• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

Pada bagian ini akan membahas tentang keterkaitan antara data yang telah ditemukan di lapangan dengan teori yang relevan. Data yang didapat melalui wawancara, observasi dan dokumentasi akan dianalisis melalui pembahasan temuan kaitannya dengan teori. Pembahasan akan dirinci sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditentukan agar mampu menjawab permasalahan yang ada dilapangan. Pembahasan temuan sebagai berikut:

1. Penerapan Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius di

“Rumah Quran” MAN 2 Jember

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dipaparkan pembahasan temuan dalam penelitian ini, Penerapan Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius diRumah quranyaitu diantaranya: (1) metode Wahdah (menghafal) yaitu metode menghafal Alquran dengan membaca dengan secara berulang-ulang kemudian menghafalnya. (2) metode sorogan merupakan suatu metode yang menyodorkan kepada ustadzah (3) metode muraja‟ah yaitu mengulang-

ulang hasil hafalan yang sudah di hafalkan sebelum berlanjut kepada hafalan berikutnya (4) metode mendengarkan adalah mendengarkan suatu bacaan untuk dihafalkannya.

Dari hasil temuan menunjukkan bahwa metode menghafal di MAN 2 Jember sebagai salah satu penunjang bagi guru dan ustad/ustdzah dalam pelaksanaannya, yaitu dengan cara mempermudah untuk mengetahui hafalan peserta didik yang di hafalakan setiap harinya.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Nurul Qomariah, Metode Tahfidz (menghafal) yaitu menghafal materi baru yang belum pernah dihafalkan. Metode ini adalah mendahulukan proses menghafal dengan langkah-langkah berikut:

a. Membaca ayat-ayat yang akan dihafal.

b. Membaca sambil dihafal

c. Setelah hafalan lancar maka ditambah dengan merangkai dengan kalimat berikutnya sehingga sempurna menjadi satu ayat.

d. Menambah materi atau hafalan baru seperti pada langkah-langkah sebelumnya dan diulang-ulang tanpa melihat al-qur‟an.

e. Materi baru dirangkai dengan materi yang terdahulu dan diulang-ulang sampai waktu dan materi yang ditargetkan selesai.

f. Menyetor atau memperdengarkan hafalan kepada ustadz/ustdzah atau kyai.

g. Berikutnya penghafal menyetorkan hafalan baru dengan terlebih dahulu memperdengarkan materi-materi sebelumnya.100

Dari hasil temuan menunjukkan bahwa metode sorogan di MAN 2 Jember yaitu dengan cara mengetahui sejauh mana hafalan peserta didik yang disetorkan kepada guru maupun ustadz/ustadzah. Menurut Armai arif telah mengutip pendapat dari mastuhu dalam pengantar ilmu dan metodelogi pendidikan islam bahwa sorogan adalah belajar secara individu di mana seorang santri berhadapan dengan guru terjadi interaksi saling mengenai diantara keduanya.101

Senada dengan yang diungkapkan Ahmad Zaenal Abidin metode talaqqi disini adalah menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafalkannya kepada seorang guru atau isntruktur. Proses talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang hafidz dan mendapatkan bimbingan seperlunya.102

Dari hasil temuan menunjukkan bahwa metode Muraja‟ah yaitu suatu pengajaran dalam menghafal secara berulang-ulang untuk menghafkan kepada ustadz/ustadzah. sesuai nama yang dipanggil dengan berurutan oleh para guru.

Menurut Ahmad bin Salim yang terpenting adalah Muraja‟ah harus dilakukan secara berkelanjutan dan mencukupi. Musababnya, akal manusia itu memiliki daya ingat jangka pendek dan daya ingat jangka panjang.

100 Nurul Qomariyah dan Mohammmad Irsyad, Metode Cepat dan mudah agar anak Hafal Alquran, (Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2016), 48

101 Armai Arif, Pengantar ilmu dan Metodelogi pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 150

102 Ahmad Zaenal Abidin, Kilat dan Mudah Hafal Juz Amma, (Yogyakarta: Sabil, 2015), 37

Ketika proses menghafal, materi hafalan berada di dalam memori jangka pendek, namun dengan adanya pengulangan yang terus-menerus, materi hafalan akan berpindah ke dalam memori jangka panjang.103

Dari hasil temuan menunjukkan bahwa Metode mendengarkan yaitu seorang peserta didik yang mendengarkan dari guru maupun temen yang menghafalkannya kemudian mereka mencoba mempraktekkannya sendiri.

Menurut Ahsin wijaya Sima‟i artinya mendengar, Yang dimaksud dengan metode sima‟i adalah mendengarkan suatu bacaan untuk dihafalkannya, .metode ini dapat di kakukan dari 2 alternatif yaitu 1) Mendengarkan dari guru yag di bimbingnya, 2) Merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akan di hafalkannya.104

Dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tahfidz dalam pembinaan karakter Relgius Rumah Quran di MAN 2 Jember adalah menggunakan metode tahfidz (secara menghafal), metode mendengarkan, metode sorogan dan metode muraja‟ah.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember

Faktor pendukung metode tahfidz dalam pembinaan karakter religius rumah Quran di MAN 2 Jember yaitu: (1) Lingkungan madrasah yang memfasilitasi terhadap tercapainya program tahfidz ini, baik dalam penyedian program dan fasilitas (2) wali murid yang mana mereka juga ikut

103 Ahmad bin Salim Baduwailan, Tips dan Motivasi Menghafal Alquran (Solo: PT.Aqwam Media Profetika, 2017), 52

104 Ahsin Wijaya Al-Hafizh, Bimbingan Praktis Menghafal Al Quran, (Jakarta: Bumi Askara, 2009), 64

berpartisipasi terhadap program tahfidz (3) lembaga yang bekerjasama dengan madrasah yakni Yasinat Jember.

Faktor penghambat metode tahfidz dalam pembinaan karakter religius rumah quran di MAN 2 Jember yaitu: (1) tidak terbiasa pisah dari oarng tua (2) sulit mencari ustadz dan ustadzah mempunyai kualitas kemampuan (3) rasa jenuh dan malas dalam menghafal

Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Ahsin Wijaya bahwasanya situasi dan kondisi suatu tempat juga mendukung tercapainya keberhasilan program Tahfidz Alquran. Suasana yang bising, kondisi lingkungan yang tak enak dipandang mata, penerangan yang tidak sempurna dan polusi udara yang tidak nyaman akan menjadi kendala terberat terciptanya konsentrasi. Oleh karena itu, untuk menghafal diperlukan tempat yang ideal untuk terciptanya konsentrasi.105

Tempat yang ideal untuk menghafal adalah tempat yang memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jauh dari kebisingan b. Bersih dan suci dari najis c. ventilasi yang cukup

d. Ruangan tidak terlalu sempit e. Penerangan yang cukup

f. Tidak memungkinkan timbulnya ganguan-ganguan.

105 Ahsin W Alhafidz,Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an,61.

Sesuai juga dengan Qomariyah dan Irsyad mengatakan orang tua yang saling mendukung hal terpenting yang sangat mendukung dalam mendidik anak menghafal Alquran sejak usia dini adalah mereka saling memotivasi dan menguatkan. Mereka saling mengingatkan tentang azam yang telah mereka tanamkan san harapan bagi anak-anak mereka dikemudian hari.Dengan demikian mereka saling bergandengan dalam mendidik anak mereka menghafal Alquran hingga berhasil sebagaimana yang diharapkan. faktor penghambat siswa dalam menghafal Alquran adalah anak tersebut masih asik bermain. Di samping si anak masih asik bermain dia juga cenderung masih memiliki rasa malas yang besar dalam memulai hafalan baru.106

Dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dan penghambat siswa dalam menghafal Alquran dapat di pengaruhi oleh lingkungan madrasah seperti asrama tahfidz, sarana prasarana, wali murid yang mana mereka setuju ketika anaknya mengikuti program tersebut, serta lembaga yang bekerjasama tetapi masih proses dalam menjalankan dan mengetahui itu semua, tetapi sudah ada rencana bagi guru terutama Waka kesiswaan dengan guru dan ustadz/ustadzah.

Tidak terbiasa berpisah dari orang tua karena masih belum merasakan tinggal diasrama tetapi lama kelamaan akan kerasan juga. Sulit menemukan ustadz/ustadz, mempunyai rasa malas dalam menghafal.

106 Nurul Qomariyah dan Mohammmad Irsyad, Metode Cepat dan mudah agar anak Hafal Alquran, (Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2016), 138

2. Hasil Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius di“Rumah Quran” MAN 2 Jember

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dipaparkan temuan dalam penelitian ini, yaitu Hasil Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius di“Rumah quran” MAN 2 Jember, diantaranya: (1) mempunyai semangat tinggi dalam belajar alquran maupun belajar di dalam kelas serta semakin banayak tingkat hafalan yang mereka hafalkan. (2) anak tahfidz lebih unggul dari pada anak yang bukan tahfidz Alquran. Terbukti mampu mendominasi kelas unggulan di MAN 2 Jember.

(3) anak tahfidz alquran lebih lebih teliti dan memiliki ingat yang kuat karena dalam segala katifitasnya telah membiasakan kerja otak dalam mengingat dan menghafal Alquran. (4) ahlakul karimah menjadi lebih baik karena dalam penguasaan Alquran lebih memahami makna yang terkandung didalamnya.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh az-zuhri yang mengatakan “hati seorang penuntut ilmu itu pada umumnya hanya bagaikan saluran dari saluran-saluran yang ada tetapi tidak beberapa lama ia akan berubah menjadi lembah yang tidaklah sesuatu di letakkan di hadapannya melainkan di lahapannya”.107 Hasil pengamatan peneliti dalam hal ini bahwasanya siswa tahfidz di MAN 2 Jember mempunyai nilai dan prestasi sendiri-sendiri dari sikap dan pengetahunnya karena sikap nakal siswa

107 Ridwan Nurul Fauzi, “Penerapan Ekstrakurikuler Tahfidz Alquran Di MI Roudhatul Tholibin Dau Malang”, (Skripsi, UIN Malang, 2017), 68.

yang ikut program tahfidz berbeda dengan nakalnya anak yang tidak mengikuti tahfidz.

Siswa tahfidzul quran mempunyai semangat tinggi dalam belajar alquran maupun belajar di dalam kelas hal ini sesuai dengan teori Hamdan Mahmud “ Tiap bejana yang engkau tuangkan sesuatu kedalamnya, maka pasti terisi penuh dan menjadi sempit, tetapi hal lain halnya dengan hati karena setiap kali engkau tuangkan sesuatu kedalamnya, maka ia justru akan meluas dan melebar”. Memang terkadang menghafal itu sukit pada awalnya, tetapi apabila hal tersebut sering diulang dan menajdi kebiasaan, maka lama-kelamaan hal tersebut menjadi mudah.108

Dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil dari metode tahfidz dalam pembinaan karakter religius berpengaruh besar dalam ahklak serta kepribadian siswa dan mampu menunjang prestasi akademik dan non akademik. Karena peserta didik yang mengikuti program tahfidz lebih unggul dari yang tidak mengikuti tahfidz misalnya wawasan lebih bertambah, pengalamannya juga bertambah misalnya dalam mengikuti lomba diberbagai universitas. Serta pemahaman dari siswa yang mengikuti tahfidz samakin bertambah dan berkembang atau pengamalannya juga bisa diamalkan kepada temennya yang tidak mengikuti program tahfidz.

108 Al Hajri, Hamdan Mahmud, Agar Anak Mudah Menghafal Alquran, (Jakarta Timur: Darus Sunah Press, 2009), 25

A. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dijelaskan mengenai Penerapan Metode Tahfidz dalam pembinaan karakter religius di rumah quran MAN 2 Jember dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode tahfidz dalam pembinaan karakter religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember yaitu: a) metode menghafal yaitu metode menghafal Alquran dengan membaca dengan secara berulang-ulang kemudian menghafalnya.

b) metode sorogan merupakan suatu metode yang menyodorkan kepada ustadzah c) metode muraja’ah yaitu mengulang-ulang hasil hafalan yang sudah di hafalkan sebelum berlanjut kepada hafalan berikutnya d) metode mendengarkan adalah mendengarkan suatu bacaan untuk dihafalkannya.

2. Faktor pendukung dan penghambat penerapan metode tahfidz dalam pembinaan karakter religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember yaitu a) Lingkungan madrasah yang memfasilitasi terhadap tercapainya program tahfidz ini, baik dalam penyedian program dan fasilitas b) wali murid yang mana mereka juga ikut berpartisipasi terhadap program tahfidz c) lembaga yang bekerjasama dengan madrasah yakni yasinat jember. Penghambatnya yaitu a) tidak terbiasa pisah dari oarng tua b) sulit mencari ustadz dan ustadzah mempunyai kualitas kemampuan c) rasa jenuh dan malas dalam menghafal.

3. Hasil metode tahfidz dalam pembinaan karakter religius di“Rumah quran”

MAN 2 Jember yaitu: a) mempunyai semangat tinggi dalam belajar alquran maupun belajar di dalam kelas. b) anak tahfidz lebih unggul dari pada anak yang bukan tahfidz alquran. Terbukti mampu mendominasi kelas unggulan di MAN 2 Jember. c) anak tahfidz alquran lebih lebih teliti dan memiliki ingat yang kuat karena dalam segala katifitasnya telah membiasakan kerja otak dalam mengingat dan menghafal alquran. d) ahlakul karimah menjadi lebaik baik karena dalam penguasaan alquran lebih memahami makna yang terkandung di dalamnya.

B. Saran- Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, penulis ingin memberikan saran-saran yang ditujukan kepada:

1. Hendaknya para siswa selalu istiqomah dalam menghafal dan menjaga hafalan alquran agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan.

2. Hendaknya para guru atau ustad/ustadzah senantiasa meningkatkan dan memberi suatu pengajaran agar siswa selalu semangat mngikuti kelas tahfidz baik di dalam madrasah maupun di asrama/rumah quran

3. Perlu adanya wadah dan sejumlah supervisor yang ditunjuk oleh pihak madrasah yang bertugas mengontrol jalannya program mengingat program ini. Sehingga ada ruang yang dituju apabila ada masalah terkait dengan program tahfidz. Dan pada akhirnya terciptalah kerja sama diantara pihak madrasah dengan asrama untuk mencapai tujuan yang di harapkan.

4. Orang tua atau wali siswa hendaknya senantiasa mendorong dan mengontrol anaknya dari rumah, sehingga anak termotivasi untuk menghafal Alquran.

Abidin, Ahmad Zaenal, 2015. Kilat dan Mudah Hafal Juz Amma, Yogyakarta:

Sabil.

Alhafidz, Ahsin W. 2009. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Az-Zawawi , Yahya Abdul Fattah, 2018. Revolusi Menghafal Alquran,Surakarta:

Ihsan Kamil

Badwilan, Ahmad Salim. 2009. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an .Jogyakarta: Diva Press.

Baharuddin. 2010. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Chairoaini, Lisya Et.al. 2010. Psikologi Santri Menghafal Al-Qur’an: Peran Regulasi Diri. Yogjakarta: Pustaka Belajar.

Creswell, John w., 2013. Penelitian Kualitatif & Desain Riset Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Diknas. 2011. 18 Nilai Dalam Pendidikan Karakter Bangsa. Jakarta:Diknas.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta, Renek Cipta.

Ermalinda, dan Paezaluddin. 2013.Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.

Fauzi, Nurul Ridwan. 2017. Penerapan Ekstrakurikuler Tahfidz Alquran Di MI Roudhatul Tholibin Dau Malang. Skripsi, UIN Malang.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek.

Jakarta:Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar, 2001. Proses Belajar menngajar, Jakarta:Bumi Askara.

Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Irsyad Mohammmad dan Qomariyah Nurul, 2016. Metode Cepat dan mudah agar anak Hafal Alquran, Yogyakarta: Semesta Hikmah.

Majid, Abdul. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Milles, Maathew B dkk, 2014. Qualitatif DataAnalysis Amerika:SAGE Publications, Inc

Moleong, J Lexy. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RosdaKarya.

Muhaimin, 2012. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mahmud Hamdan, Al Hajri. 2009. Agar Anak Mudah Menghafal Alquran. Jakarta Timur:

Darus Sunah Press.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 63 tahun 2014

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka.

Rauf, Abdul Aziz Abdul Rauf. 2004. Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah. Bandung: PT Syamil Cipta Media.

Soebahar Halim Abd. 2002. Wawasan Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta..

Suseno, Fran Magnis, 2001. Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa, Jakarta: PT.Gramedia Utama.

Suwandi, dan Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.Jakarta: Rineka Cipta.

Thabrani, Abd Muis, 2013. Pengantar Dan Dimensi-Dimensi Pendidikan, Jember:

STAIN Jember Press.

Tim Penyusun IAIN Jember. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember.Jember: IAINPress.

Wahid ,Wiwi Alawiyah.2014. Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an.Jogjakarya: Diva Press.

https://makalahpakar.blogspot.com/2018/04/pengertian-pemahaman-tingkatan- serta.html?m=1, diunduh pada tanggal 19-08-2019 20.00

JUDUL VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR SUMBER DATA

PENELITIAN FOKUS PENELITIAN Penerapan

Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius di

“Rumah Qur’an”

MAN 2

JEMBER

1. Metode Tahfidz

2. Karakter Religius

1. Metode Tahfidz

2. Faktor

Pendukung dan Penghambat

3. Hasil metode tahfidz

1. Karakter Religius

1. Metode Wahdah 2. Metode Kitabah 3. Metode Sima’i 4. Metode Gabungan 5. Metode Jama’

6. Metode Juz’i 7. Metode Kulli 8. Metode Talaqqi 9. Metode Muraja’ah

1. Usia ideal

2. Management waktu 3. Tempat menghafal 4. Keteladanan orang tua 5. Peran lembaga 6. Tidak sabar

7. Tidak sungguh-sungguh 8. Tidak ada pembimbing

1. Tingkat hafalan 2. Tingkat pemahaman 3. Tingkat pengamalan

1. Patuh terhadap ajaran agama

2. Toleran terhadap agama lain

3. Rukun dengan pemeluk agama lain

1. Informan

a. Kepala sekolah b. Guru

c. Ustadz atau Ustadzah d. Siswa / siswi

2. Dokumentasi 3. Kepustakaan

1. Pendekatan penelitian

kualitatif (field research)

2. Penentuan informan teknik purposive

3. Metode pengumpulan data:

a. Wawancara b.Dokumentasi c. Observasi 4. Teknik analisa

data

a. Koleksi data b. Kondensasi

data c. Penyajian

data d. Conclusion

data 5. Keabsahan data:

Triangulasi sumber dan teknik

1. Bagaimana Penerapan Program Tahfidz dalam pembinaan karakter religius di

“rumah qur’an” MAN 2 JEMBER?

2. Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat Program Tahfidz dalam pembinaan karakter religius di “rumah qur’an” MAN 2 JEMBER?

3. Bagaimana hasil Program Tahfidz dalam pembinaan karakter religius di “rumah qur’an” MAN 2 JEMBER?

A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember?

2. Apa visi dan misi serta tujuan di MAN 2 Jember

3. Upaya apa yang dilakukan madrasah dalam mengembangkan potensi siswa mengikuti program tahfidz di rumah quran MAN 2 jember ?

4. Bagaimana keadaan guru, karyawan dan siswa di MAN 2 Jember ? 5. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana MAN 2 Jember ?

6. Bagaimana Penerapan Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember ?

7. Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember ?

8. Hasil Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember?

B. Pedoman wawancara dengan Guru PAI

1. Apa tujuan didirikannya Metode tahfidz rumah quran MAN 2 Jember ? 2. Bagaimana perencanaan Metode tahfidz di rumah quran MAN 2 Jember ? 3. Bagiamana pelaksanaan Metode tahfidz di rumah quran MAN 2 Jember ? 4. Bagaimana evaluasi Metode tahfidz di rumah quran MAN 2 Jember ? 5. Bagaimana Penerapan Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter

Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember ?

6. Bagaimana metode yang di gunakan di MAN 2 Jember ?

7. Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember ?

8. Hasil Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember?

C. Pedoman wawancara dengan Ustadzah

4. Bagaimana evaluasi Metode tahfidz di rumah quran MAN 2 Jember ? 5. Bagaimana Metode yang di gunakan di MAN 2 Jember ?

6. Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember ?

7. Hasil Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember?

D. Pedoman wawancara dengan peserta didik

1. Bagiamana pelaksanaan Metode tahfidz di rumah quran MAN 2 Jember ? 2. Bagaimana evaluasi Metode tahfidz di rumah quran MAN 2 Jember ? 3. Bagaimana Penerapan Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter

Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember ?

4. Apa saja Faktor Pendukung Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember ?

5. Apa saja faktor Penghambat Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember ?

6. Bagaimana kesan yang diperoleh dalam mengikuti penerapam metode tahfidz ?

E. Pedoman Observasi

1. Letak dan keadaan geografis 2. Situasi dan kondisi sekolah

3. Kegiatan Program Tahfidz di rumah quran MAN 2 Jember 4. Sarana dan prasarana

F. Pedoman Dokumentasi

4. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan tahfidz 5. Struktur organisai

6. Sarana dan prasarana 7. Visi dan misi madrasah

8. Berkas kegiatan program tahfidz

1. Sejarah Singkat MAN 2 Jember

MAN 2 Jember adalah alih fungsi dari PGAN Jember, sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor : 42 Tahun 1992 Tanggal : 27 Januari 1992 PGAN Jember terhitung mulai Tanggal 1 Juli 1992 dialih fungsi berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Sejak berdirinya lembaga dibawah Kementerian Agama ini selalu berinovasi dan berimprovisasi sejalan dengan gemuruhnya perkembangan dunia pendidikan di tanah air. Dari prasasti dan dokumentasi tua, peta perjalanannya sehingga menjelma menjadi MAN 2 ini dapat dituturkan sebagai berikut :

a. Tahun 1950, Menteri Agama RI, yang saat itu dijabat oleh : KH.

Muhammad Dahlan, mendirikan sekolah yang diberi nama Pendidikan Guru Agama Negeri Jember, dengan SK Menag nomor : 195/A/C.9/1950, tanggal 27 Desember 1950, tempat belajarnya di gedung SMI ( Sekolah Menengah Islam) berlokasi di Jalan KH. Siddiq nomor 200, Talangsari Jember.

b. Tahun 1951 berubah menjadi PGAP Negeri dan tempatnya pindah ke SMPN 1 Jember ( Jl. Kartini ) sampai tahun 1954.

c. Tahun 1954 pindah ke SGB ( Sekolah Guru Bawah Negeri, Jalan Kartini)sekarang SMK 4 Jember, sampai tahun 1956.

e. Tahun 1959 sampai sekarang, menempati gedung sendiri ( yang ditempati sekarang ini). Semula bernama Jalan KH. Agus Salim, namun sejak tahun 1978 berubah menjadi Jalan Manggar Jember.

f. Tahun 1960 PGAPN berubah menjadi PGAN 4 Tahun Jember.

g. Tahun Pelajaran 1964 / 1965 berubah menjadi PGAN 6 Tahun ( Masa belajar 6 tahun ) atas dasar SK Menag nomor 19 Tahun 1959. Sehingga lulusan PGAN 4 tahun tidak lagi melanjutkan ke Malang.

h. Tahun 1978 berubah menjadi PGAN 3 Tahun, yang lama belajarnya 3 tahun tidak lagi 6 tahun. ( SK Menag nomor 19 tahun 1978 ). Sehingga siswa kelas I, II dan III-nya menjadi MTsN 2 Jember, sedangkan kelas IV, V dan VI-nya menjadi kelas I, II dan Kelas III PGAN.

i. Tahun 1992 berubah menjadi MAN 2 Jember ( SK Menag Nomor 42 Tahun 1992 tanggal 27 Januari 1992 ), sampai sekarang ini.1

j. Sedangkan yang menjabat Kepala Sekolah sejak berdirinya sampai sekarang telah mengalami 13 kali pergantian Kepala Madrasah sebagai berikut :

1Dokumentasi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember Tahun 2018/2019

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

SOEWARDI ATMO SUDIRDJO D.J. ASTRODJOJO

R. SOEWONDO MARTOHADJOJO MARDONO SASTROATMODJO MOH. ICHSAN, BA

DRS. H. ABDUL FATAH SULHANI, BA

CHAMIM, BA DRS. MULYADI SURADJI, BA DRS. HAMDANI DRS. ASHADI

DRS. H. MUSTHOFA

DRS. ANWARUDIN, M.Si (Plt) DRS. H. SUHARNO, M.Pd.I

1953 – 1954 1954 – 1955 1955 – 1957 1957 – 1962 1962 – 1966 1966 – 1979 1979 - 1980 1980 – 1983 1983 – 1992 1992 – 1995 1995 – 2001 2001 – 2009 2010 – 2016 2016

2016 – sekarang 2. VISI, MISI MAN 2 JEMBER

a. VISI:

Terwujudnya lulusan yang berkualitas dan berakhlakul karimah b. MISI:

1) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

2) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenagakependidikan.

3) Meningkatkan kualitas layanan program ekstrakurikuler 4) Meningkatkan kualitas program penguatan belajar dan 5) Pembimbingan.

6) Menanamkan nilai-nilai religi, spiriritualitas dan moral

Dokumen terkait