Pengkajian potensi objek dan daya tarik wisata alam serta alternatif perencanaan di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi Jambi. Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) merupakan habitat suku terasing (Suku Anak Dalam/Orang Rimba), mempunyai representasi ekosistem yang masih alami dan telah mengalami degradasi, mempunyai komunitas alam yang unik, langka dan indah serta bentang alam dan potensi alam dapat dimanfaatkan sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA).
PENDAHULUAN
Hasil kajian dan pengkajian tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam pengembangan rencana wisata alam alternatif di TNBD.
Tujuan
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Objek dan daya tarik wisata diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa kondisi alam serta flora dan fauna. Menurut Kodhyat (1996), daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mendorong orang untuk berkunjung dan singgah di daerah tujuan wisata tersebut.
Wisata Alam dan Ekowisata
Suwantoro (1997) menyatakan bahwa wisata alam adalah suatu bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan wisata alam adalah kegiatan wisata rekreasi dan pendidikan, penelitian, budaya dan cinta alam yang dilakukan di tempat wisata.
Taman Nasional
Kawasan penyangga adalah kawasan yang umumnya berbatasan dengan kawasan pemukiman dan berfungsi melindungi potensi sumber daya taman nasional dari gangguan atau tekanan masyarakat sekitar taman nasional, atau sebaliknya melindungi masyarakat dari gangguan satwa liar yang berada di dalam taman nasional.
Perencanaan Wisata
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
Sedangkan dalam RTRW Provinsi Jambi, luas kawasan hutan Bukit Duabelas untuk cagar biosfer ditetapkan seluas 29.485 Ha (BKSDA Jambi, 2004). Menteri Kehutanan dengan Surat Keputusan Nomor 46/Kpts-II/1987 tanggal 12 Februari 1987 menetapkan kawasan Hutan Bukit Duabelas sebagai kawasan cagar biosfer dengan luas 29.485 ha.
Kondisi Fisik
Letak dan Luas
Iklim, Topografi, Hidrologi dan Tanah
Kondisi Biologi Kawasan
Flora
Fauna
Masyarakat Sekitar Kawasan
Masyarakat di Dalam Taman Nasional
Pemanenan komersial (perdagangan) juga umum dilakukan, antara lain rotan manau, rotan cacing, rotan sego, rotan pin, rotan lilin, rotan sabut, rotan setengah, rotan tebu, rotan gela ng-gelang, rotan suto, rotan balam, rotan semut, jernanga sari buah, sari damar, madu tawon hutan (maniy rapah ibun dan maniy rapah silang), buah-buahan hutan terutama daun duku dan durian. Selain pemanenan hasil hutan, kegiatan pertanian tradisional yang dikenal masyarakat ini antara lain perkebunan karet dan buah-buahan.
Masyarakat di Luar Taman Nasional
Untuk pemanenan buah berlaku aturan adat 'jangan menebang pohon induk' yang artinya pemanenan dilakukan tanpa menebang pohon asal pengambilan buahnya, sehingga pohon tersebut dapat menghasilkan buah kembali pada musim panen berikutnya dan dapat beregenerasi. Masyarakat desa di bagian selatan TNBD sebagian merupakan masyarakat transmigran dan sebagian lagi merupakan etnis Melayu.
Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Metode
Data yang Dikumpulkan
Prosedur Kerja
Metode Pengambilan Data
Studi Pustaka
Wawancara dan Kuesioner
Pengamatan Lapang
Kondisi biologis; Unsur yang diamati adalah jenis flora dan fauna yang ada di sekitar objek wisata. Daya tarik; unsur yang diamati meliputi keunikan, kepekaan, ragam kegiatan, sumber daya alam yang luar biasa, kebersihan lokasi, keamanan, kenyamanan. Ketersediaan air bersih; Unsur-unsur yang diamati meliputi volume, jarak sumber air dari lokasi fasilitas, dapat atau tidaknya air mencapai fasilitas, kesesuaian untuk dikonsumsi, dan kontinuitas.
Pengolahan Data
- Metode Skoring
- Analisis Deskriptif
- HASIL DAN PEMBAHASAN
- Kriteria Penilaian ODTWA
- Daya Tarik
- Aksesibilitas
- Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi
- Akomodasi
- Sarana -Prasarana Penunjang
- Ketersediaan Air Bersih
- Rekapitulasi Penilaian ODTWA
Terdapat pula lubang berdiameter 2,5 m pada dinding air terjun (Tim Identifikasi Lokasi Wisata Alam Taman Nasional Bukit Duabelas dan Hutan Wisata Bukit Sari, 2002). Kebersihan air terjun Talon sangat baik, tidak ada pengaruh industri, kemacetan jalan, pemukiman penduduk, sampah, vandalisme dan pencemaran lainnya. Air Terjun Talon juga sangat nyaman, udaranya sejuk, tidak berbau mengganggu, tidak berisik dan tidak mengganggu lalu lintas umum.
Kebersihan Air Terjun Lubuk Jering sangat baik, tidak ada pengaruh dari industri, kemacetan jalan, pemukiman penduduk, sampah, vandalisme dan pencemaran lainnya. Air Terjun Lubuk Jering juga sangat menyenangkan, udaranya sejuk, bebas bau yang mengganggu, bebas kebisingan, dan tidak ada lalu lintas umum yang mengganggu. Demplot Tanaman Obat dan Aek Manitik mempunyai nilai sama yaitu 150, kemudian Air Terjun Lubuk Jering mempunyai nilai terendah yaitu 90.
Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya
Artinya, adat pernikahan Orang Rimba memerlukan jenis bunga yang berbeda-beda yang terdapat di hutan. Kelompok Orang Rimba yang selama ini menjadi tujuan wisata di TNBD adalah Kelompok Tarip Tumenggung di Kecamatan Air Hitam. Tumenggung Tarip merupakan Orang Rimba yang dapat dijadikan contoh/teladan bagi Orang Rimba lainnya.
Keunikan dan keunikan adat/budaya yang diwariskan masyarakat hutan secara turun temurun menjadi salah satu daya tarik wisata di TNBD. Kehidupan sehari-hari masyarakat hutan: (a) menangkap ikan dengan tombak, (b) memanen Rotan Manau, (c) menangkap ikan dengan akar tuba. Orang hutan juga mempunyai keunikan bahasa “bahasa hutan” yang berbeda dengan bahasa Indonesia bahkan bahasa daerah setempat.
Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di Sekitar Kawasan TNBD
Air panas ini berbentuk kolam-kolam kecil yang muncul di tiga tempat dengan suhu air sekitar 32 0C. Kondisi sekitar merupakan lahan rawa dan gambut tebal dengan air berwarna hitam, sehingga sulit mengetahui seberapa besar sumber air panas tersebut. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, sumber air panas ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, kelumpuhan, dan rabun jauh.
Ada beberapa “dukun” yang mengaku bisa menyembuhkan penyakit padahal obat penyakitnya dari sumber air panas. Di dekat jalan utama setelah memasuki lokasi pemandian air panas Bukit Suban (± 100 m dari danau) terdapat makam Orang Rimba bernama Tumenggung Besiring. Dia adalah orang hutan yang masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Muhammad Ali. a) Pemandian Air Panas Bukit Suban dan (b) jalan menuju sumber air panas.
Pengunjung Taman Nasional Bukit Duabelas
- Keadaan Pengunjung
- Karakteristik Pengunjung
- Motif, Aktivitas dan Persepsi Pengunjung
- Harapan Pengunjung
Hasil kuesioner menunjukkan karakteristik pengunjung TNBD pada umumnya berusia 17-32 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan berasal dari daerah sekitar TNBD (Kabupaten Sarolangun). Tingkat pendidikan sebagian besar dari mereka adalah SMP, yang mayoritas pekerjaannya adalah petani, PNS, dan sudah menikah (50. Tujuan mereka berkunjung ke sana bermacam-macam, ada yang hanya sekedar menikmati alam dan mengisi waktu luang. .
Persepsi pengunjung TNBD bahwa daya tarik wisata utama TNBD adalah Pemandian Air Panas Bukit Suban. Sebagian besar pengunjung menyatakan tidak menemui kendala apa pun saat berkunjung ke kawasan tersebut, meski kondisi jalan masih buruk terutama saat musim hujan. Secara umum pengunjung TNBD menginginkan penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana pendukung seperti jalan, transportasi, jaringan listrik dan peningkatan pelayanan pengunjung.
Masyarakat Desa Sekitar TNBD
Mereka juga berharap pengelolaan pariwisata dapat dilakukan secara maksimal agar potensi wisata di TNBD dapat menjadi daya tarik wisata unggulan. Tarian tersebut antara lain tari tauh, tari hitam manis, tari dana, tari cerai, tari kain, tari payung, tari 12 piring, pencak silat, lukah gilo dan seni biduk sayak (seni menanggapi pantun, biasanya dibawakan oleh anak muda). rakyat). Selain tarian adat, masyarakat desa juga memiliki kerajinan antara lain nyiru (tempat memenangkan beras), tikar pandan, ambung, keranjang nasi, kursi rotan, topi, peci nasi, sangkek (keranjang) dan atap daun pandan.
Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui potensi wisata yang ada, namun masyarakat tidak mengetahui rencana pengelolaan potensi tersebut. Keterlibatan masyarakat desa dan Orang Rimba dalam kegiatan pariwisata, yaitu sebagai peserta pelatihan pemandu wisata alam yang diadakan oleh pengelola dan dilibatkan sebagai pemandu yang menunjukkan kepada pengelola dan pengunjung lokasi objek yang mereka ketahui. Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat menyebutkan bahwa masyarakat desa sangat tertarik dengan adanya pengelolaan wisata di TNBD dan tentunya melibatkan mereka dalam kegiatan tersebut.
Pengelolaan dan Kebijakan
Pengelolaan
Komposisi dan kepegawaian BKSDA Jambi masih belum mencukupi untuk mengelola beberapa kawasan konservasi di Provinsi Jambi dan juga kawasan TNBD. Eksplorasi Rotan Manau (Calamus manan Miq) oleh Pusat Pengembangan Kebun Raya LIPI Bogor di kawasan eks cagar biosfer Kecamatan Pauh pada tahun 2003. Kegiatan pelatihan pemandu wisata alam bagi masyarakat desa sekitar kawasan TNBD Kabupaten Sarolangun pada tahun 2005 bekerjasama dengan LSM KKI Dinas Pariwisata, Olah Raga, Seni dan Budaya Wilayah Warsi dan Sarolangun.
Sarana adalah sarana yang dapat menunjang kegiatan pariwisata secara langsung, sedangkan prasarana penunjang atau fasilitas yang secara tidak langsung menunjang kegiatan pariwisata. Sarana dan prasarana di TNBD diyakini masih sangat buruk sehingga perlu dilakukan penambahan fasilitas yang menunjang kegiatan pariwisata dan perbaikan fasilitas yang ada. Fasilitas wisata di TNBD antara lain satu shelter yang terletak di jalur menuju demplot tanaman obat yang kondisinya baik.
Kebijakan Wisata
129/Kpts-VI/1996 tentang Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Perlindungan Alam, Taman Buru, dan Hutan Lindung. Memulihkan kondisi hutan, meningkatkan manfaat sosial hutan, meningkatkan upaya konservasi sumber daya hutan, dan mengoptimalkan manfaat hasil hutan. Untuk mewujudkan visi dan misi yang dilaksanakan dengan berpedoman pada kebijakan pengelolaan taman nasional dan menyadari peran spesifik yang dilakukan serta tekanan dan ancaman yang dihadapi, maka pokok-pokok kebijakan pengelolaan TNBD antara lain:
Perencanaan fasilitas dan daya tarik wisata (BKSDA Jambi, 2004) yang akan dikembangkan di TNBD antara lain meliputi. Berdasarkan perencanaan tersebut terlihat bahwa fasilitas dan daya tarik wisata yang dievaluasi belum menyusun rencana wisata alam secara jelas. Begitu pula dalam rencana pengembangan pariwisata Kabupaten Sarolangun berdasarkan RIPPDA Kabupaten Sarolangun Tahun 2004, objek wisata di kawasan TNBD yang masuk dalam rencana pengembangan pariwisata Kabupaten Sarolangun adalah wisata budaya suku Anak Dalam/Orang Rimba.
Alternatif Perencanaan
Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
- Demplot Tanaman Obat
- Aek Manitik
- Air Terjun Talon
Berdasarkan potensi obyek prioritas tersebut, maka dapat disusun alternatif rencana wisata alam pada masing-masing obyek. Kondisi lingkungan yang masih alami menjadikan Air Terjun Talon berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam. Berdasarkan usulan zonasi yang tertuang dalam rencana pengelolaan TNBD, perlu dilakukan penetapan dan penetapan serta pemantapan zona pemanfaatan pariwisata sesuai dengan keberadaan Orang Rimba dan potensi objek dan daya tarik wisata alam yang ada.
Pengelolaan suatu obyek dan daya tarik wisata alam memerlukan kerjasama dengan pihak lain yang terlibat dalam kegiatan wisata di TNBD, seperti masyarakat sekitar, pemerintah daerah, biro perjalanan, LSM dan lain sebagainya. Keputusan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Usaha Wisata Alam Pada Kawasan Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. Pertama-tama saya mohon maaf apabila pengisian kuesioner ini mengganggu aktivitas rekreasi bapak/ibu/kakak/saudari. Perkenalkan saya mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Kajian Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Beserta Perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD)”.
Perencanaan Pengelolaan Wisata Kawasan
- KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Apakah Anda mengunjungi kawasan ini karena alasan khusus, seperti mistisisme, kebutuhan agama dan keyakinan atau sejenisnya? Menurut Anda apa yang perlu dikembangkan di kawasan ini untuk meningkatkan daya tarik wisata alamnya? Sejarah/sejarah dan status kawasan serta masing-masing objek wisata yang ada di kawasan TNBD.
Kerjasama terkait pariwisata (jika ada, dengan pihak manapun, kriteria pihak yang diajak bekerjasama, kesepakatan dengan pihak tersebut). Kerjasama yang akan, sedang dan telah dilakukan dengan pimpinan TNBD terkait pariwisata. Sejarah/sejarah dan status TNBD serta masing-masing objek wisata yang ada di kawasan TNBD.
Kesediaan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan pariwisata di TNBD 5. Apakah ada masyarakat lokal yang terlibat dalam kegiatan pariwisata? jika iya, dalam bentuk apa hal itu terjadi, apa kesepakatannya) 6.