• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku I RPTN Taman Nasional Kayan Mentarang

N/A
N/A
Nugroho Sigit

Academic year: 2023

Membagikan "Buku I RPTN Taman Nasional Kayan Mentarang"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

Dengan demikian, kawasan hutan tetap berada dalam kawasan TNKM dan dikelola bersama; Sebagian besar kawasan TNKM harus ditetapkan sebagai Kawasan Pemanfaatan Tradisional (TUA), sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat lokal.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang dan Pertimbangan Status TNKM
  • Dasar Pemikiran, Tujuan dan Sasaran Penyusunan Rencana Pengelolaan
  • Karakteristik dan Ruang Lingkup Rencana Pengelolaan
  • Perumusan Rencana Pengelolaan

Rencana Pengelolaan Taman Nasional akan memastikan pengelolaan aktif dan memperkuat perlindungan hukum Taman Nasional. Rencana Pengelolaan ini berfokus pada kawasan taman nasional dan kawasan penyangganya dalam kaitannya dengan bioregion di sekitarnya.

KEADAAN UMUM

Keadaan Fisik

Daerah terkering adalah lembah pedalaman dan daerah aliran sungai di sepanjang hulu Sungai Kayan dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun. Curah hujan tahunan maksimum di dataran rendah terdapat di sekitar Desa Data Dian, yaitu wilayah barat laut kawasan taman nasional.

Keadaan Biologi

Burung yang paling spektakuler di TNKM adalah burung enggang dan ayam hutan, dengan keanekaragaman burung enggang yang tinggi (tujuh spesies telah terdokumentasi). Burung enggang jambul hitam (Aceros corrugatus) tergolong ‘rentan’, sedangkan burung enggang jambul hitam (Anthrococeros malayanus) dan burung enggang gading (Buceros vigila) merupakan spesies yang hampir terancam punah.

Potensi Wisata

Agen perjalanan dan organisasi penelitian harus didorong untuk mengumpulkan proposal pengembangan kegiatan pariwisata dan pendidikan di taman nasional beserta infrastruktur pendukungnya. Kegiatan dan infrastruktur pariwisata harus dievaluasi dan direncanakan secara cermat untuk menghindari dampak negatif terhadap sumber daya alam taman nasional, budaya lokal, dan kehidupan masyarakat.

Kondisi Sosial Ekonomi dan Kebudayaan

Hasil hutan secara tradisional telah menjamin penghidupan dan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal di wilayah tersebut. Pendapatan dari hasil hutan dapat mencapai 80% dari total pendapatan di beberapa desa, dan gaharu merupakan produk terpenting pada tahun 1990an.

Pengelolaan Kawasan

  • Mengoptimalkan Kesempatan Pendidikan, Penelitian, Pariwisata dan Rekreasi yang Sesuai Dengan Pelestarian dan Pemanfaatan
  • Memastikan Bahwa Pengambilan Flora dan Fauna Oleh Masyarakat Setempat dari TNKM Akan Berkelanjutan
  • Membangun dan Memelihara Sistem Pengelolaan Bersama Dengan Masyarakat Setempat dan Pemerintah Daerah
  • Membangun dan Memelihara Sistem Pengelolaan Bersama
  • Menjamin Bahwa Pengambilan Flora dan Fauna Oleh Masyarakat Setempat dari TNKM Dilakukan Secara Berkelanjutan

Mengerjakan permasalahan terkait pengelolaan taman nasional seperti tata batas, zonasi, dan kelembagaan pengelolaan bersama TNKM. Kajian potensi peluang pengembangan ekonomi bagi masyarakat di dalam dan sekitar taman nasional.

Aspek Pengelolaan dan Kebijakan 1. Perencanaan

  • Perbatasan Luar

Misalnya, hutan produktif yang mengalami penebangan aktif telah ditambahkan ke kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh di Sumatera. Program Pertukaran Utang untuk Alam dan Penyerapan Karbon dapat digunakan untuk memberikan kompensasi kepada masyarakat lokal untuk pembebasan lahan di taman nasional. Perluasan Tubu: Diperlukan diskusi lebih lanjut dengan INHUTANI II, CIFOR dan khususnya masyarakat lokal yang sebagian wilayahnya layak untuk dimasukkan ke dalam kawasan taman nasional.

Di kawasan Sungai Tubu, sebagian atau sebagian kawasan hulu Sungai Kulun dan Menabur dapat dimasukkan dalam kawasan taman nasional. Menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan bersama dan pembagian pendapatan serta manfaat lain dari taman nasional dengan masyarakat lokal.

Mengelola Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem 1. Flora, Fauna dan Ekosistem

  • Zona Internal
  • Hidrologi
  • Rehabilitasi Taman

Beberapa permasalahan lain yang perlu dibahas dan dinegosiasikan adalah spesies yang boleh/tidak boleh diburu/diambil, penebangan pohon di beberapa kawasan TNKM dan apakah sumber daya alam yang dikumpulkan masyarakat lokal di beberapa kawasan TNKM dapat dijual. Pada tahun pertama Rencana Pengelolaan, pengelola taman nasional dan masyarakat lokal harus membuat kesepakatan mengenai spesies yang dapat diburu atau dikumpulkan oleh masyarakat lokal. Masyarakat lokal diperbolehkan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan dari Kawasan Pemanfaatan Tradisional di dalam taman nasional.

Dampaknya akan mengakibatkan lebih banyak eksploitasi berlebihan dan kepunahan lokal dibandingkan jika eksploitasi ini dikelola bersama oleh pengelola taman nasional dan masyarakat lokal. Banyak taman nasional di Indonesia dan negara lain mengizinkan penjualan sumber daya alam yang dikumpulkan oleh masyarakat lokal di wilayah terkait secara terbatas dan berkelanjutan.

Pemanfaatan Kawasan 1. Wisata Alam

  • Penyuluhan dan Pendidikan Lingkungan

Selain itu, pengelola taman nasional harus mencari dana untuk mendaftarkan pemuda dari desa-desa sekitar taman nasional untuk memperoleh sertifikat, diploma atau program gelar di bidang pengelolaan sumber daya, biologi konservasi, ekowisata berbasis masyarakat, dan lain-lain. Taman nasional juga harus mencari cara lain untuk melibatkan mahasiswa dalam studi master dan doktoral mengenai topik penelitian yang relevan dengan taman nasional. Memanfaatkan taman nasional untuk membantu mendidik siswa sekolah dasar dan menengah akan sulit dilakukan dalam beberapa tahun mendatang.

Penyebab utamanya adalah sulitnya mendatangkan dan membiayai kelompok pelajar dari luar daerah ke taman nasional. Salah satu alasan mengapa tim penilai infrastruktur merekomendasikan pembukaan hanya tiga konsesi pariwisata untuk masing-masing dua sub-kawasan taman nasional adalah agar pengembangan pariwisata dapat dilakukan secara bertahap (Terzich et al., 1999).

Penelitian dan Pengembangan

  • Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Ekosistem
  • Pengelolaan Populasi
  • Sumbangan Masyarakat Setempat di dalam Penelitian
  • Penangkaran dan Pembudidayaan

Subyek pertama yang direkomendasikan untuk penelitian lapangan adalah babi hutan, yang mengikuti siklus pembuahannya hingga ke wilayah di luar taman nasional. Program penelitian jenis ini akan lebih efektif dan hemat biaya karena menggunakan pengetahuan ekologi masyarakat lokal. Yang juga penting adalah penelitian yang mengkaji bagaimana satwa liar di taman nasional merupakan bagian integral dari lanskap yang lebih luas.

Penduduk asli membuat peta yang menunjukkan konsentrasi spesies atau jenis flora dan fauna tertentu. Staf penjangkauan dan pendidikan Taman Nasional harus menerjemahkan temuan penelitian ke dalam format yang sesuai untuk masyarakat lokal.

Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Kawasan 1. Pencegahan dan Pengelolaan Ancaman

  • Koordinasi Perlindungan Taman Nasional dan Program Konservasi Prosedur PHKA biasanya memberikan pedoman dalam mengkoordinasikan program

Staf taman nasional dan masyarakat lokal memantau kebakaran yang digunakan oleh perusahaan dan migran untuk membuka lahan di luar taman nasional. Hal ini menjadi perhatian bagi taman nasional, karena beberapa daerah aliran sungai mencakup lahan taman nasional dan zona penyangga. Jalan ini akan memasuki bagian-bagian terpencil taman nasional di bagian utara, termasuk kawasan yang kemungkinan besar dihuni oleh badak.

Dari sana, usulan jalur melewati taman nasional hingga Data Dian, Long Nawang dan terakhir hingga lembah hulu Sungai Mahakam. Pembangunan dan pemeliharaan jalan ini akan sangat mahal dan berpotensi besar merusak taman nasional.

Pengembangan Kelembagaan

  • Struktur Organisasi, Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
  • Personil Taman Nasional

Koordinasi Program Perlindungan dan Konservasi Taman Nasional Prosedur PHKA biasanya memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan program. Prosedur PHKA biasanya memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan program perlindungan taman. Kehadiran rutin petugas taman nasional dan pengamatan terhadap perdagangan hasil hutan dan aktivitas masyarakat akan menunjukkan apakah peraturan taman nasional ditegakkan. Masyarakat setempat mengusulkan agar keterlibatan mereka dalam pengelolaan bersama taman nasional disalurkan melalui Forum Diskusi Masyarakat Adat (FoMMA).

Pilihan lain bagi pengelolaan taman nasional adalah mendapatkan keahlian tambahan dengan mengontrak konsultan jangka pendek, perusahaan atau LSM. Kemungkinan besar kesulitan pendanaan akan membatasi jumlah pegawai taman nasional di bawah jumlah ideal.

Gambar 10. Usulan Struktur Pengelolaan Bersama Untuk TNKM
Gambar 10. Usulan Struktur Pengelolaan Bersama Untuk TNKM

Koordinasi dengan Dephutbun, Lembaga Terkait dan LSM

Jika pengelola taman nasional dapat bernegosiasi dengan masyarakat untuk menambah lahan yang cukup di distrik Krayan ke dalam taman nasional untuk menghubungkan bagian utara dan selatan taman nasional, maka rekomendasi dari tim pengkajian kebutuhan infrastruktur perlu dipertimbangkan kembali. Jika kantor kawasan konservasi Long Bawan tidak dibangun, maka penting untuk memprioritaskan pembangunan pos lapangan di Long Layu yang lebih tinggi. Jika Pengelola Taman memutuskan untuk membuat taman nasional baru yang terpisah di utara, Ibu Kota Kabupaten Nunukan adalah pilihan terbaik untuk menempatkan kantor pusat taman nasional dari sudut pandang politik.

Namun, akses praktis ke taman nasional kedua dan mencapai kerjasama serta dukungan yang lebih erat antara Taman Nasional Utara dan Selatan akan lebih mudah dari Malinau. Direkomendasikan agar Stasiun Penelitian Hutan Lalut Birai tetap menjadi satu-satunya stasiun penelitian terpusat dan permanen di seluruh taman nasional.

Pengembangan Pengelolaan dan Penggunaan Infrastruktur 1. Sarana Pengelolaan

  • Pengembangan Partisipasi Masyarakat
    • Intensifikasi Program Kesejahteraan Masyarakat

Namun hal ini akan sulit dilakukan karena fasilitas penelitian sudah ada di beberapa tempat, misalnya di Lembah Damun dan Taman Nasional G. Ada juga yang sudah dibangun atau direncanakan stasiun penelitian di taman nasional atau kawasan lindung lainnya di Kalimantan. Di Sungai Semam, hutan koridor lindung antara bagian utara dan selatan taman ditambahkan ke dalam taman nasional.

Sayangnya, lahan yang disepakati masyarakat untuk dimasukkan ke dalam Taman Nasional saat ini cukup kecil dan jauh dari desa. Memperluas upaya untuk melobi pemerintah agar mengakui hak penggunaan lahan dan pengelolaan masyarakat di 10 kawasan tradisional Taman Nasional.

Pemantauan dan Evaluasi

  • Intensifikasi Program Penyuluhan Masyarakat a. Program Penyuluhan Masyarakat Terpadu

Kunjungan studi ke taman nasional dan kawasan lindung lainnya di Indonesia dan negara lain untuk mempelajari kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan. Hal ini mencakup lembaga-lembaga Adat di masing-masing Wilayah Adat, serta FoMMA, sebuah badan lokal yang baru dibentuk untuk menangani permasalahan yang mempengaruhi seluruh lahan taman nasional di 10 Wilayah Adat. Ketika transportasi ke taman nasional ini membaik dalam 25 tahun ke depan, maka dimungkinkan untuk mulai mencari sponsor untuk mengirimkan kelompok pramuka dari berbagai daerah di Kalimantan Timur, terutama kota-kota di sana.

Berwisata ke taman dapat menjadi hadiah utama bagi para pemenang berbagai kompetisi lingkungan dan konservasi, seperti desain poster, tanya jawab, dll. Survei udara setidaknya setahun sekali mencakup seluruh bagian taman untuk memeriksa perambahan taman oleh perusahaan penebangan kayu atau pembukaan lahan untuk pertanian.

ANGGARAN

  • Batas Taman dan Masalah Zonasi Periode 5 Tahun Pertama
  • Mengelola Flora, Fauna dan Ekosistem Periode 5 Tahun Pertama
  • Pemanfaatan Kawasan
  • Penelitian dan Pengembangan Periode 5 Tahun Pertama
  • Penegakan Hukum dan Perlindungan Kawasan Periode 5 Tahun Pertama
  • Pengembangan Kelembagaan Periode 5 Tahun Pertama
  • Koordinasi
  • Mengembangkan Prasarana Pengelolaan dan Pemanfaatan Periode 5 Tahun Pertama
    • Peranserta Masyarakat dan Pembangunan Periode 5 Tahun Pertama
  • Pemantauan dan Evaluasi Periode 5 Tahun Pertama

Rencana Pengelolaan Taman Nasional Komodo yang baru-baru ini diterbitkan mengakui hal ini dengan tidak memasukkan anggaran. Tugas prioritas lainnya adalah bekerja sama dengan masyarakat lokal di kawasan Krayan dan Tubu untuk menentukan batas sementara dan menentukan batas akhir taman nasional. Batas kawasan HPH yang berbatasan dengan taman nasional harus diberi prioritas penandaan yang lebih tinggi.

Pengembangan forum swasta yang ruang lingkupnya sesuai dengan hubungan kemitraan yang terjalin di Taman Nasional Kutai. Merancang dan melaksanakan program pelatihan pengelolaan taman nasional dan sumber daya alam yang meningkatkan pengetahuan ekologi lokal yang sudah ada di masyarakat untuk meningkatkan kapasitas FoMMA di Dewan Pengambil Kebijakan dan Badan Pelaksana.

Tabel 2.  Anggaran 5 dan 25 tahun untuk TNKM dalam Dollar Amerika. Bagian I. Anggaran untuk 5 Tahun Pertama Periode Pelaksanaan Rencana Pengelolaan (periode 2001-2005) (Catatan: Angka dalam bold adalah dana berjalan) Kategori Anggaran Utama2001200220032004
Tabel 2. Anggaran 5 dan 25 tahun untuk TNKM dalam Dollar Amerika. Bagian I. Anggaran untuk 5 Tahun Pertama Periode Pelaksanaan Rencana Pengelolaan (periode 2001-2005) (Catatan: Angka dalam bold adalah dana berjalan) Kategori Anggaran Utama2001200220032004

KESIMPULAN

Pemantauan independen terhadap populasi tanaman dan hewan, serta indikator lingkungan lainnya, untuk membantu menentukan kepatuhan terhadap peraturan taman nasional. Analisis usaha ekonomi tradisional masyarakat Dayak di dalam dan sekitar Taman Nasional Proyek Kayan Mentarang berdasarkan data Cifor dan WWF. Dalam: Rencana Pengelolaan Taman Nasional Bentuang Karimun: Upaya Integrasi Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan Pembangunan Provinsi Kalimantan Barat, Prosiding Workshop.

Secara lokal untuk mengidentifikasi tipe habitat lahan dan vegetasi mana yang merupakan spesies prioritas penting dan alasannya 3.2. Merekrut spesialis untuk menulis rencana pengelolaan untuk spesies prioritas 3.3. Merekrut tenaga ahli untuk melaksanakan penelitian komponen rencana pengelolaan jenis Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) L- 136 Buku Kayan Mentarang Periode I). 6 Ancaman terhadap burung kukuk (dan potensi ancaman terhadap spesies lain) 6.1 Pemanfaatan lembaga adat untuk membatasi atau melarang pemanenan, penguatan inisiatif yang sudah ada Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN)L-138 Kayan Mentarang Periode Buku I).

Gambar

Tabel 1.  Kelompok  Sasaran, Tujuan, Materi, Kegiatan dan Media Program Pendidikan Konservasi Kelompok sasaranTujuanMateriKemungkinan KegiatanKemungkinan Media 1.Masyarakat setempat1.Memberikan pengertian bahwa keuntungan1.Keunikan dan Kepentingan Taman1.K
Gambar 10. Usulan Struktur Pengelolaan Bersama Untuk TNKM
Tabel 2.  Anggaran 5 dan 25 tahun untuk TNKM dalam Dollar Amerika. Bagian I. Anggaran untuk 5 Tahun Pertama Periode Pelaksanaan Rencana Pengelolaan (periode 2001-2005) (Catatan: Angka dalam bold adalah dana berjalan) Kategori Anggaran Utama2001200220032004

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika vegetasi habitat badak jawa dengan melah~kan pengamatan terhadap jumlah jenis, kerapatan dan indeks keanekaragaman, dinamika

Tombolo yang merupakan tipe habitat hutan sekunder memiliki lebih banyak jenis tumbuhan yang dapat menjadi sumber pakan bagi serangga dibandingkan dengan lokasi pekarangan

*embukaan lahan untuk bangunan pabrik memberikan dampak negatif  yang bersifat primer berupa hilangnya vegetasi dan juga habitat fauna yang hidup di lokasi. 3al

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar penurunan populasi rekrekan, faktor apa yang menyebabkan penurunan, jumlah vegetasi pada habitat rekrekan dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi struktur komunitas perifiton pada penutupan kanopi vegetasi yang berbeda, menganalisis hubungan antara struktur

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis vegetasi dan profi l habitat dalam hubungannya dengan pemanfaatan strata ruang vegetasi oleh burung

Berdasarkan data vegetasi yang diambil dari kedua tipe habitat, dapat diketahui bahwa penyebaran diameter pohon lebih banyak pada kisaran 10 – 20 cm.Hal ini dapat

Berdasarkan data vegetasi yang diambil dari kedua tipe habitat, dapat diketahui bahwa penyebaran diameter pohon lebih banyak pada kisaran 10 – 20 cm.Hal ini dapat diartikan