COVID-19
B. Pemulihan Ekonomi Selama Pandemi Covid-19
Pemulihan ekonomi (economic recovery) adalah bagian awal dari ekspansi, di mana perekonomian memperoleh kekuatannya kembali untuk tumbuh pascaresesi (Nasrun, 2020). Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tanda-tanda penguatan, keadaan ekonomi dalam pola konjungtur yang ditandai oleh mulai meningkatnya kembali produksi dan konsumsi (Hasan & Muhammad, 2018). Secara umum, ekonomi didefinisikan sebagai hal yang mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan manusia (Syaparuddin, 2010). Ruang lingkup ekonomi, meliputi satu bidang perilaku manusia terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi (Sari, 2014). Kehidupan sehari-hari setiap manusia selalu melakukan kegiatan ekonomi, sehingga dapat diartikan segala kegiatan manusia yang dilakukan untuk hidupnya.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa pemulihan ekonomi sama halnya membangun ekonomi, yaitu usaha yang dilakukan oleh manusia dalam mengatur perekonomian rumah tangga agar menjadi lebih baik dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Aspek ekonomi merupakan dampak yang paling mendapat perhatian setelah aspek kesehatan. Perekonomian masyarakat saat ini, mengalami penurunan akibat pengaruh pandemi Covid-19 (Nasrun, 2020). Krisis ekonomi harus segera diatasi, agar tidak terpuruk lebih dalam lagi menjadi depresi ekonomi.
Salah satu strategi pemulihan ekonomi, di mana pemerintah telah mencanangkan program pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari tingkat pemerintah daerah, tingkat Kabupaten hingga Desa (TNP2K, 2020). Dengan pemutakhiran data, diharapkan dapat lebih mudah bagi pemerintah untuk melakukan intervensi dengan program pemberdayaan Kementerian/Lembaga lain. Di samping itu,
strategi penurunan kemiskinan yang penting selain mengurangi beban pengeluaran adalah meningkatkan pendapatan, seperti peningkatan akses permodalan, peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran, pengembangan keterampilan dan layanan usaha, serta kewirausahaan (Kominfo, 2011). Oleh karena itu, pemulihan ekonomi harus segera dirancang dan mulai dilaksanakan. Strategi pemulihan ekonomi yang dikaji terkait dengan aktivitas ekonomi melalui beberapa indikator, antara lain sebagai berikut:
1. Produksi
Produksi merupakan suatu proses atau siklus kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan salah satu faktor modal dalam waktu tertentu (Turmudi, 2017). Modal merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh kuat dalam mendapatkan produktivitas atau output. Secara makro modal merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi, baik proses produksi maupun prasarana produksi, sehingga mampu mendorong kenaikan produktivitas (Imdad, 2019).
Pemulihan ekonomi, tentu tidak luput dari dukungan pemerintah dan masyarakat sipil untuk mencapai keberhasilan dalam pengentasan masalah ekonomi di Indonesia. Bentuk dukungan pemerintah, dapat dilihat melalui pemberdayaan ekonomi UMKM, BLT, Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam (UEK-SP) dan lain sebagainya yang berperan sebagai penguatan Program pemulihan ekonomi selama pandemi Covid-19 (TNP2K, 2020). Program bantuan pemerintah, diharapkan mampu menjaga daya beli di tengah kemerosotan ekonomi yang sudah dirasakan masyarakat sejak awal pandemi merebak (Kemenkeu, 2020).
2. Distribusi
Pengertian distribusi dalam usaha untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen dan konsumen, maka faktor penting yang tidak boleh diabaikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi (channel of distributon). Keputusan perusahaan tentang distribusi menentukan bagaimana cara produk yang dibuatnya, dapat dijangkau oleh konsumen.
Distribusi dalam usaha, berfungsi sebagai memperlancar arus barang atau jasa dari produsen seiring meningkatnya jumlah permintaan konsumen untuk memperoleh pendapatan yang maksimal.
Distribusi yang dilakukan oleh pelaku usaha, telah membuktikan bahwa produsen mampu menciptakan pelanggan yang loyal (Rosalina, Qomariah, & Sari, 2019). Selain itu, promosi penjualan melalui digitalisasi secara tidak langsung telah membuktikan cara yang efektif dan efesien dalam peningkatan penjualan hasil produk usaha (Masriansyah, 2021).
3. Konsumsi
Konsumsi, diartikan sebagai penggunaan barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Konsumsi atau lebih tepatnya pengeluaran konsumsi pribadi adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang-barang akhir dan jasa (Rahmaddian, 2021). Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil, sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat (PMK, 2020). Dalam konsumsi kebutuhan keluarga tebukti bahwa penghematan konsumsi rumah tangga, dan menabung menjadi faktor pendorong dalam meningkatnya pendapatan ekonomi keluarga.
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima atas prestasi kerja selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Pendapatan setiap individu diperoleh dari hasil kerja, sehingga tinggi rendahnya pendapatan akan dijadikan seseorang sebagai pedoman kerja (Maulidah & Soejoto, 2017). Pengaplikasian pendapatan juga menjadi faktor pendorong peningkatan ekonomi, hal ini dibuktikan dengan pendapatan yang diperoleh pelaku usaha saat berdagang digunakan untuk menambah modal dan mengembangkan usaha.
Dari paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas pemulihan ekonomi merupakan kegiatan masyarakat yang bertujuan untuk pemulihan kegiatan-kegiatan ekonomi yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Kegiatan yang dipulihkan berupa sumber pendapatan, seperti sebelum adanya pandemi. Pemulihan ini, didukung oleh pemerintah melalui pemberdayaan UMKM, BLT, Usaha Ekonomi
Kelurahan Simpan Pinjam (UEK-SP) dan lain sebagainya (Rahmaddian, 2021). Dana stimulan tersebut, digunakan untuk bantuan usaha agar ekonomi masayarakat dan pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 dapat meningkatkan pendapatan (Auliya & Arif, 2021).
Permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia semakin kompleks dan terus berkembang, hingga sekarang. Kondisi ini, menuntut Kemensos untuk memberikan prioritas terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial (Kemensos, 2021). Hal ini, relevan dengan populasi dan kompleksitas permasalahan sosial yang ada di Indonesia yang cenderung mengalami peningkatan. Berbagai permasalahan sosial tersebut, menuntut pemecahan yang terencana, sistematis dan berkelanjutan. Untuk itu, Kemensos memerlukan dukungan kebijakan dan regualasi yang jelas, Sumber Daya Manusia (SDM), anggaran dan sarana prasarana yang memadai sehingga dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dapat berjalan efektif. Penyaluran BPNT dilakukan secara bertahap sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Non-Tunai, Pasal 11 menjelaskan bahwa mekanisme penyaluran BPNT dilakukan melalui beberapa tahapan berikut: (a) registrasi dan/atau pembukaan rekening; (b) edukasi dan sosialisasi; (c) penyaluran; serta (d) pembelian barang. Berikut dipaparkan tentang mekanisme dan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan program bantuan bagi masyarakat miskin.