BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
G. Tahap-Tahap Penelitian
Untuk mempelajari penelitian kualitatif tidak terlepas dari usaha mengenal tahap-tahap penelitian.Tahap-tahap penelitian kualitatif dengan salah satu pokoknya ialah peneliti sebagai instrumen kunci.Tahap-tahap penelitian perlu diuraikan yang mana nantinya bisa memberikan deskripsi tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis data, sampai penulisan laporan.
Bagian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya dan sampai pada penulisan laporan yaitu:
1. Tahap pra lapangan
a. Menyusun rancangan penelitian, dalam menyusun rencana ini, peneliti menetapkan beberapa hal seperti: judul penelitian, alasan penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, obyek penelitian dan metode yang digunakan.
b. Memilih lokasi penelitian. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu memilih lapangan penelitian. Lapangan yang dipilih oleh peneliti adalah MAN 2 Jember
c. Mengurus perizinan. Sebelum melakukan penelitian peneliti mengurus surat perizinan yaitu meminta surat permohonan penelitian kepada pihak kampus IAIN Jember. Dengan surat pengantar dari ketua program studi, maka peneliti memohon izin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian. Dengan demikian peneliti dapat langsung melakukan penelitian ditempat tersebut.
d. Melihat keadaan lapangan. Pada tahap ini peneliti mulai menjajaki dan melihat keadaan lapangan untuk lebih mengetahui latar belakang objek penelitian, lingkungan sosial dan pendidikannya. Hal ini memudahkan peneliti di dalam menggali data.
e. Memilih informan. Peneliti memilih informan untuk mendapatkan informasi. Informan yang diambil dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, waka kurikulum MAN, guru pendidikan agama islam dan peserta didik.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti mulai mengunjungi tempat penelitian dan peneliti terjun ke lapangan.Dan pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian. Peneliti mengumpulkan semua data-data yang diperlukan melalui metode Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi kemudian menganalisis data yang kemudian dijadikan laporan.
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data ini merupakan tahap terakhir dari proses penelitian. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian menganalisis data yang kemudian dijadikan laporan.
A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah Rumah Quran
Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember beralamat di Jalan Manggar nomor 72 kelurahan Gebang kecamatan Patrang kabupaten Jember.
Sejak PGAN tahun 1950 hingga menjadi MAN 2 Jember pada tahun 1998. MAN 2 Jember berada pada area yang sangat luas. Selain 30 ruang kelas, terdapat Aula dan beberapa rumah dinas di bagian depan Madrasah. Dari 8 rumah dinas ada empat rumah yang tidak ditempati dan dibiarkan kosong tidak terawat. Melihat rumah dinas yang kosong dan tidak terawat inilah, muncul ide mulia dari Bapak Kepala Madrasah, memanfaatkan rumah dinas untuk kegiatan yang menunjang potensi siswa serta „memancing‟ keberkahan bagi Madrasah. Lahirlah Rumah Qur‟an MAN 2 Jember. Rumah Qur‟an MAN 2 Jember lahir pada tanggal 23 Juli 2017. Atas kebijakan Kepala Madrasah Drs. H.
Suharno, M.PdI. yang saat itu masih sekitar satu semester menjabat sebagai Kepala Madrasah di MAN 2 Jember. Kebijakan baru nan mulia itu disambut dengan gerakan nyata oleh beberapa guru yang memiliki kepedulian dan keinginan mendalam untuk mewujudkan MAN 2 Jember „bermartabat dan hebat dengan adab‟ melalui program berbasis keislaman berorientasi akhirat : Rumah Qur‟an. Sebagai Wadah para siswa dengan potensi menghafal yang dimilikinya untuk
mendapat bimbingan dan arahan sehingga potensi menghafal itu dapat menjadi prestasi dan diharapkan sebagai „bekal „ melanjutkan ke pendidikan selanjutnya. Rumah Qur‟an memanfaatkan dua rumah dinas, satu rumah dinas kepala untuk RQ putri dan satu rumah dinas guru untuk RQ putra. Angkatan pertama (Tahun 2017/2018) Rumah Qur‟an memiliki santri sebanyak 30 santri terdiri dari 22 santri putri dan 8 santri putra. 30 santri putri dibimbing oleh 2 orang musyrifah ( ustadzah Kunti dan ustadzah Putri), dan 8 santri putra dibimbing oleh 2 orang musyrif (Ustadz Suyono dan Iing Julia Syahfutra).
2. Visi dan Misi Rumah Quran
VISI : Mewujudkan generasi Qur‟ani MISI:
Mendidik calon hafidz dan hafidzah agar memiliki : pola pikir yang jernih, ibadah yang benar, akhlakul karimah, sikap mandiri, wawasan yang luas, jasmani yang sehat, bersungguh-sungguh dalam segala hal, menejemen hidup yang baik, menghargai waktu, dan bermanfaat untuk ummat.
3. Syarat Masuk Rumah Quran
a. Telah terdaftar sebagai peserta didik di MAN 2 Jember
b. Memiliki bacaan Qur‟an yang baik dan benar (berdasarkan hasil tes)
c. Motivasi yang tinggi menjadi hafidz/hafidzah
d. Mendapat dukungan moril dan materiil penuh dari orang tua
4. Target Hafalan
Santri Rumah Qur‟an MAN 2 Jember memiliki target minimal 10 juz hingga lulus ( 3 tahun)
5. Teknik Pencapaian Target
Capaian target hafalan ditempuh dengan mewajibkan setoran hafalan setiap hari. Potensi santri yang berbeda menentukan capaian target hafalan.
6. Kegiatan Harian Rumah Quran MAN 2 Jember a. Sholat subuh berjama‟ah
b. Dzikir bersama
c. Setoran hafalan atau Muroja‟ah d. Bersih diri dan persiapan sekolah e. Pulang sekolah, istirahat
f. Bersih diri persiapan tahsin/ setoran g. Sholat Maghrib berjama‟ah
h. Dzikir bersama i. Makan malam
j. Sholat isya‟ berjama‟ah k. Setoran atau Muroja‟ah
l. Belajar dan persiapan istirahat malam 7. KEGIATAN PEKANAN
a. Ahad pagi kerja bakti dan olah raga
b. Tiap dua pekan diadakan jalan-jalan/ refreshing di sekitar kota
c. Tiap dua pekan mengikuti Bina Pribadi Islam, sebagai sarana pembentukan karakter
d. Penjengukan oleh orangtua/ keluarga setiap ahad, mulai pukul 09.00 sampai pukul 15.00
8. Evaluasi
Ketercapaian target hafalan dievaluasi dengan:
a. Evaluasi harian, pada saat jadwal setoran. Setiap santri menyetorkan hafalannya kepada musyrif/ musyrifahnya.
b. Ujian kenaikan Juz, dilakukan saat telah mencapai 1 Juz hafalan/setoran. Untuk melancarkan hafalan yang telah dicapai santri diuji dengan setoran hafalan 1 juz sekali duduk.
c. Ujian semester, dilakukan saat menjelang libur semester sebanyak Juz yang telah disetor/dihafal.
d. Ujian capaian target secara keseluruhan di akhir semester lima(sebelum kelulusan). Ujian ini bekerjasama dengan lembaga yang telah tersertifikasi untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian target.
9. Jadwal Aktivitas Rumah Quran MAN 2 Jember a. 03.30 -04.00. persiapan solat subuh.
b. 04.00- 04.30. Solat subuh berjama‟ah di masjid.
c. 04.30- 05.00. Baca al-ma‟tsurat subuh berjama‟ah di asrama.
d. 05.00-06.15. Setor hafalan pagi dan murojaah mandiri yang sudah disegerakan mandi.
e. 06.15-06.30. persipan sekolah dan sarapan pagi.
f. 06.30-14.30. Sekolah.
g. 14.30-15.30. istirahat siang dan aktivitas mandiri.
h. 15.30-16.00. Mandi sore.
i. 16.00-16.15. Baca al -ma‟tsurat sore berjama‟ah di asrama.
j. 16.15-17.30. Persiapan hafalan buat setor malam.
k. 17.30-18.00. Solat magrib berjama‟ah di masjid.
l. 18.00-20.00. Di wajibkan setoran hafalan baru.
m. 20.00-20.15. Solat isya‟ berjama‟ah.
n. 20.15-20.30. Makan malam.
o. 20.30-21.30. Persiapan untuk setor hafalan subuh.
p. 21.30- 22.30. Belajar sekolah.
q. 22.30- 03.30. Tidur malam.
10. Prestasi Rumah Quran
a. Juara 1 Lomba Musabaqoh Hifdzil Quran di IAIN Jember b. Juara 1 Lomba MHQ di IAIN Jember
c. Juara 3 Lomba MHQ Beregu.78 B. Penyajian Data dan Analisis
Penyajian data analisis data merupakan bagian yang memuat tentang uraian hasil penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah di tetapkan yaitu (1) Bagaimana Penerapan Metode Tahfidz dalam
78 Dokumentasi, Rumah Quran MAN 2 Jember, 09/10/2019
pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember, (2) Apa saja Faktor Pendukung dan PengIYhambat Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember, (3) Bagaimana Hasil Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember. Maka, peneliti akan menyajikan data yang dihasilkan dari penelitian yang telah dilakukan.
Data yang telah diperoleh di deskripsikan sebagai berikut:
1. Penerapan Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius di
“Rumah Quran” MAN 2 Jember
Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius MAN 2 Jember menerapkan metode karena metode merupakan suatu cara penting untuk mencapai suatu keberhasilan. Oleh karena itu pemilihan metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi peserta, didik harus di perhatikan.
Penggunaan metode yang tepat dalam proses menghafal Alquran memudahkan peserta didik dalam menghafal Alquran. setiap siswa dan siswi memiliki cara tersendiri dalam menghafal, bahkan ada baberapa peserta didik yang memadukan beberapa metode. Sehingga peserta didik mudah mengingat apa yang telah dihafalnya.
Sesuai dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh Munadiroh selaku Guru dan Pengurus Program Tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember :
“Kalau di Madrasah ini metode yang digunakan dalam proses menghafal Alquran terdiri dari metode menghafal, dan evaluasi.
Metode menghafal merupakan metode menghafal Alquran dengan membaca dengan secara berulang-ulang kemudian menghafalnya,
Metode menghafal yaitu menghafal materi yang baru yang belum pernah dihafalkan, setelah siswa hafal barulah kemudian mereka menyetorkan hafalannya kepada ustadz/ustadzah. Evaluasi merupakan tindak lanjut dari hafalan siswa yang sudah disetorkan dengan melihat hasil hafalannya baik dari tajwid, mahkrojul huruf dan kelancarannya. Apabila ada siswa tersebut masih kurang lancar diarahkan untuk menghafal ulang apabila sudah lancar dilanjutkan kepada juz berikutnya.”79
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Munadiroh, ustdzah Lailia Nur Hamidah juga menyampaikan bahwasanya metode menghafal Alquran terdiri dari penyetoran dan evaluasi yakni sebagai berikut:
“Metode menghafal Alquran yang kami gunakan di sini bervariasi namun yang lebih umum yang digunakan penyetoran dan evaluasi.
siswa menyetorkan hasil hafalannya kepada ustad/utdzahnya yang menjadi pembimbing setelah itu baru akan dievaluasi berkaitan dengan hafalannya.”80
Berdasarkan observasi yang diketahui bahwa menghafal Alquran, di MAN 2 Jember peserta didik dikumpulkan untuk melaksanakan kegiatan menghafal Alquran sebagimana yang telah ditentukan dan terjadwal dalam setiap harinya, kemudian guru menyuruh mereka untuk menghafal beberapa ayat dengan waktu yang telah ditentukan, setelah waktu selesai mereka diminta untuk setoran hafalannya dengan satu persatu, setelah itu, peserta didik yang sudah menyetorkan bisa mengetahui seberapa jauh tingkat hafalannya yang telah dibimbing sama ustadz/ustdzah. Kemudian guru mengevaluasi apa yang telah dihafalkan oleh mereka. Sehingga satu persatu anak itu ada yang sudah bisa melanjutkan hafalan berikutnya misalnya surat Al baqarah ayat 1 sampai 30 yang sudah hafal dan fasih
79 Munadiroh, Wawancara, Jember, 23 Juli 2019
80 Lailia Nur Hamidah, Wawancara, Jember, 24 Juli 2019
untuk menghafalnya bisa mereka lanjutkan. Ketika peserta didik tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk menghafalkannya serta masih kurang fasih dalam pembacaan makhrojul huruf guru bisa membimbingnya terlebih dahulu supaya bacaan tersebut lancar ketika sudah menghafalnya dan menyetorkannya. Sehingga dengan mudah guru atau ustadz/ustadzah dalam menggunakan metode ini, melaksanakan kegiatan menghafal Alquran. Karena peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghafalkannya. Seperti membaca berulang-ulang, bisa cepat hafal dan mudah diingat.81 Karakter religius dalam menghafal seperti membaca Alquran sehingga peserta didik dengan keseringan membaca dapat menghafal Alquran secara langsung. Dengan diadakan membaca atau menghafal siswa dapat bertambah wawasannya serta giat dan semangat dalam belajar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadzah Siti Alfi Nur Saadah metode menghafal Alquran di MAN 2 Jember terbagi menjadi dua, sebagai berikut:
“Masing-masing ustadz/ustadzah memiliki metode sendiri-sendiri dalam mempermudah menghafal Alquran bagi siswa. Untuk saya sendiri menerapkan metode Sorogan (menyodorkan) dan Muroja‟ah (pengulangan). Dalam metode Sorogan sendiri seorang siswa menyodorkan hafalan kepada saya. Apabila ada kesalahan baik dalam pembacaan yang dihafal baik dari harokat dan tajwid kemudian saya luruskan pada saat Sorogan tersebut. Metode Muraja‟ah merupakan mengulang-ulang hasil hafalan yang sudah dihafalkan sebelum berlanjut kepada hafalan berikutnya saya menyarankan kepada siswa metode mengulang ini agar
81 Observasi, Kegiatan Menghafal Alquran di MAN 2 Jember, 23 Juli 2019
memanfaatkan keagiatan-kegiatan ibadah seperti Sholat dengan membaca surat yang sudah dihafal.”82
Berdasarkan observasi yang diketahui dalam menggunakan metode sorogan peserta didik telah menyetorkan hafalan yang sudah dihafal kepada ustadz/ustdzah. Dalam kegiatan ini peserta didik maju satu persatu sesuai dengan giliran masing-masing kepada seorang ustadzah. Tahapannya mulai dari sholat tahajjud sekitar jam 02.00 hingga sholat subuh berjamaah, lalu quran time pada jam 04.00. setelah sholat subuh dan quran time selesai dilaksanakan peserta didik harus menyetorkan apa yang telah dihafalkannya walaupun yang dihafal tidak sepenuhnya tersampaikan.83 Karakter religius yang diterapkan dalam metode ini supaya peserta didik lebih paham tentang apa yang harus disetorkan setiap harinya misalnya disiplin dalam menyetorkan hafalan serta tidak telat dalam menghafalnya.
Dalam menggunakan metode Murja‟ah yaitu dengan cara peserta didik mengulangi hafalan yang sudah dihafal sebelum berlanjut kepada hafalan berikutnya. Peserta didik dalam menghafal Alquran secara berulang-ulang supaya tetap mengingat apa yang telah dihafalkannya.
Ketika mengulang peserta didik terlebih dahulu menghafalkannya sendiri ditempat yang sepi atau yang jauh dari keramaian misalnya tempatnya diarea yang telah ditentukan oleh guru. Supaya apa yang dihafalkannya masih tetap dalam ingatanya, sebelum mengulang langsung kepada ustadz/ustadzah.84 Karakter religius yang diterapkan dalam metode ini
82 Siti Alfi Nur Saadah, Wawancara, jember, 24 Juli 2019
83 Obsevasi, Kegiatan Menyetorkan Alquran, 24 Juli 2019
84 Obsevasi, Kegiatan Mengulang Alquran, 24 Juli 2019
dapat mengulang hafalan supaya apa yang telah dihafalkan tidak lupa.
Dengan adanya metode ini sangat mendukung dalam karakter religius siswa karena dapat manjaga hafalannya dengan sebaik mungkin. Misalnya mengulang atau mengajarkan suatu ilmu maka akan bertamabah pula ilmunya seperti mengulangi hafalan Alquran.
Kegiatan wawancara berikutnya dengan Ustad Fauzi, adapaun hasil wawancara tersebut yakni:
“Menghafal Alquran yang paling mudah memang dimulai dari juz yang mudah diingat, umum dibaca dan tidak terlalu panjang seperti juz 30, juz 29 dan juz 1. Kalau saya dimulai dari juz itu karena lebih mudah kalau pertama menghafal di mulai dari juz yang dianggap sulit maka akan berat untuk berlanjut ke tahap berikutnya.”85
Dari hasil wawancara dengan Moh Kholilurrahman, siswa program tahfidz bahwasanya metode menghafal Alquran yang sering digunakan yakni, sebagaai berikut:
“Saya biasanya menghafal Alquran dengan menggunakan metode mendengarkan dari kaset yang disediakan oleh asrama secara berulang-ulang dan ada yang mendengarkan dari temennya kemudian saya menghafalnya dengan membaca Alquran setelah itu hafalan saya setorkan kepada pengurus.”86
Dari observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa menghafal Alquran ada yang menggunakan sima‟i yaitu mendengarkan. Ketika mendengarkan peserta didik bisa dengan mudah untuk menghafal, kemudian setiap siswa yang saya amati mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menghafalkannya disetiap harinya. Tahapannya ketika mendengarkan siswa berhadapan langsung dengan cara satu persatu atau
85 Fauzi, Wawancara, Jember, 27 Juli 2019
86 Moh Kholilurrahman, Wawancara, 27 Juli 2019
lebih yaitu 2 orang saja bisa mendengarkan langsung dari ustadzah yang sudah hafal lalu bisa diikuti oleh peserta didik. Tetapi di MAN 2 Jember ini menggunakan yang tradisional tanpa menggunakan alat media karena masih belum difasilitasi oleh pihak lembaga.87 Karakter religius dalam metode ini yaitu dengan mendengarkan agar peserta didik bisa menghargai dan menyimak dalam hal tesebut karena dalam mendengarkan peserta didik dapat merubah sikapnya untuk bisa menyikapi apa yang telah disampaiakan gurunya misalkan dalam kegiatan hafal mengahafal. Bahwaanya dalam perintah guru harus dilakukan dengan sebaik mungkin supaya menjadi siswa yang bertanggung jawab dan ikhlas karena ridho dari Allah SWT.
Gambar 4.1
Kegiatan Tahfidz Alquran di MAN 2 Jember
Dari beberapa pendapat diatas berkenaan dengan informasi yang merupakan hasil wawancara, serta dari hasil data observasi yang dilakukan di lapangan mengenai penerapan metode tahfidz yang digunakan oleh Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember dalam pembinaan karakter religius siswa. Pertama, menggunakan metode menghafal, dan evaluasi. Metode menghafal merupakan metode menghafal Alquran dengan membaca
87 Obsevasi, Kegiatan Mendengarkan, 27 Juli 2019
dengan secara berulang-ulang kemudian menghafalnya, Metode menghafal yaitu menghafal materi yang baru yang belum pernah dihafalkan, setelah siswa hafal barulah kemudian mereka menyetorkan hafalannya kepada ustadz / ustadzah. Metode evaluasi merupakan tindak lanjut dari hafalan siswa yang sudah disetorkan dengan melihat hasil hafalannya aik dari tajwid, mahkrojul huruf dan kelancarannya, selain metode menghafal, metode Sorogan dan metode Muraja‟ah, metode Sorogan adalah metode seorang siswa menyodorkan hafalan kepada ustad/ustdzah. Apabila ada kesalahan baik dalam pembacaan yang dihafal baik dari segi harokat dan tajwid. Metode muraja‟ah merupakan mengulang-ulang hasil hafalan yang sudah di hafalkan sebelum berlanjut kepada hafalan berikutnya. Disamping itu pengurus juga menerapkan metode menghafal dengan mendengarkan dan menghafal juz yang termudah.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember
Secara umum, dalam pelaksanaan metode tahfidz Alquran di MAN 2 Jember tidak mengalami masalah yang begitu berarti tetapi dalam rangka meningkatkan kualitas hafalan bagi penghafal Alquran perlu adanya sesuatu yang menunjang dari bebaerapa faktor yaitu di antaranya Faktor pendukung dan faktor penghambat metode tahfidz yang ada di MAN 2 Jember. agar penerapan, pelaksanaan dan evaluasi dapat mengetahui sesuai apa yang diharapkan sekolah terutama yang bersangkutan dalam membina program tahfidz.
Sesuai dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh bapak Joko Purnomo selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, menyebutkan bahwasanya faktor pendukung dalam program tahfidz, sebagai berikut:
“Faktor pendukung dalam program tahfidz yang ada di MAN 2 Jember disini ada 3 macam mas. Pertama, lingkungan madrasah yang menfasilitasi terhadap tercapainnya program tahfidz ini, baik dalam penyediaan program atau fasilitas. Kedua, wali murid yang mana disini mereka juga ikut berpartisipasi dalam penyuksesan program ini. Seperti memberikan ijin bagi anaknya untuk belajar menghafal alquran dan tinggal dirumah tahfidz. Ketiga, lembaga yang bekerjasama dengan Madrasah yakni Yasinat Jember dalam memberikan arahan dan bimbingan soal tata cara menghafal alquran. Adapun faktor yang menjadi penghambat yakni terbatasnya SDM yang mampu dan bisa membimbing siswa secara tetap karena kebanyakan para pembimbing tahfidz ini mahasiswa semester akhir.”88
Diungkapkan juga oleh Kodariah Mardiana, selaku Bidang Kurikulum Rumah Quran Tahfidz MAN 2 Jember bahwa:
“Faktor pendukung dari sekolah, difasilitasi tempat atau asrama dan mengusahakan ustadz dan ustadzah pengurus atas dukungan dari pihak sekolah, sedangkan penghambatnya peserta didik itu tidak kerasan karena tidak terbiasa terpisah dari orang tua, kalau di dalam asrama sendiri insyaallah masih bisa ditangani bersama kalau faktornya ingin tinggal dengan orang tua sangat sulit, kadang juga orang tua ingin menuruti kemauan anak-anaknya.”89
Diungkapkan juga oleh Munadiroh, selaku Guru dan pengurus Rumah Quran Tahfidz MAN 2 Jember bahwa :
“Sarana prasarana dan ustadz / ustdzah yang memiliki jiwa pendidik dan rasa paduli terhadap siswa sehingga mereka tidak hanya menerima setoran hafalan melainkan membimbing dan bisa menjadi tauladan atau contoh bagi siswa. faktor penghambat dalam program tahfidz di sini kita sulit mencari ustadz dan ustadzahnya
88 Joko Purnomo, Wawancara, Jember, 26 Juli 2019
89 Kodariah Mardiana, Wawancara, Jember, 16 Juli 2019
yang mempunyai kualitas dan kemampuan dalam menghafal alquran.90
Sesuai hasil wawancara dengan ustadzah Lia faktor pendukung dan penghambat dalam program tahfidz bahwasanya:
“Pendukung dalam hal ini adalah orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada anaknya untuk tetap berusaha dan istiqomah dalam menghafal Alquran serta memfasilitasi anaknnya ketika ada hal yang bersangkutan atau kebutuhan yang berkaitan dengan hafalan Alquran misalnya membelikan anaknya Alquran yang cetakan dalam bentuk perjuz. Faktor selanjutnya yakni lingkungan di dalam Rumah Quran yang secara keseluruhan menghafal Alquran sehingga anak-anak terpacu dan berusaha istiqomah dalam menghafal Alquran istilahnya tidak malas-malasan itu mas.”91
Berdasarkan hasil wawancara dengan Fadia Dwi Prasetyo salah satu siswa program tahfidz di MAN 2 Jember faktor pendukung dan penghambat dalam program tahfidz bahwasanya:
“Yang menjadi faktor pendukung saya dalam menghafal Alquran yakni orang tua dan teman yang selalu memberikan dukungan kepada saya dalam menghafal alquran. Biasanya saya suka malas atau capek sehingga untuk menghafal Alquran rasanya berat namun ketika saya ingat dukungan dari orang tua dan teman saya berusaha untuk semangat dan mengusir rasa malas dan capek saya kemudian melanjutkan hafalan faktor pendukung berikutnya yakni menambah ilmu dan wawasan. Faktor penghambat saya dalam menghafal Alquran yakni teman di lingkungan sekolah karena kebanyakan dari luar bukan dari asrama jadi saya terkadang lupa waktu untuk menghafal Alquran melainkan saya bermain bersama mereka.”92
90 Munadiroh, Wawancara, Jember, 23 Juli 2019
91Lailia Nur Hamidah, Wawancara, Jember, 24 Juli 2019
92 Fadia Dwi Prasetyo, Wawancara, Jember, 25 Juli 2019
Gambar 4.2
Fasilitas dan Sarana Prasarana Tahfidz MAN 2 Jember
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di MAN 2 Jember, bahwasanya dalam faktor pendukung dan faktor penghambat telah diketahui dalam melihat dan menyempurnakan kenyamanan peserta didik untuk menghafal Alquran. karena didalam sekolah sudah memberikan fasilitas yang ada cukup memadai seperti adanya ruangan khusus bagi peserta didik tahfidz. Bahkan sama pihak kepala sekolah sudah disediakan tempat untuk Asrama tahfidz putra dan putri. Kegiatan dalam menghafal dan menyetorkan didalam masjid MAN 2 Jember. Serta masih kurangnya ustadz/ustdzah yang kurang mendampingi bagi peserta didik karena masih sulit untuk mencarinya. Serta dapat izin dari orang tua anak-anaknya untuk mengikuti tahfidz yang sudah ada di MAN 2 Jember.93
Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan, bahwasanya faktor pendukung dalam menghafal Alquran pertama, lingkungan madrasah yang menfasilitasi siswa dalam menghafal Alquran. Kedua, dukungan dari orang tua berupa ijin bagi anaknya untuk belajar menghafal Alquran dan tinggal dirumah tahfidz. Ketiga, guru yang senantiasa mendampingi dan mendidik siswa untuk terus belajar menghafal Alquran.
93 Observasi, Jember, 25 Juli 2019