• Tidak ada hasil yang ditemukan

atasan, maupun junior saat mendapatkan sesuatu penghargaan di kesatuan ia bertugas.

kecepatan berbicara sebanyak 102 kata dengan waktu 04.00 menit artinya ia mampu menghasilkan 26 kpm (kata per menit) atau 0,43 kpd (kata per detik), informan II sebanyak 112 kata dengan waktu 04.00 menit, artinya informan II menghasilkan 28 kpm (kata per menit) atau 0,46 kpd (kata per detik, dan informan III sebanyak 123 kata dengan waktu 04.00 menit, artinya informan III menghasilkan 31 kpm (kata per menit) atau 0,51 kpd (kata per detik). Dari hasil pengamatan tersebut, ditemukan bahwa kecepatan berbicara anggoat TNI AD di Kodim 1421/Pangkep tergolong normal (tidak terlalu cepat dan tidak lambat).

Penelitian ini juga menemukan komunikasi tulisan yang digunakan oleh anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep. Komunikasi yang sering digunakan ialah melalui soasial media berupa Whatshaap dan telegram agar informasi cepat tersampaikan. Informasi yang disampaikan biasanya berupa tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh anggota TNI kedepannya, baik itu berupa kegiatan yang terjadwal maupun tugas-tugas tambahan di luar jadwal.

Cara ini digunakan oleh anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep untuk memudahkan mereka dalam menyampaikan informasi dari atasan tentang kegiata- kegiatan yang akan dilaksanakan ke depannya. Bagi merekan menyebarkan informasi melalui sosial media seperti WA dan telegram sangat meringankan pekerjaan yang dibebakankan untuknya agar informasi yang penting dapat tersampaikan dengan hitungan detik kepada seluruh anggota TNI AD.

Informasi yang disampaikanpun harus menggunakan kalimat pembuka seperti kalimat “Yth. Pejabat Pers Satuan, Ysh.Seluruh Keluarga Besar Kodim 1421/Pangkep, dan kalimat Selamat sore, Ijin kami kirimkan …” ini berjutuan agar

informasi yang disampaikan sopan dan disiplin dalam menyampaikan informasi sehingga penerapan saling menghargai dan menghormati tetap terjaga dan lestari dikesatuan mereka bertugas.

Tidak hanya itu, dalam penelitian ini peneliti juga menemukan informasi tentang komunikasi nonverbal pada anggota TNI berdasarkan aturan dan makna dari penggunaan atribut lengkap, lipatan baju, dan penampilan rambut bagi anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep. Dalam hal penggunaan atribut atau pakaian oleh anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep memiliki makna tersendiri yang dapat diketahui dan dipahami oleh orang lain melalui antribut atau pakaian yang dikenakan oleh anggota TNI saat bertugas di lingkungan kerjanya. Hal ini telah disampaikan oleh Bapak Pgs. Pasi Pers Hamzah yang mengatakan bahwa sudah ada aturan tentang penggunaan pakaian/seragam anggota TNI AD agar orang lain dapat mengetahui bahwa tentara tersebut sedang dalam keadaan dinas yang dipakeannya terdapat tanda Ban Lengan (Pa Jaga atau Perwira Jaga) dan Ba Jaga (Bintara Jaga).

Penggunaan atribut lengkap terhadap anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep memiliki arti atau makna tertentu berupa simbol-simbol atau tulisan yang melekat pada pakaian anggota TNI. Seperti kata Pa Jaga atau Perwira Jaga, memiliki arti atau makna tentara tersebut sedang bertugas sebagai penjaga di lingkungan kerjanya. Orang yang berkomunikasi dengan tentara tersebut akan lebih mudah memahami bahwa anggota TNI yang ia ajak berkomunikasi adalah anggota yang sedang berjaga saat jam dinas ditempatnya bekerja sampai jam dinas anggota TNI tersebut selesai. Sedangkan Ba Jaga (Bintara Jaga) berarti anggota TNI yang sedang bertugas dengan kewajiban melakukan pengamanan di dalam kesatrian,

dengan melaksanakan patrol atau pos menetap, serta tugas lain yang bersifat khusus, dan dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Komandan satuan serta Perwira Jaga (Pa Jaga) kesatrian.

Petugas jaga menggunakan pakaian yang berlaku sehari-hari di kesatrian tersebut yaitu; Perwira Jaga (Pa Jaga) menggunakan ban lengan warna merah dengan tulisan warna kuning dipasang di lengan sebelah kiri, sedangkan Bintara Jaga (Ba Jaga) menggunakan ban lengan warnah merah dengan tulisan warnah putih dipasang di lengan sebelah kiri.

Penggunaan atribut lengkap oleh anggota TNI telah diatur dalam Peraturan Panglima TNI no. 73 Tahun 2018 pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan bahwa Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD) adalah peraturan yang mengatur kehidupan prajurit baik pada jam dinas maupun diluar jam dinas di dalam kesatria/markas untuk keamanan, kedisiplinan, ketertiban dan kerapian, kebersihan dan kesehatan satuan agar dapat berjalan dengan tertib dan teratur guna mendukung terselenggaranya tugas pokok.

Berdasarkan aturan tentang atribut lengkap bagi anggota TNI juga terdapat aturan pada lipatan baju yang memberikan arti atau makna dari aturan lipatan baju sampai siku Pakaian Dinas Harian (PDH) anggota TNI AD. Berdasarkan informasi yang ditemukan, lipatan baju anggota TNI AD memiliki arti penting yakni menandakan bahwa lipatan baju dilakukan oleh anggota TNI saat jam kerja mulai pukul 06.00 Wita sampai pukul 18.00 Wita, kecuali pada pelaksanaan upacara penaikan bendera, peringatan hari-hari besar NKRI, lipatan baju anggota TNI baru dilipat pada saat bendera telah berkibar (setelah pelaksanaan upacara) dan

diturunkan pada saat bendera diturunkan dari tiangnya. Berbeda ketika hanya pelasanaan apel pagi dan sore, lengan baju tetap dilipat sampai apel berakhir.

Aturan lengan baju pada saat satgas, latihan lapangan lengan baju diperbolehkan tetap turun hal ini bermaksud agar kulit terhindar dari paparan sinar matahari, dan mencega terjadinya pengelupasan pada kulit saat melakukan kegiatan lapangan seperti posisi akan menembak saat tengkurap menyentuh tanah. Sedangkan makna lengan baju dilipat ialah supaya tidak mengganggu pekerjaan.

Bukan hanya lipatan baju, bagi anggota TNI penampilan rambut juga sangat penting bagi penampilan mereka. Penampilan rambut anggota TNI yang cepak atau harus pendek yang memiliki arti atau makna tersendiri bagi anggota TNI. Anggota TNI yang memiliki penampilan rambut cepak atau pendek merupakan anggota TNI yang bekerja di kantor mereka diharuskan memiliki rambut pendek agar terlihat rapih dan bersih. Sedangkan anggota TNI khusu diperbolehkan memiliki rambut gongrong karena harus menyesuaikan dengan lingkungan dan biasanya mereka tidak menggunakan pakaian dinas karena sedang menjalankan tugas tertentu yang tidak boleh diketahui identitasnya oleh siapapun selain sesame anggotanya. Oleh karena itu, penampilan rambut sangat berpengaruh pada makna-makana atau simbol tersendiri bagi anggota TNI khusunya di Kodim1421/Pangkep. Mereka memiliki perbedaan perilaku dan penampilan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing agar tidak mudah diketahi oleh masyarakat umum.

Seorang anggota TNI, selain memperhatikan penampilan juga selalu memperhatikan gestur tubuh mereka. Hal ini, dianggap bahwa bahasa tubuh

merupakan simbol dalam bentuk gerakan tubuh seseorang yang ingin menunjukkan sesuatu yang akan disampaikan tanpa menggunakan kata-kata dan ditunjukkan secara reflek atau spontan.

Menunjuk merupakan bagian dari gestur atau bahasa tubuh, menunjuk memiliki banyak arti seperti menunjuk karena sedang memperlihatkan sesuatu, memerintahkan sesuatu, atau karena reflek saat berpapasan dengan teman atau kerabat. Tetpai, bagi anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep menunjuk dianggap sebagai tindakan yang jarang dilakukan karena dianggap perilaku yang tidak sopan.

Menunjuk hanya dilakukan jika seorang anggota memberikan perintah kepada juniornya dan tidak pernah dilakukan kepada atasan atau senior.

Melambaikan tangan juga termasuk dari bagian bahasa tubuh yang sering dilakukan saat saling menyapa. Tetapi perilaku ini dianggap bukanlah sebuah kebiasaan bagi kebanyakan dari anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep, mereka lebih sering mengangkat tangan, melakukan penghirmatan dibanding melambaikan tangan. Hal ini dapat terjadi karena kebiasaan dari anggota TNI AD yang hidupnya disiplin, selalu melakukan kebiasaan yang berkaitan dengan aturan dalam bertegur sapa. Anggota TNI menganggap bahwa melambaikan tangan tidak begitu sopan apalagi terhadap atasan. Mereka lebih suka melakukan penghormatan kepada atasan dan membalas penghormatan bawahan saat bepapasan dibandingkan melambaikan tangan.

Hormat merupakan bagian dari baha tubuh, kegiatan penghormatan sering dilakukan saat mengikuti kegiatan upacara penaikan bendera, penghormatan ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap para pahlawan terdahulu. Tetapi,

di dunia militer penghormatan merupakan merupakan perilaku yang wajib dilaksanakan bagi anggota TNI saat berpapasan dengan atasan. Setiap bawahan wajib menyampaikan penghormatan kepada semua atasan, dengan pandangan tertuju kepada pihak yang diberi hormat sebagai perwujudan ketaatan dan kepatuhan atas peraturan disiplin dan tata tertib. Penghormatan kepada atasan wajib disampaikan pada saat pertama kali bertemu dan pada saat akan berpisah.

Bagi prajurit TNI yang sedang melaksanakan tugas mengatur lalu lintas atau pengamanan rute tidak diwajibkan melakukan penghormatan terhadap atasan yang lewat. Hal ini, telah diatur dalam Peraturan Panglima TNI Nomor 57 Tahun 2018 tentang Peraturan Penghormatan Militer pada Bab I pasal 2 ayat (1), (2), (3), (4) yang berbunyi (1) setiap bawahan wajib menyampaikan penghormatan kepada semua atasan, dengan pandangan tertuju kepada pihal yang diberi hormat sebagai perwujudan ketaatan dan kepatuhan atas peraturan disiplin dan tata tertib, (2) setiap atasan wajib membalas penghormatan yang ditujukan kepadanya dengan pandangan tertuju kepada pihak yang memberi hormat, kecuali dalak keadaan yang tidak memungkinkan untuk menyampaikan atau membalas penghormatan, (3) setiap prajurit TNI yang melakukan penghormatan tidak dibenarkan membuat gerakan tambahan maupun bicara kecuali pada saat memberikan aba-aba penghormatan, (4) setiap prajurit TNI sebelum menyampaikan penghormatan kepada atasan diperbolehkan menyampaikan ucapan salam, yaitu selamat pagi, siang, sore, dan malam untuk menarik perhatian atasan yang diberi hormat.

Perilaku membungkukkan badan, juga termasuk dari bahasa tubuh yang memiliki arti atau makna sedang menghormati seseorang dengan car

membungkukkan badan. Tetapi, di dunia militer membungkukkan badan tidaklah dilakukan oleh anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep, mereka tidak akan melakukan sesuatu jika hal itu tidak termasuk di dalam aturan. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep ialah menegakan badan sebagai tanda penghormatan kepada atasan. Bagi anggota TNI membungkukkan badan bukanlah cerminan dari sikap tegas. Oleh kerena itu, kebiasaan ini tidak pernah dilakukan atau diterapkan di kesatuan mereka bertugas.

Dari beberapa penjelasan tentang gestur tubuh, kontak mata juga merupakan bagian yang sangat penting bagi seorang anggota TNI. Kontak mata sangatlah penting saat berkomunikasi agar mengetahui dan memahami gerak-gerik yang dilakukan oleh lawan bicara. Selain itu, dengan melakukan kontak mata saat berkomunikasi memudahkan lawan bicara untuk memahami informasi yang kita sampaikan. Oleh karena itu, kontak mata saat berkomunikasi sangatlah penting dilakukan bagi anggota TNI agar memudahkan mereka melihat, menilai, dan memahami situasi selama kegiatan berkomunikasi berlangsung.

Isyarat berjabat tangan bagi anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep memiliki arti sebagai tanda untuk melepas kangen dengan teman seperjuangan atau senasip sepenanggungan anggota TNI. Sehingga, isyarat berjabat tangan jarang dilakukan lebih banyak melakukan penghormatan sebelum melakukan pembicaraan.

Menepuk bahu/lengan anggota TNI saat berkomunikasi dianggap sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada anggota TNI yang sedang naik jabatan, adanya hubungan emosional terhadap atasan dan bawahan yang dianggap sebagai bentuk

kasih sayang atasan terhadap bawahannya. Kegiatan ini tidak sering dilakukan karena dianggap bukanlah kebiasaan bagi mereka dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data yang telah diperoleh di lapangan, apabila dibandingkan dengan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ety Nur Inah (2016) dengan judul pola komunikasi interpersonal Kepala Madrasah Tsanawiyah Tridana Mulya Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan pola komunikasi interpersonal berdasarkan pola komunikasi linear, pola komunikasi lingkaran, dan pola komunikasi roda. Hasil penelitian ini tentu memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini meskipun sama-sama mengkaji tentang pola komunikasi interpersonal.

Penelitian yang dilakukan oleh Ety merupakan penelitian yang cukup tinggi karena mampu mengkaji tiga pola komunikasi yang berbeda. Sedangkan pada penelitian ini peneliti hanya mengkaji pola komunikasi yaitu komunikasi primer dengan fokus penelitian pada komunikasi verbal dan nonverbal.

Penelitian yang dilakukan oleh Ety tentang pola komunikasi interpersonal Kepala Madrasah Tsanawiyah Tridana Mulya Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan, juga penelitian serupa dilakukan oleh Rahmah dengan judul Model Komunikasi Interpersonal dalam Kisah Nabi Yusuf As.. Pada penelitian Rahmah ditemukan perbedaan denga penelitian yang dilakukan peneliti, pada penelitian Rahmah mengkaji model komunikasi interpersonal dalam kisah Nabi Yusuf As. dengan fokus penelitian pada model komunikasi interpersonal yang terdapat pada kisah Nabi Yusuf As. adapun model komunikasi yang ditemukan

pada penelitian ini adalah model interaktif, model interaksi, model transaksional, model linier, dan model transcendental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian Rahmah dengan penelitian yang dilakukan peneliti memiliki perbedaan dari hasil yang diperoleh berdasarkan apa yang dikaji. Meskipun sama-sama mengkaji tentang komunikasi interpersonal tetapi fokus penelitian paka komunikasi interpersonal berdasarkan model yang digunakan sehingga penelitian ini dianggap tinggi karena mampu menjabarakan beberapa model yang terdapat dalam kisah Nabi Yusuf As. sedangkan pada penelitian ini, hanya fokus pada pola komunikasi interpersonal berdasarkan komunikasi primer yaitu komunikasi verbal dan nonverbal terhadap anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep.

Penelitian yang lain telah dilakukan oleh Erni dan Amelia yang sama-sama menganalisis komunikasi verbal dan nonverbal. Pada penelitian Erni dengan judul analisis pesan verbal dan nonverbal pada tulisan di mobil Truk sedangkan penelitian Amelia adalah pola komunikasi nonverbal personal seller dalam meningkatkan minat beli. Dari hasil penelitian Erni ditemukan pesan verbal dan nonverbal ditemukan adanya kata benar, kata pantas, kata santun,kata tidak senonoh, dan kata memuliakan. Sedangkan pada penelitian Amelia tentang komunikasi verbal ditemukan adanya sentuhan, komunikasi objek, kronemik, gerakan tubuh (emblem, illustrator, Affect displays, regulator, dan adaptor) lingkungan, dan vokalik. Pada komunikasi nonverbal ditemukan ekspresi wajah (senang, suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, keterlibatan dalam situasi, pengendalian diri, dan tidak suka dengan sesuatu), kontak mata, gerakan anggota tubuh, jarak, penampilan tubuh, pakaian dan riasan, vokalik, dan waktu. Dari hasil yang diuraikan tingkat

kajian pada penelitian tersebut cukup tinggi dibanding dengan penelitian yang dilakukan pada anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep.

Berdasarkan beberapa perbandingan hasil penelitian terdahulu dengan penelitian ini, terdapat perbedaan dan kebaharuan tentang pola komunikasi interpersonal yang dikaji. Pada penelitian ini ditemukan beberapa pola komunikasi interpersonal berdasarkan komunikasi verbal dan nonverbal pada anggota TNI AD di Kodim 1421/Pangkep. Ditemukan beberapa bentuk dari komunikasi verbal yang terbagi atas komunikasi lisan dengan memperhatikan vokal berdasarkan nada, volume, humor, dan kecepatan berbicara. Komunikasi tulisan terbagi atas komunikasi melalui Whatshapp dan Telegram. Sedangkan komunikasi nonverbal yang ditemukan dalam penelitian ini diantaranya; penampilan (atribut lengkap, lipatan baju, dan penampilan rambut), gestur tubuh (menunjuk, melambaikan tangan, hormat, danmembungkukkan badan), kontak mata, isyarat/sentuhan (berjabat tangan, dan menepuk lengan atau bahu).

106 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait