• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kajian Teori

1) Wudhu Sunnah

a) Ketika masuk masjid.

b) Ketika berziarah.

c) Ketika akan tidur.

d) Ketika akan bepergian.

19Hikmatillah dan Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 56-58.

e) Ketika akan berdzikir.

f) Ketika memulai belajar.

g) Sebelum mandi, baik mandi wajib maupun mandi sunah.20 e. Keutamaan Wudhu

a) Mebersihkan hati dari kotoran rohani.

b) Mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari gangguan syaitan.

c) Meningkatkan kehati-hatian dalam setiap tindakan yang melanggar agama

d) Menggugurkan dosa-dosa kecil, jika wudhunya sempurna.

e) Mendapatkan pahala yang berganda dan akan dimasukkan surga jika setelah berwudhu membaca doa wudhu.21

f. Adab Berwudhu 1) Menghadap kiblat.

2) Berwudhu ditempat yang bersih dan layak untuk bersuci.

3) Tidak minta bantuan untuk dibasuhkan atau dikucurkan air, kecuali dalam keadaan darurat, seperti sakit karena terluka dan ada uzur.

4) Berkumur dan istinsyaq dengan tangan kanan dan membuang ingus dengan tangan kiri.

5) Wudhu sebelum masuk waktu shalat.

6) Tidak berlebihan menggunakan air.22

20Hikmatillah dan Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 60.

21 Hikmatillah dan Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 62.

22Hikmatillah dan Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 64.

g. Cara Mengerjakan Wudhu adalah:

1) Membaca Basmalah sambil mencuci kedua tangan

2) Berkumur-kumur membersihkan gigi dengan siwak (pasta gigi) atau cukup dengan air.

3) Menghisap air pelan-pelan (mencuci lubang hidung) 3 kali.

4) Membasuh muka sampai rata sampai batas rambut kepala 3 kali, yang disertai dengan niat berwudhu dalam hati,

5) Membasuh kedua tangan sampai siku 3 kali.

6) Membasuh sebagian rambut kepala 3 kali.

7) Mengusap kedua telinga 3 kali.

8) Terakhir, mencuci ke dua kaki sampai mata kaki 3 kali.

9) Membaca doa sesudah wudhu.23 3. Pembelajaran Shalat

Secara lughawi atau arti kata shalat mengandung beberapa arti;

yang arti beragam itu dapat ditemukan contohnya dalam Al-Qur’an . ada yang berarti “doa”

Secara terminologis ditemukan beberapa istilah dianataranya:

“Serangkaian perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam”.

23Hikmatillah dan Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 66.

a. Hukum dan Dasar Hukum Shalat

Hukum shalat adalah wajib „aini dalam arti kewajiban yang ditujukan kepada setiap orang yang telah dikenai beban hukum (mukallaf) dan tidak lepas kewajiban seseorang dalam shalat kecuali bila telah dilakukannya sendiri sesuai dengan ketentuannya dan tidak dapat diwakilkan pelaksanannya; karena yang dikehendaki Allah dalam perbuatan itu adalah berbuat itu sendiri sebagai tanda kepatuhannya kepada Allah yang menyuruh.

b. Tujuan dan Hikmah Shalat

Tujuan syara’ menetapkan kewajiban shalat atas manusia yang terpenting di antaranyasupaya manusia selalu mengingat Allah.Hubungan langsung antara manusia dengan Allah Penciptanya adalah pada waktu manusia itu mengingat Allah yang biasa disebut zikir.Allah menyuruh memperbanyak zikir, baik dalam keadaan berdiri, duduk atau sambil berbaring, tentang suruhan Allah memperbanyak zikir banyak terdapat dalam Al-Qur’an.

Adapun hikmah dari shalat itu sendiri banyak dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an diantaranya ialah:

1) Menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar seperti tersebut dalam surat al-Ankabut ayat 45

2) Memperoleh ketenanangan jiwa sebagaimana firman Allah dalam surat al-Ra’du ayat 28

c. Syarat Shalat

Tentang syarat shalat. Yaitu hal-hal yang mesti dilakukan menjelang dan sewaktu melakukan shalat, yaitu sebagai berikut:

1) Bersih badan dari hadas kecil dan hadas besar 2) Bersih badan, pakaian dan tempat shalat dari najis 3) Menghadap qiblat

4) Shalat pada waktu yang ditentukan 5) Menutup aurat

d. Rukun dan Cara Pelaksanaan Shalat

Adapun cara-cara pelaksanaan shalat secara sistematis tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an hanya menyebutkan sepintas tentang ruku‟, sujud dan duduk mengucapkan takbir, tasbih, tahmid dan zikir.Adapun bentuknya yang tetentu dan sistematis ditemukan dalam hadits Nabi. Nabi melakukan shalat dan menyuruh pengikutnya untuk mengikuti cara-cara shalat yang dilakukan beliau sebagaimana sabdanya dalam hadits:

Lakukanlah shalat sebagaimana kamu melihat saya melakukan shalat.

1) Rukun Shalat

Kalau kita ingin shalatnya sah dan diterima oleh Allah maka kita harus menjalankan rukun-rukun shalat, dan apabila meninggalkan salah satunya maka shalatnya tidak sah.24

24Syarifuddin Amir, Garis-garis Besar Fiqih, (Jakarta: Prenada Media, 2003), 20.

Rukun Shalat adalah:

a) Niat.

b) Takbiratul ihram ( mengucapkan takbir ketika mengangkat tangan).

c) Berdiri bagi yang mampu.

d) Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat.

e) Rukuk dengan tumakninah ( diam sebebtar dari keseluruhan gerakan tubuh).

f) I‟tidal dengan tumakninah.

g) Sujud dua kali dengan tumakninah.

h) Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah.

i) Duduk tasyahud dengan tumakninah.

j) Memebaca tasyahud akhir.

k) Membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir.

l) Membaca salam yang pertama.

m) Tertib ( berurutan dari awal sampai akhir).25 2) Sunnah-sunnah dalam shalat

Sunnah-sunnah shalat yaitu ucapan dan gerakan-gerakan shalat yang tidak termasuk dalam rukun shalat, tetapi merupakan bagian dari ibadah shalat. Jika sunnah shalat ini tertinggal, shalatnya tetap sah.

25Asep Hikmatillah dan Ahmad Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 112.

Sunnah shalat dibagi menjadi 2 bagian:

a. Sunnah Ab’adl

1) Duduk tasyahud awal.

2) Membaca bacaan tasyahud awal.

3) Membaca shalawat Nabi pada tasyahud awal.

4) Membaca doa qunut pada shalat subuh dan witir pada pertengahan ramadhan sampai akhir.

5) Membaca salam untuk yang kedua kalinya.

6) Berpaling kekanan dan kekiri dengan mengucapkan salam pada tiap berpaling.

b. Sunnah Hai‟ah

1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ruku‟, dan ketika bangkit dari ruku‟.

2) Bersedekap dengan meletakkan tangan pada pergelangan tangan kiri.

3) Membaca doa iftitah.

4) Membaca taawudz ketika akan membaca Al-Fatihah.

5) Membaca Amin setelah membaca Al-Fatihah.

6) Membaca ayat atau surat Al-Qur‟an setelah membaca Al- Fatihah pada rakaat pertama dan kedua.

7) Menyaringkan bacaan Al-Fatihah dan ayat/surat pada rakaat pertama dan kedua dalam shalat maghrib, isya‟, dan subuh.

8) Membaca Allahu akbar pada tiap gerakan turun naik shalat.

9) Membaca tasbih ketika ruku‟ dan sujud.

10) Membaca “sami’al laahu liman hamidah” ketika bangkit dari ruku‟ lalu dilanjutkan dengan membaca “rabbana lakal hamdu” dan seterusnya ketika I’tidal.

11) Meletakkan kedua tangan diatas paha ketika duduk tasyahud awal dan akhir dengan membentangkan jari tangan kiri serta menggenggamkan jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk diisyaratkan.

12) Duduk iftirasy (bersimpuh; duduk diatas mata kaki kiri, telapak kaki tangan ditegakkan, ujung jari kaki kanan dihadapkan ke kiblat) pada semua duduk dalam shalat.

13) Duduk tawarruq (duduk dengan telapak kaki kiri ditindih kaki kanan, dengan pantat menempel kelantai) ketika duduk tasyahud akhir.

14) Membaca salam untuk yang kedua kalinya.

15) Berpaling kekanan dan kekiri dengan mengucapkan salam pada tiap berpaling.26

3) Hal- hal yang dimakruhkan dalam shalat

Makruh artinya dibenci atau tidak disukai. Hal-hal yang dimakruhkan dalam shalat meliputi bacaan, perbuatan, dan tindakan yaitu:

26Hikmatillah dan Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 114-115.

a) Menoleh-noleh kecuali untuk keperluan seperti rasa takut dan semisalnya.

b) Memejamkan mata.

c) Menutupi wajah.

d) Duduk iq’a seperti duduknya binatang.

e) Bermain-main.

f) Bertolak pinggang dengan meletakkan tangan dipinngangnya.

g) Memandang sesuatu yang melalaikan.

h) Meletakkan siku-siku tangan dilantai saat sujud.

i) Menahan buang air besar maupun kecil.

j) Menahan kentut

k) Shalat dihadapan makanan yang menggiurkan dan mampu diambilnya.

l) Sadl yakni menjuntaikan tangan tanpa sedekap.

m) Menutup sesuatu pada mulut dan hidungnya.

n) Menggulung rambut atau pakaian.

o) Menguap dalam shalat.

p) Berludah kearah kiblat.27 4) Hal-hal yang membatalkan shalat

Batalnya shalat karena:

1) Berkata-kata dengan suara walaupun satu huruf yang bisa dipahami.

27Hikmatillah dan Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 116.

2) Bergerak sampai tiga kali berturut-turut walaupun lupa.

3) Berhadas kecil maupun besar.

4) Terkena najis bila tidak lansung dihindari. Kalau ynag jatuh adalah najis kering dan langsung dibuang maka tidak apa-apa.

5) Terbukanya aurat bila tidak langsung titutup kembali.

6) Berkehendak keluar atau memutuskan shalat.

7) Membelakangi kiblat.

8) Makan atau minum walau hanya sedikit.

9) Tertawa bersuara atau berbahak-bahak (minimal sampai terlihatnya gigi atau berubahnya bibir secara jelas).

10) Menambah rukun yang berupa perbuatan (fi’li).

11) Mendahului imam sampai dua rukun fi’li.

12) Tertinggal dua rukun fi’li dari imam secara sengaja (memperlambat gerakan).

13) Murtad, artinya keluar dari islam.28 4. Pengertian Anak Tunagrahita

Terdapat beragam klasifikasi untuk anak berkebutuhan khusus, dari yang memiliki kekurangan dalam fisik, mental, hingga kemampuan daya fikir. Bandi Delphie mengkutip perkataan Kauffman dan Hallahan dalam bukunya. Dijelaskan bahwa terdpat berbagai jenis anak berkebutuhan khusus yang memerlukan perhatian khusus, diantaranya: tungrahita, anak kesulitan belajar, hyperactive, tunalaras, tunarungu bicara, tunanetra, autis,

28Hikmatillah dan Zakky, Fiqih Anak, (Jakarta Timur: Lini Zikrul Kids, 2009), 118.

tunadaksa, tunaganda, dan anak berbakat.29

Dari sudut bahasa atau istilah tunagrahita berasal dari kata “Tuna”

dan “grahita”, tuna artinya cacat dan grahita artinya berfikir.30 Sementara tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, yakni individu yang mengalami gangguan perilaku yang di tunjukkan dalam aktifitas sehari-hari, baik disekolah maupun dalam lingkungan sosialnya tunarungu adalah istilah yang menunjuk pada kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau telinga seseorang, kondisi ini menyebabkan orang tersebut mengalami hambatan atau keterbatasan dalam merespon bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya. Tunanetra adalah seseorang yang mengalami hambatan dalam penglihatan/tidak berfungsinya indra penglihatan. Secara definitif, pengertian tunadaksa adalah ketidak mampuan anggota tubuh untuk melsanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal, sebagai akibat dari luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan secara khusus.31

Dari jenis-jenis tersebut, anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru, anatara lain anak tunagrahita (mental retardation). Tunagrahita adalah suatu kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan inteligensi dan

29Bandi Delpie, Op. Cit., h. 16-17

30Frieda Mangungsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa, (Jakarta: LPSP3 UI, 1998), 103-104.

31Lathifah Hanum, Pembelajran PAI Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Aceh: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2014), 223.

ketidak cakapan dalam komunikasi sosial.32 Makna keterbelakangan mental pada tunagrahita di tunjukkan dengan indeks usia mental (Mental Age/MA) yang lebih rendah dari usia kronologisnya (Chronological Age/CA) secara jelas. Pengertian mental age (MA) yaitu: “kemampuan mental yang dimiliki oleh seorang anak pada usia tertentu, sedangkan pengertian kronological age (CA) ialah usia anak menurut ukuran kalender33. Ada beberapa definisi dari tunagrahita, antara lain:34

a. American Association on mental deficiency (AAMD) dalam B3PTKSM, mendefinisikan retardasi mental/tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi berdasarkan teks individual: yang muncul sebelum usia 16 tahun.” Dan menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif

b. Japan League for Mentally Retarded dalam B3PTKSM, mendefinisikan retardasi mental/ tunagrahita ialah fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan intes intelegensi baku; kekurangan dalam perilaku adaptif; dan terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

c. The New Zealand Society for the Intellectually Handiccapped menyatakan tentang tunagrahita adalah bahwa seseorang dikatakan tunagrahita apabila kecerdasannya jelas-jelas dibawah rata-rata dan berlangsung pada masa perkembangan serta terhambat dalam adaptasi

32Jati Rinarki Atmaja, Op. Cit., h. 97.

33Widada, Implementasi Pendidikan Agama Islam Adaptif Bagi Siswa SMALB Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB Negeri Pembina Yogyakarta, Jurnal Al-Misbah, Volume 02 No. 01 Januari 2014, h. 90.

34Kauffman dan Hallahan, Hand Book of Special Education, (New York: Routledge, 2005), 28-45.

tingkah laku terhadap lingkugan sosialnya.

Definisi tunagrahita yang di publikasikan oleh American Asssosiation on Mental Retardation (AAMR), diawal tahun 60-an, tunagrahita merujuk pada keterbatasan fungsi intelektual umum dan keterbatasan pada keterampilan adaptif. Kemencangkup area

:komunikasi, merawat diri, home living, keterampilan sosial, bermasyarakat, mengontrol diri, functionalacademics, waktu luang.

Dan kerja. Menurut definisi ini, ketunagrahitaan muncul sebelum usia 18 tahun.35

Menurut WHO (World Health Organization), seseorang tunagrahita memiliki dua hal yang esensial yaitu fungsi intelektual secara nyata di bawah rata-rata dan adanya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan norma dan tuntutan yang berlaku dalam masyarakat.

a. Klasifikasi Tunagrahita

Uraian klasifikasi pada tunagrahita tentunya berbeda-beda menurut tinjauan para pakar. Seorang dokter dalam menglasifikasikan anak tunagrahita didasarkan pada tipe kelainan fisiknya, seperti tipe mongoloid, micro ceephalon, cretinism, dan lain-lain. Seorang pekerja sosial mengklasifikasikan tunagrahita berdasarkan perilakunya pada orang lain sehingga untuk berat ringannya ketunagrahitaan dilihat dari tingkat penyesuaiannya. Seperti bergantung, dan sangat bergantung

35Oki Dermawan, Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2013, Vol VI, No. 2, h. 888.

pada orang lain. Sedagkan seorang konselor mengklasifikasikannya dalam aspek penguatan keluarga dalam bentuk perhatian serta pengasuhan yang mampu membuat si anak berkembang secara optimal memilih sebuah lingkungan yang tepat agar mampu mengoptimalkan kemampuan anak tunagrahita seorang psikolog mengklasifikasikannya dengan mengarah pada sapek mental intelegensinya, indikasinya dapat dilihat angka hasil tes kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan idiot, IQ 25-50 dikategorikan inbesil, IQ 50-75 kategori debil atau moron. Kemudian seorang peda gogik mengklasifikasikan anak tunagrahita didasarkan pada penilayan program pendidikan yang di sajikan pada anak.

Penilaian yang lain dari klasifikasi anak tunagrahita yang dalam hal ini dituturkan oleh Skala Binet dan Sekala Weschler. Dalam sekala tersebut dijelaskan bahwa ada tiga hal, yakni: tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tungrahita berat.36

1) Tunagrahita ringan

Disebut juga moron atau debil. Menurut Skala Binet, kelompok ini memiliki IQ antara 68-52, sedangkan menurut sekala Weschler (WISC) memiliki IQ antara 69-55, anak tunagrahita masih dapat blajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Dengan bimbingan dan didikan yang baik, anak tunagrahita ringan akan dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri.

36Jati Rinarki Atmaja, Op. Cit.h. 101-102.

2) Tunagrahita Sedang

Tunagrahita sedang Disebut juga inbesil. Klompok ini memiliki IQ 51-36 pada sekala binet dan 50-40 menurut sekala Weschler (WISC). Anak tunagrahita sedang sangat sulit untuk belajar secara academic, seperti belajar menulis, membaca, dan berhitung walaupun merek bisa belajar menulis secara sosial, misalnya menulis namanya sendiri dan mengerjakan pekerjaan rumah. Anak tunagrahita sedang sangat membutuhkan pengawasan yang terus menerus agar mampu terus berkesinambungan akan kebiasaan- kebiasaan yang akan terus teringat dan mampu mengerjakan suatu hal yang sring dilakukannya.

3) Tunagrahita berat

Tunagrahita berat, severe ini sering disebut idiet. Karna IQ pada anak tunagrahita berat ini adalah 32-20 menurut sekala Binet dan menurut sekala Weschler (WIST) adalah antara 39-52.

Tunagrahita sangat berat (provound ) memiliki IQ dibawah 19-24.

Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total, baik itu dalam hal berkaitan, mandi atau makan. Bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.

Berikut ini adalah penglasifikasian anak tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut American Assosication on mental retardation dalam special education in untario Schools.

a) Educable

anak tunagrahita yang masih mempunyai kemampuan akademik setara dengan anak kelas 5 sekolah dasar.

Tunagrahitab mampu didik educable mentally retardid, ini mempunyai IQ dalam kisaran 50-73.

b) Trainable

Anak tunagrahita trainable mempunyai kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan diri, dan penyesuaian sosial.

Sanga terbatas kemampuannya untuk mendapat pendidikan secara akadenik. Tunagrahita mampu dilatih trainable mentally retardid.

c) Custodial

Anak tunagrahita custodial ini butuh perawatan secara baik. Dependent or profoundly mentally retarded ini memiliki IQ di bawah 25. Anak ini mendapat latihan yang terus-menerus dengan pelayanan khusus. Dalam hal ini guru atau terapi melatihanak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif. Hal ini biasanya memerlukan pengawasan dan dukungan yang berkesinambungan.

b. Karakteristik Tunagrahita

Jati Rinarki dalam bukunya Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, mengklasifikasikan karakteristik tunagrahita ke dalam empat bagian, yaitu anak cacat mental mild (ringan), moderate (menengah), severe, dan profound.37

Karakteristik anak cacat mental mild (ringan) adalah mereka termasuk yang mampu didik, bila dilihat dari segi pendidikan, mereka pun tidak memeperlihatkan kelainan fisik yang mencolok, walaupun perkembangan fisiknya sedikit agak lambat dari pada anak rata-rata.

Karakteristik anak cacat mental moderate (menengah) adalah mereka di golongkan sebagai anak yang mampu latih, dimana mereka dapat dilatih untuk beberapa keterampilan tertentu.

Meskipun sering merespons lama terhadap pendidikan dan pelatihan. Merekadapat dilatih untuk mengurus dirinya sendiri serta dilatih untuk kemampuan membaca dan menulis sederhana.

Karakteristik anak cacat mental severe adalah mereka yang memperlihatkan banyak masalah dan kesulitan, meskipun di seklah khusus, oleh karena itu, mereka membutuhkan perlindungan hidup dan pengawasan yang teliti. Mereka membutuhkan pelayanan dan pemeliharaan yang terus-menerus. Dengan kata lain, mereka tidak bisa mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain meskipun

37Jati Rinarki Atmaja, Ibid., h. 103-104.

tugas-tugas sederhana. Mereka juga megalamigangguan bicara, mereka hanya bisa berkomunikasi secara vokal setelah pelatihan secara intensif. Tanda –tanda fisik lainnya dalah lidah serng menjulur keluar, bersamaan dengan keluanya air liur. Kepala sedikit besar dari biasanya. Kondisi fisik mereka lemah. Mereka hanya bisa dilatih keterampilan khusus selama kondisi fisik memungkinkan.

Karakteristik anak cacat profound mempunyai problem yang serius, baik menyangkut kondisi fisik, inteligensi srta program pendidikan yang tepat bagi mereka. Kelainan fisik hanya dapat dilihat dari kepala yang lebih besar dan sering bergoyang-goyang.

Penyesuaian dirinya yang sangat kurang dan bahkan sering kali meminta bantuan orang lain karena mereka tak dapat berdiri sendiri.

Mereka tampaknya membutuhkan bantuan medis yang baik dan intensif.

Usia Mumpuniarti dalam bukunya penanganan Anak Tunagrahita menejelaskan karakteristik tunagrahita ke dalam beberapa aspek, yaitu aspek kognitif, aspek fisik, aspek sosial/perilaku, aspek emosi, dan aspek motorik.38

1) Karakteristik Tunagrahita Ringan

Karakteristik Kognitif, yaitu: Mempunai IQ berkisar 50-70;

kapasitas belajarnya sangat terbatas terutama untuk hal-hal yang abstrak, maka lebih banyak belajar dengan cara membeo (rate

38Usia Mumpuniarti, Penanganan Anak Tunagrahita: Kajian Dari Segi Pendidikan Sosial Psikologi dan Tindak Lanjut Usia Dewasa, (Yogyakarta: UNY, 2000), 120.

learning) bukan dengan pengertian; kemampuan berfikir rendah, lambat perhatian dan ingatannya rendah; Masih mampu menulis, membaca dan menghitung; mengalami kesulitan dalam konsentrasi, sukar diajak fokus; dan umur kecerdasannya apabila sudah dewasa sama dengan anak normal yang berusia 12 tahun.

Karakteristikfisik fisik tunagrahita ringan nampak seperti anak normal. Hanya saja sedikit mengalami kelambatan dalam kemampuan sensomotorik.

Karakteristik sosial/perilaku pada anak tunagrahita ringan yaitu: Mampu bergaul, menyesuaikan di lingkungan yang tidak terbatas pada keluarga saja, namun ada yang mampu berdiri dalam masyarakat, mampu melakukan pekerjaan yang sederhana dan melakukan pekerjaan yang sederhana dan melakukannya secara penuh sebagai orang dewasa.

Karakteristik emosi yang dimiliki anak tunagrahita ringan adalah: sukar berfikir abstrak dan logis, kurang memiliki kemampuan analisis, asosiasi lemah, fantasi lemah, kurang mampu mengendalikan perasaan, muda di pengaruhi, kepribadian kurang harmonis karena tidak mampu menilai baik dan buruk, serta tidak mampu mendeteksi kesalahan pada dirinya, sehingga acuh tak acuh.

Dalam aspek motorik, anak tunagrahita ringan mengalami kelambatan dalam kemampuan sensomotorik. Dalam berbicara

masih lancar, namun perbendaharaan katanya masih minim.

2) Karakteristik Tunagrahita Sedang

Karakteristik kognitif pada nak tunagrahita sedang adalah:

mempunyai IQ berkisar 30 sampai 50; anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti belajar menulis, membaca dan berhitung tetapi dapat di latih dalam hal yang sederhana sekedar di perkenalkan membaca dan menulis namanya sendiri dan mengenal angka; rendahnya perhatian anak dalam belajar akan menghambat daya ingat.

Mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian, cepat beralih; kurang tangguh dalam menghadapi tugas, pelupa dan sukar memusatkan perhatian dan mudah bosan, atau cepat beralih; sukar mengungkapkan ingatan; mudah beralih perhatiannya ke hal yang di anggapnya lebih menarik dan keterbatasannya dalam kemampuan intelektualnya sehingga kemampuan dalam bidang akademik sangat bersifat sederhana; pada umur dewasa anak tunagrahita baru mencapai kecerdasan setaraf anak normal umur tujuh tahun atau delapan tahun.

Anak tunagrahita sedang memiliki karakteristik fisik yang sangat nampak, penampilannya menunjukkan sebagai anak terbelakang, dan lebih menampakan kecacatannya.

Karakteristik sosial/perilaku pada anak tunagrahita sedang ialah: sikapnya kurang baik, rasa etisnya kurang dan nampak tidak mempunyai rasa terimakasih, rasa belas kasihan dan rasa keadilan; masih mampu mengurus, memimpin, memeliharadirinya sendiri dan bersosialisasi dengan lingkungannya, walaupun butuh proses yang lama. Contohnya, mandi, makan, minum, berpakaian; sangat tergantung pada orang lain; bersikap kekanak-kanakan, sering melamun dan hiperaktif; mampu melindungi diri dari bahaya dan dapat bekerja ringan tetapi tetap dalam pengawasan karena jika tanpa pengawasan mereka akan bekerja secaraasal.

Adapun karakteristik emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai tingkatannya, kehidupan emosinya sangat lemah, mereka jarang sekali menghayati perasaan tanggung jawab dan hak sosialnya, dan memiliki imajinasi yang tinggi.

Dalam aspek motorik, karakteristik yang di miliki anak tunagrahita sedang adalah kurang mampu untuk mengkoordinasikan gerak tubuhnya dan memiliki tangan-tangan yang kaku.

3) Karakteristik Tunagrahita Berat

Anak tunagrahita berat memiliki IQ di bawah 30. Anak ini sepanjang hidupnya memerlukan pertolonhan dan bantuan orang lain, sehingga berpakaian, ke WC, dan sebagainyan harusdi