• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Kawasan

Dalam dokumen Buku I RPTN Taman Nasional Kayan Mentarang (Halaman 67-70)

BAB VI ANGGARAN

C. Pemanfaatan Kawasan

Wisata Alam Berbasiskan Masyarakat

Rencana ini memperkirakan bahwa jumlah wisatawan tidak akan meningkat paling tidak selama dua tahun pertama periode pelaksanaan, tetapi akan ada pertumbuhan sedikit demi sedikit setelah itu. Sebagian besar kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan secara bertahap selama periode 5 tahun sejalan dengan tersedianya dana dan tenaga.

Periode 5 Tahun Pertama

Penelitian dan Pemantauan :

a. Melakukan inventarisasi tempat-tempat yang memungkinkan, untuk pengkajian potensi pariwisata dan untuk tujuan pemantauan dimasa yang akan datang.

b. Penelitian tempat-tempat berpotensi untuk wisma tamu masyarakat, terutama di Apau Ping dan Long Layu, yang berada di ujung jalur pendakian prioritas utama.

c. Penelitian metode untuk mengatur wisma tamu dan warung-warung yang dimiliki bersama oleh masyarakat.

d. Mencari cara yang sesuai untuk mengatur dan menjalankan dana masyarakat di desa-desa yang berlainan.

e. Mengupayakan dari toko-toko dan pedagang kerajinan tangan di bagian lain Kalimantan jenis kerajinan mana yang paling digemari oleh wisatawan dan mengetahui apakah masyarakat setempat mau menghasilkan lebih banyak barang kalau dibuatkan tempat-tempat penjualan.

VII-94 Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN)

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku I)

boleh diambil, jenis mana yang boleh dijual dalam jumlah terbatas, keterlibatan masyarakat dalam pemantauan populasi jenis yang diambil, dan tanggapan pengelolaan ketika suatu jenis kelihatan terancam oleh pemanenan yang berlebihan.

b. Memantau populasi jenis yang umumnya dipanen.

c. Peninjauan tahunan pada jenis yang boleh diambil dan menetapkan keputusan tentang campur tangan pengelolaan untuk jenis yang sedang dipanen secara berlebihan (kuota, penutupan kawasan, dsb.)

Periode 5 Tahun Kedua

Inventarisasi dan Distribusi Jenis:

Melanjutkan survei ke bagian-bagian lain dari taman nasional.

Reintroduksi, Rehabilitasi dan Pengayaan Jenis:

a. Mencoba merekrut ilmuwan dengan dana sendiri untuk mengkaji potensi peliaran kembali atau pengayaan Badak dan/atau Orangutan di TNKM. Kelompok pakar IUCN mengenai Badak dan primata merupakan sumber yang memungkinkan untuk bantuan semacam ini.

b. Memantau lenyapnya atau ancaman untuk lenyapnya jenis dari kawasan taman nasional, terutama habitat yang lebih kecil, lebih terpecah seperti hutan batukapur dan hutan kerangas serta padang rumput, dan melakukan pengayaan jenis di daerah- daerah ini jika seandainya peliaran ulang secara alamiah tidak memungkinkan dan pengayaan dapat dilakukan secara teknis dan ekonomis.

Pembinaan Habitat:

a. Memantau habitat yang lebih kecil, mudah terganggu, seperti hutan batukapur dan kerangas mengenai masalah yang dihadapi dan melakukan campur tangan pengelolaan bila diperlukan.

b. Melanjutkan pengelolaan padang rumput.

Pemanenan berkelanjutan oleh masyrakat setempat atas tumbuhan dan satwa dari TNKM:

a. Memantau populasi jenis yang umumnya dipanen.

b. Peninjauan tahunan jenis yang boleh diambil dan menetapkan keputusan tentang campur tangan pengelolaan untuk jenis yang sedang dipanen secara berlebihan (kuota, penutupan kawasan, dsb.). Mungkin perlu diantisipasi bahwa jenis yang terlihat umum atau cukup umum saat ini tetapi karena seringnya pemanenan akan membuatnya semakin terancam. Lutung Abu-abu dan Lutung Merah serta Landak, yang diburu untuk mendapatkan batu empedu, sangat mungkin akan menjadi perhatian utama dalam upaya penelitian dan pengelolaan yang lebih mendalam.

Kalau transportasi menjadi lebih baik dan kawasan TNKM menjadi terkait dengan perdagangan gelap internasional empedu dan bagian lain beruang, Beruang Madu

Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) VII-95

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku I)

f. Melaksanakan program pengembangan kerajinan tangan, meningkatkan mutu produk bila diperlukan dan membuatnya lebih menarik bagi wisatawan.

g. Menjamin bahwa buah dan sayur yang dihasilkan dari program pengembangan produk makanan akan dibeli, mungkin oleh WWF, tetapi hanya bagi produk yang segar dan bermutu tinggi.

Pemasaran dan Promosi :

a. Membahas citra promosi dengan masyarakat setempat untuk menjamin bahwa mereka senang dengan citra gambar dan kata-kata yang dipakai oleh WWF.

b. Membuat situs web yang memuat atraksi TNKM secara rinci saat daerah pengembangan pariwisata dan jalur utama telah ditentukan. Memastikan bahwa situs tersebut mempunyai alamat kontak bagi siapapun yang menginginkan informasi lebih lanjut, memelihara dan menyempurnakan secara teratur. Pembuatan situs web profesional dapat menelan biaya sekitar $5.000 - $7.000, namun biaya pemeliharaannya sangat rendah. Biaya situs web dapat ditanggung bersama dengan situs-situs tentang kegiatan ekowisata di proyek-proyek WWF lainnya atau dengan lembaga konservasi lainnya yang mengerjakan masalah ekowisata, seperti The Nature Conservancy dan Conservation International.

c. Memproduksi leaflet yang menggambarkan atraksi TNKM, jadwal transportasi dan rute perjalanan yang potensial dan didistribusikan ke hotel-hotel yang digunakan oleh wisatawan bebas, di Kalimantan Timur dan diluar Kalimantan Timur: misalnya di Sulawesi dan Sumatra.

d. Memproduksi leaflet yang berisi rincian atraksi di TNKM untuk para pakar (khususnya pengamatan burung) dan dikirim disertai dengan surat pengantar ke perusahaan pariwisata yang khusus untuk pengamatan burung.

e. Mengundang operator wisata di Kalimantan Timur dan petugas pariwisata yang sangat membantu dalam kunjungan kekeluargaan TNKM bila sarana dasarnya sudah ditempatkan, kalau dana untuk kegiatan yang mahal ini tersedia.

f. Berpartisipasi dalam pameran perdagangan untuk mempromosikan TNKM.

g. Menghubungi para penerbit dan penulis buku petunjuk untuk mengundang mereka ke kawasan atau menerima informasi tentang kawasan untuk edisi berikutnya.

h. Mencoba untuk memastikan bahwa artikel perjalanan mengenai Kayan Mentarang ditempatkan pada publikasi yang sesuai, misalnya di dalam majalah penerbangan, koran dan majalah di negara yang mengirim wisatawan. Ini dapat menjadi bagian dari spesifikasi pekerjaan bagi VSO (Voluntary Services Overseas) atau CUSO yang bekerja di proyek.

Periode 5 Tahun Kedua

Penelitian dan Pemantauan :

a. Memantau dampak pariwisata di tempat-tempat yang digunakan oleh wisatawan untuk mengkaji dampak lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.

b. Melanjutkan pertemuan dengan masyarakat setempat di daerah yang ditetapkan untuk pengembangan pariwisata dan mengkaji daerah yang bersangkutan dan

VII-96 Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN)

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku I)

f. Mengidentifikasi operator pariwisata di Kalimantan Timur untuk menyebarkan informasi mengenai TNKM.

Pengembangan Sumber Daya Manusia :

a. Memperoleh keahlian dalam pengembangan wisata-alam, baik melalui pelibatan LSM yang mengkhususkan diri dalam pengembangan wisata-alam, pakar wisata- alam PHKA, mendapatkan relawan dari VSO atau CUSO, atau cara-cara lain.

b. Menyelenggarakan program pelatihan keterampilan pemanduan, keramah-tamahan tata boga dan pengelolaan usaha kecil, khususnya dalam peningkatan mutu akomodasi di rumah-rumah untuk wisatawan, mengajar memasak serta cara pembukuan yang sederhana.

c. Mencari informasi apakah hotel-hotel di Long Bia, Tanjung Selor, Tarakan, atau kota-kota besar lainnya bersedia untuk melatih orang-orang dari desa dalam keterampilan keramah-tamahan. Peserta latihan akan menerima kesempatan bertemu wisatawan beserta kebutuhannya dan belajar unsur-unsur kesehatan dan sanitasi yang akan penting untuk pengembangan pariwisata di TNKM.

d. Mencari informasi apakah ada Sekolah Lanjutan Pariwisata (SLP) di kota-kota besar Kalimantan Timur, dan seperti apa kurikulumnya, apakah hal ini akan berguna bagi pengembangan wisata-alam di TNKM.

e. Menempatkan orang-orang yang sesuai untuk pelatihan atau pendidikan di hotel dan SLP dengan beasiswa (Tahun 4,5).

f. Melaksanakan program kepedulian masyarakat yang dititikberatkan pada hubungan antara konservasi dan pariwisata serta menekankan peran WWF, agar masyarakat setempat mengetahui bahwa setiap bantuan dari WWF dan instansi yang lain untuk membantu mengembangkan pariwisata mempunyai tujuan akhir yaitu meningkatkan konservasi kawasan lindung.

g. Menyelenggarakan kunjungan kekeluargaan bagi penduduk desa tertentu yang terlibat dalam pariwisata ke tempat lain dimana wisata alam sedang dilaksanakan, terutama di daerah Dayak di dekat Sabah dan Serawak. Kalau dananya tersedia, kunjungan lain dapat direncanakan ke tempat-tempat seperti Gunung Halimun (Jawa Barat) dan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Seloliman (Jawa Timur).

Pengembangan Produk :

a. Memilih daerah yang paling sesuai untuk pengembangan pariwisata.

b. Memperbaiki jalan setapak yang kemungkinan besar akan digunakan oleh wisatawan, dengan prioritas tertinggi diberikan pada jalur dari Long Layu ke Apau Ping.

c. Membangun menara pengamatan hidupan liar atau persembunyian didekat Lalut Birai dan di padang rumput Apau Ping.

d. Membawa kerajinan dari daerah diluar zona pengembangan pariwisata ke daerah dimana wisatawan berada.

e. Merancang dan mencetak panduan bagi wisatawan untuk dibagikan di kantor dan akomodasi PHKA.

Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) VII-97

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku I)

Periode 5 Tahun Ketiga, Keempat dan Kelima

Penelitian dan Pemantauan :

a. Melanjutkan pemantauan dampak terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial budaya di daerah pengembangan pariwisata.

b. Melanjutkan memastikan bahwa masyarakat setempat mempunyai saluran untuk mengemukakan kekhawatiran dan pendapat mereka. Memecahkan setiap masalah.

Melanjutkan mendorong penduduk untuk lebih terlibat dalam pariwisata.

c. Melanjutkan survei wisatawan untuk mengkaji tingkat kepuasan dan kemungkinan profil pengunjung: misalnya apakah terdapat lebih banyak wisatawan dengan minat umum dan lebih sedikit dengan minat petualangan ?

d. Menyelidiki kemungkinaan penggunaan perlengkapan arung jeram di dalam kawasan.

Pengembangan Produk :

a. Melanjutkan program pelatihan dalam pemanduan alam, keramah-tamahan, ketrampilan tata boga dan pengelolaan usaha kecil.

b. Memelihara wisma tamu yang ada dan membangun yang baru kalau terdapat cukup wisatawan untuk mengisinya. (Kalau memang begitu masalahnya, pengusaha setempat pasti sudah memulai menyediakan lebih banyak akomodasi secara spontan).

c. Menjamin bahwa jalan setapak, menara pengamatan dan tempat persembunyian tetap dipelihara.

d. Melanjutkan pengembangan produk kerajinan tangan kalau masih diperlukan.

e. Menyesuaikan struktur dana masyarakat dan pembayaran biaya pemeliharaan jalan setapak kalau perlu.

f. Kalau pengusahaan arung jeram kelihatan memungkinkan, mengirim orang setempat untuk dilatih mengendalikan perahu karet untuk arung jeram di daerah lain di Indonesia (jika perlu).

g. Membantu mendirikan perusahaan arung jeram berbasiskan koperasi.

Pemasaran dan Promosi :

a. Memelihara dan memperbarui situs web TNKM.

b. Melanjutkan memproduksi bahan promosi atraksi TNKM dan mendistribusikannya.

c. Melanjutkan pengiriman bahan-bahan mengenai TNKM ke perusahaan pariwisata khusus - saat ini perusahaan khusus wisata alam seharusnya sudah tertarik.

d. Memastikan bahwa penerbit dan penulis buku panduan tetap peduli dengan TNKM.

e. Melanjutkan mendorong penerbitan artikel perjalanan mengenai Kayan Mentarang dalam publikasi yang sesuai.

f. Kemungkinan pemasaran untuk kursus keluar kawasan kalau potensinya telah dipastikan.

VII-98 Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN)

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku I)

antusias. Memecahkan setiap masalah. Melanjutkan mendorong masyarakat setempat untuk ikut terlibat dalam pariwisata.

c. Survei wisatawan untuk mengkaji tingkat kepuasan mereka.

d. Melanjutkan meneliti daerah-daerah lain dengan potensi pariwisata.

e. Mencari kemungkinan untuk mengadakan semacam kegiatan petualangan bagi warga asing dan usahawan Indonesia dari Kalimantan Timur atau dari mana saja.

Pengembangan Sumber Daya Manusia :

a. Melanjutkan program pelatihan dalam pemanduan, produksi dan pemrosesan makanan, keramah-tamahan, ketrampilan tata boga dan pengelolaan usaha kecil.

Pengembangan Produk :

a. Mengirim masyarakat setempat yang berbakat ke daerah yang memiliki pemanduan pengamatan burung lokal yang baik untuk dilatih, misalnya Tangkoko Dua Saudara di Sulawesi Utara.

b. Dalam tahap ini mungkin jumlah pengunjung di beberapa daerah sudah cukup meningkat sehingga akan lebih diperlukan untuk membangun wisma tamu di desa daripada wisatawan terus menginap di rumah-rumah penduduk, khususnya di Long Layu dan Apau Ping.

c. Memperbaiki lebih banyak jalur yang digunakan oleh wisatawan dan memastikan bahwa yang sudah ada tetap dipelihara.

d. Menjamin bahwa menara pengamatan hidupan liar atau tempat persembunyian tetap dipelihara.

Pemasaran dan Promosi :

a. Memastikan bahwa situs web TNKM (atau situs web bersama) dipelihara dan diperbarui.

b. Memproduksi lebih banyak leaflet yang menggambarkan atraksi TNKM, dan didistribusikan ke hotel-hotel yang digunakan oleh wisatawan bebas, baik di Kalimantan Timur maupun diluar Kalimantan Timur.

c. Memproduksi leaflet untuk memperbarui atraksi di TNKM untuk para pakar (khususnya pengamatan burung) dan dikirim ke perusahaan pariwisata yang khusus untuk pengamatan burung.

d. Memastikan bahwa para penerbit dan penulis buku panduan mengetahui TNKM dan meminta agar memasukkan informasi tentang kawasan dalam edisi mereka yang berikutnya, kalau mereka belum melakukannya.

e. Mencoba untuk memastikan bahwa artikel perjalanan mengenai Kayan Mentarang ditempatkan pada publikasi yang sesuai, misalnya didalam majalah penerbangan, surat kabar dan majalah di negara yang mengirim wisatawan

Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) VII-99

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku I)

Juga penting untuk memulai mengangkat dan melibatkan ilmuwan dari lembaga penelitian dan mahasiswa. Karyawan PHKA dan/atau WWFI tidak dapat melaksanakan seluruh penelitian yang dibutuhkan. Sangatlah penting untuk melibatkan fakultas dan mahasiswanya dari Universitas Mulawarman di Samarinda dan dari tempat lain di Indonesia, Asia Tenggara, Eropa dan Amerika. Untuk mendukung para ilmuwan dan mahasiswa, perlu dilakukan pembaharuan dan perbaikan prosedur untuk lamaran dan administrasi penelitian, beserta peraturannya, kebutuhan dan tanggungjawab para peneliti.

Penelitian Habitat :

a. Mengidentifikasi tipe-tipe habitat yang dikenal oleh masyarakat setempat dan di periksa silang dengan sampling lapangan dan hasil survei cepat keragaman hayati dan memetakan habitat tersebut.

b. Melanjutkan program penelitian pada plot vegetasi yang sudah dibuat di Stasiun Penelitian Hutan Lalut Birai.

c. Membuat plot vegetasi baru di habitat sekitar Stasiun Lalut Birai yang belum mempunyai plot semacam itu.

Penelitian Skala Bioregional :

a. Menyelenggarakan lokakarya untuk mengembangkan studi jangka panjang bersama mengenai kebutuhan Babi Hutan atas lahan diluar TNKM untuk mencari makan, berkembang biak dan tujuan lain.

b. Bekerjasama dengan CIFOR dan mitra lain untuk melaksanakan rencana penelitian Babi Hutan jangka panjang.

c. Menyelenggarakan studi kepustakaan tentang perpindahan potensial dan aktual fauna lain kedalam dan keluar TNKM dan mengembangkan rencana jangka panjang penelitian bioregional.

d. Merekrut ilmuwan dan mahasiswa untuk melaksanakan rencana penelitian bioregional jangka panjang.

e. Mengidentifikasi koridor habitat yang berpotensi antara TNKM dan habitat penting di luar TNKM.

f. Bekerjasama dengan instansi Pemerintah Daerah Kabupaten untuk mencoba melestarikan habitat tersebut beserta koridor habitat.

g. Memulai kerjasama lintas-batas dengan Sabah dan Serawak dalam pertukaran informasi ilmiah dan lain-lain dengan tujuan untuk meningkatkan pengelolaan kawasan lindung dan sisa-sisa habitat alami di dalam daerah perbatasan. Organisasi kontaknya adalah Kementerian Pengembangan Pariwisata dan Lingkungan Sabah, Departemen Kehutanan Sabah, Sabah Museum, University Malaysia Sabah, WWF Malaysia - Sabah, GTZ/WCS Project, DANCED dan lain-lain.

Penelitian Jenis :

a. Bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk mengidentifikasi lokasi lahan mereka dan tipe habitat vegetasi yang penting untuk jenis prioritas dan mengapa;

VII-100 Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN)

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku I)

Kegiatan Peningkatan Pendidikan dan Penyadaran

Dalam dokumen Buku I RPTN Taman Nasional Kayan Mentarang (Halaman 67-70)