BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data dan Analisis
e. 06.15-06.30. persipan sekolah dan sarapan pagi.
f. 06.30-14.30. Sekolah.
g. 14.30-15.30. istirahat siang dan aktivitas mandiri.
h. 15.30-16.00. Mandi sore.
i. 16.00-16.15. Baca al -ma‟tsurat sore berjama‟ah di asrama.
j. 16.15-17.30. Persiapan hafalan buat setor malam.
k. 17.30-18.00. Solat magrib berjama‟ah di masjid.
l. 18.00-20.00. Di wajibkan setoran hafalan baru.
m. 20.00-20.15. Solat isya‟ berjama‟ah.
n. 20.15-20.30. Makan malam.
o. 20.30-21.30. Persiapan untuk setor hafalan subuh.
p. 21.30- 22.30. Belajar sekolah.
q. 22.30- 03.30. Tidur malam.
10. Prestasi Rumah Quran
a. Juara 1 Lomba Musabaqoh Hifdzil Quran di IAIN Jember b. Juara 1 Lomba MHQ di IAIN Jember
c. Juara 3 Lomba MHQ Beregu.78
pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember, (2) Apa saja Faktor Pendukung dan PengIYhambat Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember, (3) Bagaimana Hasil Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember. Maka, peneliti akan menyajikan data yang dihasilkan dari penelitian yang telah dilakukan.
Data yang telah diperoleh di deskripsikan sebagai berikut:
1. Penerapan Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius di
“Rumah Quran” MAN 2 Jember
Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius MAN 2 Jember menerapkan metode karena metode merupakan suatu cara penting untuk mencapai suatu keberhasilan. Oleh karena itu pemilihan metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi peserta, didik harus di perhatikan.
Penggunaan metode yang tepat dalam proses menghafal Alquran memudahkan peserta didik dalam menghafal Alquran. setiap siswa dan siswi memiliki cara tersendiri dalam menghafal, bahkan ada baberapa peserta didik yang memadukan beberapa metode. Sehingga peserta didik mudah mengingat apa yang telah dihafalnya.
Sesuai dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh Munadiroh selaku Guru dan Pengurus Program Tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember :
“Kalau di Madrasah ini metode yang digunakan dalam proses menghafal Alquran terdiri dari metode menghafal, dan evaluasi.
Metode menghafal merupakan metode menghafal Alquran dengan membaca dengan secara berulang-ulang kemudian menghafalnya,
Metode menghafal yaitu menghafal materi yang baru yang belum pernah dihafalkan, setelah siswa hafal barulah kemudian mereka menyetorkan hafalannya kepada ustadz/ustadzah. Evaluasi merupakan tindak lanjut dari hafalan siswa yang sudah disetorkan dengan melihat hasil hafalannya baik dari tajwid, mahkrojul huruf dan kelancarannya. Apabila ada siswa tersebut masih kurang lancar diarahkan untuk menghafal ulang apabila sudah lancar dilanjutkan kepada juz berikutnya.”79
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Munadiroh, ustdzah Lailia Nur Hamidah juga menyampaikan bahwasanya metode menghafal Alquran terdiri dari penyetoran dan evaluasi yakni sebagai berikut:
“Metode menghafal Alquran yang kami gunakan di sini bervariasi namun yang lebih umum yang digunakan penyetoran dan evaluasi.
siswa menyetorkan hasil hafalannya kepada ustad/utdzahnya yang menjadi pembimbing setelah itu baru akan dievaluasi berkaitan dengan hafalannya.”80
Berdasarkan observasi yang diketahui bahwa menghafal Alquran, di MAN 2 Jember peserta didik dikumpulkan untuk melaksanakan kegiatan menghafal Alquran sebagimana yang telah ditentukan dan terjadwal dalam setiap harinya, kemudian guru menyuruh mereka untuk menghafal beberapa ayat dengan waktu yang telah ditentukan, setelah waktu selesai mereka diminta untuk setoran hafalannya dengan satu persatu, setelah itu, peserta didik yang sudah menyetorkan bisa mengetahui seberapa jauh tingkat hafalannya yang telah dibimbing sama ustadz/ustdzah. Kemudian guru mengevaluasi apa yang telah dihafalkan oleh mereka. Sehingga satu persatu anak itu ada yang sudah bisa melanjutkan hafalan berikutnya misalnya surat Al baqarah ayat 1 sampai 30 yang sudah hafal dan fasih
79 Munadiroh, Wawancara, Jember, 23 Juli 2019
80 Lailia Nur Hamidah, Wawancara, Jember, 24 Juli 2019
untuk menghafalnya bisa mereka lanjutkan. Ketika peserta didik tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk menghafalkannya serta masih kurang fasih dalam pembacaan makhrojul huruf guru bisa membimbingnya terlebih dahulu supaya bacaan tersebut lancar ketika sudah menghafalnya dan menyetorkannya. Sehingga dengan mudah guru atau ustadz/ustadzah dalam menggunakan metode ini, melaksanakan kegiatan menghafal Alquran. Karena peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghafalkannya. Seperti membaca berulang-ulang, bisa cepat hafal dan mudah diingat.81 Karakter religius dalam menghafal seperti membaca Alquran sehingga peserta didik dengan keseringan membaca dapat menghafal Alquran secara langsung. Dengan diadakan membaca atau menghafal siswa dapat bertambah wawasannya serta giat dan semangat dalam belajar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadzah Siti Alfi Nur Saadah metode menghafal Alquran di MAN 2 Jember terbagi menjadi dua, sebagai berikut:
“Masing-masing ustadz/ustadzah memiliki metode sendiri-sendiri dalam mempermudah menghafal Alquran bagi siswa. Untuk saya sendiri menerapkan metode Sorogan (menyodorkan) dan Muroja‟ah (pengulangan). Dalam metode Sorogan sendiri seorang siswa menyodorkan hafalan kepada saya. Apabila ada kesalahan baik dalam pembacaan yang dihafal baik dari harokat dan tajwid kemudian saya luruskan pada saat Sorogan tersebut. Metode Muraja‟ah merupakan mengulang-ulang hasil hafalan yang sudah dihafalkan sebelum berlanjut kepada hafalan berikutnya saya menyarankan kepada siswa metode mengulang ini agar
81 Observasi, Kegiatan Menghafal Alquran di MAN 2 Jember, 23 Juli 2019
memanfaatkan keagiatan-kegiatan ibadah seperti Sholat dengan membaca surat yang sudah dihafal.”82
Berdasarkan observasi yang diketahui dalam menggunakan metode sorogan peserta didik telah menyetorkan hafalan yang sudah dihafal kepada ustadz/ustdzah. Dalam kegiatan ini peserta didik maju satu persatu sesuai dengan giliran masing-masing kepada seorang ustadzah. Tahapannya mulai dari sholat tahajjud sekitar jam 02.00 hingga sholat subuh berjamaah, lalu quran time pada jam 04.00. setelah sholat subuh dan quran time selesai dilaksanakan peserta didik harus menyetorkan apa yang telah dihafalkannya walaupun yang dihafal tidak sepenuhnya tersampaikan.83 Karakter religius yang diterapkan dalam metode ini supaya peserta didik lebih paham tentang apa yang harus disetorkan setiap harinya misalnya disiplin dalam menyetorkan hafalan serta tidak telat dalam menghafalnya.
Dalam menggunakan metode Murja‟ah yaitu dengan cara peserta didik mengulangi hafalan yang sudah dihafal sebelum berlanjut kepada hafalan berikutnya. Peserta didik dalam menghafal Alquran secara berulang-ulang supaya tetap mengingat apa yang telah dihafalkannya.
Ketika mengulang peserta didik terlebih dahulu menghafalkannya sendiri ditempat yang sepi atau yang jauh dari keramaian misalnya tempatnya diarea yang telah ditentukan oleh guru. Supaya apa yang dihafalkannya masih tetap dalam ingatanya, sebelum mengulang langsung kepada ustadz/ustadzah.84 Karakter religius yang diterapkan dalam metode ini
82 Siti Alfi Nur Saadah, Wawancara, jember, 24 Juli 2019
83 Obsevasi, Kegiatan Menyetorkan Alquran, 24 Juli 2019
84 Obsevasi, Kegiatan Mengulang Alquran, 24 Juli 2019
dapat mengulang hafalan supaya apa yang telah dihafalkan tidak lupa.
Dengan adanya metode ini sangat mendukung dalam karakter religius siswa karena dapat manjaga hafalannya dengan sebaik mungkin. Misalnya mengulang atau mengajarkan suatu ilmu maka akan bertamabah pula ilmunya seperti mengulangi hafalan Alquran.
Kegiatan wawancara berikutnya dengan Ustad Fauzi, adapaun hasil wawancara tersebut yakni:
“Menghafal Alquran yang paling mudah memang dimulai dari juz yang mudah diingat, umum dibaca dan tidak terlalu panjang seperti juz 30, juz 29 dan juz 1. Kalau saya dimulai dari juz itu karena lebih mudah kalau pertama menghafal di mulai dari juz yang dianggap sulit maka akan berat untuk berlanjut ke tahap berikutnya.”85
Dari hasil wawancara dengan Moh Kholilurrahman, siswa program tahfidz bahwasanya metode menghafal Alquran yang sering digunakan yakni, sebagaai berikut:
“Saya biasanya menghafal Alquran dengan menggunakan metode mendengarkan dari kaset yang disediakan oleh asrama secara berulang-ulang dan ada yang mendengarkan dari temennya kemudian saya menghafalnya dengan membaca Alquran setelah itu hafalan saya setorkan kepada pengurus.”86
Dari observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa menghafal Alquran ada yang menggunakan sima‟i yaitu mendengarkan. Ketika mendengarkan peserta didik bisa dengan mudah untuk menghafal, kemudian setiap siswa yang saya amati mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menghafalkannya disetiap harinya. Tahapannya ketika mendengarkan siswa berhadapan langsung dengan cara satu persatu atau
85 Fauzi, Wawancara, Jember, 27 Juli 2019
86 Moh Kholilurrahman, Wawancara, 27 Juli 2019
lebih yaitu 2 orang saja bisa mendengarkan langsung dari ustadzah yang sudah hafal lalu bisa diikuti oleh peserta didik. Tetapi di MAN 2 Jember ini menggunakan yang tradisional tanpa menggunakan alat media karena masih belum difasilitasi oleh pihak lembaga.87 Karakter religius dalam metode ini yaitu dengan mendengarkan agar peserta didik bisa menghargai dan menyimak dalam hal tesebut karena dalam mendengarkan peserta didik dapat merubah sikapnya untuk bisa menyikapi apa yang telah disampaiakan gurunya misalkan dalam kegiatan hafal mengahafal. Bahwaanya dalam perintah guru harus dilakukan dengan sebaik mungkin supaya menjadi siswa yang bertanggung jawab dan ikhlas karena ridho dari Allah SWT.
Gambar 4.1
Kegiatan Tahfidz Alquran di MAN 2 Jember
Dari beberapa pendapat diatas berkenaan dengan informasi yang merupakan hasil wawancara, serta dari hasil data observasi yang dilakukan di lapangan mengenai penerapan metode tahfidz yang digunakan oleh Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember dalam pembinaan karakter religius siswa. Pertama, menggunakan metode menghafal, dan evaluasi. Metode menghafal merupakan metode menghafal Alquran dengan membaca
87 Obsevasi, Kegiatan Mendengarkan, 27 Juli 2019
dengan secara berulang-ulang kemudian menghafalnya, Metode menghafal yaitu menghafal materi yang baru yang belum pernah dihafalkan, setelah siswa hafal barulah kemudian mereka menyetorkan hafalannya kepada ustadz / ustadzah. Metode evaluasi merupakan tindak lanjut dari hafalan siswa yang sudah disetorkan dengan melihat hasil hafalannya aik dari tajwid, mahkrojul huruf dan kelancarannya, selain metode menghafal, metode Sorogan dan metode Muraja‟ah, metode Sorogan adalah metode seorang siswa menyodorkan hafalan kepada ustad/ustdzah. Apabila ada kesalahan baik dalam pembacaan yang dihafal baik dari segi harokat dan tajwid. Metode muraja‟ah merupakan mengulang-ulang hasil hafalan yang sudah di hafalkan sebelum berlanjut kepada hafalan berikutnya. Disamping itu pengurus juga menerapkan metode menghafal dengan mendengarkan dan menghafal juz yang termudah.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Tahfidz dalam pembinaan Karakter Religius di “Rumah quran” MAN 2 Jember
Secara umum, dalam pelaksanaan metode tahfidz Alquran di MAN 2 Jember tidak mengalami masalah yang begitu berarti tetapi dalam rangka meningkatkan kualitas hafalan bagi penghafal Alquran perlu adanya sesuatu yang menunjang dari bebaerapa faktor yaitu di antaranya Faktor pendukung dan faktor penghambat metode tahfidz yang ada di MAN 2 Jember. agar penerapan, pelaksanaan dan evaluasi dapat mengetahui sesuai apa yang diharapkan sekolah terutama yang bersangkutan dalam membina program tahfidz.
Sesuai dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh bapak Joko Purnomo selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, menyebutkan bahwasanya faktor pendukung dalam program tahfidz, sebagai berikut:
“Faktor pendukung dalam program tahfidz yang ada di MAN 2 Jember disini ada 3 macam mas. Pertama, lingkungan madrasah yang menfasilitasi terhadap tercapainnya program tahfidz ini, baik dalam penyediaan program atau fasilitas. Kedua, wali murid yang mana disini mereka juga ikut berpartisipasi dalam penyuksesan program ini. Seperti memberikan ijin bagi anaknya untuk belajar menghafal alquran dan tinggal dirumah tahfidz. Ketiga, lembaga yang bekerjasama dengan Madrasah yakni Yasinat Jember dalam memberikan arahan dan bimbingan soal tata cara menghafal alquran. Adapun faktor yang menjadi penghambat yakni terbatasnya SDM yang mampu dan bisa membimbing siswa secara tetap karena kebanyakan para pembimbing tahfidz ini mahasiswa semester akhir.”88
Diungkapkan juga oleh Kodariah Mardiana, selaku Bidang Kurikulum Rumah Quran Tahfidz MAN 2 Jember bahwa:
“Faktor pendukung dari sekolah, difasilitasi tempat atau asrama dan mengusahakan ustadz dan ustadzah pengurus atas dukungan dari pihak sekolah, sedangkan penghambatnya peserta didik itu tidak kerasan karena tidak terbiasa terpisah dari orang tua, kalau di dalam asrama sendiri insyaallah masih bisa ditangani bersama kalau faktornya ingin tinggal dengan orang tua sangat sulit, kadang juga orang tua ingin menuruti kemauan anak-anaknya.”89
Diungkapkan juga oleh Munadiroh, selaku Guru dan pengurus Rumah Quran Tahfidz MAN 2 Jember bahwa :
“Sarana prasarana dan ustadz / ustdzah yang memiliki jiwa pendidik dan rasa paduli terhadap siswa sehingga mereka tidak hanya menerima setoran hafalan melainkan membimbing dan bisa menjadi tauladan atau contoh bagi siswa. faktor penghambat dalam program tahfidz di sini kita sulit mencari ustadz dan ustadzahnya
88 Joko Purnomo, Wawancara, Jember, 26 Juli 2019
89 Kodariah Mardiana, Wawancara, Jember, 16 Juli 2019
yang mempunyai kualitas dan kemampuan dalam menghafal alquran.90
Sesuai hasil wawancara dengan ustadzah Lia faktor pendukung dan penghambat dalam program tahfidz bahwasanya:
“Pendukung dalam hal ini adalah orang tua yang selalu memberikan dukungan kepada anaknya untuk tetap berusaha dan istiqomah dalam menghafal Alquran serta memfasilitasi anaknnya ketika ada hal yang bersangkutan atau kebutuhan yang berkaitan dengan hafalan Alquran misalnya membelikan anaknya Alquran yang cetakan dalam bentuk perjuz. Faktor selanjutnya yakni lingkungan di dalam Rumah Quran yang secara keseluruhan menghafal Alquran sehingga anak-anak terpacu dan berusaha istiqomah dalam menghafal Alquran istilahnya tidak malas-malasan itu mas.”91
Berdasarkan hasil wawancara dengan Fadia Dwi Prasetyo salah satu siswa program tahfidz di MAN 2 Jember faktor pendukung dan penghambat dalam program tahfidz bahwasanya:
“Yang menjadi faktor pendukung saya dalam menghafal Alquran yakni orang tua dan teman yang selalu memberikan dukungan kepada saya dalam menghafal alquran. Biasanya saya suka malas atau capek sehingga untuk menghafal Alquran rasanya berat namun ketika saya ingat dukungan dari orang tua dan teman saya berusaha untuk semangat dan mengusir rasa malas dan capek saya kemudian melanjutkan hafalan faktor pendukung berikutnya yakni menambah ilmu dan wawasan. Faktor penghambat saya dalam menghafal Alquran yakni teman di lingkungan sekolah karena kebanyakan dari luar bukan dari asrama jadi saya terkadang lupa waktu untuk menghafal Alquran melainkan saya bermain bersama mereka.”92
90 Munadiroh, Wawancara, Jember, 23 Juli 2019
91Lailia Nur Hamidah, Wawancara, Jember, 24 Juli 2019
92 Fadia Dwi Prasetyo, Wawancara, Jember, 25 Juli 2019
Gambar 4.2
Fasilitas dan Sarana Prasarana Tahfidz MAN 2 Jember
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di MAN 2 Jember, bahwasanya dalam faktor pendukung dan faktor penghambat telah diketahui dalam melihat dan menyempurnakan kenyamanan peserta didik untuk menghafal Alquran. karena didalam sekolah sudah memberikan fasilitas yang ada cukup memadai seperti adanya ruangan khusus bagi peserta didik tahfidz. Bahkan sama pihak kepala sekolah sudah disediakan tempat untuk Asrama tahfidz putra dan putri. Kegiatan dalam menghafal dan menyetorkan didalam masjid MAN 2 Jember. Serta masih kurangnya ustadz/ustdzah yang kurang mendampingi bagi peserta didik karena masih sulit untuk mencarinya. Serta dapat izin dari orang tua anak-anaknya untuk mengikuti tahfidz yang sudah ada di MAN 2 Jember.93
Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan, bahwasanya faktor pendukung dalam menghafal Alquran pertama, lingkungan madrasah yang menfasilitasi siswa dalam menghafal Alquran. Kedua, dukungan dari orang tua berupa ijin bagi anaknya untuk belajar menghafal Alquran dan tinggal dirumah tahfidz. Ketiga, guru yang senantiasa mendampingi dan mendidik siswa untuk terus belajar menghafal Alquran.
93 Observasi, Jember, 25 Juli 2019
Sedangkan faktor penghambat yakni tebatasnya SDM yang mampu dan bisa membimbing siswa secara tetap karena kebanyakan para pembimbing tahfidz ini mahasiswa semester akhir karena kebanyakan ustad dan ustadzah seorang mahasiswa. Di samping itu penghambat berikutnya dari peserta didik tidak kerasan karena tidak terbiasa terpisah dari orang tua dan kebanyakan dari mereka masih mudah terpengaruh lingkungan luar yang cenderung bebas sehingga membuat siswa malas untuk menghafal Alquran.
3. Hasil Metode Tahfidz dalam Pembinaan Karakter Religius di“Rumah Quran” MAN 2 Jember
Hasil metode tahfidz dalam pembinaan karakter religius itu sangat penting karena peserta didik diharapkan menghafal dan menyetorkan hafalan yang sudah dihafal agar hafalan semakin meningkat dan bertambah wawasannya tidak hanya menambah wawasan ilmu pengetahuan umum saja tetapi masih bisa menambah dengan cara menghafal Alquran agar peserta didik menjadi hafidz yang diinginkan oleh guru dan orang tua.
selain itu agar peserta didik menjadi ahli qurani yang senantiasa selalu istiqomah dalam menjalankan perintah agama yang sesuai syariat islam.
Misalnya ketika melaksanakan sholat 5 waktu dengan tepat waktu, berakhlakul karimah, tidak nakal, tidak malas dalam belajar, patuh dan bertanggung jawab.
Sesuai dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh Joko Purnomo selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember :
“Siswa tahfidzul Quran tidaklah terganggu dalam menghafal Alquran meskipun banyak tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
tersebut bahkan siswa tahfidul Quran mempunyai semangat tinggi dalam belajar Alquran maupun belajar didalam kelas misalnya semakin tinggi tingkat hafalan serta juga semakin paham setelah menghafal Alquran dengan pelajaran yang lainnya.94
Berdasarkan hasil wawancara dengan Lailia Nur Hamidah salah satu ustdzah program tahfidz di MAN 2 Jember, sebagai berikut:
“Disekolah terdapat program yang namanya kelas unggulan dan kebanyakan yang masuk didalamnya banyak anak-anak tahfidz Alquran, ntah itu kebetulan atau memang dari faktor prestasinya sebagai anak tahfidz yang jelas mereka lebih unggul dari pada anak yang bukan tahfidz Alquran. Disamping dari segi prestasi anak tahfidz Alquran dari segi akhlak juga lebih sopan dan mempunyai wawasan lebih luas.”95
Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwasanya peserta didik menghafal Alquran mampu memberikan suatu kebanggaan dalam sekolah, karena ada beberapa siswa yang ikut lomba yang direncanakan oleh organisasi ICIS yang ada di IAIN Jember. karena kepercayaan dan tekad keberanian peserta didik dalam mengikuti lomba tersebut menjadi juara satu tingkat MA yang menghafal 5 jus dengan baik seperti itu sangat membanggakan bagi lembaga terutama yang bertanggung jawab ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut. Selain prestasi peserta didik yang mengikuti program tahfidz masih bisa menjaga Akhlak terhadap guru, ustadz/ustadzah dan juga orang tua misalkan mau berangkat ke sekolah bagi peserta didik yang tinggal diasrama masih saja mengucapkan salam terlebih dahulu hingga nanti setelah pulang itu mereka masih saja membiasakan mengucap salam kepada ustadz/ustdzah yang tinggal
94 Joko Purnomo, Wawancara, Jember, 26 Juli 2019
95Lailia Nur Hamidah, Wawancara, Jember, 24 Juli 2019
diasrama tahfidz, serta dengan cara berbicara dengan sangat ramah dan halus, sopan, tidak berani pada orang tua serta takdim apa yang diperintahkan oleh guru maupun ustadz/ustadzah maupun didalam sekolah atau diluar sekolah misalnya diasrama yang mereka tinggal atau yang sudah disediakannya.96
Kegaiatan wawancara berikutnya dengan ustad fauzi, adapaun hasil wawancara tersebut yakni:
“Begini mas, menghafal Alquran itu memiliki 2 inti pertama, membaca yang cermat kedua, menghafal dengan ingatan yag kuat secara tidak langsung anak-anak tahfidz alquran lebih kuat ingatannya dalam segala pelajaran dari pada anak lainnya dan lebih teliti dalam mencari jawaban dari soal pertanyaan di LKS. Dulu kita pernah juara 1 di IAIN Jember dalam bidang tahfidz 5 juz itu merupakan prestasi besar yang sudah didapat.”97
Gambar 4.3
Prestasi Tahfidz Alquran MAN 2 Jember
Berdasarkan hasil wawancara dengan Izzah Billah Al Mufidah salah satu siswa program tahfidz di MAN 2 Jember hasil dari metode Tahfidz bahwasanya:
96 Observasi, Jember, 27 Juli 2019
97 Fauzi, Wawancara, Jember, 27 Juli 2019
“Perbedaannya dulu ketika saya tidak masuk pada program tahfidz yang diadakan dari sekolah serasa hidup saya hambar saja berlalu tanpa ada kesan akhlak saya juga terhadap orang tua kurng baik, sering berbohong dan cenderung malas setelah saya lama masuk program ini baru saya menyadari semua tingkah laku saya dan akhlak saya yang tidak baik. Biasanya dulu saya bicara sama orang tua layaknya berbicara kepada teman tapi sekarang sudah ada rasa malu ketika berbicara kepada orang tua. Semenjak saya ikut program ini saya lebih paham cara membaca alquran dan sedikit demi sedikit memahami makna didalam Alquran. Hati saya merasa tenang ketika saya ingin melakukan kesalahan atau khilaf seakan- akan ada yang berbisik dan mencegah saya tidak melakukan hal tersebut.”98
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di MAN 2 Jember bahwa untuk menjadikan seorang penghafal Alquran peserta didik telah mengikuti program tahfidz. Biasanya seorang peserta didik sebelum menghafal mengambil wudhu terlebih dahulu karena peserta didik masih megang Alquran sebelum itu agar peserta didik membiasakan dirinya agar tetap suci supaya apa yang mereka hafalkan menjadi pedoman dan petunjuk serta niat yang baik untuk menjaga Alquran yang dihafalkannya.
Disamping itu ustadz/ustadzah sangat mengontrol para peserta didiknya karena yang sesuai tujuan MAN 2 Jember yaitu meningkatkan Imtaq, mewujudkan pendidikan karakter yang sekarang digalakkan dalam pendidikan dan ketika bergaul dengan Alquran diharapakan mereka bisa berkepribadian qurani.99
Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan, bahwasanya hasil dari metode tahfidz dalam pembinaan karakter religius di rumah Quran MAN 2 Jember, siswa tahfidul Quran mempunyai semangat tinggi
98Izzah Billah Al Mufidah, Wawancara, Jember, 25 Juli 2019
99 Observasi, Jember, 26 Juli 2019