H
ingga saat ini, dunia masih menghadapi krisis kesehatan global akibat COVID-19. Sudah lebih dari 1 tahun, setiap negara di penjuru dunia harus berhadapan dengan musuh yang tidak terlihat ini, begitu pula dengan Indonesia.Indonesia pernah berada di situasi terburuk sepanjang pandemi ini, yaitu pada pertengahan bulan Juli – Agustus 2021. Periode tersebut merupakan gelombang ke-2 dari ancaman COVID-19. Masa- masa ini menjadi pengalaman terburuk bagi negara ini, dimana lonjakan kasus aktif sempat mencapai >50.000 kasus perhari. Tidak hanya kasus aktif, tingkat kematian akibat COVID-19 pun terus naik hingga mencapai 3.25 % sejak pertengahan bulan Juli 2021. Kondisi ini merupakan pengalaman terpahit sepanjang pandemi COVID-19 bagi negara ini.
Berkaca pada sejarah kelam lonjakan kasus di bulan Juli tahun ini, telah menyadarkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan, khususnya di masa Pandemi COVID-19. Ketatnya protokol kesehatan yang telah dilakukan, tidak akan menurunkan resiko terpapar bila tidak didukung dengan perilaku hidup sehat lainnya. Perilaku hidup sehat yang dimaksud seperti rajin berolahraga, berpikir positif, memiliki waktu tidur yang cukup dan mengonsumsi makanan sehat seimbang. Dengan senantiasa menerapkan perilaku hidup sehat, dapat menjaga kesehatan fisik kita di tengah pandemi.
Tidak hanya dengan menjaga kesehatan fisik, menjaga kesehatan mental di saat pandemi COVID-19 pun tidak kalah penting. Pandemi ini tidak hanya dapat mengancam kesehatan fisik, namun juga bisa mengganggu
U
ntil now, the world is still facing a global health crisis due to COVID-19. It has been more than 1 year since every country in the world has been dealing with this invisible enemy, including Indonesia. In middle of July to August 2021 Indonesia was in the worst situation during this pandemic. This period was the 2nd wave of the threat of COVID-19. It was the worst experience for this country, where the spike in active cases reached >50,000 cases per day. Not only active cases, the death rate from COVID-19 continued to rise to 3.25% since the middle of July 2021. This condition was the worst experience throughout the COVID-19 pandemic for this country.The dark history of the spike in cases in July this year made us aware of the importance of maintaining health, especially during the COVID-19 pandemic. The strict health protocol that has been carried out would not reduce the risk of exposure if it is not supported by other healthy living behaviors. Healthy living behaviors are meant to be diligent in exercising, thinking positively, having enough sleep and eating a balanced healthy diet. We can maintain our physical health in the midst of the pandemic by continually implementing healthy lifestyles.
Furthermore, maintaining mental health during the COVID-19 pandemic is no less important. This pandemic can not only threaten physical health, but can also disrupt the mental health
kesehatan mental setiap individu. Bagaimana tidak, penyebaran virus ini kian hari semakin meluas dan dapat menyebar dengan cepat. Hal tersebut tentu dapat menimbulkan rasa takut dan panik, terutama di kala lojakan kasus seperti yang telah terjadi pada pertengahan tahun ini. Selain itu, perasaan terasing selama menjalani karantina, kecemasan akan kebutuhan hidup sehari - hari dan simpang siurnya informasi terkait COVID-19 pun dirasakan oleh setiap individu di kala itu. Tidak berhenti sampai disitu, anjuran pemerintah untuk diam di rumah dan menjaga jarak pun telah sedikit banyak menimbulkan jarak emosional antara keluarga, sahabat dan rekan kerja. Bagi sebagian orang, hal-hal tersebut dapat dirasakan sebagai suatu tekanan atau beban yang besar. Bila tidak dapat dikendalikan, hal tersebut dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental.
Berbagai tekanan yang berlangsung selama pandemi ini, dapat menimbulkan berbagai gangguan mental bagi setiap individu. Beberapa contoh gangguan yang dapat terjadi yaitu berupa kecemasan berlebih akan keselamatan diri, perubahan pola tidur, sulit berkonsentrasi, penyalahgunaan obat-obatan dan stres. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengelola berbagai tekanan yang ada.
Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi ini berlangsung. Hal pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan selama masa karantina atau berada di rumah yaitu dengan melakukan berbagai olahraga kecil atau latihan peregangan. Dengan melakukan aktivitas fisik, dapat memicu tubuh untuk memproduksi hormon endorphin yang dapat mengurangi stress dan rasa cemas. Aktivitas ini akan lebih menyenangkan jika dilakukan bersama anggota keluarga serumah. Kedua, membuat rutinitas sendiri.
Rutinitas yang bisa dilakukan yaitu melakukan hobi seperti membaca, menyanyi, melukis atau kegiatan lain yang disenangi. Kegiatan ini dapat mengurangi rasa bosan selama masa karantina dan cemas yang berlebih selama pandemi ini berlangsung.
Upaya berikutnya yaitu lebih bijak dalam memilih informasi. Tidak bisa dipungkiri bahwa kian hari, berbagai informasi yang salah dan meresahkan terkait COVID-19, dapat menimbulkan kebingungan, kecemasan dan panik di setiap individu. Tidak ada salahnya untuk membatasi sejenak informasi terkait COVID-19 jika dirasa mulai memicu rasa cemas atau panik. Meskipun demikian, jangan menutup diri sepenuhnya terhadap informasi. Sangatlah penting untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam memilih informasi, yaitu dengan mencari informasi yang berasal dari sumber resmi milik pemerintah.
Selain itu, tetap menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat juga dapat menjaga kesehatan mental kita di masa pandemi seperti ini. Meskipun terkendala oleh jarak dan aturan pemerintah yang memberlakukan PPKM, kita dapat memanfaatkan teknologi yang ada seperti video call. Kegiatan ini juga dapat mengurangi rasa cemas dan khawatir akan kesehatan dan keselamatan keluarga atau sahabat terhadap COVID-19. Hal terakhir merupakan upaya yang paling utama, yaitu dengan meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan keagamaan dapat membantu seseorang untuk mendapatkan kondisi perasaan yang lebih baik dan tenang.
Sehat merupakan impian setiap individu bagi mereka yang sedang sakit. Seseorang dinyatakan sehat apabila berada dalam keadaan sehat baik seupaya fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif seupaya
of every individual. How come? This virus is increasingly and quickly widespread. This of course may cause fear and panic, especially during a spike in cases, such as what happened in the middle of this year. In addition, the feeling of being isolated during quarantine, anxiety about the needs of daily life and the confusion of information related to COVID-19 were felt by every individual at that time. Furthermore, the government’s recommendation to stay at home and maintain a distance more or less caused emotional distance among family, friends and colleagues. For some people, these things can be felt as a great pressure or burden. If not controlled, it can have a negative impact on mental health.
Various pressures during this pandemic may cause various mental disorders for each individual. Some examples include excessive anxiety about personal safety, changes in sleep patterns, difficulty concentrating, drug abuse and stress.
Therefore, it is very important for us to manage those various pressures.
There are various efforts that can be done to maintain mental health during this pandemic. First, do physical activities. Physical activities that can be done during quarantine or at home are various light sports or stretching exercises. Doing physical activities can trigger the body to produce endorphins that can reduce stress and anxiety.
These activities would be more fun when they are done with family members at home. Second, create your own routine.
Routines include doing hobbies, such as reading, singing, painting or other activities that you enjoy. These activity can reduce boredom during the quarantine period and excessive anxiety during this pandemic.
The next effort is to be wiser to select information. It is undeniable that more and more false and disturbing information related to COVID-19 may cause confusion, anxiety and panic in every individual. There is nothing wrong with temporarily limiting information related to COVID-19 when it is felt that it is starting to trigger anxiety or panic. However, do not close yourself completely to information. It is very important to be more selective and careful in selecting information, such as by looking for information deriving from official government sources.
In addition, maintaining communication with family and friends can also maintain our mental health during a pandemic like this. Despite the distance constraint and the government’s imposition of public activity restrictions ((PPKM), we can take advantage of such existing technology as video calls. This activity can also reduce anxiety and worry about the health and safety of family or friends against COVID-19. The last and the most important effort is to increase worship and getting closer to God Almighty. Religious activities can help a person getting a better and calm feeling.
Health is the dream of every sick person. A person is declared healthy when he is in good health physically, mentally, spiritually and socially which allows everyone to live productively in a social and economic way. Thus, maintaining physical health alone is not enough, especially during the COVID-19 pandemic.
sosial dan ekonomis. Dengan demikian, menjaga kesehatan fisik saja tidaklah cukup, terlebih lagi di era pandemi COVID-19. Mari senantiasa menjaga kesehatan fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk menghadapi pandemi ini.
Mari bersatu melawan COVID-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan 6M seupaya ketat, yaitu Mencuci tangan, Mengenakan masker ganda dengan benar, Menjaga jarak minimal 1 meter, Menjauhi kerumunan, Mengurangi mobilitas dan Menghindari kegiatan makan bersama. Mari Berdamai dengan COVID-19. Salam Sehat.•
Let’s always maintain our physical, mental, spiritual and social health to face this pandemic.
Let’s unite against COVID-19 by continuing to implement the strict 6M health protocol, including washing hands, wearing double masks properly, maintaining a minimum distance of 1 meter, staying away from crowds, reducing mobility and avoiding eating together. Let’s make peace with COVID-19. Be healthy!•
KESEHATAN | HEALTH
S
uatu ketik a saat menjadi mahasiswa, saya berkunjung k e s e b u a h t o k o buku di kampus.Buku tersebut saya baca sekilas dan terdapat sebuah kalimat yang hingga kini saya kenang dan aminkan. Kalimat tersebut kira-kira seperti ini,
“Dengan menguasai satu saja keterampilan dengan sungguh-sungguh, manusia ak an mampu mencuk upi kebutuhan hidupnya dari k e t e r a m p i l a n t e r s e b u t ”.
S e j e n a k s a y a b e r p i k i r , sepertinya saat itu saya tidak memiliki sebuah keahlian yang benar-benar mendalam dan
Temukan
Dari Hobi Menjahit
Find The Spark ff Joy From Sewing Hobbies
Dewi Yulianti
O
n c e I w a s a student, I visited a b o o k s t o r e o n t h e c a m p u s . I skimmed the book and found a sentence that I still remember and agree with. The sentence is something like this,“By mastering only one skill in earnest, humans will be able to make ends meet from that skill”. For a moment I thought, it seemed at that time I did not have a really good skill which I pursued persistently. That sentence turned out to have a profound effect on me and was the start of a search for the skills/interests I wanted to develop.