• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LAMPIRAN-LAMPIRAN "

Copied!
168
0
0

Teks penuh

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS V MI USHULUDDIN NW UBUNG. Judul : “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Contextual Teaching and Learning Pada Muatan IPS Kelas V MI Ushuluddin NW Ubung Jonggat Lombok Tengah Tahun Pelajaran. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Pada Muatan IPS Di Kelas V MI Ushuluddin NW Ubung Jonggat Lombok pada pertengahan tahun pelajaran.

Tabel 2.1  Langkah-Langkah Model Pembelajaran CTL Di Kelas, 19  Tabel 3.1  Pedomen Konveksi Kategori Aktivitas Guru Dan Siswa, 41  Tabel 3.2  Tabel Penentuan Kriteria Aktivitas Belajar Siswa, 43  Tabel 4.1  Keadaan Guru MI Ushuluddin NW Ubung, 48
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran CTL Di Kelas, 19 Tabel 3.1 Pedomen Konveksi Kategori Aktivitas Guru Dan Siswa, 41 Tabel 3.2 Tabel Penentuan Kriteria Aktivitas Belajar Siswa, 43 Tabel 4.1 Keadaan Guru MI Ushuluddin NW Ubung, 48

Sasaran Tindakan

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Gagne menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan (kinerja) yang dapat diamati pada diri seseorang dan disebut juga kemampuan. Hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan mengolah (aspek psikomotorik) dan sikap siswa (aspek afektif). Dengan demikian semakin jelas bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang melibatkan sejumlah faktor yang saling mempengaruhi.

Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah model pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa dalam menemukan materi dan mengaitkan materi yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari. Hakikat penilaian yang terwujud dalam bentuk nilai adalah untuk menilai usaha siswa dalam hubungannya dengan belajar, bukan hukuman. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CTL 1) Kelebihan Model Pembelajaran CTL.. a) Membuat siswa sadar akan apa yang dipelajarinya.

Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian IPS

Dengan demikian, tujuan pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Dilihat dari cakupan materinya, wilayah studi IPS memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) menganut pendekatan lingkungan yang luas; b) menggunakan pendekatan terpadu antar mata pelajaran yang sejenis; Karakteristik bidang studi IPS juga terlihat dari pendekatan pembelajaran atau metode pembelajaran yang banyak digunakan.

Sasaran Penelitian

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di MI Ushuluddin NW Ubung yang berlokasi di Ubung Jonggat Lombok Tengah tepatnya di Jalan Raya Ubung km 16 Kec.

Desain PTK

Untuk menyelesaikan masalah di kelas, mungkin perlu dilakukan siklus lebih dari satu kali, dimana siklus tersebut saling terkait dan berkesinambungan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi secara serentak, dimana peneliti/pengamat mengamati kegiatan dan kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran, observer mengisi formulir observasi sesuai dengan format yang disusun pada lembar observasi. Pada tahap refleksi ini, mencatat dan mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil proses pembelajaran dan mengidentifikasi kelemahan yang dapat dijadikan bahan penyusunan desain siklus berikutnya.

Rencana Tindakan

Hasil refleksi bila siklus I tidak berhasil akan diperbaiki pada siklus II, jika tujuan tidak tercapai akan dilanjutkan ke siklus berikutnya dan seterusnya. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi terkait kegiatan guru dan siswa, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model CTL.

Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Mengenai penggunaan tes pilihan ganda, peneliti dapat mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran menggunakan model CTL (contextual teaching and learning). Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan proses pembelajaran yaitu aktivitas guru dan siswa. Peneliti atau observer akan mengamati kegiatan guru dan siswa sesuai petunjuk pada lembar observasi.

Pelaksanaan Tindakan

Jadi dokumentasi adalah meneliti/mengumpulkan data yang ada menjadi dokumen sebagai bahan referensi untuk keperluan penelitian.

Cara Pengamatan Evaluasi

Analisis Data dan Refleksi 1. Analisis Data 1.Analisis Data

Refleksi

Indikator Keberhasilan

Skor dari observasi aktivitas guru dan siswa mencapai ≥ 75% dengan kategori baik untuk aktivitas guru dan kategori aktif untuk aktivitas siswa.

Deskripsi Setting Penelitian

  • Sejarah Berdirinya MI Ushuluddin NW Ubung
  • Visi Misi MI Ushuluddin NW Ubung Visi
  • Keadaan Guru Dengan Pegawai
  • Struktur Organisasi MI Ushuluddin NW Ubung
  • Keadaan siswa-siswi MI Ushuluddin NW Ubung

Sebelah Timur : Dibatasi oleh jalan utama atau jalan umum Sebelah Barat : Dibatasi oleh SDN 1 Ubung47. Tabel di atas menunjukkan bahwa MI Ushuluddin NW Ubung telah memiliki tenaga pengajar yang memadai dan tenaga pengajar yang berkualifikasi S1. Sebagai sebuah lembaga atau organisasi, sebuah organisasi pasti memiliki struktur organisasi sebagai gambaran dan pengorganisasian pembagian tugas di dalam lembaga atau organisasi tersebut.

Gambar 4.1Struktur organisasi MI Ushuluddin NW Ubung Tahun Pelajaran  2019/2020. 49
Gambar 4.1Struktur organisasi MI Ushuluddin NW Ubung Tahun Pelajaran 2019/2020. 49

Hasil Penelitian

Siklus I

Mintalah salah satu siswa maju ke depan untuk membacakan peristiwa yang berkaitan dengan kedatangan bangsa Eropa di Indonesia, setelah itu siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami sebelum guru membagikan lembar soal. Guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan yang sulit mereka kerjakan, dan guru menjawab pertanyaan siswa. Adapun kegiatan observasi selama proses pembelajaran, peneliti/observer mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Dimana observer melengkapi lembar observasi aktivitas guru dan siswa untuk melihat keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Hasil analisis observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan isi tabel hasil analisis observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II di atas, sedangkan jumlah indikator sebanyak 5 indikator dan jumlah skor deskriptor yang muncul pada pertemuan pertama sebanyak 8 dan 12.

Hasil analisis rinci aktivitas guru siklus I dapat dilihat pada (lampiran 4 dan 6). 2) Data hasil analisis observasi aktivitas siswa. Berdasarkan isi tabel hasil analisis aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama di atas, maka jumlah indikatornya adalah 5. Hasil analisis aktivitas siswa pada siklus I secara rinci dapat dilihat pada (lampiran 5 dan 7 ) ). 3) Data hasil belajar siklus I.

Pendidik dan peneliti melakukan refleksi terhadap hasil data aktivitas guru, data aktivitas siswa, dan data penilaian pembelajaran.

Siklus II

Observasi siklus II dilakukan pada pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 15 Juni 2020 dan pada pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2020. Obyek pengamatan adalah semua aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Jumlah skor deskriptor yang muncul pada siklus II pertemuan pertama sebanyak 12 deskriptor yang tidak muncul 3 dan pada pertemuan kedua terdapat 14 deskriptor yang tidak muncul hanya 1. mencapai target dengan skor rata-rata 86,66% dengan kategori sangat baik.

Hasil analisis aktivitas guru pada siklus II mencapai target penelitian, hasil selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 14 dan 16). 2) Hasil analisis observasi aktivitas siswa. Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa pada siklus II di atas, jumlah indikator sebanyak 5 indikator dan jumlah deskriptor sebanyak 15 deskriptor. Artinya dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 menunjukkan peningkatan sebesar 15%, dengan rata-rata skor siswa pada siklus II adalah 80% dengan kategori sangat aktif.

Lebih detail hasil analisis aktivitas siswa II. 3) Data penilaian II. siklus. Berdasarkan isi tabel analisis evaluasi pembelajaran pada siklus II di atas, terlihat bahwa dari 9 siswa yang mengikuti tes, 7 orang yang menyelesaikan KKM, dan nilai tertinggi dibagi oleh siswa yang mengikuti tes. sebanyak 9 orang dengan nilai rata-rata siswa 78,88, sedangkan persentase kesempurnaan siswa secara klasikal sebesar 77,77%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada kelas II. siklus melebihi kontrol klasik yang digunakan dan penelitian ini mencapai tujuan.

Dari hasil refleksi siklus kedua, ternyata hasil yang diharapkan dalam penelitian ini telah tercapai, bahkan mencapai hasil yang memuaskan.

Pembahasan

Kemudian menghitung nilai rata-rata hasil tes penilaian belajar siswa pada siklus I dengan jumlah skor 570 siswa dibagi seluruh siswa yang mengikuti tes sebanyak 9 orang dengan skor 63,33 Mengenai hasil analisis aktivitas guru dengan nilai rata-rata 66,66% dengan kategori cukup, sedangkan nilai rata-rata aktivitas siswa 54% dengan kategori cukup aktif. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II, evaluasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS mengalami peningkatan, hal ini juga terlihat dari hasil perolehan nilai rata-rata siswa yang telah meningkat dari 63,33 . pada siklus I menjadi 78,88 pada siklus II. Selain itu, hasil observasi keaktifan siswa mengalami peningkatan dari siklus I, dimana rata-rata nilai keaktifan siswa pada siklus I sebesar 54% dengan kriteria keaktifan siswa sangat aktif.

Pada siklus II terlihat siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, suasana proses pembelajaran lebih kondusif dan menyenangkan. Kesan umum mengenai hasil observasi pembelajaran pada siklus II meningkat dan meningkat menjadi 80% pada siklus II dengan kategori sangat baik. Selanjutnya untuk hasil observasi aktivitas guru pada siklus I, dimana nilai rata-rata pertemuan pertama sebesar 53,33% dan pertemuan kedua sebesar 80% pada pertemuan pertama dan kedua, sehingga rata-rata nilai yang dicapai sebesar 66,66%.

Dalam II. Hal ini juga tercermin dari aktivitas proses pembelajaran antara guru dan siswa yang semakin meningkat. Dengan demikian dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa, dimana selama pelaksanaan II. Dari siklus ketuntasan hasil belajar siswa meningkat, diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 77,77% pada II. hasil belajar meningkat dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dari data di atas terlihat bahwa aktivitas guru dan siswa pada I. dan II.

Sedangkan pada siklus II dapat dilihat dari tes hasil belajar siswa dengan skor rata-rata 78,88, ketuntasan klasikal sebesar 77,77% dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 9 orang, dimana 7 siswa tuntas secara individu dan 2 siswa tuntas. tidak tidak lengkap

Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ushuluddin NW Ubung Jonggat Lombok Tengah. pada tahun pelajaran 2019/2020. Peningkatan ini terlihat dari tes evaluasi hasil belajar pada siklus I yang mencapai nilai rata-rata 63,33. Bagi peneliti lain yang ingin lebih mendalami model pembelajaran CTL (contextual teaching and learning), kami berharap dapat mencoba menerapkannya pada mata pelajaran lain dan merujuk pada kekurangan dan langkah perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini.

Dani Firmansyah, Jurnal Pendidikan Unsika “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika”, Vol. Sinar, Upaya Metode Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018. Trianto, Konsep Model Pembelajaran Terpadu, Strategi dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara, .

Tukiran Taniredja dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Keprofesian Guru yang Praktis, Praktis dan Mudah, Bandung: Alfabert, 2012. Wahaf Jufri, Pembelajaran dan Pembelajaran IPA Model Dasar Menjadi Guru Profesional, Bandung: Pustaka Raka Cipta, 2017. Yulia Siska, Konsep Dasar IPS SD/MI Yogyakarta: Garudhawacana, 2016 Zainal Aqib, model dan strategi pembelajaran kontekstual inovatif,.

Peristiwa dalam Kehidupan

KOMPETENSI INTI (KI)

KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR IPS

TUJUAN PEMBELAJARAN

MATERI PEMBELAJARAN

METODE PEMBELAJARAN

MEDIA PEMBELAJARAN

SUMBER BELAJAR

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

  • Penilaian
    • Teknik Penilaian a. Penilaian sikap
    • Bentuk instrument penilaian a. Penilaian sikap
    • HIMAPALA F. Karya Ilmiah

Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa-bangsa Barat di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi dengan tepat latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia.

1. Gambar-gambar  yang  berhubungan  dengan  peristiwa  kebagsaan  masa  penjajahan.
1. Gambar-gambar yang berhubungan dengan peristiwa kebagsaan masa penjajahan.

Gambar

Tabel 2.1  Langkah-Langkah Model Pembelajaran CTL Di Kelas, 19  Tabel 3.1  Pedomen Konveksi Kategori Aktivitas Guru Dan Siswa, 41  Tabel 3.2  Tabel Penentuan Kriteria Aktivitas Belajar Siswa, 43  Tabel 4.1  Keadaan Guru MI Ushuluddin NW Ubung, 48
Gambar 3.1  Siklus Penelitian Tindakan, 31
Gambar 4.1Struktur organisasi MI Ushuluddin NW Ubung Tahun Pelajaran  2019/2020. 49
1. Gambar-gambar  yang  berhubungan  dengan  peristiwa  kebagsaan  masa  penjajahan.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa keaktifan siswa dalam kelas masih kurang dengan persentase nilai rata-rata sebesar 76,19% yaitu pada saat guru