• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Wudhu pada Anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Branjangan Jember

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Pembelajaran Wudhu pada Anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Branjangan Jember

1. Pembelajaran Wudhu pada Anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Branjangan Jember.

Wudhu adalah salah satu cara bersuci dari hadas kecil sebelum mengerjakan ibadah shalat atau membaca Al-qur’an. Wudhu menjadi salah satu rukun syarat sahnya shalat.60

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Ibu Arida Choirun Nisa Sekolah Luar Biasa Negeri Branjangan Jember beliau mengatakan:

“dengan adanya pembelajaran wudhu siswa tunagrahita setidaknya mereka mengetahui dalam melaksanakan wudhu, mereka mampu melakukan gerakan-gerakan dalam rukun wudhu seperti: membaca bismillah, niat, membasuh wajah, membasuh kedua tangan, mengusap sebagian rambut, mengusap kedua telinga, membasuh kedua kaki”.61

Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil wawancara dengan Ibu Arida Choirun Nisa bahwasanya pembelajaran wudhu dapat meningkatkan kepribadian mereka dalam kehidupan sehari-hari.

60Asep Hikmatillah dan Ahmad Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 49.

61Arida Choirun Nisa, Wawancara, Jember, 28 Maret 2022.

Hal tersebut dikuatkan juga dengan hasil wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam Ibu Yuni Setyawati beliau mengatakan:

“mengenai penerapan praktek wudhu sangat membantu siswa, untuk menambah pengetahuan dalam bersuci karena hal tersebut merupakan suatu harapan bagi kedua orang tua anak tunagrahita”.62 Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil wawancara dengan ibu Yuni Setyawati bahwa dalam hal ini gerakan wudhu sangat mendukung untuk meningkatkan pola fikir dan daya ingat tentang cara bersuci.

Hasil wawancara diatas diperkuat juga dengan hasil observasi oleh peneliti pada tanggal 9 maret 2022. bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran wudhu diawali dengan pemberian materi tentang wudhu, siswa sangat antusias saat diterangkan materi tentang wudhu.63

Hasil observasi didukung juga oleh RPP tentang materi wudhu.

Gambar 4.2

Kegiatan Berwudhu dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Tunagrahita (Mentally Disabled)

62Yuni Setyawati, Wwancara, Jember, 28 Maret 2022.

63Observasi, Jember, 9 Maret 2022.

Ketika melihat anak tunagrahita disaat kegiatan praktek berwudhu mereka sudah mampu melakukan gerakan-gerakan berwudhu tanpa bantuan orang lain, dan diwaktu kegiatan praktek berwudhu berlangsung mereka mengetahui anggota badan mana yang harus dibasuh, dan hal tersebut termasuk bagian syarat sahnya berwudhu.64

Berdasarkan paparan diatas data obsevasi, wawancara, dan dokumentasi, peneliti melihat dengan benar bahwa anak tunagrahita mampu melakukan kegiatan berwudhu dengan sendiri, meskipun bacaan atau gerakan mereka tidak semaksimal mungkin, setidaknya mereka mampu mandiri dalam perilaku sehari-hari salah satunya berwudhu tanpa bantuan orang lain.

Dalam perihal tersebut kegiatan berwudhu sangatlah berpengaruh besar dalam meningkatkan pengetahuan pembelajaran wudhu anak tunagrahita, mengingat hal tersebut sangat cocok jika dikaitkan dengan surah Al-baqarah ayat yang ke 222:















Artinya: sungguh allah menyukai orang yang bertaubat dan menyukai orang yang menyucikan diri.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 21 Maret 2022 tentang pelaksanaan pembelajaran wudhu pada anak tunagrahita.

Seorang guru harus memiliki sekian banyak strategi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dalam keterampilan kesehariannya,

64Observasi, Jember, 16 Maret 2022.

maka dari itu adanya pelaksanaan pembelajaran wudhu pada anak tunagrahita sangat mendukung dalam kehidupan sehari-hari.

“perihal kondisi anak tunagrahita seorang guru harus mampu memberikan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan, hal ini dimaksudkan supaya peserta didik tidak mengalami kejenuhan dan kebosanan dalam belajar terutama pada anak tunagrahita yang mana moodnya suka berubah-rubah”.65

Gambar 4.3 Proses Pembelajaran

Dari penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa pada saat pembelajaran wudhu biasanya guru menggunakan strategi pembelajaran, cara tersebut dilakukan agar peserta didik tidak mengalami kebosanan dalam mengikuti jam pembelajaran, upaya tersebut setidaknya bisa membantu mereka dalam memahami materi yang telah disampaikan.

Wali murid sangat mendukung terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam, mengingat pelajaran tersebut sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari, hal senada yang di ungkapkan oleh wali murid Nia Wahyuni sangat senang dengan adanya pelajaran pendidikan agama Islam, karena sangat membantu dalam kepribadian anak mereka.66

65Yuni Setyawati, Wawancara, Jember, 28 Maret 2022.

66Observasi, Jember, 29 Maret 2022.

Pendapat ibu Nur selaku wali murid mengenai pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak tunagrahita yaitu:

“dari beberapa ungkapan wali murid tentang adanya pembelajaran tata cara wudhu terhadap anak berkebutuhan khusus sangat menunjang pada pengetahuan anak tersebut karena menjadikan anak terbiasa melakukan sendiri walaupun masih dalam pengawasan orang tua, hal itu dapat terlihat ketika mereka bersuci atau berwudhu anak mampu melakukannya sendiri”.

Jadi dari penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa anak tunagrahita mampu meningkatkan kemandiriannya, orang tua anak tunagrahita menilai bahwa anak mempunyai keinginan untuk beraktivitas sendiri meski harus tetap dalam pengawasan orang tua.

Berdasarkan hasil observsi selama penelitian dilapangan terkait anak tunagrahita kemampuan mandiri, memang betul adanya kemandirian bisa dimiliki oleh anak tunagrahita jika orang tua mendorong kemandiriannya dalam beraktifitas sehari hari. Anak tunagrahita merupakan anak yang IQ nya dibawah rata-rata sehingga dalam melakukan aktivitas sehari-hari mereka perlu dampingan orang-orang terdekat.67

Gambar 4.4 Praktik Wudhu

67Observasi, Jember, 29 Maret 2022.

Menurut pendapat Hilya selaku kakak dari Janu Ardiyansah, siswa kelas 7 SMPLB Branjangan Jember pernah mengungkapkan pembelajaran pendidikan agama Islam sangat mendorong besar pada anak tunagrahita seperti halnya:

“bisa dilihat ketika adik saya membereskan ruang tamu dan membuang sampah pada tempatnya yang mana sangat cocok jika dikaitkan dengan hadis Nabi

ناَايِْالْا َنِم ُةَفاَظَّنل

Artinya: “kebersihan adalah sebagian dari iman” begitu tuturnya Hilya selaku kakak dari janu ardiansyah”.68

2. Pembelajaran Shalat pada Anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa