PPATK tersebut berpedoman pada delapan area perubahan dan tujuan kelembagaan, yakni (1) penguatan birokrasi pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme;
(2) meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; dan (3) meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Terwujudnya reformasi birokrasi PPATK yang efektif bertujuan untuk menghasilkan tata kelola yang berkualitas yang mencakup