• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen LAMPIRAN-LAMPIRAN (Halaman 87-93)

penelitian ini, jadi penelitian ini sudah mencapai target dan tidak perlu lanjut pada siklus berikutnya dimana penelitian diberhentikan sampai siklus II.

73

pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning). Dimana pada siklus I hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Adapun hasil penelitian pada siklus I diperoleh ketuntasan belajar siswa mencapai 55,55%

pada siklus I, dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ketuntasan yang diharapkan belum mencapai target penelitian yaitu 70%. Kemudian perhitungan nilai rata-rata hasil tes evaluasi pembelajaran siswa pada siklus I dengan jumlah skor seluruh siswa 570 dibagi dengan seluruh siswa yang mengikuti tes sebanyak 9 orang dengan mendapatkan nilai 63.33 Adapun juga dengan hasil analisis aktivitas guru dengan nilai rata-rata 66,66% dengan kategori cukup, sedangkan nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 54% dengan kategori cukup aktif.

Pada siklus I peningkatan hasil belajar siswa belum mencapai target dalam penelitian, yang menyebabkan proses pembelajaran belum optimal karena ada kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung terutama guru masih belum terlalu menguasai langkah-langkah dari model pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) dan siswa pun masih dikatakan belum aktif, dimana dalam hal ini sesuai dengan kekurangan yang ada pada model pembelajaran CTL:

1. Dalam pemilihan informasi atau materi di kelas di dasarkan pada kebutuhan siswa padahal dalam kelas itu tingkat kemampuannya berbeda- beda sehingga guru akan kesulitan dalam menentukan materi pelajaran karena tingkat pencapaiannya siswa tidak sama.

2. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kemampauannya kurang.

3. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya

dalam bentuk lisan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan keterampilan dan kemampuan soft skill dari pada kemampuan intelektualnya.

4. Peran guru tidak Nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena menuntut siswa untuk lebih aktif.51

Sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I guru perlu memperbaiki pada siklus berikutnya. Dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh guru seperti memberikan motivasi, bimbingan yang maksimal dan berkesinambungan terutama pada siswa yang masih malu dan ragu dalam mengeluarkan pendapat, lebih mendekatkan diri baik di dalam maupun diluar proses belajar mengajar terutama hal nya pada siswa yang belum tuntas dan menunjukkan sikap terbuka merespon pendapat siswa. setelah memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dimana pada siklus II proses pembelajaran berjalan dengan optimal sesuai dengan yang diharapkan dimana siswa terlibat secara aktif pada saat proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II evaluasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS meningkat, hal ini terlihat dari hasil perolehan nilai rata-rata siswa meningkat yaitu dari 63,33 pada siklus I meningkat menjadi 78,88 pada siklus II. Sedangkan persentase nilai ketuntasan yaitu dari 55,55% pada siklus I meningkat menjadi 77,77% pada siklus II.

Selanjutnya untuk hasil observasi aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I dimana nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I yaitu 54% dengan kriteria keaktifan siswa cukup aktif. Keaktifan yang diperoleh dikategorikan cukup karena siswa dalam proses pembelajaran masih

51Bahtiar, Strategi Belajar …, h. 88

75

belum baik dalam merespon dan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Sehingga siswa belum terbiasa dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini. Pada siklus II siswa terlihat semakin aktif dalam mengikuti proses pembelajaran suasana proses pembelajaran semakin kondusif dan menyenangkan. Hal ini terlihat dari siswa yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa terlihat aktif dan berani tunjuk tangan dalam menjawab pertanyaan maupun menanyakan materi yang belum di pahami dan mengerjakan evaluasi dengan tepat. Pengamatan guru dalam proses mengajar juga sudah semakin baik. Kesan umum mengenai pengamatan pembelajaran pada siklus II ini semakin baik dan meningkat menjadi 80% pada siklus II dengan kategori sangat baik.

Selanjutnya untuk hasil observasi aktifitas guru pada siklus I, dimana skor rata-rata pada pertemuan pertama 53,33% dan pertemua kedua 80% dari pertemuan pertama dan kedua sehingga skor rata-rata yang diperoleh 66,66%

dengan kategori cukup. Pada siklus II juga terlihat pada kegiatan proses pembelajaran antara guru dengan siswa mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan lampiran hasil observasi aktivitas guru dengan skor rata-rata pada pertemuan pertama 80% dan pertemuan kedua 93,33% dari pertemuan pertama dan kedua skor yang diperoleh yakni 86,66% dengan kategori sangat baik.

Dari hasil evaluasi pada pelaksanaan tindakan kegiatan di setiap siklus yang dilaksanakan diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan proses pembelajaran terhadap siswa maupun guru. Hal ini terlihat dari hasil observasi aktivitas guru maupun siswa yang sudah mulai aktif. Bagi siswa yakni dapat

meningkatkan kreatifitas, keaktifan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dimana dapat terlihat dalam menyelesaikan soal latihan yang diberikan semakin baik. Selain itu siswa juga semakin berani mengemukakan pendapat ataupun pertanyaan kepada guru sehingga siswa semakin termotivasi untuk lebih giat belajar dan menyelesaikan tugas-tugas dengan baik.

Dengan demikian terlihat peningkatan hasil belajar siswa dimana pada pelaksanaan siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa meningkat diperoleh ketuntasan belajar siswa mencapai 77,77% pada siklus II, dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dan mencapai target yang diharapkan. dengan perhitungan rata-rata hasil tes evaluasi pembelajaran siswa pada siklus II dengan jumlah skor seluruh siswa 710 dibagi dengan siswa yang mengikuti tes sebanyak 9 orang dengan skor nilai 78,88. Adapun juga dengan hasil analisis aktivitas guru dengan nilai rata- rata 86,66% dengan kategori sangat baik, sedangkan nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 80% denga kategori sangat baik.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa aktivitas guru maupun aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang baik, aktivitas siswa maupun guru terlihat meningkat pada saat proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran CTL cukup membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan terbentuk karena peran aktif dari subjek, maka dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan.

Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respon.

77

Belajar tidak sesederhana itu, dimana belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi dan kemampuan atau pengalaman.52

Belajar menurut Morgan (dalam Sobry) mengartikan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil pengalaman yang lalu.53 Dimana dalam pembelajaran siswa lah yang menjadi subjek merekalah pelaku kegiatan belajar. tujuan ini tentu saja akan tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya baik fisik maupun jiwanya keduanya harus berjalan beriringan. Hal ini dikarenakan jika hanya salah satu diantara keduanya sama saja siswa tersebut tidak belajar karena ia tidak pernah merasakan perubahan pada dirinya. Padahal belajar hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya aktifitas belajar.

Oleh karenanya, model pembelajaran CTL hendaknya dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dan kreatif karena proses belajar itu sendiri melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti halnya emosi, minat, motivasi dan kemampuan atau pengalaman. Karena model pembelajaran CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar.

52Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran …, h. 259.

53Sobry Sutikno, Belajar Dan Pembelajaran …, h. 3

78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ushuluddin NW Ubung Jonggat Lombok Tengah tahun pelajaran 2019/2020.

Peningkatan ini dapat dilihat dari tes evaluasi hasil pembelajaran siklus I yaitu memperoleh nilai rata-rata sebesar 63,33. Ketuntasan klasikal sebesar 55,55%

dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 9 orang, 5 orang diantaranya sudah tuntas secara individu dan 4 orang belum tuntas.

Sedangkan pada siklus II dapat dilihat dari tes hasil pembelajaran siswa dengan nilai rata-rata 78,88, ketuntasan klasikal sebesar 77,77% dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 9 orang, 7 orang diantaranya sudah tuntas secara individu dan 2 orang siswa belum tuntas.

Dalam dokumen LAMPIRAN-LAMPIRAN (Halaman 87-93)

Dokumen terkait