Indonesia. Untuk memudahkan pengunjung dalam berkomunikasi dengan Orang Rimba diperlukan pendamping/fasilitator. Pendamping tersebut dapat berasal dari pengelola TNBD (petugas) atau dari LSM KKI Warsi yang memang selama ini berinteraksi dengan Orang Rimba dalam bidang pendidikan dan pendampingan.
Pengunjung juga dapat belajar kepada induk (sebutan bagi ibu-ibu Orang Rimba) mengenai cara membuat hasil kerajinan Orang Rimba yaitu ambung (wadah terbuat dari rotan biasanya digunakan sebagai tempat hasil memancing ikan). Hasil kerajinan tangan lainnya yaitu tikar pandan dan kalung/gelang sebalik sumpah (terbuat dari biji sebalik sumpah yang dipercaya dapat menangkal sumpah serapah orang lain). Hasil kerajinan ini belum dipasarkan hanya untuk keperluan sehari-hari. Pengunjung bisa memesan dan membeli kepada Orang Rimba namun harus dipesan jauh-jauh hari (tidak bisa langsung).
Dok. KKI- Warsi
(a) (b)
Gambar 10. (a) Ambung, salah satu hasil kerajinan tangan Orang Rimba dan (b) penjelasan oleh Tumenggung Tarip mengenai adat istiadat Orang Rimba.
menuju sumber air panas ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 75 m.
Air panas ini berbentuk kolam-kolam kecil yang muncul di tiga tempat dengan suhu air sekitar 32 0C. Kondisinya sangat memprihatinkan karena sama sekali tidak dikelola. Keadaan sekitarnya merupakan tanah berawa dan bergambut tebal dengan air berwarna hitam sehingga sulit diketahui seberapa besar sumber air panas tersebut. Sumber air panas ini terletak di bawah pohon beringin yang besar. Airnya tidak mengalir dan selalu ada (tidak pernah kering) meskipun musim kemarau. Flora yang terdapat di lokasi ini antara lain beringin, pulai, harendong raja, dan anggrek hutan.
(a) (b)
Gambar 11. (a) Sumber Air Panas Desa Baru yang terletak dibawah pohon beringin dan (b) pohon beringin
2. Sumber Air Panas Bukit Suban
Air panas ini terletak di Desa Bukit Suban. Secara geografis terletak pada posisi 01057’04” LS dan 102034’04” BT. Dapat ditempuh dari Pauh menuju Bukit Suban tepatnya pada Km 53, dari jalan raya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki sejauh 300 m. Sumber air panas ini berbentuk danau kecil seluas kurang lebih 30 m2. Di tengah-tengah danau keluar gelembung-gelembung air panas. Suhu air panas tersebut sekitar 390 C dan tidak mengalir. Di lokasi ini sama sekali belum ada fasilitas. Disekitar lokasi sebagian berawa dengan limpahan air panas tidak berbentuk sungai melainkan menuju ke segala arah sekitarnya. Flora yang terdapat disekitar sumber air panas antara lain bambu kuning dan semak belukar. Fauna yang dapat dijumpai yaitu monyet ekor panjang, burung gagak, bajing, dan kutilang.
Menurut kepercayaan masyarakat sumber air panas ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit, lumpuh, mata rabun dan
lain-lain. Sumber air panas ini pertama kali ditemukan oleh Orang Rimba.
Kepercayaan masyarakat Desa Bukit Suban (orang dusun) apabila terkena penyakit maka harus segera mandi/berendam di air panas tersebut sebelum matahari muncul/terbit. Dahulu banyak orang yang datang dari berbagai daerah seperti Medan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan yang datang ke lokasi ini untuk berendam dan mengambil air tersebut untuk obat. Namun sekitar tahun 1986/1987 sumber air panas ini sempat menjadi dingin selama setengah bulan.
Menurut penduduk desa hal ini disebabkan karena banyak yang menyalahgunakan sumber air panas ini. Adanya beberapa oknum ”dukun” yang mengaku dapat menyembuhkan penyakit padahal penyembuhan penyakit tersebut adalah dari sumber air panas. Kejadian tersebut menyebabkan pengunjung menjadi semakin berkurang. Dahulu pernah ada pengunjung dari Sumatera Barat yang lumpuh kemudian ia berobat ke air panas Desa Bukit Suban. Mengingat kondisi fisiknya yang sudah tua dan pada waktu itu banyak sekali pengunjung yang berendam di kolam tersebut akhirnya pengunjung itu meninggal dunia di lokasi sumber air panas. Di dekat jalan besar setelah masuk ke lokasi sumber air panas Bukit Suban (± 100 m dari danau) terdapat makam Orang Rimba bernama Tumenggung Besiring. Beliau adalah Orang Rimba yang sudah memeluk agama Islam dan berganti nama menjadi Muhammad Ali.
(a) (b)
Gambar 12. (a) Sumber Air Panas Bukit Suban dan (b) jalan menuju sumber air panas
3. Dam Sungai Jernih “Air Meruap”
Kawasan ini secara geografis terletak pada 01059’55” LS dan 102042’38”
BT. Perjalanan menuju lokasi ini dapat ditempuh dari Pauh menuju Desa Jernih Km 25 dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah timur (kanan) menyusuri saluran irigasi sepanjang ± 300 m. Dam ini dibangun sekitar tahun 1975 dengan
kedalaman ± 4 m. Kawasan ini dahulu dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum namun sekarang tidak ada pengelolanya. Air Dam tersebut berasal dari Sungai Jernih. Dinamakan Sungai Jernih karena airnya sangat jernih tidak berlumpur meskipun saat hujan dan tidak pernah kering walaupun kemarau. Air di sungai sangat jernih sampai ke dasar sungainya sehingga ikan-ikan yang hidup di sungai juga kelihatan. Sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Di dekat Dam tersebut terdapat danau yang mengeluarkan air yang bersuara (meruap). Sumber air dengan arus deras keluar dari dasar Dam yang kedalaman se kitar 8 m. Air meruap artinya air yang keluar dari dasar sungai dengan debit yang tinggi sehingga terdengar sampai kejauhan.
Kenyataan dilapangan lokasi tersebut terletak di tengah bendungan dan sudah tidak diketahui dimana sumbernya karena ditumbuhi rumput yang tebal dan tidak pernah dibersihkan.
Menurut Kepala Desa Jernih bahwa danau ini angker dan di dalam danau ini terdapat buaya putih yang tidak memiliki ekor tapi buaya ini tidak mengganggu.
Selain itu juga terdapat ular dan ikan Toman yang jahat. Dahulu ada salah seorang warga yang bermimpi melihat ular berkepala manusia menyerupai putri yang sangat cantik. Di dalam danau ini juga terdapat banyak sekali batu untuk cincin yang sudah dapat langsung digunakan karena telah digosok oleh air yang ada di danau. Cara mengambilnya adalah dengan memasukkan keranjang ke dalam sungai.
Dok. BKSDA Prov. Jambi Dok. BKSDA Prov. Jambi
(a) (b)
Gambar 13. (a) Dam Sungai Jernih dan (b) Air Meruap
D. Pengunjung Taman Nasional Bukit Duabelas